Structural Response
22/02/2016
Structural Response
Deflection
Semua struktur akan mengalami defleksi akibat beban dan atau
tegangan yang bekerja.
Defleksi struktur akibat beban mati hanya pada arah vertikal tanpa
defleksi arah lateral.
Defleksi vertikal tersebut dapat berupa lentur pada elemen balok, pelat
dan perpendekan pada elemen kolom dan dinding.
Jika ada beban hidup pada struktur, maka tegangan dan defleksi yang
dihasilkan menjadi bertambah.
Beban horisontal seperti beban angin dan beban gempa akan
mengakibatkan defleksi arah lateral pada struktur.
Defleksi yang berlebihan dapat menyebabkan kerusakan pada
komponen bangunan dan masalah struktural.
Pada struktur bangunan batasan defleksi diberikan oleh beberapa
peraturan bangunan tergantung jenis beban dan elemen struktur.
22/02/2016
22/02/2016
1. Sliding
Sliding disebabkan pengaruh gaya lateral yang tidak cukup kuat ditahan oleh
pondasi. Jika pondasi struktur tidak cukup menahan gaya lateral atau jika interaksi
struktur dan pondasi tidak cukup maka akibat beban struktur secara keseluruhan
akan bergerak/moveble
sebagai satu kesatuan sehingga mengakibatkan
kerusakan parah pada bangunan. Untuk mencegah sliding maka dapat digunakan
pondasi yang cukup lebar dan cukup tebal.
2. Overturning
Overtuning/Guling terjadi juga karena pengaruh gaya lateral, namun dalam
beberapa kasus beban gravitasi dapat mengendalikan kesetimbangan struktur.
Guling adalah kegagalan struktural terjadi pada bangunan tinggi dan ramping
dengan pondasi yang relatif kecil. Dalam kebanyakan kasus sebuah pondasi yang
dirancang dengan baik, besar dan kaku dapat memberikan perlawanan yang
diperlukan untuk menyeimbangkan beban dan menjamin keamanan terhadap
guling.
3. Torsion or Twisting
Seperti pada guling, torsi kemungkinan besar disebabkan oleh gaya-gaya lateral,
seperti angin dan beban gempa, meskipun beban gravitasi dapat menjadi masalah
jika struktur tidak dirancang dengan baik. Gaya kopel lateral yang ada pada dasar
struktur akan mengakibatkan gerakan memutar atau disebut torsi. Kegagalan torsi
secara signifikan lebih pada masalah ketidaksimetrisan struktur di mana pusat
gravitasi tidak berhimpit dengan pusat massa pada struktur. Di wilayah gempa
4 7
distribusi seragam pada elemen struktur ; lantai, dinding, dan kolom sangat sangat
dianjurkan
22/02/2016
22/02/2016
Building Codes
Occupancy Loads
The following table provides a sample of some typical occupancy loads. The code values
also reflect the load duration in unusual occupancy cases.
Use or Occupancy Uniformly Distributed Loads
Live loads
(kg/m2)
400
400
Office Buildings
500
Schools - Classrooms
400
400
600
1250
Manufacturing Light
Manufacturing Heavy
750
1250
Armories
1500
1000
22/02/2016
6 2
22/02/2016
Earthquake Loads
Gaya gempa tidak dapat diperkirakan dan dirancang dengan metode
dinamik dan probabilitas, yang berada diluar dari analisa struktur statis.
Namun struktur bangunan dirancang berdasarkan peraturan dimana
bangunan harus dapat menahan gempa ringan dan sedang tanpa
terjadi kerusakan pada bangunan , atau dapat menahan gempa kuat
tanpa terjadi keruntuhan.
Gravity Load
Lateral
Load
Wind load
Lateral
Load
22/02/2016
Seismic
Erwin Rommel JTS FT-UMM
load
22/02/2016
7 4
22/02/2016
22/02/2016
22/02/2016
10
22/02/2016
22/02/2016
Dimana :
= besar defleksi maksimum yang terjadi (m)
h = ketinggian struktur portal (m)
Batasan drift-index
AISC 2005 ; drift indeks berkisar 0,01 s/d 0,0016
Drift Limitation
Drift, adalah displacemen lateral antar lantai
22/02/2016
14
22/02/2016
22/02/2016
15
........... kinerja batas layan
30 mm
i (0,7 R) .......... kinerja batas ultimit
Drift limitation
0,02 h
H (m)
d (cm)
1.5
2,0
2.5
3,016
22/02/2016
22/02/2016
17
0, 04h
R
0,005 hi
Jika T > 0,7 detik
atau H > 65 feet
0, 03h
R
0,004 hi
22/02/2016
18
22/02/2016
Moment-resisting
Frame system
0,0033h
0,0025h
0,0033h
0,0025h
Building frame
system
0,005h
0,0038h
Bearing wall
system
0,005h
0,004h
22/02/2016
20
10
22/02/2016
Dilatation of Building
22/02/2016
21
DILATASI
Dilatasi adalah sebuah sambungan atau pemisahan pada
bangunan karena sifat struktur yang tidak sama ; kekakuan
struktur, elastisitas bahan, beban-beban yang bekerja, agar
pada saat terjadinya beban (seperti pergeseran tanah atau
gempa bumi) pada bangunan tidak menimbulkan keretakan
atau putusnya sistim struktur bangunan
22/02/2016
22
11
22/02/2016
22/02/2016
23
22/02/2016
24
12
22/02/2016
22/02/2016
25
22/02/2016
26
13
22/02/2016
22/02/2016
27
22/02/2016
28
14
22/02/2016
Dilatasi maksimum
H (m)
d1
(cm)
d2
(cm)
10
20
16
30
12
24
40
16
32
50
20
40
60
24
48
70
28
56
80
32
64
90
36
72
100
40
80
29
d (1maks + 2maks)
d 0,025 h
di+1 = d top
Fi
di
F
dimana :
maks= dtop
h = tinggi bangunan (meter) V
i-1
22/02/2016
d i-1
30
15
22/02/2016
Menurut SNI-1726-2012
Pasal 7.12.3 : Pemisahan Struktur (hal-67)
22/02/2016
31
22/02/2016
32
16
22/02/2016
DISPLACEMENT LATERAL
OF BUILDING
22/02/2016
33
22/02/2016
34
17
22/02/2016
22/02/2016
35
22/02/2016
36
18
22/02/2016
37
19
22/02/2016
EFEK P-DELTA
KOEFISIEN STABILITAS,
Nilai
Maksiimum
22/02/2016
40
20
22/02/2016
22/02/2016
41
22/02/2016
42
21
22/02/2016
22/02/2016
43
22