Anda di halaman 1dari 4

Kerjasama Pemulihan Aset antara Kejaksaan Republik Indonesia

dengan Kejaksaan Republik Rakyat Tiongkok.


Kejaksaan

sebagai

lembaga

penegak

hukum,

secara

universal merupakan lembaga sentral dalam system penegakan


hukum pidana yang mempunyai tugas dan tanggung jawab
untuk

menkoordinir

ataupun

mengendalikan

penyidikan,

melakukan penuntutan dan melaksanakan penetapan/putusan


hakim yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap, serta
mempunyai tanggung jawab dan kewenangan atas seluruh
barang bukti yang disita baik dalam tahap penuntutan untuk
kepentingan pembuktia

perkara, maupun untuk kepentingan

eksekusi. Pada mulanya, sesuai dengan kedudukan, fungsi, tugas


dan tanggung jawab kejaksaan sebagai penuntut umum dan
pengacara Negara, maka pemulihan kerugian yang diderita oleh
korban yang dalam hal ini adalah Negara, akibat perbuatan
pidana/ tindak pidana atau akibat perbuatan melawan hukum,
merupakan

wewenang

Indonesia.1

Wewenang

Dominus
Dominus

Litis
Litis

Kejaksaan
pemulihan

Republik
aset

oleh

kejaksaan selama ini masih dilakukan secara parsial oleh masingmasing satuan kerja kejaksaan, belum terintegrasi dalam satu
system dan belum optimal dilaksanakan, sehingga perlu di
intergrasikan dalam satu sistem yang terpadu
Pemulihan
meliputi

proses

asset

adalah

penelusuran,

serangkaian
pengamanan,

kegiatan

yang

pemeliharaan,

perampasan dan pengembalian aset terkait tindak pidana


(kejahatan/pelanggaran) dan atau aset lainya kepada Negara
yang berhak.2. Dalam hal ini, Jaksa agung Basrief dan Jaksa
Agung

Republik

Rakyat

Tiongkok

Prof.

Caojianing,

telah

menandatangani nota kesepahaman penting dan strategis. Akan


1 Indonesia, Peraturan Jaksa Agung Republik Indonesia, Perja
No: PER-027/A/JA/10/2014,
2 Ibid. hlm 6.

tetapi yang menjadi pokok bahasan dalam pertemuan ini adalah


kesempatan untuk meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia
para jaksa di lingkungan Kejaksaan Agung Republik Indonesia
dengan Kejaksaan Agung Republik Rakyat Tiongkok. 3 Namun
dalam penandatangan MoU ini rupanya terdapat Side Meeting
khusus membahas `kemungkian kerjasa penanganan bersama
hasil tindak korupsi yang dilarikan ke Tiongkok.4 Berdasarkan hal
tersebut dapat diketahui bahwa Indonesia melakukan terobosan
baru terhadap pemulihan aset Negara yang dirugikan akibat
tindak pidana yang dilakukan.

Berdasarkan

hal

tersebut

diketahui bahwa kegiatan pemulihan aset atas permintaan dari


Negara

lain,

baik

secara

formal

dan

informal,

belum

diselenggarakan secara baik oleh kejaksaan, sehingga perlu


dilakukan pembenahan. Salah satunya adalah dibentuknya pusat
pemulihan

aset

sebagai

satuan

kerja

Kejaksaan

yang

bertanggung jawab memastikan terlaksanaya pemulihan aset


terpadu secara efektif, efisien, transparan dan akuntabel.5 Pada
pokoknya, pusat pemilihan aset sebagai Centre of Integrated
Asset Recovery System yang emempunyai tugas pokok dan
fungsi di bidang pemulihan aset dengan kemampuan follow the
asset, merupakan coordinator satuan kerja kejaksaan yang
terkait dengan pemulihan aset, serta memiliki kewenangan/
kemampuan untuk berhubungan langsung dengan berbagai
kementrian/lembaga,

institusi

dan

jaringan/

agensi

formal

maupun informal, didalam dan dilar negeri.6


Dalam melaksanakan tugas sebagai Center of Integrated
asset Recovery System, pusat pemulihan aset harus melakukan
penghimpuinan dan pengolaan data base dengan andal, aman,
3 http://hukum.kompasiana.com/2014/10/01/kejaksaan-agung-ridan-rrt-kerja-sama-pemulihan-aset-682515.html, yang diakses
pada tanggal 6 mei 2015.
4 Ibid.
5 Peraturan Jaksa Agung, Op.Cit.
6 Ibid.

dapat

beroperasi

sebagaimana

mestinya,

serta

terkoneksi

dengan seluruh satuan kerja kejaksaan dan kementrian/ lembaga


yang terkait dengan kegiatan pemulihan aset seperti kementrian
keuangan, kementrian Badan Usaha Milik
PPATK

sesuai

Recovery

dengan

Secured

kebutuhanya,

Data

System.

Negara, BPN dan

dalam

bentuk

Pelaksanaan

pemulihan aset terkait tindak pidana juga harus

Asset

kegiatam

berdasarkan

asas7 :
1. Efektif :pemulihan aset harus berhasil dilaksanakan, tepat
sasaran, dan sesuai kebutuhan/ yang diinginkan.
2. Efisien: kegiatan pemulihan aset harus dilakukan secara
cepat, tidak berlarut larut, dengan biaya sekecil mungkin,
dan hasil maksimal.
3. Transparan ; data aset barang rampasan Negara harus bisa
dimoniotr oleh pihak terkait dan masyarakat kebutuhanya.
4. Akuntabel : dapat dipertanggung jawabkan sesuai
peraturan perundang- undangan yang berlaku.
5. Terpadu : kegiatan pemulihan aset merupakan

satu

kesatuan yang saling terkait satu sama lain dalam satu


system, tidak terpisahkan secara parsial.
Berdasarkan

hal

tersebut

peran

Kejaksaan

Repubulik

Indonesia diketahui berperan cukup penting dalam hal pemulihan


aset Negara akibat banyaknya tindak pidana korupsi yang
dilakukan lalu hasil dari tindak pidana korupsi tersebut dilarikan
ke Negara lain dalam hal untuk diamankanya harta hasil tindak
pidana korupsi tersebut. Keberadaan Pusat Pemulihan Aset
diharapkan dapat menambah efektivitas kegiatan pemulihan
aset,

serta

kordinasi

dengan

jaringan

kerjasama

nasional

maupun internasional dalam konteks penelusuran aset hasil


kejahatan.8 Dengan kata lain itulah peran Kejaksaan Republik
7 Ibid.
8 Amanat Jaksa Agung Republik Indonesia pada Upacara
Peringatan Hari Bhakti Adhyaksa ke 54 22 Juli 2014, hlm 6.

Indonesia dalam hal diupayakanya serta direalisasikan kerjasama


Internasional dalam hal dilakukanya pemulihan aset dengan
Kejaksaan Republik Rakyat Tiongkok.

Anda mungkin juga menyukai