Reorder Point
Reorder Point
TESIS
Untuk memenuhi persyaratan
Mencapai derajat Sarjana S2
Program Studi
Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat
Konsentrasi
Administrasi Rumah Sakit
Oleh :
Ali Maimun
NIM : E4A006002
Pengesahan Tesis
Yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bahwa tesis yang
berjudul :
PERENCANAAN OBAT ANTIBIOTIK BERDASARKAN KOMBINASI
METODE KONSUMSI DENGAN ANALISIS ABC DAN REORDER
POINT TERHADAP NILAI PERSEDIAAN DAN TURN OVER RATIO DI
INSTALASI FARMASI RS DARUL ISTIQOMAH KALIWUNGU
KENDAL
Dipersiapkan dan disusun oleh :
Nama : Ali Maimun
NIM : E4A006002
Telah dipertahankan di depan dewan penguji pada tanggal 14 Agustus
2008
Dan dinyatakan telah memenuhi syarat untuk diterima
Pembimbing Utama
Pendamping
Penguji
Pembimbing
Penguji
Semarang,
Agustus 2008
Ali Maimun
NIM : E4A006002
Riwayat Hidup
Nama
: Ali Maimun
Alamat rumah
: Berahan Wetan Rt 04 Rw 04
Kecamatan Wedung
Kabupaten Demak, kode pos 59554
Riwayat Sekolah :
Riwayat Pekerjaan :
Kata Pengantar
Puji syukur Alhamdulillah saya panjatkan kepada Alloh SWT yang
telah memberikan hidayah dan taufiqNya, sehingga penyusunan tesis
dengan judul: Perencanaan Obat Antibiotik Berdasarkan Kombinasi
Metode Konsumsi dengan Analisis ABC dan Reorder Point Terhadap
Nilai Persediaan dan Turn Over Ratio di Instalasi Farmasi RS Darul
Istiqomah Kaliwungu Kendal dapat selesai.
Tesis ini disusun dalam rangka memenuhi persyaratan mencapai
derajat S2 Program Studi Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat
konsentrasi
Administrasi
Rumah
Sakit
Program
Pascasarjana
Universitas Diponegoro.
Penyusunan tesis ini terselesaikan berkat bantuan dan dorongan
dari berbagai pihak. Untuk itu dalam kesempatan ini tidak lupa saya
ucapkan terimakasih kepada :
- Istri dan anak-anak saya yang telah memberikan dorongan
semangat untuk terus menuntut ilmu dan menyelesaikan studi di
MIKM Undip.
- Kedua orang tua saya yang telah memberi restu dan terus
mendoakan untuk kesuksesan anaknya.
- dr. H. Budi Suprijatno, Kepala Dinas Ksehatan Kabupaten Demak
yang telah memberikan ijin untuk melanjutkan studi di MIKM Undip
- dr. Sudiro, MPH., Dr. PH yang telah memberikan pencerahan
yang sangat berarti dan memacu semangat untuk menemukan
gejala dan masalah penelitian dalam tesis ini
- Dra. Atik Mawarni, M.Kes dan Septo Pawelas Arso, SKM, MARS
yang telah memberikan bimbingan dengan sabar dan teliti sampai
penyusunan tesis selesai.
- dr. Maman Hermawan, direktur RS Darul Istiqomah Kaliwungu
Kendal yang telah memberikan ijin sebagai tempat penelitian
- Semua dosen MIKM Undip yang telah memberikan ilmu dan
pengalamannya yang sangat berharga
- Teman-teman kuliah MIKM Undip angkatan 2006 yang telah
memberi semangat dan membantu dalam penyusunan tesis ini
- Semua staf MIKM Undip yang telah membantu administrasi dan
lain-lainya dalam penyelesaian tahap demi tahap penyusunan
tesis ini
- Kakak saya, Drs. Muslikin M. Hum dan adik-adik saya Abdul Rouf
S. Ag, M.Hum, Kamilur Rosyad S.Pet dan dr. Nur Faizah yang
telah mendorong dan memberi semangat untuk melanjutkan studi
dan menyelesaikan penyusunan tesis ini
- Semua pihak yang tidak dapat saya sebut satu persatu yang telah
memberikan bantuan dan dorongan untuk menyelesaikan studi
dan penyusunan tesis ini
Kiranya tidak ada sesuatu yang sempurna di dunia ini, demikian
juga dengan tesis ini tentunya masih banyak kekurangan di sana-sini,
untuk itu saya dengan senang hati membuka diri atas saran, kritik dan
masukan demi kesempurnaan.
Ali Maimun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
..v
DAFTAR ISI
vi
DAFTAR TABEL
viii
DAFTAR GAMBAR
x
DAFTAR LAMPIRAN
xi
ABSTRAK
..xii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
...1
B. Perumusan Masalah
.8
C. Pertanyaan Penelitian
...8
D. Tujuan Penelitian
...9
E. Manfaat Penelitian
..10
F. Keaslian Penelitian
..11
G. Ruang Lingkup Penelitian
..13
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Rumah Sakit : Sistem Yang Komplek
..15
B. Pelayanan Farmasi Rumah Sakit
.16
C. Manajemen Logistik
20
D. Obat Antibiotik
..30
E. Analisis ABC
.31
F. Manajemen Persediaan Obat
34
G. Efisiensi Persediaan Obat
..42
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Variabel Penelitian
..44
B. Hipotesis Penelitian
44
C. Kerangka Konsep Penelitian
.45
D. Rancangan Penelitian
46
BAB IV
10
(FGD)
112
BAB V
DAFTAR PUSTAKA
...116
LAMPIRAN
11
DAFTAR TABEL
Nomor tabel
1.1
1.2
1.3
2.1
4.1
4.2
4.3
4.4
4.5
4.6
4.7
4.8
4.9
4.10
4.11
4.12
4.13
4.14
4.15
4.16
4.17
4.18
4.19
4.20
judul tabel
halaman
Perbandingan Nilai Persediaan Antibiotik (NPA)Terhadap
Nilai Belanja Antibiotik (NBA) tahun 2005 dan 2006 .........
Perbandingan Nilai Belanja Antibiotik (NBA) Terhadap
Nilai Belanja Farmasi (NBF) tahun 2005 dan 2006
Gambaran BOR dan Jumlah Pasien Rawat Jalan tahun
2005 dan 2006
Pengendalian Barang Berdasar Analisis ABC
Jumlah Tenaga RS Darul Istiqomah Kendal tahun 2007..
58
Jumlah Pasien Rawat Jalan dan BOR RS Darul
Istiqomah Bulan April s.d. Juni 2007 dan 2008..
Pola Penyakit Rawat Jalan Bulan April s.d. Juni tahun
2007 dan 2008
Pola Penyakit Rawat Inap Bulan April s.d. Juni tahun 2007
dan 2008
Karakteristik Responden Penelitian..
Standar Pelayanan Administrasi dan Pengelolaan IFRS
Darul Istiqomah
Standar Pelayanan Staf dan Pimpinan IFRS Darul
Istiqomah..
Data Analisis ABC Antibiotik yang Digunakan di IFRS..
Pengelompokan Antibiotik dengan Analisis ABC
Berdasarkan Jumlah Item Obat dan Besarnya Biaya
76
Data Antibiotik Fast Moving...
77
Data Antibiotik Fast Moving yang Menjadi Fokus
Penelitian.
78
Data Pemakaian Antibiotik Fast Moving tahun 2007.
79
Perhitungan Kebutuhan Antibiotik Fast Moving Selama
Lead Time
80
Perhitungan Safety Stock Antibiotik Fast Moving..
80
Sisa Stok Antibiotik Fast Moving Maret 2008.
82
Rencana Kebutuhan Antibiotik Fast Moving April s.d. Juni
2008
Rencana Pengadaan Antibiotik Fast Moving April s.d.
Juni 2008
ROP Antibiotik Fast Moving
Hasil Penelitian Cefotaxim Inj April s.d. Juni 2008..
Hasil Penelitian Farmoxyl 500 mg April s.d. Juni 2008
4
5
6
33
59
60
60
61
64
65
74
83
84
86
87
89
12
4.21
4.22
4.23
4.24
4.25
4.26
4.27
4.28
4.29
4.30
4.31
4.32
92
94
96
98
100
102
13
DAFTAR GAMBAR
Nomor Gambar
Halaman
2.1
15
2.2
22
2.3
23
2.4
33
2.5
37
2.6
41
Judul Gambar
14
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor lampiran
1a
1b
1c
1d
1e
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
15
16
ABSTRACT
Ali Maimun
PLANNING A MEDICINE ANTIBIOTIC BASED ON THE
COMBINATION CONSUMPTION METHOD WITH ABC ANALYSIS
AND REORDER POINT TO VALUE OF SUPPLY AND TURN OVER
RATIO AT PHARMACY INSTALLATION OF DARUL ISTIQOMAH
HOSPITAL AT KALIWUNGU KENDAL
The planning of medicine at IFRS Darul Istiqomah hospital at
Kaliwungu Kendal done by the head of IFRS using consumption
method with increasing about 10% from using previously. By only using
consumption method can not known the medicine any kind of which
must given high priority in the plan, also can not known when the
moment to order suitable medicine. So that by planning of medicine
such already running this time that the excess stocks are possibly
happen. This matter shown with the existence of value of antibiotic
supply which increasing from in the year 2005 equal to 26,77%
(Rp.44.193.750) becoming 34,30% (Rp.80.835.000) in the year 2006.
This situation shows the existence of less efficient fund usage. Object of
this research to know the different of supply value and Turn Over Ratio
(TOR) antibiotic after the implementation of planning an antibiotic based
on the combination consumption methods with ABC analysis and
Reorder Point (ROP) compared with the planning such already running
this time.
Research design is pre-experimental by using analytic descriptive
by cross sectional approach. Also done by an in-depth interview and
focus group discussion to know the process of medicine management
which during this time done. Experiment was done to the 7 antibiotics,
they are 2 antibiotics of A group , 2 antibiotics of B group and 3
antibiotics of C group on the ABC analysis. The experiment was done
during 3 months April to Juni 2008.
Result of this research shows that the implementation of model
can to go down supply value of antibiotic from Rp. 13.086.675 become
Rp.9.142.800, increase TOR antibiotic from 2,11 become 3,58 and get
efficiency Rp.3.943.875.
The conclusion of this research that planning an antibiotic based on
the combination consumption method with ABC analysis and ROP can
to go down the value of supply and increase TOR and get efficiency
30,14%. Suggested research that can do implementation of this model
to observe during 1 year.
Key word : Planning of medicine, Consumption method, Reorder Point
Refference : 48 items ( 1997 to 2007 )
17
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pelayanan farmasi Rumah Sakit (RS)
yang
18
Metode ini
item sekitar 20% tapi mempunyai nilai investasi sekitar 80% dari nilai
investasi total, kelompok B merupakan barang dengan jumlah item
sekitar 30% tapi mempunyai nilai investasi sekitar 15%
dari nilai
19
pengelolaan
perencanaan,
masing-masing
pengendalian
akan
fisik,
lebih
mudah,
keandalan
sehingga
pemasok
dan
meminimalkan
nilai
persediaan
dengan
tetap
20
persediaan
obat.
Semakin
tinggi
nilai
TOR,
semakin
efisien
pengelolaan persediaan.11
RS Darul Istiqomah kaliwungu Kendal pada awalnya merupakan
sebuah rumah bersalin dan balai pengobatan, yang secara resmi
berdiri pada 30 Mei 1995 . Dalam perjalanannya, pada februari 2005
berkembang menjadi sebuah Rumah Sakit.
Berdasarkan penelitian pendahuluan pada 10 juli 2007 terhadap
evaluasi anggaran RS Darul Istiqomah tahun 2005 dan 2006 pada
IFRS, didapatkan adanya nilai persediaan antibiotik yang meningkat
sebagaimana terlihat pada tabel berikut ini :
Tabel 1.1 : Perbandingan Nilai Persediaan Antibiotik (NPA) terhadap Nilai
Belanja Antibiotik (NBA) tahun 2005 dan 2006
No
Bln
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
Jan
Feb
Mar
April
Mei
Juni
Juli
Agus
Sept
Okto
Nov
Des
Total
2006
21500450
13450550
18450350
15345941
25945693
24783249
20510660
16970989
23964909
19060062
17478784
18206868
235668505
Nilai Persediaan
Antibiotik
(Rp)
2005
2006
3200000
5100000
2850000
3400000
3250000
3450000
2352500
5400000
4111250
5950000
6150000
6000000
4125000
7555000
5435000
10755000
4200000
5975000
3140000
8750000
3125000
9500000
2255000
9000000
44193750
80835000
Ratio NPA/NBA
(%)
2005
22,42
33,93
25,99
27,98
24,12
31,53
34,85
32,34
32,72
22,16
23,86
13,91
26,77
2006
23,72
25,28
18,69
35,19
22,93
24,21
36,83
63,37
24,93
45,91
54,35
49,43
34,30
21
Bln
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
Jan
Feb
Mar
April
Mei
Juni
Juli
Agus
Sept
Okto
Nov
Des
Total
2006
21500450
13450550
18450350
15345941
25945693
24783249
20510660
16970989
23964909
19060062
17478784
18206868
235668505
Ratio NBA/NBF
(%)
2006
64000450
33951000
55200850
54512497
77726788
73078351
59776960
60769636
74500242
68237651
65969968
67146484
754870877
2005
35,92
38,36
36,11
38,35
30,21
33,99
22,53
35,78
33,40
36,28
51,12
33,10
33,30
2006
33,59
39,62
33,42
28,15
33,38
33,91
34,31
27,92
32,16
27,93
26,49
27,11
31,22
sepertiga
dari
nilai
belanja
instalasi
farmasi
secara
keseluruhan.
Dari
data
yang
ada,
RS
Darul
Istiqomah
menunjukkan
22
pasien pada tahun 2005 menjadi 8637 pasien pada tahun 2006.
sebagaimana dapat dilihat dalam tabel berikut:
Tabel 1.3 : Gambaran BOR dan jumlah pasien rawat jalan tahun 2005
dan 2006
No
Data
2005
2006
1
BOR
47,32%
58,53%
8640
8637
23
ikut, dan tender tertutup yaitu hanya pemasok yang dipilih yang boleh
ikut.
Penyimpanan obat dilakukan dengan cara First In First Out (FIFO)
yaitu obat yang diterima paling awal, dikeluarkan atau dipakai lebih
dulu. Dan cara First Expired First Out (FEFO) yaitu obat yang
mempunyai tanggal kedaluwarsa lebih cepat akan dikeluarkan atau
dipakai lebih dulu. Sedangkan distribusi obat
dengan sistem
perencanaan
obat antibiotik
dipenuhi
24
yaitu permintaan
konstan, harga
B. Perumusan Masalah
Perencanaan kebutuhan obat di IFRS darul Istiqomah dilakukan
setiap bulan sekali oleh Kepala Instalasi Farmasi RS dengan
menggunakan
obat
dalam
C. Pertanyaan Penelitian
Berdasarkan
pokok
permasalahan
tersebut,
maka
dalam
25
D. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui perbedaan nilai persediaan dan Turn Over
Ratio (TOR) obat antibiotik fast moving setelah uji coba
penerapan model perencanaan obat antibiotik berdasarkan
kombinasi metode konsumsi dengan analisis ABC dan reorder
point dibandingkan dengan perencanaan yang selama ini
dilakukan di IFRS Darul Istiqomah Kaliwungu Kendal.
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui
sistem
pengelolaan
obat
antibiotik yang
kombinasi metode
26
f.
j.
Menyusun rekomendasi
berdasarkan
hasil
penelitian
melalui
Focus
Group
discussion (FGD).
E. Manfaat Penelitian
1.
Untuk Keilmuan
Mengembangkan
model
perencanaan
obat
antibiotik
b.
diperoleh,
apabila
perencanaan
antibiotik
27
3.
Untuk peneliti
Merupakan kesempatan bagi peneliti untuk menerapkan ilmu
yang diperoleh selama mengikuti pendidikan di MIKM Undip,
khususnya ilmu manajemen logistik RS.
F. Keaslian Penelitian
Penelitian tentang perencanaan obat antibiotik berdasarkan
kombinasi metode konsumsi dengan analisis ABC dan reorder point
terhadap nilai persediaan dan TOR, sejauh ini belum pernah dilakukan
orang lain. Beberapa penelitian serupa yang pernah dilakukan adalah :
1.
28
analisis
ABC
yaitu
mengetahui
pengelompokan
obat
wawancara
mendalam
dan
Foccus
Group
29
penelitian
adalah
quasi
eksperimental
dengan
terhadap
efisiensi
modal
kerja,
sedangkan
G. Ruang Lingkup
1.
2.
30
3.
yang
dilakukan
pendekatan
ilmu
terhadap
tentang
hasil
penelitian
Organisasi
dan
31
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Lingkungan
RS sebagai organisasi
Lingkungan
Subsistem psikososial
Berupa berbagai
pelayanan
kesehatan
Subsistem struktural
rumah sakit
PROSES
feedback
Gambar 2.1: Diagram sistem Rumah Sakit dan lingkungannya
OUTPUT
32
pendekatan
sistem
dalam
manajemen
adalah
untuk
33
mencegah
dan
menyelesaikan
masalah
yang
nafas,
obat
yang
mempengaruhi
sistem
34
pengelolaan
obat
meliputi
kemampuan
adalah
dengan
melakukan
seleksi,
35
No
1197/Menkes/SK/X/2004
tentang
standar
koordinasi
di
dalam
maupun
di
luar
Instalasi
Farmasi
harus
terlibat
dalam
Farmasi
pertemuan
untuk
harus
menyelenggarakan
membicarakan
rapat
masalah-masalah
36
segala
keputusan
yang
berhubungan
C. Manajemen Logistik
1. Definisi manajemen Logistik
Menurut Donald J. Bowersox, manajemen logistik adalah
unik karena ia merupakan salah satu aktivitas perusahaan yang
tertua tetapi juga termuda. Aktivitas logistik yang terdiri 5
komponen : struktur lokasi fasilitas, transportasi, persediaan
(inventory), komunikasi, dan pengurusan & penyimpanan telah
dilaksanakan orang semenjak awal spesialisasi komersil. Sulit
untuk membayangkan sesuatu pemasaran atau manufakturing
yang tidak membutuhkan sokongan logistik.21
Manajemen logistik modern didefinisikan sebagai proses
pengelolaan
yang
strategis
terhadap
pemindahan
dan
37
berbagai pihak
bahan
baku
(pemasok)
mensuplai
kebutuhan
38
Chain.
Sedangkan
perubahan
lingkungan
bisnis
telekumunikasi,
informasi,
transportasi
dan
Supplier
Hilir/downstream
Manufaktur
Wholesaler
Distribution
Retailer
center
End
Customer
obat
di
RS
merupakan
satu
aspek
39
pengelolaan
obat
sebaiknya
pengendalian
dana.
pengadaan
Pengendalian
juga
yaitu
pemilihan
dalam
diperlukan
pada
metode
bagian
pengadaan,
Penggunaan/
Distribusi
Pengendalian/
koordinasi
Pengadaan
Penyimpanan
Gambar 2.3 : Siklus pengelolaan obat di RS
kedudukan
sangat
strategis
dalam
upaya
40
dipertanggungjawabkan
perencanaan
yang
telah
dan
ditentukan
dasar-dasar
antara
lain
obat menurut pola konsumsi mempunyai langkahlangkah sebagai berikut : pengumpulan dan pengolahan
data,
perhitungan
perkiraan
kebutuhan
obat
dan
41
akurat,
memerlukan
metode
data
paling
penyakit
mudah,
maupun
tidak
standar
epidemiologi
didasarkan
pada
jumlah
42
VEN
mengelompokkan
adalah
obat
suatu
yang
cara
berdasarkan
untuk
kepada
kenyamanan
atau
untuk
mengatasi
keluhan ringan.7,14
b. Pengadaan Obat
Merupakan
kegiatan
untuk
merealisasikan
43
pengadaan
obat
dengan
pembelian
pengadaan
yang
efektif
harus
dapat
44
pengadaan
dan
efisien
dalam
proses
pengadaan.7
Frekuensi pengadaan bervariasi untuk tiap level
pelayanan kesehatan. Pada pusat pelayanan kesehatan
atau RS mungkin kebanyakan item obat dipesan
perbulan dan untuk mengatasi kekurangan yang terjadi
ditambah dengan pesanan mingguan dan seterusnya.25
Obat yang mahal atau sering dipakai pembelian
dilakukan sekali sebulan, untuk obat yang murah dan
jarang digunakan dibeli sekali setahun atau setengah
tahun.11
Menurut
WHO,
ada
empat
strategi
dalam
45
c. Penyimpanan Obat
Merupakan
kegiatan
pengaturan
perbekalan
ditempatkan
di
depan
obat
yang
46
D. Obat Antibiotik
Obat antibiotik adalah segolongan senyawa, baik alami maupun
sintetik, yang mempunyai efek menekan atau menghentikan suatu
proses biokimia di dalam organisme, khususnya dalam proses infeksi
oleh bakteri. Jenis obat antibiotik menurut pemakaiannya adalah
antibiotik oral (yang dimakan) mudah digunakan dan efektif, antibiotik
intravena (melalui infus) digunakan untuk kasus yang serius. Antibiotik
kadangkala dapat digunakan setempat seperti tetes mata dan salep.29
Obat antibiotik merupakan obat yang banyak digunakan di RS.
Penelitian Riswaka Sudjaswadi30 menunjukkan bahwa peresepan
antibiotik untuk pasien rawat inap di RS swasta selangor Malaysia
sebesar 22,38%. Sedangkan menurut penghitungan peneliti
di RS
47
penting
bagi
RS,
baik
ketersediaannya
maupun
nilai
ekonomisnya.
E. Analisis ABC
Analisis ABC juga dikenal dengan nama analisis Pareto, dari
nama ekonom Itali Vilfredo Pareto. Hukum pareto menyatakan bahwa
sebuah grup selalu memiliki persentase terkecil (20%) yang bernilai
atau memiliki dampak terbesar (80%), karena itu disebut juga 80/20
rule.31,32
Analisis
ABC
Merupakan
metode
pembuatan
grup
atau
48
shingga
tidak
ada
dalam
penyimpanan.
Sedangkan
49
Kelompok B
Kelompok C
Pengendalian
Ketat
Moderat
Longgar
Laporan
Biasa
Penyimpanan
Rapat
Baik
Biasa
Monitoring
Terus menerus
Persediaan
Kekurangan
persediaan
Moderat (2-3
bulan)
Dasar pada
perubahan
kebutuhan
Sedikit
dilakukan
2-6 bulan
Pengecekan
N
I
L
80%
15%
20
30
C
5%
50
JUMLAH BARANG
Gambar 2.4 : diagram analisis ABC
50
memberikan
revenue
terbesar
bagi
perusahaan.
Pihak
tidak
tergantung
pada
permintaan
untuk
oven
51
52
adalah
kemampuannya
menentukan
secara
tepat
kemudian
menentukan
kuantitas
pesanan
yang
53
Pesanan diterima
Titik pemesanan
Kembali
Tingkat pemesanan kembali
Persediaan pengaman
stok
Waktu
Pesan normal
Datang
terlambat
waktu
54
b. Metode statistika.
Untuk menentukan besarnya safety stock dengan metode ini,
maka dapat digunakan program komputer kuadrat terkecil
(least square).
5. Konsep Persediaan Minimum-Maksimum (Min-Maks)7,39
Konsep Min-Maks ini dikembangkan berdasarkan suatu
pemikiran sederhana bahwa untuk menjaga kelangsungan
beroperasinya suatu pabrik atau fasilitas lain, beberapa jenis
barang tertentu dalam jumlah minimum sebaiknya tersedia di
persediaan, supaya sewaktu-waktu ada yang rusak, dapat
langsung
diganti.
Tetapi
barang
yang
disimpan
dalam
55
dapat
dijamin
bahwa
perencanaan
dapat
secara
yaitu
56
57
ROP
stock
LT
Drugs
Receive
time
Gambar 2.6 : Reorder Point dan Lead Time tanpa safety stock
Faktor-faktor yang mempengaruhi ROP adalah : Lead
Time, Pemakaian rata-rata dan persediaan pengaman. Dapat
dihitung dengan rumus :12
Reorder Point = (LT x AU) + SS
.......................Rumus 5
LT = Lead Time
AU = Average Usage = Pemakaian rata-rata
SS = Safety Stock
Kadangkala tingkat pemesanan kembali lebih besar
daripada persediaan maksimum, hal ini disebabkan karena
lead time yang terlalu lama atau tidak diketahuinya dengan
pasti tingkat permintaan dan lead time.37
58
perputaran
persediaan
menunjukkan
berapa
kali
59
Kerangka Teori
Kebutuhan obat
antibiotik
-Pemakaian periode
sebelumnya
-Jumlah kunjungan
-Pola penyakit
-Formularium RS
-Sisa persediaan
antibiotik
INPUT
Sumber Daya Manusia
-Panitia Farmasi dan Terapi (PFT)
-Ka instalasi farmasi
-Ka Sie pelayanan
-Ka Sub Bag keuangan
-Pelaksana gudang farmasi
Anggaran/Dana
Administrasi
Sistem informasi
PROSES
-Perencanaan
-Pengadaan
-Penyimpanan
-Pendistribusian
-Analisis ABC
-Analisis VEN
-Metode Konsumsi
-Metode Epidemiologi
-Metode EOQ
-Metode POQ
-Quantity Discount
-MRP
-Just In Time
-Reorder Point
-Safety Stock
OUT PUT
-Nilai persediaan antibiotik yang tidak
tinggi
-Efisiensi antibiotik : TOR yang lebih
besar
OUT COME
Efisiensi biaya
60
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Variabel Penelitian
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah : perencanaan obat
antibiotik berdasarkan kombinasi metode konsumsi dengan analisis
ABC dan Reorder Point. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah
nilai persediaan dan Turn over ratio obat antibiotik .
B. Hipotesis Penelitian
1.
2. Ada perbedaan nilai Turn Over Ratio obat antibiotik fast moving
sebelum uji coba penerapkan model perencanaan obat antibiotik
berdasarkan kombinasi metode konsumsi dengan analisis ABC
dan Reorder Point dengan setelah uji coba.
61
Perencanaan antibiotik
yang saat ini dilakukan
(hanya metode konsumsi
dengan penambahan
sekitar 10%)
Perencanaan antibiotik
metode konsumsi dengan
rumus + analisis ABC
Pengadaan dilakukan
tanpa memperhatikan
ROP
Pengadaan dilakukan
sesuai perencanaan
dengan memperhatikan
ROP
Menghitung nilai
persediaan dan TOR
antibiotik sebelum
intervensi
Membandingkan nilai
persediaan dan TOR
antibiotik sebelum dan
sesudah intervensi
Menghitung nilai
persediaan dan TOR
antibiotik setelah
intervensi
62
D. Rancangan Penelitian
1. Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian pre-eksperimental. Pada
desain ini peneliti melakukan pengukuran awal pada obyek
yang diteliti, kemudian peneliti memberikan perlakuan tertentu.
maka desainnya adalah sebagai berikut : 41
O1 X O2
O1 adalah penghitungan nilai persediaan dan TOR antibiotik
sebelum uji coba. X adalah model perencanaan antibiotik
berdasarkan kombinasi metode konsumsi dengan analisis ABC
dan ROP. O2 adalah penghitungan nilai persediaan dan TOR
antibiotik sesudah uji coba. Sedangkan metode analisis yang
digunakan adalah metode deskriptif analitik.
2. Pendekatan Waktu Pengumpulan Data
Pendekatan yang digunakan adalah cross sectional
3. Metode Pengumpulan Data
Data yang diperlukan ada dua sumber, yaitu :
a. Data Primer dan sumber data
Yaitu berupa data yang diperoleh dari sumbernya
melalui wawancara mendalam terhadap pelaku yang
terkait dengan perencanaan obat antibiotik di IFRS
Darul Istiqomah. Pengumpulan data melalui wawancara
mendalam, yaitu proses memperoleh keterangan untuk
tujuan penelitian dengan cara tanya jawab, sambil
bertatap muka antara pewawancara dengan responden
dengan menggunakan alat yang dinamakan interview
guide (pedoman wawancara).42 Pengumpulan data
63
untuk
mengetahui
sikap,
pendapat,
Bagian
mengenai
Pelayanan,
peranannya
diperoleh
dalam
data
melakukan
Bagian
peranannya
anggaran
Keuangan,
dalam
untuk
mengenai
menentukan
pengadaan
besarnya
antibiotik
dan
pimpinan
dalam
melaksanakan
64
kedaluwarsa,
dan
peranannya
dalam
mengenai
jenis
antibiotik
yang
digunakan di IFRS
3) Laporan jumlah pemakaian obat antibiotik
4) Laporan mengenai lead time obat antibiotik
5) Laporan mengenai harga obat antibiotik
4. Subyek dan Obyek Penelitian
a. Obyek penelitiannya adalah sistem perencanaan obat
antibiotik fast moving dalam analisis ABC di instalasi
farmasi RS Darul istiqomah
b. Sedangkan subyek penelitian adalah : Pelaku yang
terkait dalam perencanaan obat antibiotik, yaitu :
1) Kepala Bagian Pelayanan
2) Kepala Bagian Keuangan
65
3) Kepala IFRS
4) Koordinator Perawat
5) Staf IFRS
5. Definisi Operasional Variabel Penelitian
Definisi operasional variable yang diukur :
a. Perencanaan Obat
Antibiotik
yaitu perencanaan
66
mengelompokkan
obat
antibiotik
kembali memesan
kekurangan persediaan.
2) Cara menghitung sesuai rumus 3 :
Reorder Point = (LT x AU) + SS
Keterangan :
LT = Lead Time
67
fast
moving
yang
ada
dalam
tiap
obat
antibiotik
fast
moving
68
dan
j.
69
empat langkah :
1) Langkah I, sebelum intervensi : pengamatan dan
pengumpulan data, meliputi :
a) Mencatat semua jenis obat antibiotik yang ada
di IFRS Darul Istiqomah di lembar kerja
b) Melakukan analisis ABC terhadap semua jenis
obat antibiotik dengan program excel
c) Obat antibiotik kelompok A, B
dan C
fast
70
f)
moving
bulan
April
s.d
Juni
2008
persediaan
obat
total
nilai
2) Langkah
II,
intervensi
penerapan
model
III,
sesudah
intervenesi:
analisis
fast moving
manajemen
Discussion.
RS
melalui
Focus
Group
71
pendekatan
pendekatan
secara
mendalam
terhadap
kuantitatif,
kualitatif
para
yaitu
pelaku
juga
melalui
yang
dilakukan
wawancara
terkait
dengan
hasil
yaitu
lebih
ditekankan
pada
bagaimana
72
dilanjutkan dengan
73
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
barang
yang
dipesan
sesuai
perhitungan
dan
Sakit
74
75
1
2
3
April
Mei
Juni
Jumlah Rata-rata
2007
2008
2007
2008
747
790
706
764
846
778
59.25
72.21
74.30
70.34
74.54
72.25
748
796
68.6
72.4
76
Tabel 4.3. Pola Penyakit Rawat Jalan bulan April s.d Juni tahun 2007 dan
2008
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
2007
2008
ISPA
Diare
Rhematoid arthritis
Gastritis
Hipertensi
NIDDM
Dermatitis
Conjungtivivtis
Asma bronchiale
ISK
ISPA
Rhematoid arthriris
Diare
Asma bronchiale
Dermatitis
Hipertensi
NIDDM
Kecelakaan
Chepalgia
Decomp cordis
Jumlah
Persentase
(%)
Jumlah
Pasien Apr
s.d Jun
2007
2008
2007
2008
208
185
160
146
140
114
92
78
75
55
259
215
175
164
148
130
99
86
65
60
16.6
14.7
12.7
11.6
11.2
9.1
7.3
6.2
5.9
4.4
18.5
15.3
12.5
11.7
10.6
9.3
7.1
6.1
4.6
4.2
1253
1401
100
100
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
2008
Febris typhoid
Diare
Diare
Febris typhoid
Hipertensi
ISPA
NIDDM
Dyspepsia
Dyspepesia
Kecelakaan
Asma bronchiale
Hipertensi
Kecelakaan
NIDDM
ISPA
Asma Bronchiale
Kolik abdomen
Hepatitis
TB Paru
TB Paru
Jumlah
Jumlah
Pasien Apr s.d
Jun
2007
2008
104
98
94
55
49
46
40
32
30
28
576
120
107
100
95
88
75
55
45
30
23
738
Persentase
(%)
2007
2008
18.1
17.1
16.3
9.5
8.5
7.9
6.9
5.6
5.2
4.9
100
16.3
14.5
13.6
12.8
11.8
10.2
7.5
6.1
4.1
3.1
100
77
Dari tabel di atas terlihat bahwa pola penyakit pasien rawat inap
bulan April s.d Juni tahun 2007 dan 2008 yang hampir sama
terutama jenis penyakit yang membutuhkan antibiotik yaitu Diare,
Febris Typhoid, ISPA, Asma Bronchiale dan TB Paru. Adanya
kesamaan pola penyakit ini menunjukkan pemakaian antibiotik yang
hampir sama juga.
C. Karakteristik Responden
Selain dilakukan observasi, dalam penelitian ini juga dilakukan
wawancara mendalam dengan melibatkan orangorang yang terkait
dalam pengelolaan obat antibiotik di RS Darul Istiqomah. Karakteristik
responden sebagaimana tabel berikut :
No
1
2
3
4
5
Kode
Responden
R1
R2
R3
R4
R5
3 th
10 th
4 bln
12 th
6 bln
28 th
45 th
27 th
35 th
20 th
Perempuan
Perempuan
Laki-laki
Laki-laki
Perempuan
Pendidikan
Dr Umum
Sarjana S1
Apoteker
Akademi D3
SMF
78
2. Ka Bag Keuangan
Peranannya
dalam
menentukan
besarnya
anggaran
untuk
79
kegiatan
pelayanan
farmasi
profesional
80
Darul
81
pendidikan
penggunaan
obat
secara
rasional
dan
melakukan
dengan
sendirinya
PFT
belum
terbentuk,
maka
82
uraian tugas serta tidak adanya apoteker pengganti bila kepala IFRS
berhalangan.
Apoteker yang ada di IFRS Darul Istiqomah hanya satu dan
sekaligus merupakan Kepala IFRS. Apoteker yang ada saat ini belum
pernah bekerja di RS karena baru lulus dari pendidikan
kemudian
Istiqomah
a. Tahap Perencanaan Obat
Merupakan proses kegiatan dalam pemilihan jenis, jumlah dan
harga obat yang sesuai dengan kebutuhan dan anggaran.
Berdasarkan wawancara dengan Ka IFRS bahwa metode yang
selama ini digunakan di IFRS Darul Istiqomah adalah metode
konsumsi.
Namun
perencanaan
obat
berdasarkan
metode
83
tiap bulan tidak lebih dari sepertiga anggaran belanja RS. Seperti
yang diungkapkan dalam kotak 1 berikut :
Kotak 1 : Hasil Wawancara dengan Responden 3
Kotak 1
Ada perencanaan berdasarkan metode konsumsi dengan
penambahan 10% dari pemakaian sebelumnya, namun belum
tertulis hanya pengalaman dan perkiraan saja .
R3
Metode konsumsi merupakan metode perencanaan yang
sangat populer dan banyak digunakan. Perencanaan merupakan
langkah awal dari pengelolan obat yang harus dibuat secara
tertulis. Dengan adanya perencanaan secara tertulis akan
memudahkan koordinasi antara penyedia anggaran dengan
pemakai obat, sehingga pemanfaatan dana pengadaan obat dapat
lebih optimal.26
Sedangkan
berdasarkan
wawancara
dengan
Ka Bag
kemungkinkan
terjadi
ketidaksesuaian
antara
84
b. Tahap Pengadaan
Merupakan suatu proses untuk mendapatkan perbekalan
farmasi yang bermutu baik dan pengiriman barang terjamin tepat
waktu. Pengadaan di IFRS Darul Istiqomah dilakukan dengan
pembelian langsung dalam hal ini pemesanan dilakukan langsung
oleh kepala IFRS kepada distributor atau Pedagang Besar
Farmasi/PBF melalui tahapan sebagai berikut :
Mencatat perbekalan farmasi yang habis/hampir habis/diperlukan
pada buku order
1. Pemesanan ke distributor/PBF dilakukan melalui telephone
atau salesman
2. Pesanan ditulis pada surat pesanan
3. Perbekalan farmasi yang dikirim dari PBF dicocokkan dengan
surat pesanan dan faktur
4. Faktur
ditandatangani,
diberi
nama,
tanggal
dan
SIK.
wawancara
dilakukan
dengan
berdasarkan
kepala
obat
yang
IFRS
bahwa
habis/hampir
yang
merupakan
telah
kegiatan
untuk
direncanakan.1
merealisasikan
Pengadaan
tanpa
85
Pemesanan
dilakukan
oleh
Kepala
IFRS
kepada
dilakukan apabila
obat
tetap
dibayar
dengan
ketentuan
ada
86
menggunakan
anggaran
sebaik-baiknya
dan
tidak
87
ditetapkan
oleh
pimpinan
RS.1 Terhadap
monitoring
88
pasien
rawat
jalan
maupun
pasien
rawat
inap.
89
e. Tahap Penggunaan
Peresepan di RS Darul Istiqomah dilakukan oleh dokter pada
buku resep yang telah disediakan. Berdasarkan wawancara
dengan staf IFRS bahwa hampir semua resep yang ditulis dokter
tersedia obatnya di IFRS, Hal ini karena masing-masing dokter
terutama dokter spesialis telah memesan sebelumnya kepada
kepala IFRS untuk disediakan obat yang akan diresepkan. Namun
karena masing-masing dokter spesialis memesan obat dengan
merek yang berbeda untuk jenis obat yang kandungannya sama,
maka banyak dijumpai merek dagang yang sebenarnya berisi obat
dengan kandungan generik yang sama. Ini bisa terjadi karena di
IFRS belum ada formularium yang menjadi patokan untuk obatobat yang akan digunakan, seperti yang diungkapkan dalam kotak
Berikut :
Kotak 6 : Hasil Wawancara dengan Responden 4
Kotak 6
Itu karena belum ada formulariumnya, makanya para dokter
spesialis minta jenis obat yang diinginkan .
R4
IFRS
90
BIAYA
KUMULATIF
%
BIAYA
%
KMLTF
KELOMPOK
15.000
3.600.000
3.600.000
13
13
250
8.000
2.000.000
5.600.000
21
TAXIMAX INJ
25
76.500
1.912.500
7.512.500
28
CEFAT FORTE
24
57.300
1.375.200
8.887.700
33
NO
NAMA OBAT
CEFOTAXIM INJ
CEFAT CAP
3
4
JML
240
CEFAT SYR
30
33.176
995.280
9.882.980
37
ACLAM FORTE
14
58.000
812.000
10.694.980
40
CLANEKSI SYR
20
39.300
786.000
11.480.980
43
ACLAM SYR
20
39.000
780.000
12.260.980
46
CLANEKSI FORTE
10
70.250
702.500
12.963.480
49
10
INCIFLOX TAB
100
7.000
700.000
13.663.480
51
11
LANCEF INJ
90.000
630.000
14.293.480
54
12
AMOXSAN INJ
40
15.500
620.000
14.913.480
56
13
AMOXSAN FORTE
20
28.000
560.000
15.473.480
58
14
AMOXSAN 500
200
2.700
540.000
16.013.480
60
15
FARMOXYL
500
1.000
500.000
16.513.480
62
16
SANPICILIN INJ
40
12.000
480.000
16.993.480
64
17
ANCEFA FORTE
10
48.000
480.000
17.473.480
65
18
RIFAMTIBI
100
4.600
460.000
17.933.480
67
19
AMOXSAN SYR
24
18.700
448.800
18.382.280
69
20
SPIRASIN TAB
100
4.400
440.000
18.822.280
70
21
PALENTIN FORTE
10
42.000
420.000
19.242.280
72
22
OPIMOX TAB
400
1.000
400.000
19.642.280
74
23
CEFADROXYL
300
1.300
390.000
20.032.280
75
24
SANPRIMA SYR
20
19.000
380.000
20.412.280
76
25
CO-AMOKSICLAV
75
4.840
363.000
20.775.280
78
91
Tabel 4.8. Data analisis ABC Antibiotik Yang Digunakan di IFRS (lanjutan)
NO
NAMA OBAT
JML
HARGA
BIAYA
KUMULATIF
%
BIAYA
%
KMLTF
KELOMPOK
26
LEXA TAB
20
18.000
360.000
21.135.280
79
27
ANCEFA SYR
12
28.000
336.000
21.471.280
80
28
CONDASIN
60
5.170
310.200
21.781.480
82
29
RIFAMPICIN 600
300
1.000
300.000
22.081.480
83
30
COMSPORIN
20
14.300
286.000
22.367.480
84
31
OPIMOX FORTE
CIPROFLOXACIN
500
15
17.000
255.000
22.622.480
85
32
700
350
245.000
22.867.480
86
500
440
220.000
23.087.480
86
34
TB VIT
METRONIDAZOL
INFUS
44.000
220.000
23.307.480
87
35
PALENTIN SYR
28.000
196.000
23.503.480
88
36
INCEPHIN INJ
96.000
192.000
23.695.480
89
37
RIFAMPICIN 450
300
600
180.000
23.875.480
89
38
AMOKSAN DROPS
18.700
149.600
24.025.080
90
39
400
350
140.000
24.165.080
90
40
AMOKSISILIN 500
MEPROTRIN
FORTE
200
700
140.000
24.305.080
91
41
CEFSPAN
10
14.000
140.000
24.445.080
92
42
INCERAX INJ
70.000
140.000
24.585.080
92
33
43
CANDISTIN
27.300
136.500
24.721.580
93
44
LANSICLAV TAB
15
7.500
112.500
24.834.080
93
45
SHAROX INJ
55.000
110.000
24.944.080
93
46
AMOKSAN 250
80
1.300
104.000
25.048.080
94
47
COMTHYCOL
40
2.540
101.600
25.149.680
94
48
CEFTRIAXON INJ
20.000
100.000
25.249.680
95
49
BAQUINOR
10
9.500
95.000
25.344.680
95
50
OPIMOX SYR
10
9.000
90.000
25.434.680
95
51
COLSANCETIN
200
440
88.000
25.522.680
96
52
TINACT INJ
10
8.800
88.000
25.610.680
96
53
TROGYL INJ
200
400
80.000
25.690.680
96
54
KALMOXILIN INJ
15.000
75.000
25.765.680
96
55
FLAGYL SYR
36.000
72.000
25.837.680
97
56
KALPICILIN INJ
13.300
66.500
25.904.180
97
57
PYRAZINAMID
200
300
60.000
25.964.180
97
58
AMPISILIN INJ
10
5.700
57.000
26.021.180
97
59
WIDROX TAB
7.700
53.900
26.075.080
98
60
TARIVID OTIK
50.000
50.000
26.125.080
98
61
GENTAMYCIN INJ
20
2.300
46.000
26.171.080
98
62
GARAMYCIN ZALF
42.000
42.000
26.213.080
98
63
INACID TAB
10.300
41.200
26.254.280
98
64
AMOKSISILIN INJ
10
4.000
40.000
26.294.280
98
65
10
3.850
38.500
26.332.780
99
66
CLINIDAC 300
STREPTOMICIN
INJ
4.800
33.600
26.366.380
99
67
INH 300
100
300
30.000
26.396.380
99
68
INAMYCIN SYR
30.000
30.000
26.426.380
99
69
ERLAMICETIN SYR
3.680
29.440
26.455.820
99
70
KALMOXILIN TAB
10
2.700
27.000
26.482.820
99
71
KANAMYCIN INJ
8.500
25.500
26.508.320
99
92
Tabel 4.8. Data analisis ABC Antibiotik Yang Digunakan di IFRS (lanjutan)
NO
NAMA OBAT
JML
HARGA
BIAYA
KUMULATIF
%
BIAYA
%
KMLTF
72
MEPROTIN TAB
50
500
25.000
26.533.320
99
73
SAGESTAM INJ
7.600
22.800
26.556.120
99
74
CLINDAMYSIN
10
2.000
20.000
26.576.120
100
75
SPIRAMICIN TAB
10
2.000
20.000
26.596.120
100
76
30
600
18.000
26.614.120
100
77
RIFAMPICIN 300
GENTAMYCIN
ZALF
10
1.700
17.000
26.631.120
100
78
LANARIF TAB
2.090
12.540
26.643.660
100
79
ERYTROMICIN 500
10
1.000
10.000
26.653.660
100
80
LINCOMYCIN TAB
10
1.000
10.000
26.663.660
100
81
AMPISILIN 500
30
300
9.000
26.672.660
100
82
INAMOX TAB
20
450
9.000
26.681.660
100
83
OFLOXACIN TAB
10
750
7.500
26.689.160
100
84
ETHAMBUTOL
20
350
7.000
26.696.160
100
85
DOKSISIKLIN
METRONIDAZOL
TAB
10
315
3.150
26.699.310
100
15
200
3.000
26.702.310
100
86
KELOMPOK
26.702.310
Hasil
analisis
tersebut
dapat
diringkas
untuk
mengetahui
4.9
93
menjadi
tidak
efektif
secara
keseluruhan.
Dengan
F.
Antibiotik
Cefotaxim inj
Cefat cap
Amoxan 500
Farmoxyl 500
Opimox 500
Cefadroxyl 500
Rifampicin 600
Ciprofloxacin 500
TB Vit
Rifampicin 450
Amoxicillin 500
Meprotin Forte
Colsancetin
Trogyl inj
Pyrazinamid 500
jumlah
240
250
200
500
400
300
300
700
500
300
400
200
200
200
200
kelompok
A
A
A
A
A
B
B
B
B
B
C
C
C
C
C
94
Dari tabel di atas terlihat bahwa dari 15 antibiotik fast moving tersebut
masing-masing 5 antibiotik masuk dalam kelompok A, B dan C. Namun
setelah dimintakan pertimbangan kepada kepala IFRS, dari ke-15
antibiotik tersebut yang bisa diperlakukan dalam uji coba penelitian ini
hanya 7 antibiotik. Sedangkan yang 8 antibiotik tidak diikutkan dalam uji
coba karena sedang dalam kontrak perjanjian dengan distributor obat
tertentu. Ke-7 antibiotik tersebut adalah seperti dalam tabel berikut :
Tabel 4.11. Data Antibiotik Fast Moving yang Menjadi Fokus Penelitian
No
Antibiotik
kelompok
1
2
3
4
5
6
7
Cefotaxim inj
Farmoxyl 500
Ciprofloxacin 500
TB Vit
Amoxicillin 500
Pyrazinamid 500
Meprotin Forte
A
A
B
B
C
C
C
95
1
Jan
2
Feb
3
Mar
4
Apr
5
Mei
6
Jun
7
Jul
8
Agst
9
Sep
10 Okt
11 Nov
12 Des
Total
315
288
296
302
305
271
273
292
277
289
294
313
3515
(2)
Farmox
(3)
Cipro
1356
1011
1319
1294
1315
1159
1098
1276
1351
1201
1220
1410
15010
1310
1074
1268
1295
1174
1115
1023
995
998
1050
1156
1300
13745
(4)
TB Vit
794
630
660
697
752
708
665
702
698
666
673
662
8305
Rata2/Bln
293
1250
1145
692
Sumber Data : IFRS Darul Istiqomah
(5)
Amox
(5)
PZA
(6)
Meprotin
580
471
490
480
592
501
526
537
494
485
584
575
6315
517
473
430
497
477
485
483
465
446
442
540
520
5775
309
253
249
276
255
265
278
275
266
272
300
316
3314
526
481
276
96
97
Dari
tabel
diatas
terlihat
safety
stock
terbesar
adalah
yang
diadakan
untuk
melindungi
atau
menjaga
persediaan
pengaman,
diharapkan
tidak
akan
terjadi
kehabisan stok.39
Menurut Fien Zulfikarijah bahwa safety stock merupakan suatu
dilema, dimana adanya stock out akan berakibat terganggunya
pelayanan sedangkan adanya over stock akan membengkakkan biaya
persediaan. Oleh karena itu dalam penentuan safety stock harus
memperhatikan keduanya.37
Penentuan safety stock dapat dilakukan mulai dari perhitungan
yang sangat sederhana yaitu dengan menggunakan intuisi sampai
dengan menggunakan pendekatan ilmiah atau menggunakan alat
statistik baik dengan distribusi normal maupun poisson.37 Dalam
98
maksimum
dengan
pemakaian
rata-rata,
kemudian
Cefotaxim 1 gr
Farmoxyl 500 mg
Ciprofloxacin 500 mg
TB Vit
Amoksisilin 500 mg
Pyrazinamid 500
Meprotin Forte
844
1000
860
1750
1049
743
967
99
Tabel 4.16. Rencana Kebutuhan Antibiotik fast Moving April s.d. Juni 2008
No
1
2
3
4
5
6
7
Pmkn
rata2/
bln
Stok
kosong
Mar 08
Kebut
obat Lead
Time
Safety
Stock
Sisa
stok
Mar 08
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
0
0
0
0
0
0
0
19.4
83.4
76.4
46
35
32
18.4
44
320
330
204
116
118
80
844
1000
860
1750
1049
743
967
Cefotaxim 1 gr
Farmoxyl 500 mg
Ciprofloxacin 500 mg
TB Vit
Amoksisilin 500 mg
Pyrazinamid 500
Meprotin Forte
293
1250
1145
692
526
481
276
pmbulatn
225.2
3960.2
3794.2
1076
982
1150
156.2
250
4000
3800
1100
1000
1200
200
100
Tabel 4.17. Rencana Pengadaan Antibiotik Fast Moving April s.d Juni 2008
No
Antibiotik Fast Mov
Sisa stok Rencana
Rencana Pengadaan
Mar 08
kebthan
April
Mei
Juni
1
2
3
4
5
6
7
Cefotaxim 1 gr
Farmoxyl 500 mg
Ciprofloxacin 500 mg
TB Vit
Amoksisilin 500 mg
Pyrazinamid 500mg
Meprotin Forte
844
1000
860
1750
1049
743
967
250
4000
3800
1100
1000
1200
200
1300
1200
-
1300
1300
500
500
600
-
250
1400
1300
600
500
600
200
berdasarkan
rencana
kebutuhan
yang
telah
dihitung
101
102
I.
No
(1)
1
2
3
4
5
6
7
(2)
(3)
Cefotaxim 1 gr
Farmoxyl 500 mg
Ciprofloxacin 500 mg
TB Vit
Amoksisilin 500 mg
Pyrazinamid 500
Meprotin Forte
(4)
2
2
2
2
2
2
2
Reorder Point
(3 x 4) + (5)
(5)
9.8
41.7
38.2
23
17.5
16
9.2
44
320
330
204
116
118
80
Sesuai
prhtngn
ROP
realisasi
63.6
403.4
406.4
250
151
150
98.4
65
400
400
250
150
150
100
persediaan,
stok
Penentuan
ROP
walaupun
terjadi
antibiotik
akan
sehingga
ataupun
tetap
kenaikan
diharapkan
kelebihan
menjamin
pemakaian,
tidak
stok
ketersediaan
ataupun
terjadi
antibiotik.
antibiotik
keterlambatan
103
yang
kemudian
dilakukan
pengadaan
dan
dihitung
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
10
10
15
10
10
20
0
10
10
15
844
834
824
809
799
789
769
769
759
749
734
104
Tabel 4.19. Hasil penelitian cefotaxim inj April s.d. Juni 2008 (lanjutan)
April 08 Pengadaan Pemakaian Sisa stok
keterangan
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
10
15
20
10
10
10
10
10
15
0
0
20
20
10
10
20
10
20
10
724
709
689
679
669
659
649
639
624
624
624
604
584
574
564
544
534
514
504
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
30
0
0
0
0
40
20
0
0
0
0
20
20
20
30
10
10
0
0
30
20
0
10
20
0
20
20
0
504
504
504
474
474
474
474
474
434
414
414
414
414
414
394
374
354
324
314
304
304
304
274
254
254
244
224
224
204
184
184
0
0
0
0
0
20
10
15
25
20
164
154
139
114
94
Mei 08
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
Juni 08
1
2
3
4
5
105
Tabel 4.19. Hasil penelitian cefotaxim inj April s.d. Juni 2008(lanjutan)
Juni 08 Pengadaan Pemakaian Sisa stok
keterangan
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
Total
0
0
0
0
0
0
250
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
250
0
0
10
10
10
0
10
10
15
15
20
20
0
20
0
30
10
10
0
20
0
15
25
10
10
1020
94
94
84
74
64
64
304
294
279
264
244
224
224
204
204
174
164
154
154
134
134
119
94
84
74
74
Titik ROP
Barang diterima
0
0
0
0
10
10
1000
990
980
106
Tabel 4.20. Hasil penelitian farmoxyl 500 mg April s.d Juni 2008 (lanjutan)
April 08 Pengadaan Pemakaian Sisa stok
keterangan
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1300
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
30
0
20
153
75
91
63
23
40
0
113
0
0
38
34
30
0
50
64
59
144
5
40
0
30
30
40
950
950
930
777
702
611
548
525
485
485
372
1672
1672
1634
1600
1570
1570
1520
1456
1397
1253
1248
1208
1208
1178
1148
1108
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1300
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
20
80
30
70
70
58
80
80
70
20
30
70
30
17
28
25
33
20
27
30
20
8
32
30
60
30
30
27
61
32
1088
1008
978
908
838
780
700
620
550
530
500
430
400
383
1655
1630
1597
1577
1550
1520
1400
1492
1460
1430
1370
1340
1310
1283
1222
1190
Titik ROP
Barang diterima
Mei 08
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
Titik ROP
Barang diterima
107
Tabel 4.20. Hasil penelitian farmoxyl 500 mg April s.d Juni 2008 (lanjutan)
Mei 08
Pengadaan Pemakaian Sisa stok
keterangan
31
1190
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1400
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
4000
30
50
46
35
24
60
70
80
80
54
35
43
35
67
70
78
100
46
58
86
80
80
90
75
85
90
98
96
100
90
4441
1160
1110
1064
1029
1005
945
875
795
715
661
626
583
548
481
411
333
1633
1587
1529
1443
1363
1283
1193
1118
1033
943
845
749
649
559
559
Juni 08
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
Total
Titik ROP
Barang diterima
108
Tabel 4.21. Hasil penelitian ciprofloxacin 500 mg April s.d Juni 2008
April 08 Pengadaan Pemakaian Sisa stok
keterangan
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1200
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
146
55
40
50
44
20
20
68
40
61
50
55
25
80
111
20
20
30
60
26
20
80
28
82
20
20
55
36
40
860
714
659
619
569
525
505
485
417
377
316
1466
1411
1386
1306
1195
1175
1155
1125
1065
1039
1019
939
911
829
809
789
734
698
658
0
0
0
0
0
1300
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
60
50
66
100
80
44
50
40
30
20
40
30
78
22
46
20
42
34
56
64
30
22
30
76
50
30
60
598
548
482
382
302
1558
1508
1468
1438
1418
1378
1348
1270
1248
1202
1182
1140
1106
1050
986
956
934
904
828
778
748
688
Titik ROP
Barang diterima
Mei 08
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
Titik ROP
Barang diterima
109
Tabel 4.21. Hasil penelitian ciprofloxacin 500 mg April s.d Juni 2008
(lanjutan)
Mei 08
Pengadaan Pemakaian Sisa stok
keterangan
28
29
30
31
0
0
0
0
50
60
32
34
638
578
546
512
0
0
0
0
1300
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
3800
80
50
56
40
30
60
70
100
50
20
20
54
24
34
30
50
50
60
66
56
44
70
50
30
30
60
50
50
40
40
4312
432
382
326
286
1556
1496
1426
1326
1276
1256
1236
1182
1158
1124
1094
1044
994
934
868
812
768
698
648
618
588
528
478
428
388
348
348
Juni 08
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
Total
Titik ROP
Barang diterima
110
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
11
30
40
35
35
30
27
17
25
30
36
32
46
40
24
15
46
42
38
27
18
30
32
40
25
10
28
44
34
1750
1739
1709
1669
1634
1599
1569
1542
1525
1500
1470
1434
1402
1356
1316
1292
1277
1231
1189
1151
1124
1106
1076
1044
1004
979
969
941
897
863
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
30
20
17
13
15
25
40
30
30
30
45
45
20
27
28
42
33
23
52
35
833
813
796
783
768
743
703
673
643
613
568
523
503
476
448
406
373
350
298
263
Mei 08
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
111
Tabel 4.22. Hasil penelitian TB Vit April s.d Juni 2008 (lanjutan)
Mei 08
Pengadaan Pemakaian Sisa stok
keterangan
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
0
0
500
0
0
0
0
0
0
0
0
30
25
35
30
27
33
30
34
23
30
15
233
208
673
643
616
583
553
519
496
466
451
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
600
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1100
0
11
10
10
15
35
30
27
17
25
30
20
15
46
24
10
15
20
10
10
27
18
30
32
18
12
10
13
7
13
2359
451
440
430
420
405
370
340
313
296
271
241
221
206
760
736
726
771
681
681
671
644
626
596
564
546
534
524
511
504
491
491
Titik ROP
Barang diterima
Juni 08
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
Total
Titik ROP
Barang diterima
112
5. Amoksisillin 500 mg
Berikut ini adalah hasil penelitian dari Amoksisillin 500 mg :
Sisa stok Maret 2008 = 1049, Rencana Kebutuhan = 1000,
Rencana Pengadaan = 1000 dengan dua kali frekuensi pengadaan,
ROP= 150
Tabel 4.23. Hasil penelitian Amoksisillin 500 mg April s.d Juni 2008
April 08 Pengadaan Pemakaian Sisa stok
keterangan
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
10
15
25
20
40
26
34
20
20
25
12
14
30
30
20
10
12
40
30
20
28
28
22
18
30
34
33
20
14
1049
1039
1024
999
979
939
913
879
859
839
814
802
788
758
728
708
698
686
646
616
596
568
540
518
500
470
436
403
383
369
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
500
0
0
0
20
26
33
30
23
17
10
20
10
40
30
10
30
30
10
349
323
290
260
237
220
210
190
180
140
110
600
570
540
530
Mei 08
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
Titik ROP
Barang diterima
113
Tabel 4.23. Hasil penelitian Amoksisillin April s.d Juni 2008 (lanjutan)
Mei 08
Pengadaan Pemakaian Sisa stok
keterangan
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
20
20
28
19
20
16
20
20
10
20
10
21
23
30
10
20
510
490
462
443
423
407
387
367
357
337
327
306
283
253
243
223
0
0
0
0
0
0
500
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1000
10
10
20
22
30
30
20
20
13
14
35
36
24
10
17
20
15
14
12
24
20
20
10
10
14
35
25
10
10
15
1891
213
203
183
161
131
101
581
561
548
534
499
463
439
429
412
392
377
363
351
327
307
287
277
267
253
218
193
183
173
158
158
Juni 08
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
Total
Titik ROP
Barang diterima
114
tab,
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
6
0
0
26
7
27
30
30
7
28
0
27
55
14
36
18
27
10
0
15
4
40
43
30
33
20
30
27
20
743
737
737
737
711
704
677
647
617
610
582
582
555
500
486
450
432
405
395
395
380
376
336
293
263
230
210
180
153
133
0
600
0
0
0
0
0
0
0
0
10
43
55
30
25
15
10
10
10
10
123
680
625
595
570
555
545
535
525
515
Titik ROP
Mei 08
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Barang diterima
115
Tabel 4.24. Hasil penelitian pyrazinamid April s.d Juni 2008 (lanjutan)
Mei 08
Pengadaan Pemakaian Sisa stok
keterangan
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
12
20
12
14
10
0
0
20
30
40
10
20
13
18
20
20
22
10
10
10
20
503
483
471
457
447
447
447
427
397
357
347
327
314
296
276
256
234
224
214
204
184
0
0
0
0
600
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1000
10
12
14
25
35
0
40
40
30
0
0
0
21
24
15
13
10
10
10
10
30
20
14
14
10
10
0
0
30
20
1626
174
162
148
123
688
688
648
608
578
578
578
578
557
533
518
505
495
485
475
465
435
415
401
387
377
367
367
367
337
317
317
Juni 08
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
Total
Titik ROP
Barang diterima
116
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
10
10
0
0
0
10
8
0
10
8
6
20
10
0
0
0
17
13
12
0
10
20
0
30
12
10
10
20
20
967
957
947
947
947
947
937
929
929
919
911
905
885
875
875
875
875
858
845
833
833
823
803
803
773
761
751
741
721
701
0
0
0
12
10
20
689
679
659
Mei 08
1
2
3
117
Tabel 4. 25. Hasil penelitian meprotin April s.d Juni 2008 (lanjutan)
Mei 08
Pengadaan Pemakaian Sisa stok
keterangan
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
30
20
0
0
0
20
13
14
23
25
0
0
30
15
15
20
0
0
0
20
10
10
5
15
10
20
10
0
629
609
609
609
609
589
576
562
539
514
514
514
484
469
454
434
434
434
434
414
404
394
389
374
364
344
334
334
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
200
0
0
0
0
0
20
20
12
10
10
8
6
13
0
0
24
10
10
0
0
13
15
21
0
0
0
32
24
20
13
12
10
34
12
314
294
282
272
262
254
248
235
235
235
211
201
191
191
191
178
163
142
142
142
142
110
86
266
253
241
231
197
185
Juni 08
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
Titik ROP
Barang diterima
118
Tabel 4. 25. Hasil penelitian meprotin April s.d Juni 2008 (lanjutan)
Juni 08 Pengadaan Pemakaian Sisa stok
keterangan
30
Total
0
200
0
982
185
185
Antibiotik
1
2
3
4
5
6
7
Cefotaxim
Farmoxyl
Ciprofloxacin
TB Vit
Amoksisilin
Pyrazinamid
Meprotin F
Sisa stok
30 Mar
2008
844
1000
860
1750
1049
743
967
Perencanaan
Realisasi
Pngadaan
frek
Pemakaian
250
4000
3800
1100
1000
1200
200
250
4000
3800
1100
1000
1200
200
1x
3x
3x
2x
2x
2x
1x
1020
4441
4312
2359
1891
1626
982
Sisa stok
30 Jun
2008
74
559
348
491
158
317
185
119
120
Antibiotik fast
moving
(1)
(2)
1
2
3
4
5
6
7
Cefotaxim inj
Farmoxyl 500
Ciprofloxacin 500
TB Vit
Amoxicillin 500
Pyrazinamid 500
Meprotin Forte
Harga
Pokok
Penjualan
(Rp)
Stok
Mar
2007
Stok
Jun
2007
Rata-rata
persediaan
Nilai Rata2
Persediaan
(Rp)
(3)
(4)
(5)
(6)=(4)+(5)
(2)
(7)=(3)x(6)
15000
1000
350
440
350
300
700
756
1250
761
1545
1210
868
1025
545
1000
850
1170
960
755
980
650.5
1125
805.5
1357.5
1085
811.5
1002.5
9.757.500
1.125.000
281.925
597.300
379.750
243.450
701.750
13.086.675
1
2
3
4
5
6
7
Antibiotik fast
moving
(1)
Cefotaxim inj
Farmoxyl 500
Ciprofloxacin 500
TB Vit
Amoxicillin 500
Pyrazinamid 500
Meprotin Forte
Jml
Pemakaian
(2)
Nilai Rata2
Persediaan
(3)
Harga
Pokok (Rp)
(4)
878
9.757.500
3768
1.125.000
3584
281.925
2157
597.300
1573
379.750
1459
243.450
796
701.750
Rata-rata nilai TOR
15000
1000
350
440
350
300
700
TOR
(5)=(2)x(4)
(3)
1.35
3.35
4.45
1.59
1.45
1.79
0.79
2.11
121
semakin
banyak
persediaan
yang
tertimbun,
hal
ini
ROP, maka
122
Tabel 4.29. Nilai Persediaan Antibiotik Fast Moving Sesudah Uji coba
Pada Bulan April s.d. Juni 2008
No
Antibiotik fast
moving
(1)
(2)
1
2
3
4
5
6
7
Cefotaxim inj
Farmoxyl 500
Ciprofloxacin 500
TB Vit
Amoxicillin 500
Pyrazinamid 500
Meprotin Forte
Harga
Pokok
Penjualan
(Rp)
Stok
Mar
2008
Stok
Jun
2008
Rata-rata
persediaan
Nilai Rata2
Persediaan
(Rp)
(3)
(4)
(5)
(6)=(4)+(5)
(2)
(7)=(3)x(6)
15000
1000
350
440
350
300
700
844
1000
860
1750
1049
743
967
74
559
348
491
158
317
185
459
780
604
1120
604
530
576
6.885.000
780.000
211.400
492.800
211.400
159.000
403.200
9.142.800
123
Tabel 4.30. Nilai TOR Antibiotik Fast Moving Sesudah uji coba Pada
Bulan April s.d. Juni 2007
Antibiotik fast
Jml
Rata2
Harga
TOR
No
moving
Pemakaia
Nilai
Pokok
n
Persediaa
(1)
n
(4)
(5)=(2)x(4)
(2)
(3)
(3)
1
Cefotaxim inj
1020
6.885.000 15000
2.22
2
Farmoxyl 500
4441
780.000
1000
5.69
3
Ciprofloxacin 500
4312
211.400
350
7.14
4
TB Vit
2359
492.800
440
2.11
5
Amoxicillin 500
1891
211.400
350
3.13
6
Pyrazinamid 500
1626
159.000
300
3.07
7
Meprotin Forte
982
403.200
700
1.70
Rata-rata nilai TOR
3.58
Sumber Data : Data sekunder yang telah diolah, 2008
Tabel di atas memperlihatkan besarnya TOR masing-masing item
antibiotik fast moving dan besarnya rata-rata nilai TOR semua
antibiotik fast moving sesudah dilakukan uji coba. Nilai TOR disini
menunjukkan perputaran berapa kali persediaan antibiotik tersebut
diganti dalam arti dibeli dan dijual kembali dalam waktu 3 bulan. Nilai
TOR terbesar adalah ciprofloxacin 500 mg yaitu sebesar 7.14
(dibulatkan 7) artinya dalam jangka waktu 3 bulan terjadi perputaran
atau penggantian ciprofloxacin 500 mg sebanyak 7 kali. Sedangkan
nilai TOR terkecil adalah Meprotin forte yaitu sebesar 1.70. sedangkan
rata-rata nilai TOR antibiotik fast moving adalah 3.58
124
1
2
3
4
5
6
7
Cefotaxim inj
Farmoxyl 500
Ciprofloxacin 500
TB Vit
Amoxicillin 500
Pyrazinamid 500
Meprotin Forte
Nilai Rata2
Persediaan
(Rp)
9.757.500
1.125.000
281.925
597.300
379.750
243.450
701.750
TOR
TOR
1.35
3.35
4.45
1.59
1.45
1.79
0.79
Nilai Rata2
Persediaan
(Rp)
6.885.000
780.000
211.400
492.800
211.400
159.000
403.200
13.086.675
2.11
9.142.800
3.58
2.22
5.69
7.14
2.11
3.13
3.07
1.70
dan
pengadaan
antibiotik
sebelum
uji
coba
mendapatkan nilai persediaan yang lebih tinggi dan nilai TOR yang
lebih kecil dibandingkan dengan nilai persediaan dan nilai TOR
sesudah uji coba. Nilai TOR yang lebih besar sesudah uji coba ini
disebabkan karena nilai rata-rata persediaan tiap item antibiotik pada
saat uji coba lebih kecil daripada nilai rata-rata persediaan sebelum uji
coba. Adanya penurunan nilai persediaan ini menunjukkan adanya
efisiensi anggaran, karena dengan nilai persediaan yang rendah akan
dibutuhkan anggaran yang lebih kecil.
Sedangkan
peningkatan
nilai
TOR
menunjukkan
adanya
125
Tingkat
perputaran
persediaan
menunjukkan
berapa
kali
1
2
3
4
5
6
7
Antibiotik Fast
Moving
Selisih
Persentase
efisiensi
%
Cefotaxim inj
Farmoxyl 500
Ciprofloxacin 500
TB Vit
Amoxicillin 500
Pyrazinamid 500
Meprotin Forte
Sebelum uji
coba
9.757.500
1.125.000
281.925
597.300
379.750
243.450
701.750
Sesudah uji
coba
6.885.000
780.000
211.400
492.800
211.400
159.000
403.200
2.872.500
345.000
70.525
104.500
168.350
84.450
298.550
29.44
30.67
25.02
17.49
44.33
34.69
42.54
Jumlah
13.086.675
9.142.800
3.943.875
30.14
126
konsumsi
dan
perhitungan
ROP,
sehingga
frekuensi
127
mudah
dalam
pengadaan
obat
karena
tanpa
pengisian
stok
kurang
maksimal.
Hal
ini
128
juga
adanya
penentuan
ROP
bisa
untuk
tinggi
dan
TOR
yang
rendah
sehingga
tidak
129
130
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Dari hasil penelitian sistem perencanaan antibiotik berdasarkan kombinasi
metode konsumsi dengan analisis ABC dan ROP di RS Darul Istiqomah
Kaliwungu Kendal dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut :
1. Metode perencanaan dan pengadaan obat yang saat ini dijalankan
di IFRS telah menghasilkan nilai persediaan yang tinggi dan nilai
TOR yang rendah.
2. Penerapan
uji
coba
model
perencanaan
obat
berdasarkan
di
dalam
perencanaan
dan
pengendalian
persediaannnya.
4. Penentuan titik ROP yang merupakan keadaan dimana harus
memesan obat kembali, sangat
131
B. Saran
1. Perlu adanya penelitian perencanaan obat dengan kombinasi
metode konsumsi dengan analisis ABC dan ROP dengan waktu
pengamatan selama satu tahun, supaya didapatkan angka yang
mendekati
sebenarnya,
sehingga
dampak
terhadap
nilai
Perlunya
menerapkan
metode
kombinasi
sesuai
model
c.
d.
Perlunya
ditambahkan
program
dalam
sistem
informasi
data
tentang
keadaan
stok,
sehingga
akan
lebih
menyusun
formularium
RS
supaya
pengelolaan
132
f.
g.
133
DAFTAR PUSTAKA
2006;
09
19-26.
diambil
dari
http://www.jmpk-
Pelayanan
Kefarmasian.
2004.
diambil
dari
tanggal
10
september
2007.
6. Anonim. Sistem Kesehatan Nasional. Diambil dari www.dinkeskotasemarang.go.id/staticfile/dokumen/drafc-skn.pdf.
tanggal
14
Agustus 2007
7. Quick,J. The Selection, P, Distribution and use of pharmaceuticals. In
Managing Drug Supply. Second Edition. Kumarian Press Book on
International Development. 1997
8. Ultsch, A. Proof of Paretos 0/20 and Precise Limits for ABC Analysis.
2002.
Diambil
dari
134
www.Unimarburg.de/fb12/datenbionik/pdf/pubs/2002/ultsch02proof.
tanggal 15 september 2007.
9. Wong, C. Using ABC Analysis for Inventory Control. Apics Insight.
January
2004.
diambil
dari
http://www.apics-c
N.
Manajemen
Persediaan.
Diambil
dari
Universitas
Sumatera
Utara.
2002.
Diambil
dari
K.
pada
Budaya
Rumah
Organisasi
Sakit
di
Pelayanan
Malang)
diambil
Publik
dari
135
http://publik.brawijaya.ac.id/simple/us/jurnal/pdffile/8Budaya%20organi
sasi%. Tanggal 7 september 2007.
16. Trisnantoro, L. Aspek Strategis Manajemen Rumah Sakit Antara Misi
Sosial dan Tekanan Pasar. Andi. Yogyakarta. 2005
17. Tampubolon, M. Silabon, P. Penerapan dan Pendekatan Teori Sistem
: Studi Kasus Universitas HKBP Nomensen. 2004. Diambil dari
http://www.library.usu.ac.id/download/ft/sipil-muslim3.pdf.
Tanggal
September 2007
18. Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan. Pelayanan
Konseling Akan Meningkatkan Kepatuhan Pasien Pada Terapi Obat.
2004. Diambil dari http://simkes.jogjamedia.net/def_menu.php. tanggal
12 september 2007.
19. Purwanti, A. Harianto. Supardi, S. Gambaran Pelaksanaan Standar
Pelayanan Farmasi Di Apotek DKI Jakarta Tahun 2003. Majalah Ilmu
Kefarmasian
2004;
01:102-115.
Diambil
dari
jurnal
Menteri
Kesehatan
Republik
Indonesia
Nomor
J.D.
Manajemen
Logistik
Integrasi
Sistem-sistem
02
TH
XXX.
2001.
Diambil
dari
http://www.lmfeui.com/uploads/file22-XXX-Februari-2001.PDF. tanggal
19 agustus 2007.
136
Usahawan.
02
Tahun
XXX.
2001.
Diambil
dari
http://www.lmfeui.com/uploads/file11-XXX-Januari-2001.PDF. tanggal
19 agustus 2007.
24. Indrawati, C. S. Suryawati, S. Pudjaningsih. Analisis Pengelolaan Obat
Di Rumah Sakit Umum Daerah Wates. Jurnal Manajemen Pelayanan
Kesehatan. 2001; 4 : 173-181. Diambil dari www.suryawati.com.
Tanggal 13 september 2007
25. Sulistyaningsih, L. Suryawati, S. Evaluasi Manajemen Obat Di RSUD
Wangaya Kotamadya Dati II Denpasar. Jurnal Manajemen Pelayanan
Kesehatan.
1999;
43-51.
Diambil
dari
http://www.suryawati.com/publication-online.php?offset=1. tanggal 13
September 2007
26. Dinas Kesehatan Propinsi Jawa Tengah. Modul Pelatihan Pengelolaan
Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan Lainnya. 2006
27. WHO. Operational Principles For Good Pharmaceutical Procurement.
Essential Drugs and Medicines Policy Interagency Pharmaceutical
Coordination
Group.
Geneva.
1999.
Diambil
dari
Pelatihan
Panduan
Pengelolaan
Peserta.
Persediaan
Diambil
Obat
:
dari
http://www.who.or.id/ind/products/ow5/sub1/display.asp?id=5. tanggal
16 september 2007
137
29. Anonim.
Antibiotik.
berbahasa
Wikipedia
Indonesia.
Indonesia.
2007.
Ensiklopedia
Diambil
bebas
dari
Oktober
Sampai
Desember
2004.
Diambil
dari
Indonesia.
2006.
http://id.wikipedia.org./wiki/Klasifikasi_ABC.
Diambil
tanggal
15
dari
September
2007
32. Mohanta, G. P. Manna,P. K. Manavalan. Madhusudhan. ABC Analysis
A Powerful Tool in Medicine Management. 2005. Diambil dari
http://www.phormabiz.com/article/detnews.asp?articleid=268798§i
oned=46. tanggal 21 Agustus 2007
33. Anonim. ABC Analysis of MRO Inventory. Life Cycle Engineering.
Diambil dari http://www.ice.com/pdf/abcclassification.pdf. Tanggal 15
September 2007
34. Shofari, B. Wardani,R. S. Teknik Pengambilan Keputusan Kuantitatif.
MIKM Program Pasca Sarjana Universitas Diponegoro. Semarang.
2007
35. Siregar, N. M. Perencanaan Kebutuhan Material (Material Requirement
Planning) Berdasarkan Sistem Industri Modern Dengan Pendekatan
Sistem MRP II. Ekonomi manajemen. Univeritas Sumatera Utara.
Diambil
dari
http://digilib.usu.ac.id/download/fe/D0000631.html.
138
Diambil
dari
http://www.stie.stikubank.ac.id/materi/purwanto%20waluyo%20SE%20
M.Si/. Tanggal 17 Juli 2007
37. Zulfikarijah, F. Manajemen Persediaan. Universitas Muhammadiyah
Malang. 2005
38. Rangkuti, F. Manajemen Persediaan Aplikasi Di Bidang Bisnis. Raja
Grafindo Persada. Jakarta. 2000
39. Indrajit, R. E. Djokopranoto, R. Manajemen Persediaan. Gramedia.
Jakarta. 2005
40. Piasecki, D. Optimizing Safety Stock. Safety Stock Calculation. Diambil
dari
http://www.inventoryops.com/safety_stock.html.
Tanggal
September 2007
41. Jonathan,
S.
Membuat
Desain
Penelitian.
Diambil
dari
E.
Biostatistika
Untuk
Kedokteran
dan
Kesehatan
L.
J.
Metodologi
Penelitian
Kualitatif.
PT
Remaja
J.
Memadu
Pendekatan
Kuantitatif
dan
Kualitatif
139