Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN TUTORIAL SKENARIO 2

FUNGSI SISTEM SARAF


BLOK 1.3
Dosen tutor : Dra. Gusti Revilla, M.Kes

Oleh :
KELOMPOK 12 B :
1. Afida Razuna Ave
2. Aisy Hibatullah
3. Crisdina Suseno
4. Fauzan Akbara Yazid
5. Hanna Nabila
6. Irfan Ghani Nasution
7. Maghfirah Rahima
8. Mawaddatul Husna
9. Nadia Puspita Dewi
10. Reynaldo Rahima Putra
SKENARIO 2 : KENAPA AKU BISA MERASA DAN BERGERAK ?

Andi, seorang mahasiswa fakultas kedokteran merasa seperti disengat


listrik di bagian dalam sikunya ketika terbentur di sisi meja. Sengatan ini
menjalar dengan cepat di lengan bawahnya dan segera menghilang. Andi
ingat dengan materi yang telah dipelajari bahwa terdapat hantaran listrik
pada serat saraf tempat benturan terjadi. Ia pernah membaca bahwa ini ada
kaitannya dengan kadar ion kalium dan natrium yang sangat berbeda antara
cairan di bagian luar dan bagian dalam sel. Sekilas muncul di fikirannya
bahwa sel otot mampumembangkit listrik dan bergerak sendiri seperti
jantung. Ia ingat juga bahwa sel otot rangka bergerak menurut perintah
sistem saraf.
Hal lain yang timbul di fikiran Andi adalah kenapa ia bisa tahu kalau
kakinya digigit semut, tertekan oleh suatu benda, adanya getaran atau
perubahan

suhu.

Selanjutnya

bagaimana

caranya

sehingga

ia

bisa

menggerakkan tangan atau kaki sesuai kehendak. Ia juga ingin tahu kenapa
sewaktu-waktu telapak tangannya bisa berkeringat walau pun ia tidak
sedang bekerja, atau kenapa jantungnya mendadak berdenyut lebih cepat
ketika ia tiba-tiba teringat seorang dara yang tinggal di depan rumahnya. Ia
mendapat informasi bahwa semua ini berhubungan erat dengan sistem
persarafan.
Andi juga mengetahui bahwa pengaturan emosi, pembentukan memori
dan proses belajar diatur oleh otak, tapi ia belum tahu bagian otak mana
yang berperan dalam pengaturan hal tersebut. Andi teringat dengan
kecelakaan lalu lintas yang dialami teman SMAnya. Trauma pada kepala
menyebabkan temannya tidak sadar selama 3 hari dan akhirnya meninggal.
Sepertinya pengaturan kesadaran juga dilakukan oleh sistem saraf. Begitu
banyak yang harus dipelajari Andi tentang sistem saraf.
Bagaimana anda menjelaskan apa yang dipertanyakan Andi?

Halaman | 1

Seven Jump :
A. Klasifikasi Terminologi dan Konsep
Pada skenario tersebut, tidak ditemukan terminologi yang sulit.
B. Menentukan Masalah
1. Mengapa Andi dapat merasakan seperti disengat listrik di bagian dalan
sikunya ketika terbentur sisi meja?
2. Mengapa sengatan yang dirasakan oleh Andi menjalar dengan cepat
dan segera menghilang?
3. Apa artinya terdapat hantaran listrik pada sel serat saraf tempat
benturan terjadi?
4. Mengapa benturan dapat menyebabkan terjadinya hantaran listrik?
5. Apa hubungannya kadar ion kalium dan natrium yang berbeda dengan
hantaran listrik?
6. Apa hubungan sel otot dengan serat saraf?
7. Benarkah apa yang difikirkan Andi bahwa

sel

otot

mampu

membangkitkan listrik?
8. Mengapa sel otot mampu membangkitkan listrik dan bergerak sendiri
seperti jantung?
9. Apa maksud dari membangkitkan listrik?
10.
Mengapa sel otot rangka bergerak menurut perintah sistem
saraf?
11.
Mengapa Andi bisa tahu kalau kakinya digigit semut?
12.
Apakah ada perbedaan proses yang terjadi ketika digigit semut
dengan tertekan oleh suatu benda, adanya getaran dengan perubahan
suhu? Jika ada, apa saja perbedaan tersebut?
13.
Apa yang menyebabkan tangan atau kaki bergerak sesuai
kehendak?
14.
Mengapa tangan Andi bisa berkeringat walaupun tidak sedang
bekerja?
15.
Apa hubungan Andi teringat seseorang dara dengan jantungnya
yang mendadak berdenyut lebih cepat?
16.
Apa hubungannya sistem persarafan dengan jantung Andi yang
mendadak berdenyut lebih cepat ketika teringat seorang dara?
17.
Mengapa pengaturan emosi, pembentukan memori, dan proses
belajar mengajar diatur oleh otak?

Halaman | 2

18.

Apakah bagian otak yang mengatur sistem saraf di dalam tubuh

berbeda-beda?
19.
Jika ada perbedaan, apa yang membuatnya berbeda?
20.
Mengapa trauma di kepala menyebabkan tidak sadar selama 3
hari dan akhirnya meninggal?
21.
Mengapa tidak sadarnya harus 3 hari?
22.
Mengapa pengaturan kesadaran dilakukan oleh sistem saraf?
C. Analisa Masalah (Brainstorming)
1. Andi dapat merasakan seperti disengat listrik di bagian dalan sikunya
ketika terbentur sisi meja karena adanya deteksi reseptor tekanan
pada kulit.
2. Sengatan yang dirasakan oleh Andi menjalar dengan cepat dan segera
menghilang karena kecepatan potensial membran saraf sangat tinggi
sekitar 5 ms.
3. Arti dari terdapat hantaran listrik pada sel serat saraf tempat benturan
terjadi adalah penghantaran impuls yang berupa neurotransmitter
yang menjalar melalui presinaps ke sinaps lalu ke saraf-saraf yang lain.
4. Benturan dapat menyebabkan terjadinya hantaran listrik karena
adanya penghantaran impuls yang berupa neurotransmitter yang
menjalar melalui presinaps ke sinaps lalu ke saraf-saraf yang lain.
5. Hubungannya kadar ion kalium dan natrium yang berbeda dengan
hantaran listrik adalah ketika impuls datang, maka depolarisasi dan
repolarisasi terjadi dan terjadilah perbedaan potensial membran (mv)
sehingga berlanjutlah hantaran listrik tersebut.
6. Hubungan sel otot dengan serat saraf adalah sel otot disarafi oleh
serat saraf sehingga ketika ada respon bisa kontraksi dan terdapat
motor end plate.
7. Yang difikirkan Andi bahwa sel otot mampu membangkitkan listrik itu
tergantung pada jenis sel ototnya.
8. Sel otot mampu membangkitkan listrik dan bergerak sendiri seperti
jantung karena sel otot disarafi oleh serat saraf sehingga ketika ada
respon bisa kontraksi dan terdapat motor end plate.
9. Maksud dari membangkitkan listrik adalah terbukanya fast channel Na+
pada potensial listrik otot rangka dan otot polos serta terbukanya fast
channel Na+ dan slow channel Ca2+ pada kontraksi otot jantung.
Halaman | 3

10.

Sel otot rangka bergerak menurut perintah sistem saraf karena

sel otot disarafi oleh serat saraf sehingga ketika ada respon bisa
kontraksi dan terdapat motor end plate.
11.
Andi bisa tahu kalau kakinya digigit semut karena adanya
deteksi reseptor tekanan pada kulit.
12.
Ada, perbedaan tersebut adalah perbedaan respon oleh bedanya
reseptor yang menerima, perbedaan terminal, dan tempat awal
respon.
13.
Yang menyebabkan tangan atau kaki bergerak sesuai kehendak
adalah sel otot disarafi oleh serat saraf sehingga ketika ada respon
bisa kontraksi dan terdapat motor end plate.
14.
Tangan Andi bisa berkeringat walaupun tidak sedang bekerja
karenaadanya respon homeostasis pada tubuh Andi.
15.
Hubungan Andi teringat seseorang dara dengan jantungnya yang
mendadak berdenyut lebih cepat adalah adanya pengaktifan saraf
simpatis yang berhubungan dengan emosi.
16.
Hubungan antara sistem persarafan dengan jantung Andi yang
mendadak berdenyut lebih cepat ketika teringat seorang dara adalah
sistem saraf menyampaikan impuls dari otak ke seluruh tubuh.
17.
Pengaturan emosi, pembentukan memori, dan proses belajar
mengajar diatur oleh otak karena otak adalah bagian dari sistem saraf
pusat.
18.
Iya, bagian otak yang mengatur sistem saraf di dalam tubuh
berbeda-beda.
19.
Yang membuatnya berbeda adalah sistemnya.
20.
Trauma di kepala menyebabkan tidak sadar selama 3 hari dan
akhirnya meninggal karena kemungkinan besar terjadi pecahnya
pembuluh darah yang ada pada otak sehingga nutrisi pada otak pun
terganggu, maka yang mengatur tubuh pun tidak ada lagi.
21.
Tidak sadarnya harus 3 hari itu tergantung tingkat keparahan
traumanya dan daya kompensasi tubuh.
22.
Pengaturan kesadaran dilakukan oleh sistem saraf karena
hantaran impuls akan mempengaruhi pengaturan kesadaran.
D. Kajian Sistematik dari berbagai penjelasan pada langkah 3
Adapun keyword yang didapatkan :
Halaman | 4

M
Be K
e
Si
Si
ntu
Sis o
d
st
st
Ne
ran
te
u
Re
Pr e
Potent Po
ur
/Tr
m rSist
lSist ens
se
esi
Im
P
m
m
otr
st
au
S
S
Sar
lPen
pt S aM
na S a
em Kpu
em
ial
ans
Si
ma
e
i
af
Oe Me
aSar
or
ps
ls
Sar
k
o
r
gat
a
a
mit
na
M
n
m
t
af s mbr si
Eura
t after
as
r
ps
e
s
p
a
S
Per
S
ran
mPus
a
o
i
nm
af
af
o
a
k
p
at d S el
oFisi
rifer Om
o
r O t
isolog
a oi
p
to
r
i to i
n
i i r mk
at
n
a i a s t s o is
at
l
n ik (
m
Respo
n

Resept
or

Kecepatan Potensial
Membran Saraf

Homeosta
sis

Neurotransmi
Sinap
Impul
Sistem Saraf
Emos
Adapun
skema
yang
didapatkan
:
s
s
Pusat
i
Sel tter
Motor End
Termin
Fisiologi
Saraf
Otot
Plate
al
Simpatis
Traum
Nutri
Pecahnya Vaskular
Pengaturan
a
si
Otak
Kesadaran

E. Menentukan Learning Objectives


1. Fisiologi Sistem Saraf Pusat dan kelainan yang timbul
2. Fisiologi Sistem Saraf Perifer dan kelainan yang timbul
3. Fisiologi Sistem Saraf Otonom dan kelainan yang timbul
4. Mekanisme Kontraksi Otot

F. Pembahasan Learning Objectives


1. Fisiologi Sistem Saraf Pusat dan Kelainan yang Timbul
A. Fungsi Integrasi Cerebrum
a. Mekanisme Tidur dan Bangun

Halaman | 5

i
s
Mekanisme

tidur

hypothalamus

dan

yang

M
E
P
)

bangun
mana

pada

manusia

prosesnya

itu

dikontrol

diatur

di

dengan

mekanisme berikut.
1. Pengaturan sistem aktivitas bangun
Di saat Reticular Activating System (RAS) aktif,
banyak sel-sel saraf yang menyebarkan impuls ke korteks
cerebrum yang dapat menyebabkan tubuh memberi respon
untuk bangun. RAS distimulasi oleh rasa nyeri, sentuhan, dan
tekanan, gerakan, cahaya yang terang dan suara. Apabila
RAS meningkat, maka impuls ke korteks cerebrum pun
meningkat sehingga terjadilah stimulasi untuk bangun.
2. Tidur, terdiri atas dua macam tidur, yaitu :
a. Non Rapid Eye Movement, terjadi di hipothalamus dan
basal forebrain serta memiliki 4 tahap menjelang masuk ke
rapid eye movement :
1) Tahap 1 merupakan tahap transisi antara sadar dan
tidur. Terjadi sekitar 1-7 menit.
2) Tahap 2 merupakan tahap pertama untuk tidur yang
sebenarnya dimana mulai sulit untuk dibangunkan.
3) Tahap 3 merupakan tidur moderat yang terjadi sekitar
20 menit dimana semakin sulit untuk dibangunkan.
4) Tahap 4 merupakan tahapan dimana sudah mulai tidur
lebih dalam lagi.
b. Rapid Eye Movement terjadi di pons dan otak tengah
sekitar 7-8 jam.
b. Belajar dan Memori
i. Belajar merupakan kemampuan untuk memperoleh informasi
baru/kemampuan melalui instruksi.
ii. Memori merupakan tempat yang menyediakan informasi dari
pembelajaran.

Dari

memori

menyediakan

akan

pembelajaran

yang

perubahan

akan

disimpan,

fungsional

dan

struktural yang muncul di otak. Areanya itu di semua lobus di


otak, hipocampus, amigdata, dan diencephalon. Terbagi atas
beberapa jenis memori :
1) Memori immidiate
Halaman | 6

2) Memori short-term yang berada di hippocampus dan


tubuh mamilaris
3) Memori long-term yang berada di basal ganglia, cerebral
cortex dan cerebellum.
B. Medulla Spinalis
a. Reflex arc, merupakan jalan kecil yang diikuti dengan impuls
saraf yang terdiri atas :
i. Reseptor sensoris berada di bagian akhir distal saraf sensoris
yang merespon stimulus spesifik yang diproduksi oleh
generator potensial. Ketika tercapai level puncak depolarisasi
akan menggerakkan impuls saraf di saraf sensoris.
ii. Saraf sensoris
iii. Pusat integrasi, berada di grey matter pada sistem saraf
pusat. Untuk monosynaptic reflex arc memiliki satu sinaps
sensoris-motorik, sedangkan polysynaptic reflex arc memiliki
banyak sinaps sensoris-motorik.
iv. Saraf motorik
v. Efektor merupakan bagian tubuh yang merespon neuron
motorik.
b. Stretch reflex
Menyebabkan kontraksi otot rangka dalam respons untuk
stretching otot.
i. Sedikit stretching otot yang menstimulasi reseptor sensoris
yang

disebut

dengan

spindle

otot

yang

memonitori

perubahan panjang otot.


ii. Sebuah spindle otot meningkatkan impuls melalui saraf
sensoris ke medulla spinalis.
iii. Di dalam medulla spinalis, saraf sensoris membuat sinaps
eksitatoris yang mengaktivasi saraf motorik.
iv. Jika sinaps eksitatoris cukup kuat, impuls saraf meningkat di
saraf motorik dari medulla spinalis ke otot yang akan
distimulasikan. Terminal akson dari neuromuscolojunction
dengan serat otot rangka stretch otot.
v. Asetilkolin dilepaskan oleh nerve impulse pada trigger
neuromuscolojunction.
c. Tendon reflex
Halaman | 7

Secara kontras, reflex tendon dijadikan sebagai feedback


dari mekanisme untuk mengontrol tekanan otot yang disebabkan
oleh relaksasi otot.
1) Jika tekanan tendon meningkat, reseptor sensoris akan
terstimulasi
2) Nerve implises meningkat dan menyebar ke medulla spinalis
melalui saraf sensoris
3) Di medulla spinalis, saraf sensoris mengaktivasi inhibitory
interneuron yang berhubungan dengan saraf motorik.
4) Inhibitory interneuron akan menghambat/hyperpolarized
motorik yang membangkitkan beberapa nerve impulse.
5) Otot berelaksasi.
d. Reflex fleksor dan ekstensor/polysynaptic reflex
2. Fisiologi Sistem Saraf Perifer
1) Macam-macam sensasi yang ada di saraf perifer
1) Sensasi umum
a. Somatik, yang terdiri atas :
i. Tactile sensation, terbagi atas :
1. Sentuhan
a. Cepat
i. Meissner corpuscle yang digunakan untuk fine
touch di tangan, ujung jari, dan sebagainya.
ii. Hair root plexus yang berguna untuk crude touch
b. Lambat
i. Merkel Disk. yang berperan pada fine touch
ii. Ruffini corpuscle yang berperan untuk stretch kulit
di ligamen dan tendon.
2. Getaran, terbagi atas :
a. Corpuscle of touch yang akan merespon frekuensi
getaran yang rendah
b. Lamellated corpuscle

yang

merespon

frekuensi

getaran yang tinggi


3. Tekanan memiliki paccini corpuscle yang berada di
dermis, subkutan, sendi, dan periosteum.
4. Gatal memiliki itch and tickle reseptor yang berada di
kulit dan membran mukus.
ii. Thermal sensation, terdiri atas :
1. Reseptor dingin yang berada di epidermis
2. Reseptor panas yang berada di dermis
Halaman | 8

iii. Pain sensation, yaitu nociceptor yang berada di seluruh


jaringan pada tubuh kecuali otak.
iv. Propioreceptor yang memiliki :
1. Muscle spindle pada otot rangka
2. Tendon organ
3. Joint kinestetic reseptor yang berada di sekitar sendi
sinovial kapsul artikular
b. Viseral
2) Sensasi spesifik
a. Penghidu
b. Pengecap
c. Penglihatan
d. Pendengaran/Keseimbangan
Proses sensasi terjadi seperti berikut.
1)
2)
3)
4)

Stimulasi yang ada di reseptor sensoris


Transduksi stimulus
Peningkatan nerve impulse
Integrasi sensory input

Kelainan yang akan timbul, yaitu :


1) Kerusakan pada basal ganglia yang menyebabkan gerakan tubuh

2)
3)
4)
5)

yang tidak terkendali dan abnormal (tremor)


a. Penyakit Parkinson
b. Penyakit Huntington
Amiotropik Lateral Scierosis
Paralisis
Sifilis
Phantom Limb Sensation

3. Fisiologi Sistem Saraf Otonom


Diaktivasi oleh sistem saraf pusat yang lokasinya di batang otak
dan medulla spinalis. Sinyal eferen akan ditransmisikan melalui sistem
saraf simpatis dan sistem saraf parasimpatis. Karakter dasar dari
sistem saraf otonom yaitu :

Halaman | 9

1. Memiliki neurotransmitter yang pada sistem saraf simpatis terdiri


atas norepinefrin atau noradrenalin dan adrenergik serta pada
sistem saraf parasimpatis terdiri atas asetilkolin dan kolinergik.
2. Saraf preganglionik yang kedua-duanya bersifat kolinergik
3. Saraf postganglionik yang mana di sistem saraf pusat bersifat
kolinergik

dan

si

sistem

saraf

parasimpatis

pada

umumny

adrenergik, kecuali di kelenjar keringat, otot piloerector dan


pembuluh darah bersifat kolinergik.
Asetilkolin mengaktivasikan 2 jenis reseptor, yaitu reseptor
muscarini dan reseptor nikotinik. Respon muscarini berada di semua
sel efektor yang distimulasikan oleh saraf kolinergik postganglionik
baik itu di sistem saraf simpatis maupun di sistem saraf parasimpatis.
Sedangkan

reseptor

nikotinik

berada

di

sinapsis

antara

saraf

preganglionik dan postganglionik serta banyak di akhir saraf nonotonom.


Untuk reseptor adrenergik terdiri atas alfa reseptor yang terbagi
atas alfa1 dan alfa2 serta beta reseptor yang terdiri atas beta 1 dan
beta2. Reseptor norepinefrin pada umumnya meningkatkan alfa
reseptor sehingga beta reseptor sangat sedikit, sedangkan reseptor
epinefrin meningkatkan alfa reseptor dan beta reseptor sama banyak.
Stimulasi dari sistem saraf simpatis dan parasimpatis
menyebabkan peningkatan efek pada beberapa organ dan sebagian
lagi menyebabkan penghambatan. Pada umumnya, sistem saraf
simpatis dan parasimpatis terjadi secara berlawanan satu sama lain.
Ketika stimulasi sistem saraf simpatis meningkatkan organ tertentu,
maka parasimpatis yang akan menghambatnya.
Adapun kelainan yang timbul pada sistem saraf otonom :
1) Fenomena Raynaud, terjadi iskemia. Setelah merasakan stress atau
dingin, stimulasi simpatis pada otot polos di arteri menjadi
vasokonstriksi.
2) Disrefleksia otonom, bila terjadi peningkatan divisi simpatis, maka
urinary bladder menjadi penuh. Hal ini disebabkan oleh sakit kepala,
hipertensi, dan gelisah.
Halaman | 10

4. Mekanisme Kontraksi Otot


A. Otot Rangka
a. Morfologi Otot Rangka
Otot rangka tersusun dari serat-serat otot yang diliputi oleh
membran sel yang dinamakan sarkolemma dan plasmanya
terdiri

atas

sarkoplasma

dan

retikulum

endoplasmik

yang

merupakan tempat ion Ca2+ dan digunakan untuk mengontrol


kontraksi.

Di

ujung

otot,

serat-serat

otot

rangka

akan

mengumpul menjadi tendon otot yang melekat ke tulang dan


serat-serat tendon akan bersatu dengan sarkolemma.
Serat otot rangka sendiri terdiri dari ratusan hingga ribuan
miofibril dimana miofibril terdiri atas 1500 filamen miosin dan
3000 filamen aktin dan beruas-ruas yang dapat dibedakan warna
terang

adalah

aktin/I

band

(isotropic)

dan

warna

gelap

menunjukkan miosin/A band (anisotropic)


b. Kontraksi Otot Rangka
Dalam keadaan istirahat filamin aktin dihambat oleh
kompleks

troponin-tropomiosin,

kemudian

nanti

diaktifkan

setelah dirangsang ion Ca. Kontraksi pada otot rangka diawali


oleh transmisi impuls dari saraf ke serat otot melalui taut
neuromuscular (neuromuscular junction). Impuls sampai ke
terminal saraf, asetilkolin dibebaskan ke celah sinaps di dalam
vesikel. Kemudian Asetilkolin lalu di celah sinaps akan diuraikan
oleh asetilkolinesterasi atau berdifusi keluar membuka saluran
ion bergerbang-asetilkolin di membran pascasinaps ion Na
masuk depolarisasi kontraksi.
Selain itu, efek inhibitorik

dari

kompleks

troponin-

tropomiosin dihambat oleh ion Ca. Ion Ca akan berikatan dengan


troponin

sehingga

kompleks

troponin

menarik

molekul

tropomiosin dapat membuka bagian-bagian aktif dari aktin


kontraksi.
Untuk relaksasi, bagian-bagian aktif dari filamen aktin
dihambat atau ditutupi oleh kompleks troponin-tropomiosin
Halaman | 11

sehingga bagian ini tidak dapat melekat ke kepala miosin untuk


menghasilkan kontraksi
c. Energi Kontraksi Otot
Energi untuk kontraksi otot rangka berasal dari :
1. Fosforilkeratin, ATP disintesis ulang dari ADP yang diperoleh
dari penguraian glukosa menjadi CO2 dan H2O dengan
menambahkan satu rantai fosfat. Sebagian ATP yang ada di
mitokondria melepaskan fosfatnya dari kreatin sehingga
nantinya

pada

fosforilkreatin

saat
yang

istirahat
saat

akan

terbentuk

berkontraksi

akan

simpanan
mengalami

hidrolisis di tempat pertemuan aktin dan miosin sehingga


membentuk ATP dari ADP.
2. Penguraian karbohidrat, pada saat gula darah atau glikogen
masuk ke dalam sel dan mengalami degradasi melalui
serangkaian

reaksi kimia

dan berubah menjadi piruvat

(apabila pasokan O2 tercukupi untuk melakukan reaksi ini)


atau asam laktat (jika pasokan O2 tidak tercukupi atau tidak
ada sama sekali)
Energi tersebut di-supply dan digunakan untuk sliding aktinmiosin, memompakan ion Ca2+ dari sarkoplasma kembali ke
dalam retikulum sarkoplasmik setelah kontraksi selesai, serta
digunakan untuk memompakan ion Na+ dan K+.
B. Otot Polos
a. Morfologi Otot Polos
Terdiri atas 2 tipe otot polos, yaitu :
1. Otot polos multi-unit
Otot ini memiliki serat otot yang terpisah. Setiap serat
ototnya bekerja secara terpisah dan disarafi oleh satu serat
saraf saja.
2. Otot polos single-unit

Halaman | 12

Otot ini disebut juga otot polos singsisium atau otot polos
viseral yang memiliki serat otot yang menyatu dengan
membran selnya yang membentuk gap junction yang
digunakan untuk penyebaran ion untuk potensial aksi.
b. Kontraksi Otot Polos
Terdapat perbedaan pada saat kontraksi antara otot polos
viseral dengan otot polos multi-unit. Pada otot polos viseral,
kontraksi ini diaktivasi oleh ion Ca yang lebih besar dibandingkan
dengan

yang

ada

pada

otot

rangka

karna

retikulum

sarkoplasmiknya yang lebih kurang dibandingkan dengan otot


rangka.

Ion

Ca

akan

berikatan

dengan

kalmodulin

dan

mengaktifkan kinase miosin rantai ringan yang bergantung


pada kalmodulin.
Fosforilasi pun mengaktifkan ATPase miosin dan aktin pun
kemudian bergeser pada miosin, menghasilkan kontraksi. Lalu,
miosin pun mengalami defosforilasi oleh fosfatase miosin oleh
rho-associated

kinase

yang

menyebabkan

terbentuknya

diaktifkan

oleh

jembatan

ligand

pengunci

yang
yang

mempertahankan ikatan antara cross bridge miosin dengan


aktin.

Relaksasi otot terjadi bila proses disosiasi kompleks Ca 2+

kalmodulin telah berakhir.


Sedangkan pada otot polos multi-unit, kontraksinya lebih
jelas, halus dan terlokalisasi karna sangat peka terhadap zat-zat
kimia yang ada di dalam peredaran darah dan terangsang oleh
neurotransmitter.
C. Otot Jantung
Otot jantung memiliki diskus interkalaris dan sistem T yang
memudahkan penyebaran potensial aksi, seperti singsisium dan
juga memiliki miosin, aktin, tropomiosin dan troponin dalam
berbagai isoform yang mengandung distrofin.

Halaman | 13

Anda mungkin juga menyukai