Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
aktif
(fasilitas
terpakai
Mutasi
tergolong
fluktuatif)
aktif
(fasilitas
rekening
secara
terpakai
koran
optimal
optimal
dan
dan
aktif
(fasilitas
diberikan
Mutasi rata-rata
fluktuatif)
(fasilitas
terpakai
tidak
terpakai
optimal
namun
Demikian disampaikan..semoga
bermanfaat
ANALISA RATIO
Leverage
Perputaran Piutang
0813-273-72770
:
:
Dagang
:
Dagang
Rp.
Rp.
:Rp.
Rp.
:
Rp.
35.776.100.500,28.198.306.232,22.385.429.659,2.648.506.820,7.036.043.759,-
Modal kerja yang dapat diberikan oleh Bank Maksimal adalah (80% x
Rp.18.946.922.200,-)
=
Rp.
15.157.537.760,Demikian,
Aslam
Asisten
Manajer
Hp: 0813-273-72770
semoga
bermanfaat
Fetra
Corporate
H
Lending
PENDEKATAN-PENDEKATAN DALAM
ANALISIS KREDIT
Posted on Sabtu, 07 November 2009 by Assalam
Didalam melakukan analisis kredit ada beberapa metode pendekatan
yang dapat digunakan oleh seorang analisis, adapun beberapa
metode pendekatan yang penulis terapkan didalam praktek selama
ini yakni meliputi: pendekatan karakter, pendekatan secara
jaminan, pendekatan kemampuan membayar kembali dan pendekatan
kelayakan
usaha.
pribadinya.Mis:
perorangan)
dan
perubahannya
dan
Nama Perusahaan
Bidang Usaha
Penjelasan
bukan
Uraikan mengenai
bakunya, merk
Uraian
mengenai
organisasinya,
apakah
pemohon
jenis
adalah
barang
sistem
pemilik
yang
tersebut
atau
apakah
masuk
dijual/diproduksi,
bahan
manajemennya,
usaha
gambaran
struktur
yang
melakat
pihak
bowheer
dibayarkan
KELENGKAPAN&OTENTIKASI DATA
by Assalam
Pembahasan mengenai analisa kredit saat ini mengenai kelengkapan dan
otentikasi data/dokumen. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan
terhadap suatu dokumen yang diserahkan oleh pihak calon debitur kepada
AO, beberapa hal yang harus diperhatikan yakni sbb:
1. Untuk
Dokumen2
Keuangan/legalitas/Data
Pribadi.
Pastikan
bahwasanya copy dari rekening koran/rekening tabungan dan laporan
keuangannya, dokumen legalitas,data pribadi dari calon debitur
adalah sesuai dengan aslinya (terlebih dahulu harus dicocokkan
dengan aslinya) dan dibubuhi stempel ''sesuai dengan asli'' serta
ditandatangani/paraf oleh AO
2. Apabila terdapat data/dokumen yang belum dipenuhi oleh calon
debitur maka tergolong TBO (To Be Obtained) dan harus dimintakan
persetujuannya kepada KABAG/KADIV atau ke Direksi disertai alasan
dan kepastian tanggal kapan dapat dipenuhi dokumen-dokumen
tersebut
3. Dalam hal pengikatan kredit dan penandatanganan perjanjian kredit
maka segala macam kelengkapan data untuk pengikatan dan
perjanjian kredit dipastikan tidak ada yang TBO, bilamana masih
tetap ada kekurangan, maka harus segara dipastikan pada hari yang
bersamaan data-data TBO harus segera dilengkapi
Demikian, semoga bermanfaat
Posted in Analisis Kredit | Leave a comment
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke Facebook
bisa
dengan
jalan
meminta
saran
dari
pengurus
bermanfaat
piutang
dari
pihak
pemberi
kerja
yang
menyatakan
bahwa
tagihan/piutangnya tersebut dibayarkan langsung kerekening calon
debitur di Bank pemberi kredit atau masuk kedalam escrow account
untuk langsung menurunkan outstandingnya
PERJANJIAN KREDIT
by Assalam
Masih menurut pemaparan dalam penulisan hukum oleh Aslam Fetra H
dengan judul ''Praktek Restrukturisasi Kredit Sebagai Upaya Penanganan
Kredit Bermasalah Dengan Jaminan Fidusia di PT Bank Bukopin
Cab.Yogyakarta'' Perjanjian kredit merupakan salah satu aspek yang
paling penting dalam pemberian kredit, menurut Sutarno dalam karyanya
(Aspek-aspek Hukum Perkreditan pada Bank.hal 98) tanpa perjanjian
kredit yang ditandatangani antara bank dan debitur maka tidak ada
pemberian
kredit.
Perjanjian kredit yang merupakan media antara pihak yang mempunyai
kelebihan dana dengan pihak yang kekurangan dan memerlukan dana
dikuasai
oleh
ketentuan-ketentuan
KUHPerdata
Bab
XIII
karena
perjanjian kredit mirip dengan perjanjian pinjam-meminjam uang menurut
pasal 1754 KUHPerdata yang berbunyi ''pinjam-meminjam ialah perjanjian
dengan mana pihak yang satu memberikan kepada pihak yang lain suatu
jumlah tertentu barang-barang yang menghabis karena pemakaian, dengan
bermanfaat.....
Aslam Fetra H
Posted in Aspek Hukum Perkreditan | Leave a comment
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke Facebook
KREDIT
Posted on Sabtu, 19 Desember 2009 by Assalam
Dalam kesempatan ini penulisan bersumber pada penulisan hukum yang
berjudul "Praktek Restrukturisasi Kredit Sebagai Upaya Penanganan
Kredit Bermasalah Dengan Jaminan Fidusia DI PT Bank Bukopin Cab
Yogyakarta''
oleh
Aslam
Fetra
H
Pengertian Kredit: Kredit berasal dari bahasa Yunani, yakni credere
yang berarti percaya atau dari bahasa latin creditum yang berarti
kepercayaan akan kebenaran, dengan demikian adanya kepercayaan
merupakan dasar dari kredit. Pihak yang memberi kredit percaya bahwa
penerima kredit akan sanggup memenuhi segala sesuatu yang telah
disepakati bersama, baik menyangkut jangka waktunya, maupun prestasi
dan
kontra
prestasinya.
Pengertian
kredit
dalam
praktek
sehari-hari
begitu
beragam
diantaranya, menurut pasal 1 angka 11 UU NO.10 tahun 1998 tentang
perubahan atas UU No. 7 tahun 1992 tentang perbankan berbunyi sebagai
berikut: "kredit ialah penyediaan uang atau tagihan yang dipersamakan
dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam-meminjam
antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk
melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian
bunga''
Dalam bukunya yang berjudul ''Aspek-aspek Hukum Perkreditan pada
Bank'' hal 95-96 Sutarno berpendapat bahwa dari pngertian kredit
menurut rumusan pasal diatas, maka elemen-elemen kredit adalah:
Demikian
pemaparan
mengenai
pengertian
kredit,
dalam
mengembalikan
semoga
pasal
uang
bermanfaat
Aslam Fetra H
Posted in Aspek Hukum Perkreditan | Leave a comment
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke Facebook
dulu...
semoga
Aslam Fetra H
Posted in Kredit Bermasalah | Leave a comment
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke Facebook
bermanfaat
Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp. 50.000.000,- (lima puluh juta
rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha, atau
Milik WNI,memiliki kekayaaan bersih lebih besar dari Rp. 200 juta sampai
dnegan paling banyak sebesar Rp. 10 miliar tidak termasuk tanah dan
bangunan temapat usaha
Jenis
Kredit
Untuk jenis kreditnya dibedakan menjadi 2 yakni Kredit Modal Kerja dengan self
financing sebesar minimal 20% dari kebutuhan modal kerja dan Kredit Investasi
dengan self financing minimal 30% dari kebutuhan investasi (pembiayaan investasi
barang
kerja/pengadaan
barang
kerja)
Adapun beberapa persyaratan yang diperlukan untuk mengajukan kredit ini yakni
1. Menyerahkan surat permohonan
2. Copy kartu keluarga, KTP dan Surat Nikah, NPWP (untuk UKM perorangan)
3. Legalitas Tempat Usaha, SIUP, TDP,SKDP
4. Surat keterangan penghasilan (tanda tangani oleh lurah setempat)
5. Rek Tabungan/giro/ transaksi usaha
6. Jaminan
Permohonan
kredit
harus
dilengkapi
dengan
MOU/PKS
menjelaskan tentang hak dan kewajiban masing-masing pihak
yang
Fetra
:
:
Dagang
:
Dagang
Rp.
Rp.
:Rp.
Rp.
:
Rp.
35.776.100.500,28.198.306.232,22.385.429.659,2.648.506.820,7.036.043.759,-
Berdasarkan
data
diatas,
berikutnya
kita
tentukan
perputaran
piutangnya (A/R DOH), perputaran persediaannya ( Inventory DOH) dan
perputaran
hutang
dagang
(A/P
DOH)
A/R DOH = (Piutang / Penjualan ) x 360 hari = 225 Hari
Inventory DOH = (Persediaan / HPP) x 360 hari = 34 Hari
Perputaran Hutang Dagang = (Hutang Dagang / HPP) x 360 hari = 90 hari
Selanjutnya kita tentukan proyeksi penjualan kedepan, diasumsikan
penjualan naik 5 % dan HPP adalah 78 % dari penjualan dan hutang Bank
tidak
ada
maka:
Penjualan
kedepan
:
Rp
37.554.405.525,HPP
:
Rp.
29.292.436.310,Kebutuhan
KMK
A/R Financing = (Penjualan Kedepan / 360) x 225 hari = Rp.
23.504.701.142,Inv Financing = ( Hpp kedepan / 360 ) x 34 hari = Rp. 2.751.272.247,A/P Financing = (Hpp kedepan / 360) x 90 hari = Rp 7.309.051.189,Kebutuhan
=
Modal
Kerja
= (A/R
Rp.
Financing+
Inv
Financing) - A/P
18.946.922.200,-
Modal kerja yang dapat diberikan oleh Bank Maksimal adalah (80% x
Rp.18.946.922.200,-)
=
Rp.
15.157.537.760,Demikian,
Aslam
Asisten
Hp: 0813-273-72770
semoga
bermanfaat
Fetra
Manajer
Corporate
H
Lending
2 Comments
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke Facebook
Fetra
Corporate
H
Lending
Kredit Sindikasi
Posted on Sabtu, 07 November 2009 by Assalam
Kredit sindikasi adalah pembiayaan yang diberikan oleh lebih dari satu bank (lebih
dari 1 kreditur) kepada 1 (satu) debitur untuk proyek yang sama. Misalkan
pembangunan sebuah pabrik ataupun refinancing piutang pembiayaan konsumen
(model multifinance) , dimana di antara bank-bank anggota sindikasi tersebut
dikoordinasikan oleh 1 (satu) bank sebagai koordintor, yang disebut dengan Lead
Creditur atau Lead Arranger.
Untuk Model-model kredit sindikasi berikut penjelasannya sebagaimana yang diurai
oleh Dr. Munir Fuady, S.H., M.H., LL.M dalam karyanya yang berjudul
"Pengantar Hukum Bisnis" adalah sebagai berikut:
1. Model Direct Participation
2. Model Indirect Participation
3. Model Club Deal
Model Direct Participation:
Dengan model ini, semua kreditur yang tercakup dalam sindikasi berhubungan
secara kontraktual dengan debitur. Dengan demikian, terhadap kontrak kredit
meskipun hanya ada satu kontrak tetapi ditandantangani secara ramai-ramai oleh
bank peserta sindikasi dengan debiturnya
Model
Indirect
Participation
Suatu sindikasi kredit dimana sungguhpun diantara kreditur ada sindikasi tertentu,
tetapi ada diantara mereka yang berpartisipasi dengan cara tidak menajdi loan
agreement (sehingga tidak menandatangani loan agreement), tetapi menjadi
kreditur lewat kreditur lain. partisipasinya dalam kredit sindikasi dilakukan dengan
cara -cara yuridis sbb:
Novasi
Pengalihan Piutang
Partisipasi sebagian
Model
Club
Deal
Suatu model sindikasi yang mana selain kreditur yang memberi pinjaman uang
secara kredit, terdapat juga kreditur yang memberikannya dengan cara
pembiayaan (mis: leasing). Mereka bersama-sama bergabung dalam satu sindikasi
dengan term dan conditions yang sama dengan kredit biasa
Posted in Kredit Sindikasi | Leave a comment
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke Facebook
bisa
dengan
jalan
meminta
saran
dari
pengurus
nilai jaminan harus dapat mengcover kredit yang akan diberkan sesuai
dengan
corporate
policy/SOP
bank
anda
Semoga
aslam.fh@gmail.com
Posted in Analisis Kredit | Leave a comment
bermanfaat
semoga
bermanfaat..
Fetra
Lokasi
Penilaian terhadap lokasi meliputi penilaian terhadap dekat
tidaknya dengan sumber bahan baku,sarana transportasi untuk
1. Pembiayaan Tagihan, dalam hal ini kredit modal kerja yang diberikan
digunakan untuk membiayai tagihan yang belum jatuh tempo karena
penjualan secara kredit maupun belum dibayarkannya hasil pekerjaan oleh
pemberi kerja. Untuk pemberian kredit modal kerja pembiayaan tagihan ini
jaminannya pun dapat berupa tagihan dan atau fix asset. Dalam hal
jaminannya berupa tagihan yang dibiayai maka dalam rangka penerapan
prinsip kehati-hatian perlu dipastikan dan dilakukan verivikasi terhadap
seluruh tagihan yang dijadikan jaminan serta pihak yang dibiayai harus
menyerahkan Standing Instruction atas tagihan piutang tersebut.
2. Pembiayaan persediaan, dalam hal ini kredit yang diberikan digunakan
untuk membiayai pembelian barang-barang persediaan
Posted in Kredit Modal Kerja | Leave a comment
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke Facebook
Aspek Manajemen
by Assalam
dan atau kendaraan roda dua (Motor) yang akan digunakan sebagai kendaraan
pribadi. Untuk setting fasilitas kreditnya disesuaikan dengan masing-masing Bank.
Umumnya pemberian fasilitas KKB ini diberikan dalam bentuk Pinjaman Tetap
Angsuran (PTA) dimana nasabah tiap bulannya memiliki kewajiban untuk membayar
pokok hutang berikut bunganya dan untuk penentuan besaran minimal dan
maksimal plafond, uang muka, jangka waktu, provisi, biaya admin, asuransi, notaris
dan suku bunga juga disesuaikan dengan SOP dari masing-masing Bank.
KREDIT PEMILIKAN RUMAH
Kredit kepemilikan Rumah merupakan fasilitas kredit yang diberikan kepada individu
yang dananya digunakan untuk membiayai kepemilikan tanah, tanah dan
bangunan, ruko, apartemen, rukan dengan kondisi baru maupun bekas serta untuk
renovasi dan bukan digunakan untuk membiayai kepemilikan villa maupun tempat
peristirahatan lainnya.
Mengenai petunjuk dan pelaksanaan pemberian fasilitas KPR ini disesuaikan dengan
kebijakan/SOP dari masing-masing bank pemberi kredit. Umumnya pemberian
fasilitas KPR untuk dokumen legalitas jaminannya yang berupa tanah dan bangunan
selalu dipastikan bahwa jaminannya tersebut bebas dari sengketa dan sertifikatnya
telah dipecah, apabila belum dipecah maka pemecahannya harus dilakukan dengan
notaris rekanan dari bank pemberi kredit
KREDIT MULTIGUNA
Kredit multiguna adalah fasilitas kredit yang diberikan kepada individu untuk
membiayai berbagai macam keperluan yang sifatnya konsumtif seperti biaya
pendidikan, biaya pengobatan, biaya pelunasan kartu kredit, menikah, berlibur dan
kebutuhan konsumtif lainnya dengan jaminan berupa fix asset dan atau cash
collateral. Untuk kelengkapan data-data yang diperlukan tidak berbeda, sama
halnya dengan produk kredit konsumer lainnya, hanya yang membedakan disini
adalah kelengkapan dokumen yang akan dijadikan jaminan
Posted in kredit konsumer | Leave a comment
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke Facebook
Analisis Agunan
by Assalam
Persoalan Agunan memang sudah menjadi persoalan klasik yang menjadi
hambatan bagi pihak pelaku mikro didalam memperoleh akses permodalan
ke Bank namun demikian penilaian terhadap agunan hanya merupakan salah
satu faktor yang dijadikan pertimbangan didalam memutuskan suatu
kredit, yang paling utama ditekankan bagi seorang analis yakni
kejelasan proyek/kegiatan usaha yang dibiayai (sebagai jaminan utama)
serta sumber pembayaran kembali dari pinjaman yang diberikan.
Penilaian jenis usaha daripada calon debitur penekanannya adalah untuk menilai, mengetahui
jenis-jenis risiko yang melekat pada usaha calon debitur yang bersangkutan serta upaya-upaya
yang diperlukan untuk memitigasi risiko tersebut. Setiap risiko dari jenis-jenis usaha tersebut
harus dianalisa dan diatasi, semakin banyak risiko yang mungkin timbul semakin banyak yang
harus dianalisa serta diupayakan cara-caranya untuk meminimalisir risiko tersebut. Misal untuk
jenis usaha yang bergerak disektor jasa:
1.Umur/Usia
Tujuan analisa berkaitan dengan soal umur disini adalah menyangkut
risiko Fikiran dan Fisik. Semakin tua semakin tinggi risikonya
dikarenakan faktor kesehatan dan stamina hidup, demikian pula halnya
bila terlalu muda semakin kurang juga nilainya dikarenakan faktor
pengalaman dan kedewasaaan. Meskipun penilaian tersebut tidak mutlak,
namun hal ini dapat dijadikan sebagai salah satu pertimbangan didalam
memutuskan usulan kredit. Data mengenai umur tersebut dapat kita
ketahui melalui Isian form dan juga interview
2.Riwayat Pendidikan
Semakin tinggi pendidikan, semakin tinggi nilainya, pendidikan disini
tidak hanya sebatas pendidikan formal tapi juga meliputi pendidikan
non formal. Penilaian terhadap pendidikan ini juga tidak mutlak karena
tidak jarang banyak para entrepreneur sukses yang latar belakang
pendidikannya hanya SDTT (Sekolah Dasar Tidak Tamat)
3.Pengalaman
Semakin lama dan banyak pengalaman yang oleh pemilik, key person
ataupun pegawai didalam menjalankan usahanya semakin kecil risiko yang
dihadapi, tentunya informasi ini cukup membantu bagi analis kredit
didalam menyampaikan usulan kreditnya kepada pejabat pemutus kredit.
Informasi ini dapat digali melalui wawancara secara langsung maupun
juga dari beberapa track record usaha yang dijalankan minimal 2 tahun
terakhir
Dan beberapa indikator penilaian lainnya baik ketekunan, ke
kreativitasan, ketegasan maupun kejujurannya yang kesemuanya dapat
diperoleh melalui interview secara langsung serta mencocokkan apa yang
diungkapkan dengan realitanya.
Posted in Kredit Mikro | Leave a comment
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke Facebook
Didalam mengajukan KPR ada beberapa dokumen yang perlu dilengkapi oleh
calon debitur dalam rangka penilaian kelayakan pemberian kreditnya.
Tanpa dokumen yang lengkap jangan harap calon debitur dapat dengan
cepat mendapat hasil mengenai pengajuan kreditnya. Adapun beberapa
kelengkapan dokumen yang harus disampaikan yakni:
Legalitas Pribadi, yang terdiri dari Kelengkapan pengisian formulir
pengajuan KPR, Ftcp KTP,NPWP KK, Surat Nikah dll
Dokumen Penghasilan yang terdiri dari Slip gaji (minim 3 bulan
terakhir) atau surat keterangan kerja yang memuat didalamnya mengenai
penghasilan, rekening tabungan yang mencerminkan besaran gaji yang
diterima, rekening giro
Legalitas Jaminan yang terdiri dari Sertifikat, IMB, PBB beserta bukti
pembayarannya tahun terakhir, AJB dan blue print
Adapun biaya-biaya yang dikenakan sehubungan dengan adanya pengajuan
KPR ini terdiri dari biaya provisi, administrasi, biaya notaris,
pajak, asuransi jiwa maupun asuransi kerugian yang besaran kesemuanya
tergantung dari pada masing-masing Bank dimana calon debitur
mengajukan KPR
Patut dicermati oleh calon debitur bahwasanya kelengkapan data-data
yang diperlukan didalam mengajukan KPR kesemuanya harus lengkap,
bersikap kooperatif dan terbuka khususnya mengenai kondisi keuangan
anda saat ini didalam mengajukan KPR dalam rangka memudahkan pihak
perbankan mensetting fasilitas KPR yang cocok serta tidak memberatkan
cashflow anda dikemudian hari.
Aslam Fetra H
Rekening Koran
Posted on November 16, 2007 by Achun
80 Votes
Rekening koran adalah laporan yang diberikan Bank setiap bulan kepada pemegang rekening
Giro yang berisikan informasi tentang transaksi yang dilakukan oleh bank terhadap rekening
tersebut selama satu bulan dansaldo Kas di Bank. Laporan ini sering dijadikan tumbal oleh
akuntan untuk melindung keterlambatan mereka dalam menyusun laporan keuangan dan kita
tahu laporan rekening koran dapat diterima diatas tanggal 15 setiap bulannya.
Apapun alasannya laporan keuangan suatu perusahaan adalah berdasarkan catatan yang
dilakukan oleh perusahaan. Dan adanya perbedaan antara catatan yang dilakukan perusahaan
dengan yang dilaporkan bank adalah masalah lain.
Dari sudut pandangan Bank setiap rekening adalah hutang karena itu setiap tambahan atas
suatu rekening dicatat disisi kredit. Menurut sudut pandang perusahaan pemegang rekening,
rekening bank adalah aktiva dan setiap tambahan atas rekening bank oleh perusahaan dicatat di
sisi debet dengan demikian jumlah sisi kredit yang dicatat oleh bank akan sama dengan jumlah
sisi debet yang dicatat oleh pemegang giro. Pada rekening Kredit Modal Kerja adalah
sebaliknya.
Rekonsiliasi Bank
Adalah langkah-langkah yang dilakukan untuk menentukan hal-hal yang menimbulkan
perbedaan Saldo yang tampak pada laporan perusahaan dengan laporan bank. Rekonsiliasi bank
melakukan pembandingan setiap transaksi yang dicatat oleh perusahaan dengan transaksi yang
dicatat oleh bank. Adalah sustu kekeliruan besar bisa perusahaan mencatat transaksi keuangan
dari rekening korang yang dikeluarkan bank.
Saldo dari rekening koran sering tidak sama dengan saldo dalam buku pemegang giro. Hal ini
dapat terjadi al :
Check dalam peredaran
Setoran belum sempat dicatat oleh bank karena disetor pada akhir bulan
Biaya administrasi bank yang hanya diketahui oleh pemegang giro setelah ada laporan bank
Perbedaan karena perusahaan telah mendebet check kosong
Biaya atas wesel yang diserahkan kepada bank yang dibebankan oleh bank terhadap pemegang
giro
Prosedure pembuatan Rekonsiliasi Bank
Periksa apakah ada check dalam perjalanan menurut rekonsiliasi bank bulan
lalu yang masih belum juga diuangkan pada bulan ini. Jika ada maka check
tersebut harus dimasukan dalam rekonsiliasi bank bulan ini.
Buat copy catatan yang tidak ditemukan pada rekening korang sebagai
cek/giro dalam peredaran. Rubah tanggal efektif ke periode bulan berikutnya
sehingga catatan tersebut tidak termasuk pada laporan cashflow bulan ini.
Hasil akhir sisi debit cashflow menurut catatan pemegang Giro = sisi kredit
pada rekening koran.
Catatan :
Cek/Giro (Keluar) yang telah jatuh tempo namun belum diuangkan, (dalam
perjalanan) menyebabkan saldo pada neraca lebih kecil dari laporan bank
(tanggal efektif dirubah ke periode berikut)
Cek/Giro yang diterima dan telah jatuh tempo namun belum diuangkan
menyebabkan Saldo kas sesungguhnya lebih besar dari laporan bank.
(tanggal efektif dirubah ke periode berikut)
Buat daftar check/Giro yang telah diuangkan di bank dan bandingkan dengan
buku pengeluaran kas
Jika ada cek/giro (keluar) yang belum diuangkan, belum menyebabkan utang
pada bank karena itu ditambahkan pada saldo kas.
Jika ada Cek/giro yang diterima yang telah jatuh tempo dan telah disetorkan
ke bank yang belum dicatat oleh bank melebihi batas toleransi, buat memo
debet dan kirimkan ke bank agar bank mengurangi saldo hutang.
Jika saldo kas bernilai Positif dan lebih besar dari hutang bank Kurangi saldo
kas sebasar hutang bank ( saldo hutang bank menjadi 0 )
Jika Saldo kas bernilai positif dan lebih kecil dari hutang bank, kurangi saldo
kas sebesar saldo kas ( saldo kas menjadi 0 dan saldo hutang bank
berkurang)
Jika saldo kas bernilai negatif, tambahkan ke saldo hutang bank sebesar nilai
saldo kas (saldo kas menjadi 0, saldo hutang bank bertambah).
About these ads
PERSEDIAAN
Posted on Januari 2, 2008 by Achun
76 Votes
Persediaan adalah barang yang dimiliki untuk dijual atau untuk diproses
selanjutnya dijual. Berdasarkan pengertian di atas maka perusahaan jasa
tidak memiliki persediaan, perusahaan dagang hanya memiliki persediaan
barang dagang sedang perusahaan industri memiliki 3 jenis persediaan yaitu
persediaan bahan baku, persediaan barang dalam proses dan persediaan
barang jadi (siap untuk dijual).
Dalam laporan keuangan, persediaan merupakan hal yang sangat penting karena
baik laporan Rugi/Laba maupun Neraca tidak akan dapat disusun tanpa mengetahui
nilai persediaan. Kesalahan dalam penilaian persediaan akan langsung berakibat
kesalahan dalam laporan Rugi/Laba maupun neraca.
Dalam perhitungan Rugi/Laba nilai persediaan (awal & akhir) mempengaruhi
besarnya Harga Pokok Penjualan (HPP).
HPP = PERSEDIAAN AWAL+PEMBELIAN BERSIH PERSEDIAAN AKHIR
Untuk mencatat taransaksi-transaksi yang mempengaruhi nilai persediaan, terdapat
2 metode sebagai berikut :
999,999.99
Persediaan
999,999.99
PEMBELIAN
999,999.99
Ppn
999,999.99
Utang / Kas
999,999.99
PENJUALAN
999,999.99
Penjualan
999,999.99
Ppn
999,999.99
AKHIR PERIODE
Persediaan
999,999.99
999,999.99
WAKTU PEMBELIAN
Persediaan
999,999.99
Ppn
999,999.99
Utang/Kas/Bank
B.
999,999.99
999,999.99
C.
999,999.99
999,999.99
999,999.99
PENJUALAN
1.
Harga Jual
Piutang/Kas/Bank
2.
999,999.99
Penjualan
999,999.99
Ppn
999,999.99
Harga Pokok
999,999.99
PENYESSUAIAN AKHIR
1.
999,999.99
999,999.99
2.
999,999.99
999,999.99
999,999.99
Rekening Koran
Posted on November 16, 2007 by Achun
80 Votes
Rekening koran adalah laporan yang diberikan Bank setiap bulan kepada pemegang rekening
Giro yang berisikan informasi tentang transaksi yang dilakukan oleh bank terhadap rekening
tersebut selama satu bulan dansaldo Kas di Bank. Laporan ini sering dijadikan tumbal oleh
akuntan untuk melindung keterlambatan mereka dalam menyusun laporan keuangan dan kita
tahu laporan rekening koran dapat diterima diatas tanggal 15 setiap bulannya.
Apapun alasannya laporan keuangan suatu perusahaan adalah berdasarkan catatan yang
dilakukan oleh perusahaan. Dan adanya perbedaan antara catatan yang dilakukan perusahaan
dengan yang dilaporkan bank adalah masalah lain.
Dari sudut pandangan Bank setiap rekening adalah hutang karena itu setiap tambahan atas
suatu rekening dicatat disisi kredit. Menurut sudut pandang perusahaan pemegang rekening,
rekening bank adalah aktiva dan setiap tambahan atas rekening bank oleh perusahaan dicatat di
sisi debet dengan demikian jumlah sisi kredit yang dicatat oleh bank akan sama dengan jumlah
sisi debet yang dicatat oleh pemegang giro. Pada rekening Kredit Modal Kerja adalah
sebaliknya.
Rekonsiliasi Bank
Adalah langkah-langkah yang dilakukan untuk menentukan hal-hal yang menimbulkan
perbedaan Saldo yang tampak pada laporan perusahaan dengan laporan bank. Rekonsiliasi bank
melakukan pembandingan setiap transaksi yang dicatat oleh perusahaan dengan transaksi yang
dicatat oleh bank. Adalah sustu kekeliruan besar bisa perusahaan mencatat transaksi keuangan
dari rekening korang yang dikeluarkan bank.
Saldo dari rekening koran sering tidak sama dengan saldo dalam buku pemegang giro. Hal ini
dapat terjadi al :
Check dalam peredaran
Setoran belum sempat dicatat oleh bank karena disetor pada akhir bulan
Biaya administrasi bank yang hanya diketahui oleh pemegang giro setelah ada laporan bank
Perbedaan karena perusahaan telah mendebet check kosong
Biaya atas wesel yang diserahkan kepada bank yang dibebankan oleh bank terhadap pemegang
giro
Prosedure pembuatan Rekonsiliasi Bank
Periksa apakah ada check dalam perjalanan menurut rekonsiliasi bank bulan
lalu yang masih belum juga diuangkan pada bulan ini. Jika ada maka check
tersebut harus dimasukan dalam rekonsiliasi bank bulan ini.
Buat copy catatan yang tidak ditemukan pada rekening korang sebagai
cek/giro dalam peredaran. Rubah tanggal efektif ke periode bulan berikutnya
sehingga catatan tersebut tidak termasuk pada laporan cashflow bulan ini.
Hasil akhir sisi debit cashflow menurut catatan pemegang Giro = sisi kredit
pada rekening koran.
Catatan :
Cek/Giro (Keluar) yang telah jatuh tempo namun belum diuangkan, (dalam
perjalanan) menyebabkan saldo pada neraca lebih kecil dari laporan bank
(tanggal efektif dirubah ke periode berikut)
Cek/Giro yang diterima dan telah jatuh tempo namun belum diuangkan
menyebabkan Saldo kas sesungguhnya lebih besar dari laporan bank.
(tanggal efektif dirubah ke periode berikut)
Buat daftar check/Giro yang telah diuangkan di bank dan bandingkan dengan
buku pengeluaran kas
Jika ada cek/giro (keluar) yang belum diuangkan, belum menyebabkan utang
pada bank karena itu ditambahkan pada saldo kas.
Jika ada Cek/giro yang diterima yang telah jatuh tempo dan telah disetorkan
ke bank yang belum dicatat oleh bank melebihi batas toleransi, buat memo
debet dan kirimkan ke bank agar bank mengurangi saldo hutang.
Jika saldo kas bernilai Positif dan lebih besar dari hutang bank Kurangi saldo
kas sebasar hutang bank ( saldo hutang bank menjadi 0 )
Jika Saldo kas bernilai positif dan lebih kecil dari hutang bank, kurangi saldo
kas sebesar saldo kas ( saldo kas menjadi 0 dan saldo hutang bank
berkurang)
Jika saldo kas bernilai negatif, tambahkan ke saldo hutang bank sebesar nilai
saldo kas (saldo kas menjadi 0, saldo hutang bank bertambah).
About these ads
Like this:
[...] KAS, Penerimaan Kas, Mencatat Penerimaan Kas, Mencatat pengeluaran kas, Kas
Kecil, Pemindahbukuan, Rekonsiliasi [...]
Balas
2.
zainal, on Juni 24, 2008 at 5:17 pm said:
Bagaimana Untuk lembaga zakat, jika pengeluaran cek untuk operasional ternyata tidak
habis atau ada uang kembali di catat pada akun apa?
Zb:
Bukan masalah lembaga, melainkan masalah penerimaan kas yang akan dicatat pada
akun kas atau Bank dengan reference biaya operasional dan keterangan sisa biaya
operasional.
.Debet.Kredit
Kas/Bank.n,nnn
Biaya Oprasi ..n,nnn
Balas
3.
Yusron, on Februari 9, 2009 at 5:56 am said:
4.
asnida, on April 15, 2009 at 2:06 pm said:
6.
freddy, on September 13, 2009 at 11:24 pm said:
Saya ditawari bank RK 500jt, kt bank yg kena bunga sejumlah uang yg dipakai aja,
maksudnya gimana ya mas? mhn penjelasannyatks
ZB:
Maksudnya anda diberi kredit modal kerja dengan flatfon 500jt. (Kredit Rekening
Koran). Anda belum dianggap memiliki hutang sampai dana tersebut anda gunakan,
sehingga anda tidak dikenakan bunga bila dana tersebut tidak anda gunakan.
Bila suatu saat anda memberikan cek/Bg untuk pembayaran transaksi pada pihak tertentu,
pada saat itu bank akan mendebet rekening tersebut artinya anda mempunyai hutang pada
bank senilai cek/Bg tsb. Bunga dihitung dari besarnya hutang anda? Ok.
Balas
7.
retno, on Oktober 5, 2009 at 4:18 pm said:
8.
retno, on Oktober 7, 2009 at 4:46 pm said:
modal baru keluar ketika tanggal 20 (dari rekening koran).dan sebelu tanggal 20, itu
belum ada modal.
bagaiman pemecahannya?
mohon bantuannya. terima kasih
ZB:
Sebelumnya saya ulangi akuntansi itu mudah dengan memahami permasalahannya.
Bukan menghafal pelajaran akuntansi dari buku. Anda tidak dapat gunakan sebagai
tolak ukur bahwa anda baru mempunyai uang setelah ada rekening koran. Akuntansi
mengakui transaksi pada saat terjadinya.
Begini bila anda membeli atau memperoleh suatu jasa yang harus anda bayar namun anda
belum punya uang sehingga anda tidak membayarnya dengan alat bayar misalnya cek
jika saldo anda tersedia. Jika pada saat itu tidak ada maka yang timbul adalah Hutang.
sehingga
Biaya .. xxx
hutang..xxx
setelah itu anda menerima uang dari seseorang sebagai modal
Kas..xxx
Modalxxx
trus anda bayar hutang
hutang..xxx
Kas..xxx
Selesai. Jika anda mau ptong saja dengan cara menyatukan semuanya, itu hanya akan
membuat anda susah. Ok!.
Balas
9.
retno, on Oktober 8, 2009 at 9:44 am said:
untuk biaya tunjangan orang tua (karena ini perusahaan keluarga) & biaya sumbangan
tanpa ada bukti kas ny, bagaiman pengakuannya?
mohon balasannya terima kasih.
ZB:
dibuatkan bukti pengeluaran uang yang disetujui oleh pihak yang diberi wewenang dan
ditanda tangani oleh yang menerima. Yang merima kan bisa saja orang yang
diwakilkannya?. Untuk itu tentunya perusahaan menyimpan data pihak yang
mendapatkan sumbangan karena suatu waktu laporan akan di audit.
Balas
10.
retno, on Oktober 8, 2009 at 9:47 am said:
apakah untuk suatu perusahaan diperlukan membuat jurnal seperti teori kuliah atau
langsung dicatat pada buku kas harian?.
ZB:
Kalau menggunakan metode manual tentunya Ya. Gunanya untuk menyusun laporan
keuangan.
Kalau sistem akuntansi komputer, tidak mutlak karena sistem mampu menyusun jurnal
dari setiap catatan transaksi. Jadi jurnalnya sistem yang buat secara sistematis. Sehingga
user tinggal mencatat transaksi sesuai format yang disediakan.
Balas
11.
retno, on Oktober 9, 2009 at 10:03 am said:
apakah untuk pembukaan rekening dollar masuk ke pencatatan biaya umum & admin?
(karena kas ny berkurang).
apakah perlu di pisahkan pencatatan transaksi kas dollar dan rupiah?
ZB:
Kalau saya mencatatnya pada biaya administrasi bank. Bedang dengan biay umu &
admin.
Balas
12.
retno, on Oktober 9, 2009 at 10:07 am said:
apabila pada alur kas, peti kas kita kosong kemudian hutang pada seseorang, padahal di
rekening koran masih tersedia dana.apakah diperbolehkan pencatatannya sebagai hutang
tanpa disebutkan sumbernya, dan tanpa bukti transaksi.
ZB:
Sauatu syarat dalam akuntansi setiap akibat ada sebabnya, setiap penerimaan ada
pengirimnya, setiap pembayara ada yang menerima. Riangkasnya setiap traksaksi tidak
pernah berdapak tuggal, selalu berpengaruh pada 2 atau lebih rekening.
Balas
13.
retno, on Oktober 13, 2009 at 12:05 pm said:
untuk pencatatan biaya yang digunakan oleh komisari ( biaya rekening listrik rumah),
baiya perjalanan bukan atas nama direktur atau karyawan perusahaan,apakah bisa jika
ikut di catat dalam biaya umum admin?
ZB:
Jika kebijakan perusahaan menetapkan demikian boleh saja, namun dalam akuntansi
pajak transaksi tersebut tidak diakui sehingga diperoleh 2 jenis laporan keuangan yaitu
laporan keuangan komersial dan laporan keuangan fiskal.
Balas
14.
rama yulistio, on Desember 13, 2009 at 10:06 pm said:
apa persyaratan utk memiliki rekenin koran.mohon penjelasan nya,troms sblum nya,,,
ZB:
Masalah persyaratan adalah otoritas masing-masing bank. anda dapat tanyakan kepada
bank yang terkait melalui call center atau dapatkan brosurnya.
Balas
15.
Syaechu, on Desember 17, 2009 at 3:12 am said:
Mas,,
kenapa r/k dengan buku harian bank berslisih, selisih kurang dng jumlahnya fluktuatif
tiap bulan,sudah berjalan 1,5 tahun. slama itu pula saya bebankan padahal semua unsur
yang ada di r/k sudah terecord smua di buku harian bank. apakah ada charge dari bank
yang tidak muncul di r/k? atau hal lain yg blm saya ketahui?? thanks.
ZB:
Kita telah bahas hal-hal yang dapat menyebabkan perbedaan buku kas (Buku bank)
dengan rekening koran dan tidak dan semua transaksaksi yang dilakukan oleh bank akan
tercantum pada rekening koran dan pada akhirnya setelah anda melalukan rekonsiliasi
saldo pada buku bank anda akan sama dengan saldo hasil rekonsiliasi. Kemungkinan
tindakan yang dilakukan dalam rekonsiliasi keliru.
Balas
16.
devia agustina, on Juli 2, 2010 at 12:53 pm said:
Dalam hal yang anda kemukakan juga bukan kesalahan karena owner punyak hak penuh
atas miliknya. Namun kelihatnya ini owner yang tidak mengerti dengan fungsi Petty Cash
dan adminnya juga bodoh karena petty cash bisa bernilai negatif.
Balas
17.
boerkhan, on Agustus 27, 2010 at 8:25 pm said:
18.
Meilinda, on Oktober 26, 2010 at 3:19 pm said:
19.
roy, on Oktober 26, 2010 at 8:27 pm said:
begini brooo.. sy kan kerja di sebuah universitas. bagian keuangan.. di suruh buat laporan
keuangan dan rekening koran.. yg sy bingung formatnya itu apa2 yg harus di buat??
sy cuma di suruh mencatat laporan kas masuk dan keluar. untuk perhitungan dan
formatnya yg lebih mudah dipahami dan di kerjakan gimana itu mas???? sy memakai
program XL..
TOLONG BALASANNYA..
TERIMA KASIH BANYAK
ZB:
Beli saja buku bank yang telah tersedia di toko alat tulis.
Balas
20.
panca, on November 2, 2010 at 5:06 pm said:
Qt sebagai auditor. bagaimana adjustment yang Qt buat bila ada temuan pembayaran
piutang oleh pelanggan dengan giro yang telah jatuh tempo tetapi belum dikliring oleh
perusahaan hingga akhir thn?
tlg di blz segera
ZB:
Sebelumnya perlu saya sampaikan hal ini adalah satu kelalaian yang dapat merugikan
perusahaan karena giro tersebut bisa saja tidak dapat diuangkan akibat kelalaian tersebut.
Dari segi audit, giro tersebut tidak ada masalah jika diyakini masih dapat diuangkan dan
tetap tercatat sebagai giro ditangan.
Balas
21.
Indra, on November 12, 2010 at 11:46 pm said:
Tlg donk kasi penjelasan cara menganalisa rek koran positif atau negatif? Thx..
Balas
22.
ade jainudin, on November 16, 2010 at 8:33 pm said:
23.
Assalamualaikum,
Saya mau mengajukan Permohonan kredit usaha ke Bank, Hal apa saja yg saya perlukan
agar pihak Bank ACC. apakah mereka juga meminta Data Transaksi Rekening bank
kita(Rek. koran atau yg semacamnya). thanks
ZB:
Hal ini akan lebih jelas bila anda menanyakan langsung ke Bank melalui contanct center
misalnya bank Mandiri melalui 14000. Masing2 bank punya otorita sendiri untuk
menyetujui proposal anda.
Balas
24.
Nirwan, on Desember 26, 2010 at 3:32 am said:
Saya punya masalah dengan laporan direkening koran di bank (jenis kredit modal kerja)
atas nama alm.orang tua saya yang sudah jatuh tempo thn 2009 ,sebagai ahli waris saya
ingin mempertahankan sejarah org tua ,namun dalam laporan rekening koran tsb di bank
pada bulan yang sama terdapat 2 perbedan pada tgl 30 -01-09 sb.sbb:
1.Plafon : 2.500.000.000
Saldo akhir 2.400.000.000
Saldo Efektif 100.000.000
2.Plafon ;
Saldo blok 120.000.000
Saldo akhir 2.400.000.000
Saldo efektif 3.200.000.000
Data laporan rekening koran di saldo efektif terlihat perbedaan yang sentficant ,
pencatatan tsb menunjukan posisi yang artnya bagaimana.
sebelumnya .tks
ZB:
Ini bukan masalah pencatatan, tapi berhubungan dengan kebijakan bank. Saya tidak tahu
apa yang digunakan bank untuk mendapatkan angka pada platfon ke 2.
Balas
Yth.Mas
DH.
Yang perlu juga saya tanyakan sbb:
1.Pencatatan bank dengan pencatatan di pembukuan kita pada umumnya kan
terbalik apa ini benar ?.
2.Kalau pada posisi rekening di bank sudah diblokir untuk mengetahui jumlah
posisi hutang terbaca di bagian mana ?
3.Kalau rekening sudah diblokir tercatat saldo efektif tanda negatif artinya apa ?
Sebelumnya terima kasih Mas
ZB:
1. Bukan pada umunya, tapi selalu dimana bank mencatat menurut bank sedang
pemilik rekening mencatat menurut pemilik rekening. Namun anda perlu tahu
pada KMK pemilik rekening adalah bank sehingga perusahaan mencatatnya
sebagai hutang. (Bukan kas)
2. Yang ini otorita bank.
3. Bila rekening kas artinya anda masih memeliki saldo. Bila pada rekening KMK
anda menggunakan dana melebihi platform.
Balas
25.
ezra, on Maret 23, 2011 at 1:58 pm said:
bos..
contoh dari rekening koran gmna.?
Balas
26.
Dopi, on April 1, 2011 at 7:23 pm said:
27.
susi, on Mei 8, 2011 at 6:28 pm said:
saat yang bersamaan, yaitu penerimaan kas dari rekening kredit rekening koran. Untuk itu
anda juga harus mencatat penerimaan kas. Permasahannya hanya itu.
Misalnya Saldo Kas anda 500jt, lalu anda membayar transaksi senilai 800jt maka Jurnal
dari transaksi tersebut adalah :
1. Pengeluara kas
..Belanja ..800jt
Kas..800jt
2. Penerimaan kas
.Kas..300jt
Rk.300jt
Hasil dari transaksi tersebut rekening kas anda akan bersaldo 0. Bila ada transaksi yang
lain misal pembayaran 200jt maka
1. Pengeluara kas
..Belanja ..200jt
Kas..200jt
2. Penerimaan kas
.Kas..200jt
Rk.200jt
dst.
Balas
28.
Erma Novianti, on Mei 18, 2011 at 10:11 am said:
Yth. Mas
DH
saya bekerja di perusahaan baru bagian accounting, yang ingin saya tanyakan :
1. saya bingung membuat laporan keuangan karena modal awal( 1M) tidak disetor, hanya
tertulis di akta pendirian PT saja. tidak masuk Rek. Perusahaan.
2. Transaksi untuk pendirian PT, sewa gedung,peralatan/perlengkpan, dll sudah berjalan 3
bulan(+/-100jt)
3. bulan ke 4, ada pemasukan sebesar 30jt masuk rekening.
29.
Deyon Saputra Saryono, on Juli 26, 2011 at 5:05 pm said:
gimana caranya klo saya pingin punya pinjaman pake rekening koran
Balas
30.Rekonsiliasi Bank | elninaa, on Juli 27, 2011 at 9:29 pm said:
31.
muhammad, on Agustus 23, 2011 at 1:21 am said:
biaya legalitas badan usaha itu masuk modal kerja atau modal investasi?
ZB:
Tergantung nilainya dalam pandangan perusahaan. Bila nilainya dianggap berarti bagi
perusahaan maka dimasukan ke dalam asset bila tidak maka dianggap sebagai biaya
operasi.
Balas
32.
Mufti Kamal, on Oktober 6, 2011 at 12:19 pm said:
sbg ukm ambil kredit sistem flat dgn rekening koran bagus mana ? aspek negatif &
positfnya, trims nasehatnya
ZB:
Biasanya kredit rekening koran untuk usaha besar karena sewaktu2 perlu dana besar
untuk suatu transaksi dan segera dapat dibayar lagi oleh transaksi tersebut. Disini terjadi
beban bunga yang besar namun masa kredit singkat. Hanya itu yang dapat saya beri
tahukan dan tidak dapat menyarakan mana yang lebih baik. Tentunya bagian analisis
keuangan bank dapat memberikan saran kepada anda. Setahu saya ukm menggunakan
sistem flat.
Balas
33.
Eko, on Oktober 21, 2011 at 10:02 am said:
34.
Monlie, on Oktober 26, 2011 at 10:38 am said:
Kalau penarikan uang lewat ATM itu biasanya muncul atau tidak dalam Rekening
Koran ?
ZB:
Muncul
Balas
35.
Husna Karmila Sari, on November 2, 2011 at 8:19 pm said:
1. PT. XYZ telah menyiapkan kertas kerja untuk tahun buku 2007, sebagai berikut :
Saldo buku besar 31 Desember 2007 Rp. 51.524.580,Setoran dalam perjalanan .. Rp. 7.986.750,Debit Memo atas cek dari langganan yg dikembalikan
( cek tsb belum diselesaikan kembali ) . Rp. 600.000, Biaya Bank bulan Desember . Rp. 6.500, Kredit Memo atas wesel tagih oleh Bank Rp. 1.190.000, Cek bayar hutang dicatat & dibayar Bank Rp. 534.300,Saldo menurut Bank (sesuai dengan konfirmasi bank) menunjukkan jumlah saldo kas PT.
XYZ di bank sebesar Rp. 50.990.280,Daftar cek yang beredar (OSC) sebagai berikut :
No. 102 Rp. 310.500,- No. 202 Rp. 366.760,128 Rp. 1.456.670,- 310 Rp. 2.164.400,139 Rp. 52.270,- 315 Rp. 2.550.000,145 Rp. 19.900,- 323 Rp. 482.750,diminta :
1. Buatlah rekonsiliasi bank untuk menentukan saldo yang benar
2. Jurnal adjustment
Jawaban:
1)
Rekonsiliasi Bank utk menentukan saldo yg benar
Saldo Bank Rp50,990,280 Saldo Kas Rp51,524,580
(ditambah) (ditambah)
Setoran dalam perjalanan Rp7,986,750 Jasa giro Rp1,190,000
Uang kas disetor Rp600,000 Rp52,714,580
Rp8,586,750
(dikurang) Rp59,577,030 (dikurang)
36.
Sun Aryadi, on Desember 4, 2011 at 10:33 pm said:
37.
trisensia resti, on Januari 8, 2012 at 7:14 pm said:
38.
Aldian Camp Gaper, on Januari 10, 2012 at 5:05 pm said:
39.
RAKA, on Januari 16, 2012 at 6:54 pm said:
40.
rochmadiyanto, on Januari 22, 2012 at 12:20 pm said:
41.
sarmidi, on Januari 28, 2012 at 9:29 pm said:
42.
hendy m dayan, on Maret 1, 2012 at 8:33 pm said:
Topik bahasan seperti ini Bagus n Sangat membantu bagi kita2 yang awam tentang dunia
perbankkan,.
Balas
43.
Dessy, on Maret 2, 2012 at 4:05 pm said:
Kalo rekening koran muncul minus berarti kita utang pada bank ya?
jadi harus buad jurnal : Kas pada utang bank?
Tolong d jawab yah
Balas
44.
novhha, on Maret 30, 2012 at 5:11 pm said:
ajariin dongsssse
Balas
45.
bagus, on Mei 11, 2012 at 1:57 am said:
46.
lidya, on Mei 28, 2012 at 2:43 pm said:
47.
valen, on Juni 6, 2012 at 12:07 am said:
48.
meli, on Oktober 9, 2012 at 10:00 am said:
49.
udin, on November 18, 2012 at 1:56 am said:
kalo qt punya uang lebih untuk menjalankan suatu peusahaan pentingkah rek koran?
Balas
50.
jessi, on Februari 18, 2013 at 12:29 pm said:
Salah satu perbedaan saldo perusahaan dan bank adalah giro yg sedang dalam peredaran.
Saya mau tanya apa jurnal untuk membuat balance transaksi tersebut?
Terimakasih.
Balas
51.
sulfiana, on Maret 14, 2013 at 5:54 pm said:
52.
Raden Silaban Sitio, on April 29, 2013 at 5:54 pm said:
tq infoa
Balas
A Blog.com weblog
Home
About
Uncategorized
ANALISA KREDIT
2012 June 12
Leave a comment
Posted by vivi_indahseptiyani
Analisis kredit adalah suatu proses analisis kredit dengan menggunakan pendekatan-pendekatan
dan rasio-rasio keuangan untuk menentukan kebutuhan kredit yang wajar.
Kredit Produktif
2.
Kredit Konsumtif
Pendekatan-pendekatan atau metode-metode yang biasa kita pakai dalam menganalisis kredit
modal kerja adalah Turn Over Method, sedangkan untuk menganalisis kredit investasi adalah PP
Method, NPV Method dan IRR Method.
Penggunaan pendekatan-pendekatan tersebut tentunya didasarkan dari data keuangan perusahaan
yaitu laporan necara dan laba rugi perusahaan yang diberikan kepada bank.
Demikian gambaran singkat mengenai analisis kredit, dan untuk lebih jauh lagi mengenai
analisis kredit ini, teman-teman bisa mempelajari lewat buku Analisis Kredit dan Analisa
Laporan Keuangan.
Analisis kredit pada umumnya dibedakan menjadi :
1. Pinjaman real-estate
Pinjaman real estate meliputi pinjaman hipotek & pinjaman kepemilikan rumah.
Hipotek penduduk merupakan pinjaman berjangka sangat panjang dengan maturitas rata2
mendekati 25 tahun.
2. Pinjaman konsumen & usaha kecil
Pinjaman individu (konsumen) meliputi pinjaman personal & mobil.
Penyedia pinjaman individu : bank komersial, perusahaan pembiayaan, pengecer, bank tabungan,
perusahaan gas.
3. Pinjaman komersial & industri pasar menengah
Analisis kredit pelanggan perusahaan pasar-menengah berbeda dari usaha kecil, meskipun masih
menilai karakter manajemen perusahaan, fokus utama analisis ini adalah bisnisnya sendiri bukan
pemilik.
4. Pinjaman komersial & industri besar.
Klien korporasi besar sangat menarik bagi FI karena meskipun spread & fee kecil dalam
ketentuan persentase, tetapi transaksi cukup besar untuk membuatnya sangat profitabel.
Resiko perkreditan
Pada umumnya profit yang diperoleh akan senantiasa berbanding lurus dengan tingkat resiko
yang dihadapi. Artinya semakin besar tingkat resiko dari suatu bisnis maka akan semakin besar
pula tingkat profit margin yang diperoleh.
Berikut beberapa contoh resiko perkraditan yang ada :
1.
2.
resiko geografis
3.
resiko politik
4.
Resiko ketidakpastian
5.
resiko inflasi
6.
resiko persaingan
Pendekatan jaminan
2.
Pendekatan karakter
3.
Pendekatan pelunasan
4.
5.
Personality
Bank mencari data tentang kepribadian calon debitur seperti riwayat hidupnya (kelahiran,
pendidikan, pengalaman, usaha/pekerjaan, dan sebagainya), hobi, keadaan keluarga (istri, anak),
social standing (pergaulan dalam masyarakat serta bagaimana pendapat masyarakat tentang diri
si peminjam), serta hal-hal lain yang erat hubungannya dengan kepribadian si peminjam.
2.
Purpose
Mencari data tentang tujuan atau keperluan penggunaan kredit. Apakah akan digunakannya
untuk berdagang, atau untuk membeli rumah atauuntuk tujuan lainnya. Selain itu apakah tujuan
penggunaan kredit itu sesuai dengan line of business kredit yang bersangkutan. Misalnya, tujuan
atau keperluan kredit untuk perkapalan sedangkan line of business bank dalam bidang pertanian.
3.
Prospect
Yang dimaksud dengan prospect adalah harapan masa depan dari bidang usaha atau kegiatan
usaha si peminjam. ini dapat diketahui dari perkembangan usaha peminjam selama beberapa
bulan/tahun, perkembangan keadaan ekonomi perdagangan, keaadaan ekonomi/perdagangan
sektor usaha si peminjam, kekuatan keuangan perusahaan yang dibuat dari earning power
(kekuatan pendapatan/keuntungan) masa lalu dan perkiraan masa mendatang.
4.
Payment
Mengetahui bagaimana perkiraan pembayaran kembali pinjaman yang akan diberikan. Hal ini
dapat diperoleh dari perhitungan tentang prospek, kelancaran penjualan dan pendapatan sehingga
dapat diperkirakan kemampuan pengembalian pinjaman ditinjau dari waktu serta jumlah
pengambilannya.
5.
Profitability
Menilai berapa tingkat keuntungan yang akan diraih calon debitur, bagaimana polanya, apakah
makin lama makin besar atau sebaliknya.
6.
Protection
Menilai bagaimana calon debitur melindungi usaha dan mendapatkan perlindungan usaha.
Apakah dalam bentuk jaminan barang, orang atau asuransi.
7.
Parti
3.
Unsur-unsur yang dibahas dalam konsep 3R sebenarnya telah dibahas dalam analisis aspek-aspek
yang harus dipertimbangkan dalam pemberian kredit. Hanya saja konsep 3R memberi penekanan
kepada aspek finansial dari analisis kredit.
under Uncategorized
Analisis perubahan penghasilan dan biaya sangat penting sebagai satu elemen penentuan
laba rugi suatu perusahaan belum mempunyai pengertian yang seragam karena biasanya dibahas
dalam hubungannya dengan pengukuran dan waktu pengakuan pendapatan itu sendiri.Maka dari
itu secara umum konsep pendapatan ditijau dalam dua bentuk,yaitu :
1. Dalam ilmu ekonomi,Pendapatan merupakan nilai maksimum yang dapat
dikonsumsi oleh seseorang dalam suatu periode dengan mengharapkan
keadaan yang sama pada akhir periode seperti keadaan semula. Pengertian
tersebut menitikberatkan pada total kuantitatif pengeluaran terhadap
konsumsi selama satu periode. Dengan kata lain, pendapatan adalah jumlah
harta kekayaan awal periode ditambah keseluruhan hasil yang diperoleh
selama satu periode.
2. Dalam ilmu akuntansi,Pendapatan adalah arus masuk bruto dari manfaat
ekonomi (selama periode) yang timbul dalam rangka kegiatan usaha dari
suatu badan bila arus masuk itu mengakibatkan kenaikan ekuitas, selain
yang berkaitan dengan meningkatkan kontribusi dari ekuitas peserta..
Pendapatan harus diukur pada nilai wajar dengan pertimbangan diterimanya
piutang. Pengakuan PendapatanPencatatan jumlah rupiah pendapatan secara
formal ke dalam sistem pembukuan sehingga jumlah tersebut terefleksi
dalam statement keuangan.
Dalam hal ini terdapat karakteristik tertentu dari pendapatan yang menentukan atau membatasi
bahwa sejumlah rupiah yang masuk ke perusahaan merupakan pendapatan yang berasal dari
operasi perusahaan. Karakteristik ini dapat dilihat berdasarkan sumber pendapatan, produk dan
kegiatan utama perusahaan dan jumlah rupiah pendapatan serta proses penandingan :
Sumber pendapatan
Secara umum,Pendapatan adalah jumlah uanag yang diterima oleh perusahaan dari
aktivitasnya,kebanyakan dari penjualan barang/jasa kepada pelanggan. Bagi investor pendapatan
kurang penting dibandingkan keuntungan ,yang merupakan jumlah uang yang diterima setelah
dikurangi pengeluaran.
Terdapat dua konsep penting dalam pendapatan,yaitu :
1. Pembentukan pendapatan (earning of revenue)
2. Realisasi pendapatan (realization of revenue)
Empat kriteria pengakuan di atas, diterapkan pada semua item yang akan diakui pada laporan
keuangan. Namun SFAC No.5 menyatakan persyaratan yang lebih mengikat dalam hal
pengakuan komponen laba dan pada pengakuan perubahan lainnya dalam aktiva atau kewajiban.
Pendapatan dan keuntungan umumnya diakui apabila :
1. Pendapatan dan keuntungan tersebut telah direalisasikan.
2. Pendapatan dan keuntungan tersebut telah dihasilkan karena sebagian besar
dari proses untuk menghasilkan laba telah selesai. Pendapatan direalisasikan
ketika kas diterima untuk barang dan jasa yang dijual. Pendapatan itu dapat
direalisasikan ketiga klaim atas kas (misalnya, aktiva non kas seperti piutang
usaha atauweseltagih) diterima yang ditentukan dapat segera dikonversikan
ke dalam kas tertentu. Kriteria ini juga dipenuhi jika produk tersebut adalah
suatu komoditas, seperti emas, dimana ada pasar publik untuk jumlah tak
terhingga, dan produk tersebut dapat dibeli dan dijual pada harga pasar yang
telah diketahui.
3. Pengukuran pendapatan. Pendapatan harus diukur dengan nilai wajar
imbalan yang diterima atau yang dapat diterima. Jumlah pendapatan yang
timbul dari suatu transaksi biasanya ditentukan oleh persetujuan antara
perusahaan dengan pembeli atau pemakai aktiva tersebut. Jumlah tersebut
diukur dengan nilai wajar imbalan yang diterima atau yang dapat diterima
perusahaan dikurangi jumlah diskon dagang dan rabat volume yang
diperbolehkan oleh perusahaan. Pada umumnya imbalan tersebut berbentuk
kas atau setara kas dan jumlah pendapatan adalah jumlah kas atau setara
kas yang diterima atau yang dapat diterima. Namun jika terdapat perbedaan
antara nilai wajar dan jumlah nominal, maka imbalan tersebut diakui sebagai
pendapatan bunga. Nilai wajar disini dimaksudkan sebagai suatu jumlah
dimana kegiatan mungkin ditukarkan atau suatu kewajiban diselesaikan
antara pihak yang memakai dan berkeinginan untuk meakukan transaksi
wajar, kemungkinan kurang dari jumlah nominal kas yang diterima atau
dapat diterima.
Pengakuan pendapatan
Pendapatan yang timbul dari kegiatan normal perusahaan memiliki identifikasi tertentu. Menurut
PSAK No.23 kriteria pengakuan pendapatan biasanya diterapkan secara terpisah kepada setiap
transaksi, namun dalam keadaan tertentu adalah perlu untuk menerapkan kriteria pengakuan
tersebut kepada komponen-komponen yang dapat diidentifikasi secara terpisah dari suatu
transaksi tunggal supaya mencerminkan substansi dari transaksi tersebut. Sebaliknya, kriteria
pengakuan diterapkan pada dua atau lebih transaksi bersama-sama bila transaksi tersebut terikat
sedemikian rupa sehingga pengaruh komersialnya tidak dapat dimengerti tanpa melihat
rangkaian transaksi tertentu secara keseluruhan.
Laporan perubahan laba bruto dan analisisnya
Laba kotor (gross profit) merupakan selisih antara penjualan dan harga pokok penjualan. Karena
itu laba kotor dipengaruhi oleh harga dan kuantitas penjualan, dan juga harga perolehan tiap unit
produk yang terjual. Dari sisi penjualan, perubahan Laba kotor dipengaruhi oleh adanya
perubahan pada item:
1.
2.
Berikut diuraikan beberapa formula untuk mengukur variance atau penyimpangan realisasi
laba kotor dari laba kotor yang dianggarkan. Formula-formula ini bisa juga digunakan untuk
mebuat analisis perubahan laba kotor antara tahun sekarang dengan tahun seelumnya. Untuk
tujuan ini maka kata-kata dianggarkan dalam formula ini diganti dengan kata-kata tahun
lalu.
Karena pertimbangan biaya dan kepraktisan, perusahaan-perusahaan yang relatif kecil sering
tidak mau membuat anggaran yang lebih spesifik/formal dalam menjalankan bisnisnya. Sebagai
pengganti anggaran mereka menggunakan pengalamannya tahun-tahun sebelumnya sebagai
patokan (benchmark) untuk tahun terakhir.
Perubahan harga jual (sales price variance); yaitu adanya perubahan antara
harga jual yang sesungguhnya dengan harga jual yang dianggarkan, atau
harga jual periode sebelumnya.
Perubahan harga pokok penjualan per unit produk (Cost Price Variance); yaitu
adanya perbedaan antara harga pokok penjualan per unit produk (unit cost)
menurut anggaran atau periode sebelumnya dengan harga pokok
sesungguhnya.
Berbagai macam bentuk ratio antar perkiraan di laporan rugi laba sehubungan dengan
analisis perubahan pendapatan
Setiap perusahaan dalam menjalankan aktivitas atau operasinya sehari-hari selalu membutuhkan
modal kerja (working capital). Modal kerja ini misalnya digunakan untuk membayar upah buruh,
gaji pegawai, membeli bahan mentah, membayar persekot dan pengeluaran-pengeluaran lainnya
yang gunanya untuk membiayai operasi perusahaan. Untuk mendapatkan gambaran mengenai
pengertian dari modal kerja disini peneliti kemukakan beberapa pendapat :
a. James C Van Harne (1997:214) menyatakan, bahwa Modal kerja adalah aktiva lancar
dikurangi kewajiban lancar, dan modal kerja kotor adalah investasi perusahaan dalam aktiva
lancar seperti kas, piutang dan persediaan
b. J. Fred Weston Eugene F. Brigham (1991:157), menyatakan bahwa Modal kerja adalah
investasi perusahaan dalam harta jangka pendek yaitu kas,surat berharga jangka pendek, piutang
dan persediaan.
c. Bambang Riyanto (1995:7), mengemukakan 3 (tiga) konsep pengertian modal kerja yaitu :
1. Konsep kuantitatif. Konsep ini menunjukan jumlah dana ( fund) yang tersedia
untuk tujuan operasi jangka pendek. Konsep ini menganggap bahwa modal
kerja adalah jumlah aktiva lancer ( gross working capital ).
2. Konsep kualitatif. Menitik beratkan pada kualitas modal kerja menurut konsep
ini modal kerja adalah kelebihan aktiva lancar terhdap hutang lancar ( net
working capital ). Sehingga menunjukan margin of protection ( tingkat
keamanan bagi para kreditur jangka pendek )
3. Konsep fungsional. Menitik beratkan fungsi dari dana yang dimiliki dalam
menghasilkan laba dari usaha pokok perusahaan yaitu current income dan
future income. Dari uraian tersebut diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa
modal kerja adalah harta yang dimiliki perusahaan yang dipergunakan untuk
menjalankan kegiatan usaha atau membiayai operasional perusahaan tanpa
mengorbankan aktiva yang lain dengan tujuan memperoleh laba yang
optimal.
under Uncategorized
Break Even point atau BEP adalah suatu titik atau keadaan dimana suatu perusahaan dalam
operasinya tidak mendapatkan keuntungan dan tidak menderita kerugian.
Perusahaan dapat dikatakan dalam keadaan break even point bila mana penghasilannya (revenue)
yang diterima sama dengan ongkosnya dan juga adanya keseimbagan dalam grafik break even
dimana terdapat titik potong antara garis hasil penjualan dan jumlah biaya-biaya.
Menurut Mulyadi (1997 : 232) Break Even Point adalah suatu usaha yang
tidak memperoleh laba dan tidak menderita rugi dengan kata lain suatu
usaha dikatakan impas jika jumlah pendapatan (revenue) sama dengan
jumlah biaya, atau apabila laba kontribusi hanya dapat digunakan untuk
menutup biaya tetap saja.
Menurut Sofyan Syafri Harahap (1998 : 358) break even berarti suatu
keadaan dimana perusahaan tidak mengalami laba dan juga tidak mengalami
rugi, artinya seluruh biaya yang dikeluarkan untuk kegiatan produksi itu
dapat ditutupi oleh penghasilan penjualan, dimana total biaya (tetap dan
variabel) sama dengan total penjualan sehingga tidak ada laba dan tidak
rugi.
Menurut Bambang Rianto (1995 ; 360) Break even point adalah Volume
penjualan dimana penghasilannya (revenue) tepat sama besarnya dengan
biaya totalnya, sehingga perusahaan tidak mendapatkan keuntungan
ataupun menderita kerugian.
Menurut Matz, Usry, dan Hammer (1991, p. 202), Analisa break even
merupakan suatu analisa yang digunakan untuk menentukan tingkat
penjualan dan bauran produk yang diperlukan agar semua biaya yang terjadi
dalam periode tersebut dapat tertutupi, yang mana analisa tersebut dapat
menunjukkan suatu titik dimana perusahaan tidak memperoleh laba ataupun
menderita rugi.
Menurut S.Munawir (2002 ; 458) titik break event atau tititk pulang pokok
dapat diartikan sebagai suatu keadaan dimana dalam operasinya perusahaan
tidak memperoleh laba dan tidak menderita rugi (total penghasilan = biaya
total).
Menurut Rony (1990, p. 358) Analisa break even atau disebut Analisis titik
impas merupakan sarana bagi manajemen untuk mengetahui pada titik
berapa hasil penjualan sama dengan jumlah biaya sehingga perusahaan tidak
memperoleh keuntungan maupun kerugian.
mengetahui beberapa volume penjualan minimal yang harus dicapai pada tingkat harga tertentu
agar supaya perusahaan tidak menderita rugi dan juga tidak memperoleh laba dengan demikian
dapat diketahui pada tingkat penjualan tertentu diatas break event merupakan alat untuk
perencanaan laba juga merupakan alat pelaporan yang baik bagi top manajemen.
Manfaat Analisa Break Even Point :
Menurut Rony (1990, p. 357) analisis titik impas atau analisis Break Even Point sangat
bermanfaat bagi manajemen dalam menjelaskan beberapa keputusan operasional yang penting
dalam tiga cara berbeda namun tetap berkaitan yaitu:
a. Pertimbangan tentang produk baru dalam menentukan berapa tingkat penjualan yang harus
dicapai agar perusahaan memperoleh laba.
b. Sebagai kerangka dasar penelitian pengaruh ekspansi terhadap tingkat operasional.
c. Membantu manajemen dalam menganalisis konsekuensi penggeseran biaya variabel menjadi
biaya tetap karena otomisasi mekanisme kerja dengan peralatan yang canggih.
Matz, Usry dan Hammer (1991, p. 224) juga menjelaskan beberapa manfaat analisa break even
untuk manajemen, yaitu :
a. Membantu pengendalian melalui anggaran.
b. Meningkatkan dan menyeimbangkan penjualan.
c. Menganalisa dampak perubahan volume.
d. Menganalisa harga jual dan dampak perubahan biaya.
e. Merundingkan upah.
f. Manganalisa bauran produk.
g. Manerima keputusan kapitalisasi dan ekspansi lanjutan.
h. Menganalisa margin of safety.
Menurut Sigit (1993, p. 1) analisa Break Even Point mempunyai beberapa manfaat, diantaranya
adalah :
a. Sebagai dasar merencanakan kegiatan operasional dalam usaha mencapai laba tertentu.
b. Sebagai dasar atau landasan untuk mengendalikan aktivitas yang sedang berjalan.
c. Sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan harga jual.
d. Sebagai bahan atau dasar pertimbangan dalam pengambilan keputusan.
Kegunaan Break Even Point Menurut Sofyan Syafri Harahap,yaitu :
1. Hubungan antara penjualan biaya dan laba
2. Untuk mengetahui struktur biaya tetap dan variable
3. Untuk mengetahui kemampuan perusahaan memberikan margin untuk menutupi biaya tetap
4. Untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam menekan biaya dan batas dimana
perusahaan tidak mengalami laba dan rugi.
Terdapat dampak Perubahan faktor Break Even Point Menurut Mulyadi dalam buku
Akuntansi Manajemen (1993, 259):
a. Suatu perubahan dalam biaya variabel akan mengakibatkan perubahan dalam contribution
margin dan impas.
b. Suatu perubahan dalam harga jual akan mengakibatkan perubahan pada contribution margin
dan impas.
c. Angka laba kontribusi hanya akan dipengaruhi oleh perubahan pada biaya variabel dan harga
jual.
d. Suatu perubahan dalam biaya tetap mengakibatkan perubahan pada impas tapi tidak
mempengaruhi laba kontribusi.
e. Suatu perubahan gabungan dalam biaya tetap dan biaya variabel pada arah yang sama akan
menyebabkan perubahan tajam terhadap impas.
Kasus/contoh soal BEP
1. Fixed Cost (Biaya tetap) yaitu biaya yang dikeluarkan untuk menyewa tempat usaha,
perabotan, komputer dll. Biaya ini adalah biaya yang tetap kita harus keluarkan walaupun kita
hanya menjual 1 unit atau 2 unit, 5 unit, 100 unit atau tidak menjual sama sekali
2. Variable cost (biaya variable) yaitu biaya yang timbul dari setiap unit penjualan contohnya
setiap 1 unit terjual, kita perlu membayar komisi salesman, biaya antar, biaya kantong plastic,
biaya nota penjualan
3. Harga penjualan yaitu harga yang kita tentukan dijual kepada pembeli
1. Rumus BEP untuk menghitung berapa unit yang harus dijual agar terjadi Break Even Point :
Total Fixed Cost
__________________________________
Harga jual per unit dikurangi variable cost
Contoh Soal :
Fixed Cost suatu toko sepatu : Rp.500.000,Variable cost Rp.10.000 / unit
Harga jual Rp. 20.000 / unit
Maka BEP per unitnya adalah
Rp.500.000
__________ = 50 units
20.000 10.000
Artinya perusahaan perlu menjual 50 unit sepasang sepatu agar terjadi break even point. Pada
pejualan unit ke 51, maka took itu mulai memperoleh keuntungan
2. Rumus BEP untuk menghitung berapa uang penjualan yang perlu diterima agar terjadi BEP :
Total Fixed Cost
__________________________________ x Harga jual / unit
Harga jual per unit dikurangi variable cost
Dengan menggunakan contoh soal sama seperti diatas maka uang penjualan yang harus diterima
agar terjadi BEP adalah
Rp.500.000
__________ x Rp.20.000 = Rp.1.000.000,20.000 10.000
Kesimpulan :
Dari penjelasan tentang Break Even Point (BEP) diatas,dapat saya simpulkan bahwa BEP
merupakan titik impas yang dimana dalam suatu perusahaan dalam kegiatan operasianalnya tidak
mendapatkan untung maupun rugi atau sama dengan Nol.Karena
apabila perusahaan di dalam kegiatan operasinya menggunakan biaya tetap dan pada volume
penjualan hanya bisa menutup biaya tetap dan biaya variabel saja.Dengan Break Even
Point ,manajer perusahaan dapat mengindikasikan tingkat penjualan yang disyaratkan agar tidak
menderita kerugian, dan disarankan dapat mengambil langkah-langkahyang tepat untuk masa
akan datang. Dengan mengetahui titik impas ini,manajer juga dapat mengetahui sasaran volume
penjualan minimal yang harus diraih oleh perusahaan tersebut.
under Uncategorized
Dana yang dikeluarkan (modal kerja) diharapkan oleh setiap penanam modal (investor)
akan dapat kembali masuk ke dalam perusahaan dalam jangka waktu pendek atau dalam
jangka waktu panjang.
Dana yang telah dikeluarkan ini akan kembali ke dalam perusahaan melalui penjualan
hasil produksinya (perusahaan dagang) atau jasa ditambah keuntungan yang maksimal.
Modal kerja itu sendiri adalah sejumlah dana yang terikat dalam unsur-unsur aktiva
lancar dan pada umumnya akan berputar dalam periode tertentu dan diharapkan akan
kembali dalam periode tertentu juga.
Adapun modal kerja yang cukup akan memudahkan perusahaan dalam menjalankan
seluruh kegiatan didalam perusahaannya, sehingga tidak akan mengalami kesulitan dalam
menjalankan kegiatan operasi usaha dan menutupi seluruh pengeluaran atas biaya-biaya
yang timbul karena adanya operasi usaha tersebut.
Tetapi apabila modal kerjanya berlebihan maka akan mengakibatkan sebagian dana yang
ada atau yang tersedia tidak produktif lagi. Apabila seperti ini terjadi maka akan
mengurangi atau memperkecil kesempatan perusahaan tersebut untuk memperoleh laba
yang maksimal
Karena kelebihan modal kerja akan menimbulkan pemborosan, investasi-investasi pada
cabang yang tidak diinginkan dan dapat mengalami kerugian dari bunga bank karena
saldo bank yang tidak dipergunakan, apabila perusahaan tersebut mendapatkan modal
kerja dengan jalan meminjam dari bank. Modal kerja adalah keseluruhan aktiva lancar
yang dimilki perusahaan atau dapat pula dimaksudkan sebagai dana yang harus
disediakan untuk membiayai kegiatan operasi sehari-hari. Modal Kerja adalah suatu
investasi perusahaan didalam aktiva jangka pendek seperti kas, sekuritas (surat-surat
berharga), Piutang Dagang dan Persediaan. (Houston & Brigham, 2006; 131).
Modal Kerja adalah kelebihan aktiva lancar terhadap jangka pendek (Djarwanto, 2005;
87).
Dari kedua definisi di atas, menunjukan bahwa modal kerja adalah jumlah keseluruhan
aktiva lancar yang dimiliki oleh perusahaan dan yang dipergunakan juga untuk operasi
perusahaan tersebut. Di bawah ini diterangkan tiga konsep dasar atau definisi dari modal
kerja menurut (S. Munawir, 2007, 114-116) yaitu
a. Konsep Kuantitatif
Harga pokok dari barang yang dijual tersebut merupakan unsur modal kerja, sedangkan
keuntungan yang didapat bukanlah merupakan unsur modal kerja, tetapi merupakan
modal kerja yang potensial. (S. Munawir, 2007, 114-116)
per bulannya 2000 unit, maka luas produksi normalnya disinipun berubah
menjadi 2000 unit.
Oleh karena itu berdasarkan tujuan dari penganalisaan dalam penulisan ini maka disini hanya
akan diterangkan mengenai rasio profitabilitas. Ratio ini sangat membantu bagi manajemen
untuk mengecek efektifitas modal kerja yang digunakan dalam perusahaan.
Selain itu juga penting bagi kredit jangka panjang dan para pemegang saham yang ingin
mengetahui prospek pembayaran bunga dan deviden di masa yang akan datang.
Untuk mengetahui semua itu perlu angka-angka rasio yang ada hubungannya dengan modal
kerja, serta hasil yang ingin dicapai sebagai akibat dari penggunaan modal kerja tersebut. Rasio
yang berhubungan erat dengan modal kerja dan hasil-hasil yang telah dicapai perusahaan
yang akan dijual serta harga per satuan dari barang tersebut.
Kebutuhan modal kerja suatu perusahaan berhubungan langsung dengan
waktu yang dibutuhkan untuk memperoleh barang yang akan dijual maupun
bahan dasar yang akan diproduksi sampai barang tersebut dijual. makin
panjang waktu yang dibutuhkan untuk memproduksi atau untuk memperoleh
barang tersebut makin besar pula modal kerja yang dibutuhkan. Di samping
itu harga beli per unit barang juga akan mempengaruhi besar kecilnya modal
kerja yang dibutuhkan, semakin besar harga beli per unit barang yang akan
dijual akan semakin besar pula kebutuhan modal kerja.
Jika syarat kredit diterima perusahaan pada waktu pembelian
menguntungkan, berarti makin sedikit uang kas yang harus diivestasikan
dalam persediaan bahan atau barang dagangan, demikian pula sebaliknya.
Di samping itu modal kerja yang di pengaruhi oleh syarat penjual barang,
dimana semakin lunak kredit yang diberikan oleh perusahaan kepada para
pembeli akan mengakibatkan semakin besarnya jumlah modal kerja yang
harus diinvestasikan dalam sektor piutang. Dan untuk mengurangi kebutuhan
modal kerja dan resiko piutang tak tertagih perusahaan biasanya
memberikan potongan tunai.
7. Pengaruh Musim
Perusahaan yang penjualannya dipengaruhi oleh musim membutuhkan jumlah modal kerja yang
maksimum untuk periode relatif pendek. Modal kerja dalam bentuk persedian barang berangsurangsur meningkat dalam bulan-bulan menjelaskan puncak penjualannya.
8. Kredit Rating dari Perusahaan
Jumlah modal kerja baik kas maupun surat-surat berharga yang dibutuhkan oleh suatu
perusahaan tergantung pada kebijaksanaan penyediaan uang kas.
Penyediaan uang kas ini tergantung pada empat hal yaitu:
a. Credit ranting dari suatu perusahaan (yaitu kemampuan suatu perusahaan dalam meminjam
uang untuk keperluan kas dalam jangka pendek).
b. Perputaran persediaan
c. Perputaran Piutang
d. Kesempatan memperoleh potongan harga dalam pembelian
under Uncategorized
under Uncategorized
merencanakan secara lebih terperinci tentang jumlah kas beserta perubahan-perubahannya dari
waktu kewaktu selama periode yang akan dating, baik perubahan yang berupa pengeluaran kas,
maupun yang berupa penerimaan kas.
Kesimpulan dari pernyataan diatas bahwa cash budget adalah suatu perencanaan yang
menunjukkan penerimaan dan pengeluaran kas untuk mengetahui kapan akan terjadi surplus dan
deficit untuk suatu periode yang akan datang.
Budget kas adalah prediksi posisi kas untuk periode tertentu di masa mendatang. Aliran kas
masuk yang bersifat kontinyu dapat berasal dari hasil penjualan produk secara tunai dan hasil
pelunasan piutang. Sedangkan aliran kas masuk yang bersifat tidak kontinyu dapat berasal dari
penyertaan pemilik perusahaan, penjualan saham, penerimaan kredit bank, dan penjualan aktiva
tetap yang sudah tidak terpakai lagi. Penyusunan budget kas bagi sebuah perusahaan sangatlah
penting demi likuiditas. Dengan budget kas akan diketahui kapan perusahaan akan dalam
keadaan defisit maupun surplus karena operasinya.
Dari prediksi hendak defisit maka perencanaan penutupan defisitnya dapat direncanakan dan dari
prediksi surplus maka perencanaan penggunaannya juga direncanakan secara efektif dan efisien.
Berpijak dari untuk apa, terasa bagaimana menyusun badget kas adalah mesti disuratkan. Budget
kas disusun melalui beberapa tahapan. Tahap pertama, memprediksi penerimaan dan pengeluaran
berbasis rencana operasional perusahaan. Tahap kedua, menyusun proyeksi kebutuhan dana atau
kredit untuk menutup defisit kas juga disusun proyeksi pembayaran bunga. Transaksi-transaksi
pada tahap ini merupakan transaksi finansiil sedangkan pada tahap pertama tidak lain transaksi
operasi.
Tahap terakhir, proyeksi penerimaan dan pengeluaran pun kembali disusun sehingga menjadi
sebuah budget kas yang final condition. Atau dengan kata lain budget kas sebagai kombinasi
transaksi operasi dan transaksi finansiil yang mendeskripsikan prediksi penerimaan, pengeluaran
kas secara keseluruhan.
under Uncategorized
Laporan Sumber dan Penggunaan Kas dibuat untuk mengetahui adanya perubahan kas selama
satu periode dan memberikan alasan mengenai perubahan kas tersebut. Laporan sumber dan
penggunaan kas ini menunjukkan aliran kas atau pergerakan kas (cash flow) yaitu sumber-
Adanya penerimaan kas karena sewa , bunga atau devuden dari investasinya,
sumbangan, hadiah dan restitusi pajak.
Penjualan, emisis saham atau adanya tambahan modal dari pemilik dalam
bentuk kas.
Subyek laporan perubahan kas adalah sumber dan penggunaan kas, sedangkan subyek laporan
laba rugi adalah penghasilan yang di realisasi atau diperoleh dan biaya yang terjadi tanpa
memperhatikan apakah penghasilan itu sudah diterima uangnya atau belum dan apakah biayabiayanya sudah dibayar atau belum (accrualbasis).Dasar yang dipakai dalam menyusun laporan
laba rugi adalah cash basis atau tunai, dimana penghasilan baru diakui kalau sudah diterima
uangnya dan biaya diakui kalau sudah dibayar tunai per kas, dalam hal ini laporan laba rugi
menunjukkan sumber kas yang berasal dari operasi. Tetapi perlu diperhatikan bahwa sumber kas
tidak hanya dari operasi tetapi masih banyak sumber penerimaan kas lainnya, begitu pula
penggunaannya tidak hanya untuk membiayai operasi.
Terdapat 2 sumber utama penerimaan kas yaitu :
Yang disedia
Yang disediakan secara internal Adalah jumlah laba bersih yang terdapat
dalam perhitungan laporan rugi laba ditambah dengan depresiasi dan
amortisasi. Jumlaj ini menunjukkanjumlah dana yang berasal dari dana hasil
operasi perusahaan dapat dihitung dengan menganalisa perhitungan rugi
laba perusahaan.
Penggunaan Kas
Laporan sumber dan penggunaan kas mempunyai sifat atau skopenya lebih luas daripada laporan
laba rugi baik yang penyusunannya berdasarkan cash basis maupun accrual basis.
MOTIVASI
Rindu
d. Total Mutasi
d.1. Total Mutasi Debet
d.2. Total Mutasi Kredit
e. Saldo
e.1. Saldo Akhir
- Saldo Debet
- Saldo Kredit
e.2. Saldo Rata-rata
- Saldo Rata-rata Debet
- Saldo Rata-rata Kredit
e.3. Saldo Terendah
- Saldo Terendah Debet
- Saldo Terendah Kredit
e.4. Saldo Tertinggi
- Saldo Tertinggi Debet
- Saldo Tertinggi Kredit
(Red
Mohon maaf saya tidak bisa menggambarkan arus dan contoh format Laporan Analisa
Rekening Koran dalam Blog ini
Untuk rincian detail serta alur proses analisa rekening koran, teman2 dapat
menanyakan langsung ke saya melalui email ke ha12yadi@gmail.com atau add ke
facebook H. Haryadi Bargowo)
Analisa Pemberian Kredit
Kredit atau pinjaman merupakan salah satu bentuk penyediaan dana atau
tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan dan
kesepakatan pinjam meminjam antara bank dengan pihak lain, yang mewajibkan
peminjam untuk melunasi hutangnya dalam jangka waktu tertentu dengan
pemberian bunga.
I.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Source yang digunakan untuk mendapatkan nasabah yang akan ditawarkan kredit
dapat melalui :
Cross Selling / Existing Customer
Referensi
Yellow page , B2B, Internet
Relationship / Database
Koran
Kanvasing, atau juga
Data list supplier
1.
1.
Bersifat revolving
Perhitungan bunga secara efektif yang dihitung dari saldo debet harian.
Demand loan adalah kredit modal kerja yang bersifat revolving jangka pendek
dimana penarikannya dapat dilakukan dengan pemberitahuan terlebih dahulu
kepada pihak bank dengan memakai Surat Aksep.
Spesikasi
Bersifat revolving
Perhitungan bunga secara efektif yang dihitung dari saldo debet harian.
Tujuan
o
Untuk pembiayaan modal kerja yang sifatnya rutin bulanan atau hanya beberapa
kali sebulan, misalnya untuk pembelian bahan baku, barang dagangan yang sudah
tetap per bulannya (dapat diprediksi baik minimal kuantitas maupun waktunya).
2.
Spesifikasi
Setelah penarikan mencapai 100% dari total fasilitas, pinjaman harus langsung
dicicil pada bulan berikutnya, kecuali jika diberikan Grace Period.
b.
seperti
Revocable Letter Of Credit adalah L/C yang dapat diubah atau dibatalkan
sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan lebih dahulu kepada beneficiary. Dari
ketentuan tersebut menunjukan bahwa suatu L/C yang dapat ditarik kembali atau
dibatalkan tidak menciptakan suatu ikatan hukum antara pihak bank dan
beneficiary.
Sebenarnya bentuk revocable ini kurang tepat apabila disebut L/C karena tidak
mengandung jaminan bahwa wesel-weselnya akan dibayar ketika diajukan,
mengingat pembatalan mungkin telah terjadi tanpa pemberitahuan kepada
beneficiary. Oleh karena itu bentuk L/C yang demikian kurang disukai oleh penjual
dan jarang dipergunakan.
Irevocable Letter Of Credit adalah suatu L/C yang tidak dapat diubah atau
dibatalkan tanpa persetujuan semua pihak baik pembeli, penjual, maupun pihak
bank yang bersangkutan. Selama jangka waktu berlakunya yang ditentukan dalam
L/C, issuing bank tetap menjamin untuk membayar, mengaksep, atau menegosiasi
wesel-wesel yang ditarik atas L/C tersebut asalkan syarat-syarat dan kondisi yang
ditetapkan didalamnya terpenuhi.
Transferable Letter Of Credit adalah suatu kredit yang memberikan hak kepada
beneficiary untuk meminta kepada bank yang diamanatkan untuk melakukan
pembayaran atau akseptasi atau kepada setiap bank yang berhak melakukan
negosiasi, untuk menyerahkan hak atas kredit itu seluruhnya atau sebagian kepada
satu pihak ketiga atau lebih.
Back To Back Letter Of Credit; ini dipakai dalam keadaan seperti halnya pada
transferable L/C yakni, suatu transaksi dagang yang dilakukan dengan melalui
pedagang perantara atau dalam keadaan dimana hubungan langsung antara
pembeli dan supplier tidak dimungkinkan oleh peraturan-peraturan negara yang
bersangkutan. Walaupun ada persamaan demikian tetapi tidak berarti bahwa
ketentuan-ketentuan yang berlaku terhadap transferable L/C seluruhnya berlaku
juga bagi back to back L/C.
Red Clause Letter Of Credit adalah suatu klausula yang memuat makna anti
cipatory yaitu menyangkut sesuatu hal yang sifatnya didahulukan. Adapun yang
didahulukan disini adalah pembayaran atas L/C oleh bank yang dilakukan sebelum
dokumen-dokumen yang disyaratkan diserahkan. Atas dasar inilah maka red clause
L/C termasuk dalam golongan yang disebut anti cipatory credit.
Green Ink Clause Letter Of Credit hampir serupa dengan red clause L/C, yakni
juga memberikan uang muka kepada beneficiary sebelum pengapalan barangbarang dilakukan.
Stand By Letter Of Credit; suatu jaminan khusus yang biasanya dipakai sebagai
stand by oleh pihak beneficiary atau bank atas nama nasabahnya. Dalam hal ini
apabila pihak applicant gagal untuk melaksanakan suatu kontrak atau gagal untuk
membayar pinjaman atau memenuhi pinjaman lain bank yang bersangkutan akan
membayar kepada beneficary atas penyerahan selembar sight draft dan surat
pernyataan dari beneficiary, yang menyatakan bahwa applicant atau kontraktor
tidak dapat melaksanakan kontrak yang disetujui, membayar pinjaman atau
memenuhi kewajiban lain itu.
Letter of Credit (L/C) dibagi menjadi beberapa jenis menurut jangka waktu
pembayaran, yaitu:
Sight L/C
Sight Letter of Credit adalah jenis L/C yang pembayarannya dapat langsung
ditagihkan ke bank pembayar (negotiating bank) begitu setelah barang dikirim.
Pembayaran akan dilakukan oleh negotiating bank bila seluruh dokumen complied
with, seluruhnya sesuai dengan syarat dan kondisi yang tertulis pada L/C, tidak
ada dekrepensi (tidak ada penyimpangan).
Contoh penyimpangan yang umum terjadi:
Late shipment
Usance L/C
Usance Letter of Credit adalah jenis L/C yang pembayarannya sesuai jatuh
temponya,maksimal 180 hari. Jadi Usance L/C tidak dapat langsung ditagihkan ke
negotiating bank tetapi harus menunggu jatuh temponya.
Trust Receipt adalah Fasilitas kredit modal kerja yang diberikan kepada debitur
importir untuk pembayaran atau pelunasan L/C Sight
Jenis-jenis
Bank
Garansi
Bank
Garansi
untuk
Tender
(Bid
Bond/Tender
Bond)
Bank Garansi untuk Penerimaan Uang Muka Kerja (Advance Payment Bond)
Bank
Garansi
untuk
Pelaksanaan
Pekerjaan
(Performance
Bond)
Bank
Garansi
untuk
Pemeliharaan
(Retention
Bond)
Bank
Garansi
kepada
Maskapai
Pelayaran
(Shipping
Guarantee)
Bank
Garansi
untuk
Pita
Cukai
Tembakau
Bank
Garansi
untuk
Perdagangan
(Agen,
Dealer)
Bank
Garansi
untuk
Penangguhan
Bea
Masuk
Bank
Garansi
untuk
Pembelian
Aktiva
Tetap
Bank
Garansi
kepada
Departemen
Pertambangan
dan
Energi
Bank
Garansi
untuk
menjamin
Pemberi
Kredit
Bank Garansi untuk Pembelian/Pengadaan Bahan Baku
4.
Cerukan (Overdraft) yaitu saldo negatif pada rekeing giro nasabah yang tidak
dapat dibayar lunas pada akhir hari
b.
c.
Dokumen
Pengikatan Kredit
dan Jaminan
Dokumen Jaminan
Jenis
Jaminan
1. Perjanjian kredit
(PK) atau perjanian
perpanjangan
kredit (PPK) atau
perjanjian
perubahan Kredit
2.
Personal
Guarantee
3.
Corporate
Guarantee
4.
Fidusia klaim
asuransi
5.
Covernote
notaries
atas
pengikatan kredit
dan
pengikatan
agunan
General
1.
APHT
(Akta
Pembebanan
Hak
Tanggungan)
2.
Sertifikat Hak
Tanggungan
1.
Asli SHM / SHGB /
SHMASRS (Surat Hak Milik
Atas Satuan Rumah Susun)
2. Asli AJB terakhir atau akte
pengalihan
hak
lainnya
misalnya akte hibah
3. Asli / Copy Advis Planning
(jika
disarankan
petugas
taksasi atau disyaratkan oleh
komite kredit)
4. Asli / Copy PBB tahun
terakhir
5. Asli / Copy IMB yang
Tanah
dan atau
banguna
n
Kendara
an
Bermoto
r
1.
Surat kuasa
penghadap
yang
mewakili
bank
selaku
penerima
hipotek kapal
2.
Surat kuasa
memasang hipotek
3.
Akta hipotek
kapal laut
Kapal
Laut
1.
Fidusia mesin
dan atau peralatan
2. Sertifikat fidusia
Mesin /
Peralata
n
1.
Fidusia
persediaan / stok
barang
2. Sertifikat fidusia
Persedia
an
barang
1. Fidusia piutang
2. Sertifikat fidusia
Piutang
dagang
Deposit
o
1. Asli SBLC
2.
Surat konfirmasi
divisi internasional
SBLC
dari
Gadai
/ Fidusia
saham dan surat
kuasa jual saham
Saham
Resi
gudang
menganalisa
struktur
dan
kredit
Hasil analisa diatas dapat diberikan rekomendasi struktur dan kebutuhan kredit
yang sesuai bagi calon debitur.
Setelah menentukan struktur dan fasilitas kredit yang akan diberikan kepada calon
debitur, AO dapat melakukan analisa Pemberian Kredit.
Analisa pemberian kredit mencakup analisa resiko-resiko yang mungkin timbul dari
setiap pemberian kredit yang berkaitan dengan kemampuan (ability) dan kemauan
(willingness) debitur untuk memenuhi kewajiban sesuai dengan yang telah
disepakati, sehingga perlu dibuat mitigasi yang tepat untuk meminimalkan resikoresiko tersebut.
Analisa Perusahaan
Dalam melakukan analisis kredit ada dua tahap yang akan dilakukan yaitu analisis
kualitatif dan analisis kuantitatif.
Dalam melakukan analisis kualitatif ada beberapa metode yang dapat digunakan
anatara lain:
a. Analisis kredit berdasarkan prinsip 5 C
b. Analisis kredit berdasarkan prinsip 7P
c. Analisis aspek yuridis (hukum).
d. Analisis aspek pasar dan pemasaran
e. Analisis aspek manajemen
f.
Character : Sifat atau watak calon debitur dapat dilihat dari latar belakang si
nasabah. Dari sifat dan watak dapat dijadikan suatu ukuran tentang kemauan
nasabah untuk membayar.
2.
3. Capital : Untuk melihat penggunaan modal efektif ataukah tidak dapat dilihat dari
laporan keuangan yang disajikan dengan melakukan pengukuran seperti dari segi
likuiditas.
4.
Condition : Hendaknya juga dinilai kondisi ekonomi, sosial dan politik yang ada
sekarang dan prediksi yang akan datang sehingga kemungkinan kredit tersebut
bemasalah relatif kecil.
5.
Collateral : Merupakan jaminan yang diberikan calon nasabah baik bersifat fisik
maupun non fisik. Jaminan hendaknya melebihi jumlah kredit yang diberikan.
Aspek Yuridis/Hukum; yang dinilai adalah masalah legalitas badan usaha serta
izin-izin yang dimiliki perusahaan yang mengajukan kredit.
Aspek Pasar dan Pemasaran; dalam aspek ini beberapa hal yang diperhatikan
adalah:
- Pasar dan jenis (pasar konsumen, industri, reseller)
- Analisis penawaran dan permintaan produk
- Tren perkembangan permintaan produk
Aspek Amdal; analisis ini dilakukan secara mendalam sebelum kredit disalurkan
sehingga proyek yang dibiayai tidak akan mengalami pencemaran lingkungan
sekitarnya
2.
3.
1.
Current ratio = Akitva lancar (current assets) / Utang lancar (current liabilities)
b.
2.
3.
a.
Net Profit margin (NPM) = (penjualan bersih harga pokok penjualan ) / Sales
b.
Return on investment (ROA) = (earning after interest and tax ) / total assets
c.
4.
How to Sell
Penjual (Seller) merupakan orang yang harus dapat memahami dirinya dengan
memperhatikan unsur keadaan fisik, pendengaran, penglihatan, dan juga cara
berbicara didukung sifat kepribadian yang penuh inisiatif, perhatian, tidak mudah
putus asa, memiliki daya ingat yang tajam, mudah bergaul, selalu gembira, lurus
hati, disiplin, sopan santun dan bijaksana, merupakan faktor tercapainya kepuasan
pembeli. Selain itu penjual juga harus mengetahui detail tetang produk yang
ditawarkan / dijualnya (Jenis, merk, spesifikasi, kegunaan serta keuntungan, dll).
Dengan pemahaman diri dan sifat kepribadian tersebut, penjual dapat
megembangkan kemampuan dan kecakapan untuk mempengaruhi orang untuk
dapat membeli apa yang ditawarkan dengan cara saling menguntungkan, meskipun
sebelumnya tidak terpikirkan oleh calon pembeli untuk membeli barang
bersangkutan.
Setiap organisasi dalam penerimaan dan pengolahan dana yang diperoleh dari donor pasti
berhubungan dengan bank sebagai tempat untuk menyimpan dana yang diperolehnya. Setiap
transaksi penarikan dan penambahan dana pasti dicatat oleh pihak bank.
Dalam rekening koran akan tampak saldo awal bulan (yang diambil dari saldo akhir bulan
sebelumnya), mutasi debet, mutasi kredit, dan saldo akhir bulan (yang akan menjadi saldo awal
bulan berikutnya). Dalam rekening koran juga biasanya memuat mengenai ringkasan transaksi.
Sistem akuntansi atau pencatatan yang ada dalam buku tabungan maupun rekening koran
mewakili kepentingan bank. Perhatikanlah bahwa setiap setoran uang, kiriman uang masuk (baik
sebagai hasil penagihan piutang wesel dari pelanggan maupun penerimaan pinjaman) serta
pendapatan bunga akan dicatat oleh bank bersangkutan di sebelah kredit (pola kolom mutasi
kredit), baik dalam buku tabungan maupun rekening koran. Ini artinya adalah bahwa setiap
setoran yang dilakukan nasabah, kiriman uang masuk, maupun pendapatan bunga yang menjadi
hak (milik) nasabah akan menambah jumlah kewajiban bank terhadap nasabah bersangkutan
(ingat kembali bahwa kewajiban memiliki saldo normal atau akan bertambah di sebelah kredit),
yang berarti juga saldo nasabah ikut bertambah. Bank biasanya akan menerbitkan nota kredit
(credit memorandum) untuk transaksi-transaksi yang sifatnya menambah kewajiban bank
terhadap nasabahnya.
Sebaliknya, bank akan menerbitkan nota debet (debit memorandum) untuk transaksi-transaksi
yang sifatnya mengurangi kewajiban bank terhadap nasabahnya (mengurangi saldo nasabah),
seperti penarikan uang, beban administrasi, pajak, dan cek yang dikembalikan karena tidak
cukup dana. Pada waktu bank menerima setoran cek dari nasabahnya, maka bank akan
menerbitkan nota kredit untuk nasabah yang bersangkutan, lalu apabila ternyata setoran cek
tersebut tidak ada atau tidak cukup dananya, maka bank akan kembali menerbitkan nota debet
atas nasabah bersangkutan untuk membatalkan nota kredit yang tadi.
Disarikan dari buku: 225 Soal-Jawaban Akuntansi Dasar, penulis: Hery, S.E., M.Si., halaman:
74-75.
Setoran yang telah diperhitungkan dalam catatan perusahaan sebagai penambah saldo cash in
bank, tetapi belum masuk dalam catatan rekening koran bank (belum di kredit oleh bank
bersangkutan). Untuk tujuan rekonsiliasi bank, setoran dalam perjalanan ini sifatnya akan
mengoreksi (menambah) besarnya saldo cash in bank menurut rekening koran (catatan bank).
Pihak perusahaan di dalam pembukuannya sudah mengurangi besarnya saldo cash in bank
sebagai pembayaran utang ke kreditur/supplier dengan menggunakan cek, namun sampai dengan
akhir bulan kreditur/supplier tersebut belum juga mencairkannya ke bank sehingga saldo cash in
bank menurut rekening koran bank belum mencerminkan pembayaran tersebut (belum didebet
oleh bank bersangkutan). Untuk tujuan rekonsiliasi bank, cek yang masih beredar ini sifatnya
akan mengoreksi (mengurangi) besarnya saldo cash in bank menurut rekening koran (catatan
bank).
Begitu perusahaan menerima cek pembayaran dari pelanggan, pihak perusahaan di dalam
pembukuannya tentu saja akan segera menambahkan besarnya penerimaan ini ke dalam saldo
cash in bank (dengan cara mendebit akun cash in bank dan mengkredit akun piutang usaha atas
nama pelanggan bersangkutan), yang namun ternyata telah disetor ke bank cek tersebut tidak
bisa dicairkan (ditolak oleh bank) karena tidak cukup dana/cek kosong. Untuk tujuan
rekonsiliasi, cek yang dikembalikan oleh bank karena tidak cukup dana ini sifatnya akan
mengoreksi (mengurangi) kembali besarnya saldo cash in bank menurut catatan perusahaan.
Dalam pembukuan perusahaan (lewat jurnak koreksi), cek tidak cukup dana ini lalu akan
dibebankan kembali ke pelanggan bersangkutan, yaitu dengan cara memunculkan kembali akun
piutang usaha dan mengkredit akun cash in bank.
Apabila tagihan piutang wesel dilakukan oleh bank, maka perusahaan baru akan mengetahui
hasil penerimaan tagihan ini (beserta bunganya) pada awal bulan berikutnya, yaitu pada saat
perusahaan menerima rekening koran atas bulan yang telah lewat (bulan dimana piutang wesel
ditagih). Hal ini berarti bahwa dalam bulan dimana piutang wesel tersebut ditagih, telah terjadi
perbedaan saldo cash in bank antara menurut catatan bank dengan menurut catatan perusahaan.
Perusahaan dalam pembukuannya belum mencatat hasil penerimaan tagihan tersebut (beserta
bunganya), karena baru mengetahuinya di bulan berikutnya.
Setiap akhir bulan selalu dibuat laporan keuangan yang mencatat semua transaksi yang terjadi
selama bulan tersebut. Pada saat laporan dibuat kadang terjadi selisih antara catatan yang ada
dengan catatan dari bank.
Untuk tujuan rekonsiliasi atas saldo cash in bank dimana piutang wesel ditagih, maka perusahaan
dalam pembukuannya (lewat jurnal koreksi) akan menambah saldo cash in bank menurut
catatan perusahaan agar supaya sama dengan catatan bank. jadi dalam hal ini pihak banklah
yang pertama kali mengetahui terlebih dahulu dan mengkredit penerimaan piutang wesel tersebut
beserta bunganya ke dalam rekening perusahaan, sehingga untuk kecocokkan saldo maka pihak
perusahaan-lah yang dalam pembukuannya harus mengoreksi saldo cash in bank catatannya.
Caranya adalah dengan mendebit akun cash in bank sebesar nilai nominal wesel tagih ditambah
bunganya, dan mengkredit akun piutang wesel pelanggan bersangkutan (sebesar nilai nominal
tadi) serta juga mengkredit akun pendapatan bunga atas wesel tagih tersebut.
Perusahaan biasanya baru akan mengetahui hasil pendapatan bunga atas saldo rekeningnya yang
telah mengendap selama bulan berjalan pada awal bulan berikutnya, yaitu pada saat perusahaan
menerima rekening koran atas bulan yang telah lewat (bulan dimana jasa giro dihasilkan). Hal ini
berarti bahwa dalam bulan dimana jasa giro tersebut dihasilkan, telah terjadi perbedaan saldo
cash in bank antara menurut catatan bank dengan menurut catatan perusahaan. Perusahaan dalam
pembukuannya belum mencatat hasil jasa giro tersebut, karena baru mengetahui jumlahnya di
bulan berikutnya.
Untuk tujuan rekonsiliasi atas saldo cash in bank dimana jasa giro dihasilkan, maka perusahaan
dalam pembukuannya (lewat jurnal koreksi) akan menambah saldo cash in bank menurut
catatan perusahaan agar supaya sama dengan catatan bank. Jadi dalam hal ini pihak bank-lah
yang pertama kali mengetahui terlebih dahulu dan mengkredit jumlah jasa giro tersebut ke dalam
rekening perusahaan, sehingga untuk kecocokan saldo maka pihak perusahaan-lah yang dalam
pembukuannya harus mengoreksi saldo cash in bank catatannya. Caranya adalah dengan
mendebit akun cash in bank dan mengkredit akun pendapatan bunga sebesar jasa giro yang
diperoleh.
Bank Service Charges (biaya jasa bank) yang belum dicatat dalam jurnal atau
pembukuan perusahaan.
Biaya-biaya ini meliputi biaya administrasi, biaya kliring, biaya penagihan piutang lewat bank,
biaya cetak buku cek, dan biaya lainnya yang dibebankan ke rekening nasabah sehubungan
dengan pemanfaatan fasilitas atau jasa yang diberikan bank.
Perusahaan biasanya baru akan mengetahui besarnya biaya administrasi bulan berjalan pada awal
bulan berikutnya, yaitu pada saat perusahaan menerima rekening koran atas bulan yang telah
lewat (bulan dimana biaya administrasi dibebankan). Hal ini berarti bahwa dalam bulan dimana
biaya administrasi tersebut dibebankan, telah terjadi perbedaan saldo cash in bank antara
menurut catatan bank dengan menurut catatan perusahaan. Perusahaan dalam pembukuannya
belum mencatat besarnya biaya administrasi tersebut, karena baru mengetahui jumlahnya di
bulan berikutnya.
Untuk tujuan rekonsiliasi atas saldo cash in bank dimana biaya administrasi dibebankan, maka
perusahaan dalam pembukuannya (lewat jurnal koreksi) akan mengurangi saldo cash in bank
menurut catatan perusahaan agar supaya sama dengan catatan bank. Jadi dalam hal ini pihak
bank-lah yang pertama kali mengetahui terlebih dahulu dan mendebit jumlah biaya administrasi
tersebut ke dalam rekening perusahaan, sehingga untuk kecocokkan saldo maka pihak
perusahaan-lah yang dalam pembukuannya harus mengoreksi saldo cash in bank catatanya.
Caranya adalah dengan mendebit akun beban administrasi lainnya dan mengkredit akun cash in
bank sebesar biaya administrasi yang dibebankan.
Kesalahan dalam pencatatan bisa saja terjadi baik dilakukan oleh bank maupun perusahaan.
Perusahaan hanya akan membuat jurnal koreksi dalam pembukuannya, apabila kesalahan
pencatatan dilakukan oleh pihak perusahaan sendiri. Untuk tujuan rekonsiliasi bank, jika jumlah
tertentu telah salah dicatat oleh perusahaan, maka selisih jumlah kesalahan tersebut seharusnya
ditambahkan atau dikurangi dari saldo cash in bank menurut catatan perusahaan, disertai dengan
pembuatan jurnal koreksi. Demikian juga jika jumlah tertentu telah salah (keliru) dicatat oleh
bank, maka selisih jumlah kesalahan tersebut seharusnya ditambahkan atau dikurangkan dari
saldo cash in bank menurut catatan bank, tanpa perlu membuat jurnal koreksi dalam pembukuan
perusahaan.
Disarikan dari buku: 225 Soal-Jawab Akuntansi Dasar, Penulis: Hery, S.E., M.Si, Halaman: 7681.
Artikel Terkait:
Pos-Pos Rekonsiliasi
1. Deposito dalam Perjalanan. Deposito kas akhir bulan yang telah dicatat
dalam pembukuan deposito untuk satu bulan baru diterima dan dicatat oleh
bank pada bulan berikutnya.
2. Cek-Cek yang Beredar. Cek-cek yang ditulis oleh deposito dicatat ketika
dituliskan tetapi mungkin belum dicatatatau dikliringoleh bank sampai
bulan berikutnya.
3. Beban Bank. Beban dicatat oleh bank terhadap saldo deposito untuk pospos seperti jasa bank, pemrosesan cek, cek kosong (not-sufficient-funds
[NSF] checks), dan sewa safe-deposit box. Depositor mungkin belum
mengetahui beban-beban ini sampai menerima laporan bank atau rekening
koran.
4. Kredit Bank. Penagihan atau deposito oleh bank atas nama depositor yang
mungkin belum diketahui oleh depositor sampai diterimanya laporan bank.
Contohnya adalah penagihan wesel untuk depositor dan bunga yang
dihasilkan pada rekening koran berbunga.
5. Kesalahan Bank atau Depositor. Kesalahan baik yang dilakukan oleh bank
maupun oleh depositor yang dapat menyebabkan saldo bank berbeda
dengan saldo pembukuan depositor.
Karena itu, selisih antara catatan kas depositor dengan catatan bank merupakan hal yang biasa
dan sudah diperkirakan. Dengan demikian, keduanya harus direkonsiliasi untuk menentukan
sumber perbedaan di antara kedua jumlah itu.
Rekonsiliasi bank (bank reconciliation) adalah skedul yang menjelaskan setiap perbedaan
antara catatan kas bank dengan catatan kas organisasi. Jika perbedaan ini hanya berasal dari
transaksi yang belum dicatat oleh bank, maka catatan kas organisasi dipandang yang benar.
Namun jika beberapa bagian dari perbedaan itu berasal dari pos-pos lain, maka catatan bank atau
catatan organisasi harus disesuaikan.
Rekonsiliasi bank bisa dibuat dalam dua bentuk. Bentuk yang pertama merekonsiliasi saldo
laporan bank dengan saldo buku atau sebaliknya. Bentuk lainnya merekonsiliasi baik saldo bank
maupun saldo buku dengan saldo kas yang benar.
Bentuk yang terakhir ini lebih lazim digunakan. Contoh bentuk ini dan pos-pos rekonsiliasi
umum ditunjukkan di bawah ini:
Saldo per laporan bank (akhir periode)Ditambah:Deposito dalam
perjalananPenerimaan yang belum didepositokan (kas di
tangan)Kesalahan bank yang membuat saldo laporan bank terlalu
rendah
$$$$$ $$$$$
$
Dikurangi:
$$
$$$
$$
Cek-cek yang beredar
$$
$$$
$$
$$
$$
$$$
Dikurangi:
$$
$$
$$
$$$
Ganda
Oleh Sri Astuti / Rabu 9 Maret 2011 / Tanggapi?
Metode penyusutan saldo menurun ganda (double declining balance method) menghasilkan
perhitungan beban penyusutan periodik yang semakin menurun selama estimasi masa manfaat
aset tetap.
aset tetap. Tingkat penyusutan metode saldo menurun ganda dihitung dengan menggandakan
tingkat penyusutan metode garis lurus.
Sebagai ilustrasi, diasumsikan sebuah aset tetap memiliki masa manfaat selama empat tahun.
Nilai perolehan aset sebesar Rp 10 juta dengan nilai sisa pada akhir tahun kempat sebesar Rp 1
juta. Maka depreciable cost atau biaya perolehan aset tetap yang dapat disusutkan adalah sebesar
Rp 9 juta.
Tingkat penyusutan per tahun :
Tingkat penyusutan metode saldo menurun ganda
= tingkat penyusutan metode garis lurus X 2
= (1/4) X 2
= 25% X 2
= 50%
Untuk tahun pertama, biaya penyusutan diperoleh dengan menghitung biaya perolehan aset tetap
dikalikan dengan tingkat penyusutan saldo menurun ganda. Contoh biaya penyusutan tahun
pertama adalah sebesar Rp 10 juta dikalikan 50%, atau sebesar Rp 5 juta.
Setelah tahun pertama, biaya penyusutan per tahun diperoleh dengan menghitung nilai buku aset
tetap, yaitu biaya perolehan aset tetap dikurangi akumulasi penyusutan tahun bersangkutan,
untuk kemudian dikalikan dengan tingkat penyusutan saldo menurun ganda. Contoh biaya
penyusutan tahun kedua adalah sebesar (Rp 10 juta Rp 5 juta) dikalikan 50%, atau sebesar Rp
5 juta dikalikan 50% atau sama dengan Rp 2,5 juta.
Metode penyusutan saldo menurun ganda (double declining balance method) menghasilkan
perhitungan beban penyusutan periodik yang semakin menurun selama estimasi masa manfaat
aset tetap. Tingkat penyusutan metode saldo menurun ganda dihitung dengan menggandakan
tingkat penyusutan metode garis lurus.
Th
Biaya
Perolehan
Akumulasi
Penyusutan
pada Awal
Tahun
Nilai Buku
pada Awal
Tahun
Tingkat
Nilai Buku
Saldo
Penyusutan pada Akhir
Menurun
Tahun
Ganda
10.000.000
10.000.000
50%
5.000.000
5.000.000
10.000.000
5.000.000
5.000.000
50%
2.500.000
2.500.000
10.000.000
7.500.000
2.500.000
50%
1.250.000
1.250.000
10.000.000
8.750.000
1.250.000
250.000
1.000.000
Catatan penting :
Berbeda dengan cara perhitungan metode garis lurus, pada proses perhitungan biaya penyusutan
menggunakan metode saldo menurun ganda, nilai sisa tidak diperhitungkan. Jadi biaya
penyusutan tahun pertama adalah Rp 10 juta X 50%, bukan (Rp 10 juta Rp 1 juta) X 50%.
Akan tetapi, pada tahun akhir, aset tetap tidak perlu disusutkan di bawah nilai sisa. Dalam contoh
di atas, penyusutan tahun keempat adalah Rp 250.000 (nilai buku pada awal tahun nilai sisa =
Rp 1.250.000 Rp 1.000.000 = Rp 250.000), bukan Rp 625.000 (Rp 1.250.000 X 50% = Rp
625.000).
Dalam contoh di atas, asumsi sederhana yang digunakan adalah bahwa aset tetap tersebut
diperoleh dan digunakan mulai awal tahun pertama (1/Jan).
Contoh jika diasumsikan bahwa aset tetap mulai diperoleh pada 1/April :
Biaya
Perolehan
Th
Akumulasi
Penyusutan
pada Awal
Tahun
Nilai Buku
pada Awal
Tahun
Tingkat
Nilai Buku
Saldo
Penyusutan pada Akhir
Menurun
Tahun
Ganda
1 (9/12)
10.000.000
10.000.000
50%
3.750.000
6.250.000
10.000.000
3.750.000
6.250.000
50%
3.125.000
3.125.000
10.000.000
6.875.000
3.125.000
50%
1.562.500
1.562.500
10.000.000
8.437.500
1.562.500
562.500
1.000.000
5 (3/12)
10.000.000
9.000.000
1.000.000
1.000.000
Artikel Terkait:
Masa Manfaat
Tingkat
Penyusutan
Beban
Penyusutan
Garis lurus
Tahun
Biaya perolehan
Konstan
Unit produksi
Saldo menurun
ganda
Jumlah estimasi
unit produksi
Tahun
dikurangi nilai
residu
1/masa manfaat
Biaya perolehan
dikurangi nilai
residu
(biaya perolehan
nilai residu) /jumlah
estimasi unit
produksi
Variabel
Nilai buku
menurun, tetapi tingkat garis lurus X
tidak di bawah nilai
2
residu
Menurun
Metode garis lurus menghasilkan perhitungan alokasi jumlah beban penyusutan periodik yang
sama selama masa manfaat aset tetap yang bersangkutan.
Metode unit produksi menghasilkan perhitungan alokasi jumlah beban penyusutan periodik yang
berbeda-beda tergantung jumlah penggunaan asset tetap dalam produksi.
Sedangkan metode saldo menurun ganda menghasilkan perhitungan alokasi jumlah penyusutan
yang lebih tinggi pada tahun pertama penggunaan aset tetap, diikuti dengan jumlah yang
menurun secara bertahap pada tahun-tahun berikutnya.
Saldo menurun ganda sering disebut metode penyusutan yang dipercepat (accelerated
depreciation method). Metode ini sering kali digunakan dengan pertimbangan bahwa biaya
pemeliharaan dan perbaikan asset tetap akan cenderung meningkat dengan bertambahnya usia
aset tetap.
Oleh karena itu, berkurangnya jumlah penyusutan pada tahun-tahun berikutnya dalam metode ini
akan diimbangi dengan peningkatan beban pemeliharaan dan perbaikan, seperti contoh grafik
berikut:
Perbandingan biaya penyusutan metode garis lurus dan metode saldo menurun ganda disajikan
sebagai berikut, dengan asumsi nilai perolehan aset sebesar Rp 10 juta dengan nilai sisa pada
akhir tahun keempat sebesar Rp 1 juta. Maka depreciable cost atau biaya perolehan aset tetap
yang dapat disusutkan adalah sebesar Rp 9 juta.
Th
Nilai Buku
Penyusutan
Nilai Buku
Penyusutan
Akhir Tahun
Metode Saldo Akhir Tahun
Metode Garis
Metode Saldo
Menurun
Metode Garis
Lurus
Menurun
Ganda
Lurus
Ganda
2.250.000
5.000.000
7.750.000
5.000.000
2.250.000
2.500.000
5.500.000
2.500.000
2.250.000
1.250.000
3.250.000
1.250.000
2.250.000
250.000
1.000.000
1.000.000
Artikel Terkait:
Masa manfaat atau masa kegunaan yang diharapkan dari aset tetap akan ditetapkan pada saat
awal perolehan. Untuk keperluan pajak penghasilan, Direktorat Jenderal Pajak telah menetapkan
peraturan mengenai masa kegunaan aset tetap, sebagai berikut :
Harta berwujud yang bukan bangunan terdiri dari empat kelompok, yaitu:
1. Kelompok 1: kelompok harta berwujud bukan bangunan yang mempunyai
masa manfaat 4 tahun.
2. Kelompok 2: kelompok harta terwujud bukan bangunan yang mempunyai
masa manfaat 8 tahun.
3. Kelompok 3: kelompok harta terwujud bukan bangunan yang mempunyai
masa manfaat 16 tahun.
4. Kelompok 4: kelompok harta terwujud bukan bangunan yang mempunyai
masa manfaat 20 tahun.
Nilai residu atau nilai sisa (residual value) harus diperkirakan pada saat aset disiapkan untuk
menyediakan jasa. Jika aset tetap diasumsikan tidak memiliki sama sekali nilai sisa pada akhir
masa manfaatnya, maka biaya perolehan aset tetap harus dibagi secara sistematis selama masa
kegunaannya sebagai beban penyusutan.
Akan tetapi, jika aset tetap diharapkan memiliki nilai residu yang signifikan, maka selisih antara
biaya perolehan dan nilai residunya (biaya aset yang dapat disusutkan atau depreciable cost)
menjadi jumlah yang dibagi selama masa kegunaan aset sebagai beban penyusutan.
Jika aset tetap diperoleh selama setengah bulan awal dalam bulan bersangkutan (misalnya
tanggal 1 15), maka dalam perhitungan penyusutan dianggap perolehan aset tetap terjadi pada
hari pertama bulan bersangkutan, dengan demikian biaya penyusutan aset tetap dihitung untuk
satu bulan penuh.
Jika aset tetap diperoleh pada setengah bulan akhir dalam bulan bersangkutan (misalnya tanggal
16 28/29/30/31), dianggap perolehan aset tetap terjadi pada hari pertama bulan berikutnya,
dengan demikian biaya penyusutan aset tetap dihitung mulai pada bulan berikutnya.
Tiga metode yang paling sering digunakan dalam penyusutan aktiva tetap adalah adalah:
1. Metode garis lurus,
2. Metode unit produksi, dan
3. Metode saldo menurun ganda.
Menurut Direktorat Jenderal Pajak, metode penyusutan yang dapat dipergunakan adalah metode
garis lurus (straight line method) dan metode saldo menurun (declining balance method).
Wajib pajak diperkenankan untuk memilih salah satu metode untuk melakukan penyusutan.
Metode garis lurus diperkenankan dipergunakan untuk semua kelompok harta tetap terwujud.
Sedangkan metode saldo menurun hanya diperkenankan digunakan untuk kelompok harta
berwujud bukan bangunan saja.
Artikel Terkait:
Metode penyusutan yang biasa diterapkan organisasi untuk aktiva tetap adalah metode garis
lurus. Penyusutan dialokasikan untuk setiap tahun dengan membagi dasar penyusutan oleh
perkiraan masa manfaat aktiva pada tahun sebagai berikut:
1. Tanah, tidak disusutkan;
2. Bangunan, disusutkan sebesar 5% per tahun;
3. Kendaraan, disusutkan sebesar 20% per tahun;
4. Mesin, disusutkan sebesar 25% per tahun;
5. Perabot dan Peralatan, disusutkan sebesar 25% per tahun.
Artikel Terkait:
Angka pembilang dalam pecahan adalah jumlah tahun sisa masa manfaat pada tiap tahun yang
bersangkutan. Tahun pertama angka pembilangnya adalah 4, pada tahun kedua angka
pembilangnya adalah 3, pada tahun ketiga angka pembilangnya adalah 2, dan pada tahun
keempat angka pembilangnya adalah 1.
Sebagai ilustrasi, diasumsikan sebuah aset tetap memiliki masa manfaat selama empat tahun.
Nilai perolehan aset sebesar Rp 10 juta dengan nilai sisa pada akhir tahun kempat sebesar Rp 1
juta. Maka depreciable cost atau biaya perolehan aset tetap yang dapat disusutkan adalah sebesar
Rp 9 juta.
Th
Biaya
Perolehan
Dikurangi
Nilai Sisa
Tingkat
Penyusutan
Akumulasi
Nilai Buku
Penyusutan
Penyusutan
pada Akhir
pada Akhir
Tahun
Tahun
9.000.000
4/10
3.600.000
3.600.000
6.400.000
9.000.000
3/10
2.700.000
6.300.000
3.700.000
9.000.000
2/10
1.800.000
8.100.000
1.900.000
9.000.000
1/10
900.000
9.000.000
1.000.000
Bagaimana jika aset tetap diperoleh tidak pada awal pada awal tahun?
Sebagai ilustrasi, diasumsikan aset tetap pada contoh di atas diperoleh pada awal bulan April.
Th
1
2
Biaya
Perolehan
Dikurangi
Nilai Sisa
9.000.000
Akumulasi
Nilai Buku
Penyusutan
Penyusutan
pada Akhir
pada Akhir
Tahun
Tahun
Tingkat
Penyusutan
Jumlah
Bulan
4/10
9/12
2.700.000
4/10
3/12
900.000
3/10
9/12
2.025.000
3/10
3/12
675.000
2/10
9/12
1.350.000
2/10
3/12
450.000
9.000.000
9.000.000
9.000.000
1/10
9/12
675.000
2.700.000
7.300.000
2.925.000
4.375.000
2.025.000
2.350.000
1.125.000
1.225.000
9.000.000
1/10
3/12
225.000
225.000
1.000.000
Artikel Terkait:
Terdapat tiga faktor yang harus diperhitungkan dalam menentukan jumlah beban penyusutan
(beban depresiasi) aset tetap, yaitu:
1. biaya perolehan aset tetap
2. masa manfaat yang diharapkan, dan
3. perkiraan nilai aset tetap pada akhir masa manfaat (nilai residu/nilai sisa)
Masa manfaat atau masa kegunaan yang diharapkan dari aset tetap akan ditetapkan pada saat
awal perolehan. Untuk keperluan pajak penghasilan, Direktorat Jenderal Pajak telah menetapkan
peraturan mengenai masa kegunaan aset tetap, sebagai berikut :
Harta berwujud yang bukan bangunan terdiri dari empat kelompok, yaitu:
1. Kelompok 1: kelompok harta berwujud bukan bangunan yang mempunyai
masa manfaat 4 tahun.
2. Kelompok 2: kelompok harta terwujud bukan bangunan yang mempunyai
masa manfaat 8 tahun.
3. Kelompok 3: kelompok harta terwujud bukan bangunan yang mempunyai
masa manfaat 16 tahun.
4. Kelompok 4: kelompok harta terwujud bukan bangunan yang mempunyai
masa manfaat 20 tahun.
Nilai residu atau nilai sisa (residual value) harus diperkirakan pada saat aset disiapkan untuk
menyediakan jasa. Jika aset tetap diasumsikan tidak memiliki sama sekali nilai sisa pada akhir
masa manfaatnya, maka biaya perolehan aset tetap harus dibagi secara sistematis selama masa
kegunaannya sebagai beban penyusutan.
Akan tetapi, jika aset tetap diharapkan memiliki nilai residu yang signifikan, maka selisih antara
biaya perolehan dan nilai residunya (biaya aset yang dapat disusutkan atau depreciable cost)
menjadi jumlah yang dibagi selama masa kegunaan aset sebagai beban penyusutan.
Jika aset tetap diperoleh selama setengah bulan awal dalam bulan bersangkutan (misalnya
tanggal 1 15), maka dalam perhitungan penyusutan dianggap perolehan aset tetap terjadi pada
hari pertama bulan bersangkutan, dengan demikian biaya penyusutan aset tetap dihitung untuk
satu bulan penuh.
Jika aset tetap diperoleh pada setengah bulan akhir dalam bulan bersangkutan (misalnya tanggal
16 28/29/30/31), dianggap perolehan aset tetap terjadi pada hari pertama bulan berikutnya,
dengan demikian biaya penyusutan aset tetap dihitung mulai pada bulan berikutnya.
Tiga metode yang paling sering digunakan dalam penyusutan aktiva tetap adalah adalah:
1. Metode garis lurus,
2. Metode unit produksi, dan
3. Metode saldo menurun ganda.
Menurut Direktorat Jenderal Pajak, metode penyusutan yang dapat dipergunakan adalah metode
garis lurus (straight line method) dan metode saldo menurun (declining balance method).
Wajib pajak diperkenankan untuk memilih salah satu metode untuk melakukan penyusutan.
Metode garis lurus diperkenankan dipergunakan untuk semua kelompok harta tetap terwujud.
Sedangkan metode saldo menurun hanya diperkenankan digunakan untuk kelompok harta
berwujud bukan bangunan saja.
Definisi
Aset tetap adalah aset berwujud yang:
dimiliki untuk digunakan dalam produksi atau penyediaan barang atau jasa,
untuk disewakan ke pihak lain, atau untuk tujuan administratif; dan
Pengakuan Awal
Pada saat pengakuan awal, aset tetap harus diukur sebesar biaya perolehan, yang meliputi unsur
biaya:
estimasi awal biaya pembongkaran aset, jika aset tersebut selama periode
tertentu digunakan bukan untuk menghasilkan persediaan.
Tanah dan bangunan adalah aset yang dapat dipisahkan dan harus dicatat secara terpisah,
meskipun tanah dan bangunan tersebut diperoleh secara bersamaan.
Pertukaran Aset
Jika aset tetap diperoleh melalui pertukaran dengan aset nonmoneter atau kombinasi aset
moneter dan aset nonmoneter, maka biaya perolehan diukur pada nilai wajar, kecuali jika
transaksi pertukaran tidak memiliki substansi komersial, atau nilai wajar aset yang diterima tidak
dapat diukur secara andal, maka biaya perolehan diukur pada jumlah tercatat aset yang
diserahkan.
Aset tetap adalah aset berwujud yang dimiliki untuk digunakan dalam produksi atau penyediaan
barang atau jasa, untuk disewakan ke pihak lain, atau untuk tujuan administratif; dan diharapkan
akan digunakan lebih dari satu periode.
Pengukuran
Aset tetap harus diukur pada biaya perolehan dikurang akumulasipenyusutan dan akumulasi
kerugian penurunan nilai.
Biaya pemeliharaan dan reparasi sehari-hari (cost of day-to-day servicing) dari aset tetap sebagai
bebandalam laporan laba rugi pada periode terjadinya.
Penilaian kembali atau revaluasi aset tetap pada umumnya tidak diperkenankan karena SAK
ETAP menganut penilaian aset berdasarkan biaya perolehan atau harga pertukaran.
Penyusutan
Beban penyusutan harus diakui dalam laporan laba rugi. Jumlah aset yang dapat disusutkan
harus dialokasikan secara sistematis selama umur manfaatnya. Penyusutan dimulai ketika suatu
aset tersedia untuk digunakan. Penyusutan dihentikan ketika aset dihentikan pengakuannya.
Penyusutan tidak dihentikan ketika aset tidak digunakan atau dihentikan penggunaan aktifnya,
kecuali aset tersebut telah disusutkan secara penuh.
Metode Penyusutan
Metode penyusutan harus dipilih dengan mencerminkan ekspektasi dalam pola penggunaan
manfaat ekonomi masa depan aset. Beberapa metode penyusutan yang mungkin dipilih, antara
lain metode garis lurus (straight line method), metode saldo menurun (diminishingbalance
method), dan metode jumlah unit produksi (sum ofthe unit of production method).
Penghentian Pengakuan
Penghentian pengakuan aset tetap harus dilakukan pada saat:
dilepaskan; atau
ketika tidak ada manfaat ekonomi masa depan yang diekspektasikan dari
penggunaan atau pelepasannya.
Keuntungan atau kerugian atas penghentian pengakuan aset tetap harus diakui dalam laporan
laba rugi ketika aset tersebut dihentikan pengakuannya. Keuntungan tersebut tidak boleh
diklasifikasikan sebagai pendapatan.
Keuntungan atau kerugian yang timbul dari penghentian pengakuan aset tetap ditentukan dengan
menghitung perbedaan antara hasil penjualan neto (jika ada) dan jumlah tercatatnya.
Pengungkapan
Kelompok aset tetap harus diungkapkan dengan:
jumlah tercatat dan akumulasi penyusutan pada awal dan akhir periode,
rekonsiliasi jumlah tercatat pada awal dan akhir periode yang menunjukkan
penambahan dan pelepasan,
keberadaan dan jumlah pembatasan atas hak milik, dan aset tetap yang
dijaminkan untuk utang,
suatu aktiva mencakup seluruh pengeluaran yang terkait dengan perolehannya dan persiapannya
sampai aktiva dapat digunakan.
Jadi, disamping harga beli, pengeluaran-pengeluaran lain yang diperlukan untuk mendapatkan
dan mempersiapkan aktiva harus disertakan sebagai harga perolehan. Nilai perolehan ini, yang
sifatnya obyektif, dikurangi dengan estimasi nilai residu (jika ada), adalah merupakan dasar
harga perolehan aktiva yang dapat disusutkan. Nilai perolehan dikatakan objektif karena sifatnya
dapat diuji oleh siapapun dan menghasilkan nilai yang sama. Nilai yang sama ini dapat
dibuktikan melalui dokumen pengeluaran kas yang mendukung terjadinya transaksi perolehan
aktiva tetap, termasuk pengeluaran-pengeluaran lainnya yang dibutuhkan sampai aktiva siap
digunakan. Nilai perolehan aktiva umumnya mencerminkan nilai pasar pada saat aktiva
diperoleh.
Nilai sisa merupakan estimasi nilai realisasi pada saat aktiva tidak dipakai lagi. Dengan kata lain,
nilai sisa ini mencerminkan nilai estimasi dimana aktiva dapat dijual kembali ketika aktiva tetap
tersebut dihentikan dari pemakaiannya (pada saat estimasi masa manfaat aktiva berakhir).
Besarnya estimasi nilai sisa sangat tergantung pada kebijakan manajemen mengenai penghentian
aktiva tetap, dan juga tergantung pada kondisi pasar serta faktor lainnya. Bila perusahaan
menggunakan aktivanya hingga secara fisik benar-benar usang dan tidak dapat memberi manfaat
lagi, maka aktiva tersebut dapat dikatakan tidak memiliki nilai sisa. Namun, jika perusahaan
mengganti aktivanya setelah periode penggunaan yang relatif singkat, maka besarnya nilai sisa
(yang tercermin oleh harga jualnya) secara relatif akan tinggi. Berdasarkan pandangan teoritis,
setiap estimasi nilai residu harus dikurangkan dari nilai perolehan aktiva untuk mendapatkan
nilai perolehan yang akan dialokasikan.
Dalam praktek, seringkali nilai sisa diabaikan dalam menentukan beban penyusutan karena
nilainya yang relatif kecil atau perhitungan yang pelik dimana manfaat yang didapat lebih rendah
daripada waktu dan usaha yang dikorbankan untuk menaksir besarnya estimasi nilai sisa.
Nilai sisa sifatnya adalah subyektif, dimana sangat tergantung pada kebijakan manajemen dari
masing-masing perusahaan.
Dalam menghitung besarnya beban penyusutan, umur ekonomis dapat diartikan sebagai suatu
periode atau umur fisik dimana perusahaan dapat memanfaatkan aktiva tetapnya (masa manfaat)
dan dapat juga berarti sebagai jumlah unit produksi (output) atau jumlah jam operasional (jasa)
yang diharapkan diperoleh dari aktiva. Umur ekonomis aktiva dapat dinyatakan baik berdasarkan
faktor estimasi waktu maupun faktor estimasi penggunaan. Faktor waktu dapat berubah periode
bulanan atau tahunan, sedangkan faktor pemakaian sering berupa jumlah jam operasional atau
jumlah unit produksi (output) yang dihasilkan dari aktiva tetap. Berdasarkan waktu yang
dilampaui atau tingkat pemakaian inilah alokasi terhadap nilai perolehan aktiva dilakukan
dengan suatu tarif alokasi yang telah ditentukan.
Estimasi umur ekonomis memerlukan suatu pertimbangan (judgement) pihak manajemen yang
pada umumnya berdasarkan pada pengalaman terhadap jenis-jenis aktiva yang serupa. Jadi, cara
penentuan estimasi umur ekonomis sifatnya sama dengan cara untuk menentukan estimasi nilai
residu, yaitu berdasarkan pertimbangan pribadi (subyektif).
Disarikan dari buku: 225 Soal-Jawaban Akuntansi Dasar, penulis: Hery, S.E., M.Si., halaman:
122 124.
Artikel Terkait:
Logika Akuntansi : Penyusutan (Depreciation) adalah Harga Perolehan Aktiva Tetap yang di
alokasikan ke dalam Harga Pokok Produksi atau Biaya Operasional akibat penggunaan aktiva
tetap tersebut, atau ; Cost/Exepenses yang diperhitungkan (dibebankan) dalam Harga Pokok
produksi atau biaya operasional akibat pengunaan aktiva di dalam proses produksi dan
operasional perusahaan secara umum.
Pencatatan (Jurnal) Atas Penyusutan :
Bentuk Jurnalnya :
[-Debit-]. Depreciation = xxxx
[-Credit-]. Accumulated Depreciation = xxxx
Saat pencatatan :
Biasanya dicatat (dibukukan) pada saat penutupan buku (entah : akhir bulan, akhir kwartal, akhir
tahun buku).
Besar-nya :
Dicatat sebesar nilai penyusutannya, tergantung berbagai faktor (lebih rincinya, lanjutkan ke sub
pokok bahasan berikut ini).
Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Biaya Penyusutan
1. Harga Perolehan (Acquisition Cost)
Harga Perolehan adalah faktor yang paling berpengaruh terhadap biaya
penyusutan. Mengenai Harga Perolehan telah kita bahas secara rinci pada
artikel sebelumnya, yang belum membaca, silahkan [-baca-]
2. Nilai Residu (Salvage Value)
Merupakan taksiran nilai atau potensi arus kas masuk apabila aktiva tersebut
dijual pada saat penarikan/penghentian (retirement) aktiva. Nilai residu tidak
selalu ada, ada kalanya suatu aktiva tidak memiliki nilai residu karena aktiva
tersebut tidak dijual pada masa penarikannya alias di jadikan besi tua, hingga
habis terkorosi. Tentu saja ini tidak dianjurkan, alangkah bagusnya jika di
daur ulang.
3. Umur Ekonomis Aktiva (Economical Life Time)
Sebagian besar, aktiva tetap memiliki 2 jenis umur, yaitu :
- Umur fisik : Umur yang dikaitkan dengan kondisi fisik suatu aktiva. Suatu
aktiva dikatakan masih memiliki umur fisik apabila secara fisik aktiva
tersebut masih dalam kondisi baik (walaupun mungkin sudah menurun
fungsinya).
- Umur Fungsional : Umur yang dikaitkan dengan kontribusi aktiva tersebut
dalam penggunaanya. Suatu aktiva dikatakan masih memiliki umur
fungsional apabila aktiva tersebut masih memberikan kontribusi bagi
perusahaan. Walaupun secara fisik suatu aktiva masih dalam kondisi sangat
baik, akan tetapi belum tentu masih memiliki umur fungsional. Bisa saja
aktiva tersebut tidak difungsikan lagi akibat perubahan model atas produk
yang dihasilkan, kondisi ini biasanya terjadi pada aktiva mesin atau peralatan
yang dipergunakan untuk membuat suatu produk. Atau aktiva tersebut sudah
tidak sesuai dengan jaman (not fashionable), kondisi ini biasanya terjadi pada
jenis aktiva yang bersifat dekoratif (misalnya : furniture/mebeler, hiasan
dinding, dsb).Dalam penentuan beban penyusutan, yang dijadikan bahan
perhitungan adalah umur fungsional yang biasa dikenal dengan umur
ekonomis.
4. Pola Penggunaan Aktiva
Pola penggunaan aktiva berpengaruh terhadap tingkat ke-aus-an aktiva, yang
mana untuk mengakomodasi situasi ini biasanya dipergunakan metode
penyusutan yang paling sesuai.
Nilai residu tidak selalu ada, ada kalanya suatu aktiva tidak memiliki nilai residu karena aktiva
tersebut tidak dijual pada masa penarikannya alias di jadikan besi tua, hingga habis terkorosi.
Tentu saja ini tidak dianjurkan, alangkah bagusnya jika di daur ulang.
Metode-metode Penyusutan (Depreciation Method)
Ada berbagai metode penyusutan, hanya beberapa metode saja yang biasa dipergunakan.
Berikut adalah 2 metode penyusutan yang paling banyak dipergunakan, karena paling mudah dan
paling relevan dengan perlakuan akuntansi.
1. Metode Garis Lurus (Straight Line Method)
Konsep dasarnya :
Metode ini menganggap aktiva tetap akan memberikan kontribusi yang merata (tanpa fluktuasi)
disepanjang masa penggunaannya, sehingga aktiva tetap akan mengalami tingkat penurunan
fungsi yang sama dari periode ke periode hingga aktiva diarik dari penggunaannya.
Metode ini termasuk yang paling luas dipakai. Untuk penerapan Matching Cost Principle,
metode garis lurus dipergunakan untuk menyusutkan aktiva-aktiva yang fungsionalnya tidak
terpengaruh oleh besar kecilnya volume produk/jasa yang dihasilkan. Misalnya : bangunan,
peralatan kantor.
Formula :
Contoh Kasus :
Sebuah mesin diperoleh pada tanggal 1 Januari 2007 dengan harga Rp 8,000,000 ditaksir
memiliki umur ekonomis 8 tahun, dan apabila nanti ditarik diperkirakan besi tuanya dapat dijual
seharga Rp 150,000. Tambahan informasi : Perusahaan menggunakan metode garis lurus.
Beban penyusutan untuk tahun 2007, dihitungan dengan cara :
Depreciation Cost = 12/12 x [(Rp 8,000,000-150,000) : 8] = Rp 981,250,-
Jika aktiva tetap tersebut diperoleh pada tanggal 05 Pebruari 2007, maka dihitung dengan cara =
11/12 x [(Rp 8,000,000 - 150,000) : 8]
Jika diperoleh pada tanggal 20 Pebruari 2007, maka dihitung 10/12 x [(Rp 8,000,000 - 150,000) :
8]
.dan seterusnya
Jika tanpa nilai residu, maka variable nilai residu tidak diperhitungkan (lihat formula di atas).
Atas pembebanan penyusutan ini dicatat sebagai berikut :
[-Debit-]. Depreciation = Rp 981,250,[-Credit-]. Accumulated Depreciation = Rp 981,250,Jika aktiva tersebut diperoleh di awal tahun (01~14 Januari), maka tabel Jadwal Penyusutan
Aktiva selama umur ekonomisnya, akan menjadi sebagai berikut :
NILAI RESIDU (Salvage Value) dimana jika aktiva tersebut dijual pada akhir penggunaannya
nanti diperkirakan akan laku seharga Rp 150,000,-. Di sisi lainnya, biaya penyusutan yang
dibebankan tidak sepenuhnya Rp 1,000,000 per tahunnya.
Pada tabel kedua (dengan tidak memperkirakan adanya salvage value), pada akhir tahun ke-8,
NILAI BUKU (Book Value) benar-benar Nihil (nol), artinya : perusahaan memperkirakan aktiva
tersebut tidak akan menghasilkan arus kas (tidak bisa dijual) pada akhir masa penggunaannya
nanti. Di sisi lain, penyusutan dibebankan sepenuhnya Rp 1,000,000 setiap tahunnya.
2. Metode Saldo Menurun (Declining Balance Method)
Konsep Dasarnya :
Aktiva tetap dianggap akan memberikan kontribusi terbesar pada periode diawal-awal masa
penggunaanya, dan akan mengalami tingkat penurunan fungsi yang semakin besar di periode
berikutnya seiring dengan semakin berkurangnya umur ekonomis atas aktiva tersebut.
Metode ini sesuai jika dipergunakan untuk jenis aktiva tetap yang tingkat kehausannya
tergantung dari volume produk yang dihasilkan, yaitu jenis aktiva mesin produksi.
Formula :
Contoh Kasus :
Mempergunakan contoh kasus sebelumnya..
Cari rate penyusutan (d%) terlebih dahulu, perhatikan perhitungan dibawah :
Dengan menggunakan rate di atas, yaitu sebesar 39%, Jadwal Penyusutan menggunakan
Declining Balance Method dapat dibuat, seperti dibawah :
Memperhatikan table di atas, dapat dilihat bahwa dengan menggunakan Metode Saldo menurun
(Declining Balance Method), salvage value di akhir tahun ke delapanpun hasilnya kurang lebih
sama dengan jika menggunakan Metode Garis Lurus (Straight Line Method) yaitu Rp 150,000.
Hanya saja, jika kita perhatikan pada kolom Depreciation (penyusutan) nampak bahwa dengan
menggunakan metode Saldo Menurun, harga perolehan yang dialokasikan ke dalam penyusutan
(dibebankan pada Harga Pokok Penjualan) dialokasikan sebagian besar pada awal-awal
penggunaan aktiva tersebut. Hal ini didasari oleh konsep yang dianut oleh metode ini, dimana
suatu aktiva (khusunya mesin produksi) dianggap memberikan best performance diawal-awal
penggunaannya.
Jurnal pembebanan penyusutan pada methode ini sama saja dengan metode garis lurus.
Catatan Penting :
Dimungkinkan untuk menggunakan metode yang manapun untuk jenis aktiva yang
manapun, yang terpenting :
(-). Metode apapun yang dipergunakan, hendaknya diterapkan secara konsisten.
(-). Jika perusahaan mengganggap perlu melakukan perubahan atas metode penyusutan yang
diterapkan, hendaknya dicantumkan dalam penjelasan atas sistem akuntansi yang dipergunakan
pada laporan keuangan, disertai dengan alasannya.
Artikel Terkait: Perbedaan Beban Penyusutan dan Akumulasi
Penyusutan
Oleh Sri Astuti / Senin 12 Desember 2011 / Tanggapi?
Sifat beban penyusutan tidak berbeda dengan beban yang mengakui pemanfaatan atas premi
asuransi ataupun sewa yang dibayar dimuka selama periode berjalan. Beban penyusutan
merupakan beban yang tidak memerlukan pengeluaran uang kas (non cash outlay expence).
Beban penyusutan adalah pengakuan atas penggunaan manfaat potensial dari suatu aktiva.
Akumulasi penyusutan merupakan kumpulan dari beban penyusutan periodik. Akun beban
penyusutan akan tampak dalam laporan laba rugi, sedangkan akun akumulasi penyusutan akan
terlihat dalam neraca.
Akumulasi penyusutan merupakan kumpulan dari beban penyusutan periodik. Pada akhir tahun
pertama aktiva dimanfaatkan, besarnya akumulasi penyusutan adalah sama dengan besarnya
beban penyusutan selama tahun pertama pemakaian. Sedangkan pada akhir tahun ke dua,
besarnya akumulasi penyusutan merupakan penjumlahan antara besarnya beban penyusutan
untuk tahun pertama pemakaian dengan beban penyusutan untuk tahun ke dua pemakaian, dan
seterusnya. Akun akumulasi penyusutan merupakan akun pengurang (contra account) dari akun
aktiva yang bersangkutan.
Disarikan dari buku: 225 Soal-Jawaban Akuntansi Dasar, penulis: Hery, S.E., M.Si., halaman:
121 122.