Anda di halaman 1dari 21

BAB I

PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang

Perkembangan teknologi dan moderisasi peralatan elektronik telah menyebabkan


terjadinya perubahan yang mendasar di dalam kehidupan manusia, dimana manusia
membutuhkan segala sesuatunya serba otomatis, praktis dan fleksibel. Salah satu
kebutuhan manusia adalah lingkungan hidup yang nyaman. Lingkungan hidup yang
nyaman dapat tercipta apabila manusia menjaga kebersihan, sehingga sangat penting
menumbuhkan kesadaran menjaga lingkungan dengan membuang sampah pada
tempatnya. Tempat sampah adalah barang yang sudah biasa kita temui di sekitar kita,
namun keberadaan tempat sampah tidak selalu baik. Tempat sampah yang kotor
membuat orang engan untuk membuka dan membuang sampah ke dalamnya Salah
satu teknologi yang populer adalah mikrokontroler yang sering disematkan di
perlatalan canggih sebagai penggendali kerja. Komponen elektronika yang didalamnya
terkandung system interkoneksi antara Mikroprosesor, RAM, ROM, I/O interface, dan
beberapa peripheral. Mikrokontroler disebut juga On-chip-Peripheral. Mikrokontroler
biasa diterapkan pada peralatan elektronik agar peralatan bekerja secara otomatis.
Pemakaian mikrokontroler saat ini semakin mudah karena banyaknya produk
mikrokontroler yang berbentuk modul-modul yang dapat dikombinasikan sesuai
dengan Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis mencoba mengembangkan
alat yang digunakan sebagai pengendali kebersihan lingkungan berupa sebuah tempat
sampah pintar untuk sampah yang mempunyai tutup yang dapat terbuka sendiri ketika
sampah sudah dimasukkan dan akan tertutup dengan sendirinya. Dengan adanya alat
ini, diharapkan dapat membantu meningkatkan kesadaran menjaga lingkungan. Untuk
itu penulis membuat penelitian skripsi dengan judul
Perancangan Sistem Smart Trash Can Menggunakan
Arduino dengan Sensor Ultrasonic HC-SR04.
1.2

1.3

1.4

Rumusan Masalah
1. Bagaimana merancang rangkaian mikrokontroler Atmega8535 yang merupakan
komponen utama dalam melakukan kontrol kerja sistem ?
2. Bagaimana merancang pemanas air yang dapat mengontrol suhu sesuai yang
diinginkan ?
3. Bagaimana prinsip kerja pemanas air dengan pengatur suhu?
Tujuan Penulisan
Adapun tujuan pembuatan alat dari tugas akhir ini adalah :
1. Dapat merancang aplikasi mikrokontroler ATmega8535 sebagai pengontrol suhu
air yang dipanaskan.
2. Dapat merancang dan mengimplementasikan rangkaian yang digunakan sebagai
pemanas air otomatis.
3. Memaparkan prinsip kerja penghangat air dengan control suhunya.
4. Membuat penghangat air dengan pengatur suhu .
5. Menganalisis kinerja penghangat air dengan pengatur suhu.
Batasan Masalah

Adapun batasan masalah dari pembahasan ini adalah :


1. Mikrokontroler yang digunakan adalah ATMega8535.
2. Bahasa yang digunakan dalam pemrograman alat adalah bahasa C.
3. Sensor suhu yang digunakan adalah untuk mengontrol suhu panas.
4. Air yang digunakan adalah air sudah matang. Namun tidak menutup
kemungkinan dapat menggunakan air mentah namun dalam seting suhu yang
tinggi.
1.5

MetodePenelitian
1. Pustaka
Yaituteknikpengumpulan
data
daribuku,
internet,
maupunberbagailiteraturmengenairancanganaplikasi yang dibuat.
2. Observasi
Metodeobservasiadalah
system
pengumpulan
data
dengancaramelakukanpengamatansecaralangsung yang diteliti,
3. Analisis
Setelahsemua
data
yang
diperlukanterkumpul,
proses
selanjutnyaadalahanalisisterhadap
data
danpermasalah
yang
adauntukkemudiandicaripemecahanataujalankeluar yang terbaikdaripermasalahan
yang timbul.
4. Perancangan
Setelahditemukangambaranpemecahanmasalah,
kemudiandilakukantahapperancanganaplikasi.
5. Modeling
Setelahsemuaunsurdirancangsedemikianrupakemudiandilakukan
modeling
objekuntukkemudiandituangkansecaralangsungdalamperancanganalat .

1.6

Sistematika Penulisan
Untuk mempermudah pembahasan dan pemahaman maka penulis membuat
sistematika pembahasan bagaimana sebenarnya prinsip kerja dari simulasi Pemanas
Air Otomatis Berbasis Mikrokontroller Atmega8535, maka penulis menulis laporan
sebagai berikut:
BAB I

PENDAHULUAN
Dalam bab ini berisiskan tentang latar belakang, rumusan masalah, tujuan
penulisan, batasan masalah serta sistematika penulisan.
BABII

LANDASAN TEORI
Landasan teori, dalam baba ini dijelaskan tentang teori pendukung yang
digunakan untuk pembahasan dan cara kerja dari rangkaian teori pendukung antara

lain tentang mikrokontroller atmega 8535 (software dan hardware), bahasa program
yang akan digunakan serta karakteristik dari komponen pendukung.
BABIII
PERANCANGAN ALAT DAN PROGRAM
Pada bagian ini akan dibahas perancangan dari alat, yaitu Perencanaan
Pembuatan
Perangkat Lunak (Software), Perencanaan Pembuatan Perangkat Keras
(Hardware) berupa Bagan Umum Rancangan Alat dan Perancangan Pembuatan
Sistem Minimum ATMega8535.
BABIV
PENGUJIAN ALAT DAN PROGRAM
Pada bab ini akan dibahas hasil analisa dari rangkaian dan sistem kerja alat,
penjelasan mengenai program-program yang digunakan untuk mengaktifkan
rangkaian, penjelasan mengenai program yang diisikan ke mikrokontroller
atmega8535.
BABV

PENUTUP
Bab ini merupakan penutup yang berisikan tentang kesimpulan dari
pembahasan yang dilakukan dari tugas akhir ini serta saran apakah rangkaian ini dapat
dibuat lebih efisien dan dikembangkan perakitannya pada suatu metode lain yang
mempunyai metode yang sama.

BAB II
LANDASAN TEORI
2.1

Dasar Teori
Pembuatan alat pemanas air otomatis berbasis mikrokontroller At8535 juga
tidak jauh berbeda dengan komputer. Dalam pembuatan alat ini ada dua elemen yang
sangat berpengaruh dalam sistem kerjanya, yaitu hardware dan software. Hardware
digunakan untuk action atau tindakan yang dapat dilihat mata, sedangkan untuk
software digunakan untuk memberi masukkan atau kecerdasan agar pengontrol suhu
tersebut dapat melakukan hal hal yang ingin dicapai oleh pemakai.

2.2

Bagian Elektronis
Bagian elektronis tersebut terdiri dari komponen komponen elektronika yang
terangkai sedemikian rupa sehingga bisa mendukung kinerja alat pengontrol. Bagian

elektronis pada alat pemanas air minum berbasis mikrokontroller At8535 ini terdiri
dari : Sensor LM 35, Relay, Mikrokontroller At8535.
1. Sensor LM 35
Sensor suhu LM35 adalah komponen elektronika yang memiliki fungsi untuk
mengubah besaran suhu menjadi besaran listrik dalam bentuk tegangan. Sensor Suhu
LM35 yang dipakai dalam penelitian ini berupa komponen elektronika elektronika
yang diproduksi oleh National Semiconductor. LM35 memiliki keakuratan tinggi dan
kemudahan perancangan jika dibandingkan dengan sensor suhu yang lain, LM35 juga
mempunyai keluaran impedansi yang rendah dan linieritas yang tinggi sehingga dapat
dengan mudah dihubungkan dengan rangkaian kendali khusus serta tidak memerlukan
penyetelan lanjutan. Meskipun tegangan sensor ini dapat mencapai 30 volt akan tetapi
yang diberikan kesensor adalah sebesar 5 volt, sehingga dapat digunakan dengan catu
daya tunggal dengan ketentuan bahwa LM35 hanya membutuhkan arus sebesar 60 A
hal ini berarti LM35 mempunyai kemampuan menghasilkan panas (self-heating) dari
sensor yang dapat menyebabkan kesalahan pembacaan yang rendah yaitu kurang dari
0,5 C pada suhu 25 C .
Struktur Sensor LM 35

Gambar 2.1 Sensor

Suhu LM
35

Gambar diatas menunjukan bentuk dari LM35 tampak depan dan tampak bawah. 3
pin LM35 menujukan fungsi masing-masing pin diantaranya, pin 1 berfungsi sebagai
sumber tegangan kerja dari LM35, pin 2 atau tengah digunakan sebagai tegangan
keluaran atau Vout dengan jangkauan kerja dari 0 Volt sampai dengan 1,5 Volt dengan
tegangan operasi sensor LM35 yang dapat digunakan antar 4 Volt sampai 30 Volt.
Keluaran sensor ini akan naik sebesar 10 mV setiap derajad celcius sehingga
diperoleh persamaan sebagai berikut : VLM35 = 10 mV/oC

Gambar
gambar skematik

diatas kanan adalah


rangkaian dasar sensor

suhu LM35-DZ. Rangkaian ini sangat sedeCrhana dan praktis. Vout adalah tegangan
keluaran sensor yang terskala linear terhadap suhu terukur, yakni 10 milivolt per 1
derajad celcius. Jadi jika Vout = 530mV, maka suhu terukur adalah 53 derajad
Celcius.Dan jika Vout = 320mV, maka suhu terukur adalah 32 derajad Celcius.
Tegangan keluaran ini bisa langsung diumpankan sebagai masukan ke rangkaian
pengkondisi sinyal seperti rangkaian penguat operasional dan rangkaian filter, atau
rangkaian lain seperti rangkaian pembanding tegangan dan rangkaian Analog-toDigital Converter.
Rangkaian dasar tersebut cukup untuk sekedar bereksperimen atau untuk
aplikasi yang tidak memerlukan akurasi pengukuran yang sempurna. Akan tetapi tidak
untuk aplikasi yang sesungguhnya. Terbukti dari eksperimen yang telah saya lakukan,
tegangan keluaran sensor belumlah stabil. Pada kondisi suhu yang relatif sama, jika
tegangan suplai saya ubah-ubah (saya naikkan atau turunkan), maka Vout juga ikut
berubah. Memang secara logika hal ini sepertinya benar, tapi untuk instrumentasi hal
ini tidaklah diperkenankan. Dibandingkan dengan tingkat kepresisian, maka tingkat
akurasi alat ukur lebih utama karena alat ukur seyogyanya dapat dijadikan patokan
bagi penggunanya. Jika nilainya berubah-ubah untuk kondisi yang relatif tidak ada
perubahan, maka alat ukur yang demikian ini tidak dapat digunakan.
Karakteristik Sensor LM35

1. Memiliki sensitivitas suhu, dengan faktor skala linier antara tegangan dan suhu 10
mVolt/C, sehingga dapat dikalibrasi langsung dalam celcius.
2. Memiliki ketepatan atau akurasi kalibrasi yaitu 0,5C pada suhu 25 C seperti
terlihat pada gambar.
3. Memiliki jangkauan maksimal operasi suhu antara -55 C sampai +150 C.
4. Bekerja pada tegangan 4 sampai 30 volt.
5. Memiliki arus rendah yaitu kurang dari 60 A.
6. Memiliki pemanasan sendiri yang rendah (low-heating) yaitu kurang dari 0,1 C
pada udara diam.
7. Memiliki impedansi keluaran yang rendah yaitu 0,1 W untuk beban 1 mA.
8. Memiliki ketidaklinieran hanya sekitar C.
2. Relay
Relay adalah suatu peranti yang bekerja berdasarkan elektromagnetik untuk
menggerakan sejumlah kontaktor yang tersusun atau sebuah saklar elektronis yang
dapat dikendalikan dari rangkaian elektronik lainnya dengan memanfaatkan tenaga
listrik sebagai sumber energinya. Kontaktor akan tertutup (menyala) atau terbuka
(mati) karena efek induksi magnet yang dihasilkan kumparan (induktor) ketika dialiri
arus listrik. Berbeda dengan saklar, pergerakan kontaktor (on atau off) dilakukan

manual tanpa perlu arus listrik.Relay yang paling sederhana ialah relay
elektromekanis yang memberikan pergerakan mekanis saat mendapatkan energi
listrik. Secara sederhana relay elektromekanis ini didefinisikan sebagai berikut.Alat
yang menggunakan gaya elektromagnetik untuk menutup atau membuka kontak
saklar.Saklar yang digerakkan secara mekanis oleh daya atau energi listrik.Sebagai
komponen elektronika, relay mempunyai peran penting dalam sebuah sistem
rangkaian elektronika dan rangkaian listrik untuk menggerakan sebuah perangkat
yang memerlukan arus besar tanpa terhubung langsung dengan perangakat pengendali
yang mempunyai arus kecil. Dengan demikian relay dapat berfungsi sebagai
pengaman.
Relay terdiri dari 3 bagian utama, yaitu:
1. Common, merupakan bagian yang tersambung dengan Normally Close (dalam
keadaan normal).
2. Koil (kumparan), merupakan komponen utama relay yang digunakan untuk
menciptakan medan magnet.
3. Kontak, yang terdiri dari Normally Close dan Normally Open.

Gambar relay
3. Mikrokontroller Atmega 8535
Mikrokontrollermerupakansebuah
system
computer
yang
seluruhatausebagianbesarelemnnyadikemasdalamsuatuchip
IC,
sehinggaseringdisebutsingle
chip
microcomputer.Lebihlanjut,
mikrokontrolermerupakan system computer yang mempunyaisatuataubeberapatugas
yang sangatspesifik, berbedadaengan PC (Personal Computer) yang
memilikibeberapafungsi.Perbedaanantara
computer
denganmikrokontroller.Mikrokontrolleradalahsebuah
system
microprocessor
dimanadidalamnyasudahterdapat
CPU,
ROM,
Ram,
I/O,
Clockdanperalataninternallainnya
yang
sudahsalingterhubungdanterorganisasidenganbaikolehpabrikpembuatnyadandikemasd
alamsatuchip
yang
siappakai,
sehinggakitatinggalmemprogramisi
ROM
sesuaiaturanpenggunaanolehpabrik
yang
membuatnyamenurutWinoto
(2008:3).Teknologi
yang
digunakanpadamikrokontroler
AVR
berbedadenganmikrokontrollerseri MCS-51.AVR berteknologi RISC (Reduced
Instruction Set Computer), sedangkanseri MCS-51 berteknologi CISC (Complex
Instruction
Set
Computer).Mikrokontroler
AVR
dapatdikelompokkanmenjadiempatkelas, yaitukeluargaATtiny, keluarga AT90Sxx,
keluargaATMega, dankeluarga AT89RFxx.Padadasarnya yang membedakanmasingmasingkelasadalahmemori, kelengkapanperiperaldanfungsi-fungsitambahan yang
dimiliki.BerikutinipenjelasanlebihlengkapmengenaiMikrokontroller ATMega8535

Gambar 2.1 Mikrokontroller ATMega8535


ATMega8535 adalahmikrokontroller CMOS 8 bitdayarendahberbasisarsitektur RISC.
Instruksidikerjakanpadasatusiklusclock,
ATMega8535
mempunyaithroughputmendekati 1 MIPS per MHz, halinimembuat ATMega8535
dapatbekerjadengankecepatantinggiwalaupundenganpenggunaandayarendah.Mikroko
ntroller
ATmega8535
memilikibeberapafituratauspesifikasi
yang
menjadikannyasebuahsolusipengendali yang efektifuntukberbagaikeperluan.Fiturfiturtersebutantara lain:
1. Saluran I/O sebanyak 32 buah, yang terdiriatasPort A, B, C dan D
2. ADC (Analog to Digital Converter)
3. TigabuahTimer/Counterdengankemampuanperbandingan
4. CPU yang terdiriatas 32 register
5. Watchdog Timerdenganosilatorinternal
6. SRAM sebesar 512 byte
7. MemoriFlashsebesar8kbdengankemampuanread while write
8. Unit InterupsiInternaldanExternal
9. Portantarmuka SPI untuk men-download program keflash
10. EEPROM sebesar 512 byte yang dapatdiprogramsaatoperasi
11. Antarmukakomparatoranalog
12. Port USART untukkomunikasi serial.
2.1.1

KONFIGURASI PIN ATMega8535


Mikrokontroller
AVR
ATMegamemiliki
40
pindengan
32
pindiantaranyadigunakansebagaiport paralel. Satu
portparalelterdiridari 8 pin,
sehinggajumlahportpadamikrokontroleradalah 4 port, yaituport A, port B, port C
danport D. Sebagaicontohadalahport A memilikipinantaraport A.0 sampaidenganport
A.7,
demikianselanjutnyauntukport
B,
port
C,
port
D.
Diagram
pinmikrokontrollerdapatdilihatpadagambarberikut:

Gambar 2.2 Konfigurasi IC Mikrokontroller ATMega8535


Diagram Pin ATMega8535. Berikutiniadalahtabelpenjelasanmengenai pin yang
terdapatpadamikrokontroller ATMega8535:
Tabel2.1 Penjelasan pin padamikrokontroller ATMega8535:
Vcc Tegangansuplai (5 volt)
GND Ground
Input
reset
levelrendah,padapininiselamalebihdaripanjangpulsaminimumakanmenghasil
RES
kanresetwalaupunclocksedangberjalan. RST padapin 9 merupakanresetdari
ET
AVR. Jikapadapininidiberimasukanlowselama minimal 2 machine
cyclemakasistemakan di-reset
XTA Inputpenguatosilator invertingdaninputpadarangkaianoperasiclock internal
L1
XTA Outputdaripenguatosilator inverting
L2
Pintegangansuplaiuntukport
A
dan
ADC.
Avcc PininiharusdihubungkankeVccwalaupun
ADC
tidakdigunakan,
makapininiharusdihubungkankeVccmelaluilow pass filter
Aref pinreferensitegangananaloguntuk ADC
AGN pinuntukanalog
ground.
Hubungkan
kaki
D
kecualijikaboardmemilikianalog ground yang terpisah

1.

inike

GND,

Berikutiniadalahpenjelasandaripinmikrokontroler
ATMega8535
menurutportnyamasing-masing:
Port A
Pin 33 sampaidenganpin 40 merupakanpindariport A. Merupakan 8 bit directional
port I/O. Setiappin-nyadapatmenyediakaninternal pull-up resistor (dapatdiatur per
bit).
Output
buffer
port
Adapatmemberiarus
20
mA
dandapatmengendalikandisplay LED secaralangsung. Data Direction Register
port A (DDRA) harus di-settingterlebihdahulusebelumport Adigunakan. Bit-bit
DDRA
diisi
0
jikainginmemfungsikanpin-pin
port
A
yang
disesuaikansebagaiinput, ataudiisi 1 jikasebagaioutput. Selainitu, pin-pin pada
port
Ajugamemilikifungsi-fungsialternatifkhususseperti
yang
dapatdilihatdalamtabel:
Tabel 2.2 Penjelasan pin pada port A
Pin

Keterangan

PA.7

ADC7 (ADC Input Channel 7)

PA.6

ADC6 (ADC Input Channel 6)

2.

PA.5

ADC7 (ADC Input Channel 5)

PA.5

ADC4 (ADC Input Channel 4)

PA.3

ADC3 (ADC Input Channel 3)

PA.2

ADC2 (ADC Input Channel 2)

PA.1

ADC1 (ADC Input Channel 1)

PA.0

ADC0 (ADC Input Channel 0)

Port B
Pin 1 sampaidenganpin 8 merupakanpindariport B. Merupakan 8 bit directional
port I/O. Setiappin-nyadapatmenyediakaninternal pull-up resistor (dapatdiatur per
bit).
Output
buffer
port
B
dapatmemberiarus
20
mA
dandapatmengendalikandisplay LED secaralangsung. Data Direction Register
port B (DDRB) harus di-settingterlebihdahulusebelumport B digunakan. Bit-bit
DDRB
diisi
0
jikainginmemfungsikanpin-pinport
B
yang
disesuaikansebagaiinput, ataudiisi 1 jikasebagaioutput. Selainitu, pin-pin port B
jugamemilikifungsi-fungsialternatifkhususseperti yang dapatdilihatdalamtabel:

Tabel 2.3 Penjelasan pin pada port B

3.

Pin

Keterangan

PB.7

SCK (SPI Bus Serial Clock)

PB.6

VISO (SPI Bus Master Input/Slave Output)

PB.5

VOSI (SPI Bus Master Output/Slave Input)

PB.4

SS (SPI Slave Select Input)

PB.3

AIN1
(Analog
Comparator
Negative
(Timer/Counter0 Output Compare Match Output)

PB.2

AIN0 (Analog Comparator Positive Input)INT2 (External


Interrupt2 Input)

PB.1

T1 (Timer/Counter1 External Counter Input)

PB.0

T0 (Timer/Counter0 External Counter Input)XCK (JSART


External Clock Input/Output)

Input)OCC

Port C
Pin
22 sampaidenganpin 29 merupakanpindariport C. Port
C
sendirimerupakanport inputatauoutput. Setiappin-nyadapatmenyediakaninternal
pull-up resistor (dapatdiatur per bit).Output buffer port C dapatmemberiarus 20

mA dandapatmengendalikandisplay LED secaralangsung. Data Direction Register


port C (DDRC) harus di-settingterlebihdahulusebelumport C digunakan. Bit-bit
DDRC
diisi
0
jikainginmemfungsikanpin-pin
port
C
yang
disesuaikansebagaiinput, ataudiisi 1 jikasebagaioutput. Selainitu, pin-pin port D
jugamemilikifungsi-fungsialternatifkhususseperti yang dapatdilihatdalamtabel
II.6:
Tabel 2.4 Penjelasan pin pada port C

4.

Pin

Keterangan

PC.7

TOSC2 (Timer Oscillator Pin 2)

PC.6

TOSC1 (Timer Oscillator Pin 1)

PC.1

SDA (Two-Wire Serial Bus Data Input/OutputLine)

PC.0

SCL (Two-Wire Serial Bus Clock Line)

Port D
Pin 14 sampaidenganpin 20 merupakanpindariport D. Merupakan 8 bit directional
port I/O. Setiappin-nyadapatmenyediakaninternal pull-up resistor (dapatdiatur per
bit).
Output
buffer
port
D
dapatmemberiarus
20
mA
dandapatmengendalikandisplay LED secaralangsung. Data Direction Register
port D (DDRD) harus di-settingterlebihdahulusebelumport D digunakan. Bit-bit
DDRD
diisi
0
jikainginmemfungsikanpin-pin
port
D
yang
disesuaikansebagaiinput, ataudiisi 1 jikasebagaioutput. Selainitu, pin-pin port D
jugamemilikifungsi-fungsialternatifkhususseperti yang dapatdilihatdalamtabel:
Tabel 2.5 Penjelasan pin pada port D
Pin

Keterangan

PD.0

RDX (UART input line)

PD.1

TDX (UART output line)

PD.2

INT0 (external interrupt 0 input)

PD.3

INT1 (external interrupt 1 input)

PD.4

OC1B (Timer/Counter1 output compareB match output)

PD.5

OC1A (Timer/Counter1 output compareA match output)

PD.6

ICP (Timer/Counter1 input capture pin)

PD.7

OC2 (Timer/Counter2 output compare match output)

4. LCD
Liquid Crystal Display (LCD) merupakan perangkat display yang paling
umum dipasangkan ke mikrokontroller, mengingat ukurannya yang kecil dan
kemampuan menampilkan karakter atau grafik yang lebih baik dibandingkan display 7

segment ataupun alphanumeric. Pada pengembangan sistem embedded, LCD mutlak


diperlukan sebagai sumber pemberi informasi utama, misalnya alat pengukur kadar
gula darah, penampil jam, penampil counter putaran motor industri dan lainnya. LCD
(Liquid Crystal Display) adalah modul penampil yang banyak digunakan karena
tampilannya menarik. LCD yang paling banyak digunakan saat ini adalah LCD
M1632 karena harganya cukup murah. LCD M1632 merupakan modul LCD dengan
tampilan (2 baris x 16kolom).

Gambar 2.3 LCD


5. Resistor
Resistor komponen pasif elektronika yang berfungsi untuk membatasi arus
listrik yang mengalir. Berdasarkan kelasnya resistor dibagi menjadi 2 yaitu : Fixed
Resistor dan Variable Resistor Dan umumnya terbuat dari carbon film atau metal film,
tetapi tidak menutup kemungkinan untuk dibuat dari material yang lain. Pada
dasarnya semua bahan memiliki sifat resistif namun beberapa bahan tembaga perak
emas dan bahan metal umumnya memiliki resistansi yang sangat kecil. Bahan bahan
tersebut menghantar arus listrik dengan baik, sehingga dinamakan konduktor.
Kebalikan dari bahan yang konduktif, bahan material seperti karet, gelas, karbon
memiliki resistansi yang lebih besar menahan aliran elektron dan disebut sebagai
insolator

Gambar 2.4 Resistor Karbon

Fixed Resistor
Resistor adalah komponen dasar elektronika yang digunakan untuk membatasi
jumlah arus yang mengalir dalam satu rangkaian. Sesuai dengan namanya resistor
bersifat resistif dan umumnya terbuat dari bahan karbon. Tipe resistor yang umum
berbentuk tabung porselen kecil dengan dua kaki tembaga dikiri dan kanan. Pada
badannya terdapat lingkaran membentuk gelang kode warna untuk memudahkan
pemakai mengenali besar resistansi tanpa mengukur besarnya dengan ohm meter.
Kode warna tersebut adalah standar menufaktur yang dikeluarkan oleh EIA
(Electronic Industries Association).
Tabel 2.6 Gelang Resistor

Resistansidibacadariwarnagelang
yang
paling
depankearahgelangtoleransiberwarnacoklat,
emas,
atauperak.
Biasanyawarnagelangtoleransiiniberadapadabahan
resistor
yang
paling
pojokataujugadenganlebar yang lebihmenonjol, sedangkanwarnagelang yang
keempatagaksedikitkedalam.Dengandemikianpemakaisudahlangsungmengetahuiberap
atoleransidariresitortersebut.Kalauandatelahbisamenentukanmanagelangpertamaselanj
utnyaadalahmembacanilairesistansinya.Biasanya resistor dengantoleransi 5%, 10%
atau
20%
memilikigelang
(tidaktermasukgelangtoleransi).Tetapi
resistor
dengantoleransi
1%
atau
2%
(toleransikecil)
memiliki
4
gelang
(tidaktermasukgelangtoleransi).Gelangpertamadanseterusnyaberturutturutmenunjukkanbesarnilaisatuan, dangelangterakhiradalahfaktorpenggalinya.
6. LED
Pada dasarnya LED (light-emitting diode) merupakan komponen elektronika
yang terbuat dari bahan semi konduktor jenis dioda yang mampu memencarkan
cahaya. Untuk mendapatkan emisi cahaya pada semikonduktor, doping yang pakai
adalah galium, arsenic dan phosporus. Jenis doping yang berbeda menghasilkan warna
cahaya yang
berbeda pula.

Gambar LED (light-emitting diode)


Karena LED adalah salah satu jenis dioda maka LED memiliki 2 kutub yaitu
anoda dan katoda. Dalam hal ini LED akan menyala bila ada arus listrik mengalir
dari anoda menuju katoda. Pemasangan kutub LED tidak boleh terebalik karena
apabila terbalik kutubnya maka LED tersebut tidak akan menyala. LED memiliki
karakteristik berbeda-beda menurut warna yang dihasilkan. Semakin tinggi arus yang
mengalir pada LED maka semakin terang pula cahaya yang dihasilkan. Namun perlu
diperhatikan bahwa besarnya arus yang diperbolehkan 10mA-20mA dan pada
tegangan 1,6V 3,5 V menurut karakter warna yang dihasilkan. Apabila arus yang

mengalir lebih dari 20mA maka LED akan terbakar. Untuk menjaga agar LED tidak
terbakar perlu kita gunakan resistor sebagai penghambat arus.

LED infra merah hampir sama dengan LED biasa tetapi cahaya infra merah
tidak tampak oleh manusia, tidak dapat menembus materi yang tidak tembus pandang.
Keunggulan LED antara lain konsumsi listrik rendah, tersedia dalam berbagai warna,
murah dan umur panjang. Keunggulannya ini membuat LED digunakan secara luas
sebagai lampu indikator pada peralatan elektronik. Namun LED punya kelemahan,
yaitu intensitas cahaya (Lumen) yang dihasilkannya termasuk kecil. Kelemahan ini
membatasi LED untuk digunakan sebagai lampu penerangan.
7. PUSH BUTTON
Push Button adalah saklar tekan yang berfungsi sebagai pemutus atau
penyambung arus listrik dari sumber arus ke beban listrik. Suatu sistem saklar tekan
push button terdiri dari saklar tekan start, stop reset dan saklar tekan untuk emergency.
Push button memiliki kontak NC (normally close) dan NO (normally open). Prinsip
kerja Push Button adalah apabila dalam keadaan normal tidak ditekan maka kontak
tidak berubah, apabila ditekan maka kontak NC akan berfungsi sebagai stop
(memberhentikan) dan kontak NO akan berfungsi sebagai start (menjalankan)
biasanya digunakan pada sistem pengontrolan motor motor induksi untuk
menjalankan mematikan motor pada industri industri. Push button dibedakan
menjadi beberapa tipe, yaitu:
a. Tipe Normally Open (NO)
Tombol ini disebut juga dengan tombol start karena kontak akan menutup bila ditekan
dan kembali terbuka bila dilepaskan. Bila tombol ditekan maka kontak bergerak akan
menyentuh kontak tetap sehingga arus listrik akan mengalir.
b. Tipe Normally Close (NC)
Tombol ini disebut juga dengan tombol stop karena kontak akan membuka bila
ditekan dan kembali tertutup bila dilepaskan. Kontak bergerak akan lepas dari kontak
tetap sehingga arus listrik akan terputus.
c. Tipe NC dan NO
Tipe ini kontak memiliki 4 buah terminal baut, sehingga bila tombol tidak ditekan
maka sepasang kontak akan NC dan kontak lain akan NO, bila tombol ditekan maka
kontak tertutup akan membuka dan kontak yang membuka akan tertutup.
8. BUZZER

Buzzer adalah sebuah komponen elektronika yang berfungsi untuk mengubah


getaran listrik menjadi getaran suara. Pada dasarnya prinsip kerja buzzer hampir sama
dengan loud speaker, jadi buzzer juga terdiri dari kumparan yang terpasang pada
diafragma dan kemudian kumparan tersebut dialiri arus sehingga menjadi
elektromagnet, kumparan tadi akan tertarik ke dalam atau keluar, tergantung dari arah
arus dan polaritas magnetnya, karena kumparan dipasang pada diafragma maka setiap
gerakan kumparan akan menggerakkan diafragma secara bolak-balik sehingga
membuat udara bergetar yang akan menghasilkan suara. Buzzer biasa digunakan
sebagai indikator bahwa proses telah selesai atau terjadi suatu kesalahan pada sebuah
alat (alarm).
9. Bahasa C
Bahasa Pemrograman C diciptakan dan dikembangkan oleh Brian Kernighan
dan Denis Ritchie di Bell Research Labs. Bahasa Pemrograman C secara khusus
diciptakan dengan tujuan agar para programmer (orang yang membuat
programkomputer) dapat mengakses seluruh internal register. I/O slots dan absolute
address dari sebuah komputer. Pada awal tahun 1960-an, sistem operasi komputer
mulai menjadi jauh lebih kompleks dari sebelumnya karena adanya pengenalan multi
terminal dan kemampuan multi prosessor. Pada saat itu, sistem operasi diciptakan
dengan menggunakanbahasa assembly (bahasa pemrograman tingkat rendah).Di mana
banyak pengembang yang menyadari bahwa suatu sistem operasi dapat dikembangkan
lebih lagi, tidak cukup hanya dengan menggunakan bahasa assembly. Inilah asal mula
Bahasa C yang dimplementasikan pada Digital Equipment Corporation PDP-7. Pada
perkembangan selanjutnya Bahasa Pemrograman C digunakan untuk
mengimplementasikan Sistem Operasi Unix. Bahasa C atau C++ adalah suatu bahasa
pemrograman. Bahasa C termasuk sebagai bahasa pemrograman tingkat menengah,
maksudnya bahasa C bisadipelajari dengan lebih mudah karena mudah dimengerti
tetapi mempunyai kemampuan yang tinggi. Bahasa C bisa digunakan untuk
merekayasa program untuk segala kebutuhan, baik untuk aplikasi bisnis, matematis
atau bahkan game.
10. Code Vision AVR

CodeVision
AVR merupakan
sebuah
software
yang digunakan
untuk memprogram mikrokontroler sekarang ini telah umum. Mulai dari penggunaan
untuk kontrol sederhana sampai kontrol yang cukup kompleks, mikrokontroler dapat
berfungsi jika telah diisi sebuah program, pengisian program ini dapat dilakukan
menggunakan compiler yang selanjutnya diprogram ke dalam mikrokontroler
menggunakan fasilitas yang sudah di sediakan oleh program tersebut. Salah satu
compiler program yang umum digunakan sekarang ini adalah CodeVision AVR yang
menggunakan bahasa pemrograman C. CodeVision AVR mempunyai suatu
keunggulan dari compiler lain, yaitu adanya codewizard, fasilitas ini memudahkan
kita dalam inisialisasi mikrokontroler yang akan kita gunakan.

BAB III
PERANCANGAN ALAT
3.1

Perencanaan Pembuatan Perangkat Lunak (Software).


Sebelum membuat program dibutuhkan pemahaman urutan kerja dari alat
yang akan dibuat, sehingga program yang dibuat bisa berurutan sesuai dengan
flowchart software yang dibuat. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar
berikut ini :
Mulai

Deklarasi dan Inisialisasi Variabel

Tampilan Awal Alat

Membaca Suhu

Setting Suhu

Mulai Pemanasan

Membaca Batas Suhu

c
Suhu Memenuhi
c

End Heater Mati


c
Selesai

Penjelasan flowchart software yang dibuat adalah sebagai berikut : Ketika


mulai (alat dinyalakan), sistem akan bekerja mendeklarasi dan menginisialisasi
variable, kemudian menampilkan tampilan (Sensor Suhu Alarm , Please Wait ,
Kelompok 3 , LT-2A ) LCD. Mikrokontroller memproses input data dari keluaran
sensor digital dan ditampilkan padaLCD berupa pembacaan suhu dalam C sesuai
dengan setting suhu yang ditentukan.
Set suhu atau batas suhu yang telah ditentukan adalah 28C. Ketika Alat ON
mikrokontroller akan langsung bekerja untuk memulai pemanasan dengan
mengaktifkan heater yang berfungsi sebagai alat pemanas air. Kemudian
mikrokontroller membaca suhu yang diinginkan untuk proses pemanasan air, apabila
suhu pembacaan belum mencapai suhu yang ditentukan maka mikrokontroller akan
terus bekerja mengaktifkan pemanas (heater) secara bertahap untuk memanaskan air
sampai pada suhu yang ditentukan dengan akurat. Apabila batas suhu telah tercapai
sebaliknya pemanas akan berhenti memanaskan air.

3.2

Perencanaan Pembuatan Perangkat Keras (Hardware).

a) Bagan Umum Rancangan Alat.


Alat pemanas air minum ini menggunakan mikrokontroller sebagai inti untuk
menjelaskan kerja alat. Penggunaan sensor pada alat pemanas air ini adalah sebagai
pendeteksi suhu panas air. Ketika alat ON, Heater akan langsung aktif memanaskan
air dan mikrokontroller akan bekerja sesuai suhu yang di setting, kemudian LCD
menampilkan suhu pembacaan dari sensor
b) Perancangan Pembuatan Sistem Minimum ATMega8535
Langkah pertama dalam perancangan hardware adalah membuat PCB mainboard.
Sebelum membuat PCB terlebih dulu merancang skema rangkaian layout PCBnya.

Gambar sistem rangkaianalat

Gambar sistem minimum rangkaian Mikrokontroller ATMega8535

BAB IV
PENGUJIAN ALAT
1.1

Pengujian Mikrokontroller
Mikrokontroller hanya mampu mendapat tegangan maksimal 5 volt, apabila mendapat
tegangan lebih dari 5 volt akan terjadi kerusakan pada mikrokontroler sehingga alat akan mati
dan akan mempunyai efek merusak sensor panas.

1.2

Pengujian LCD
Pengujian LCD ini bertujuan mengetahui apakah LCD yang digunakan dalam
keadaan baik atau tidak. Pengujian dilakukan dengan memberi tegangan pada kaki catu ,
kemudian mengisi program ke sistem mikrokontroller ATMega8535 yang akan ditampilkan
oleh LCD melalui PORT B.

1.3

Pengujian Sensor Suhu


Sensor diatur sesuai dengan keinginan dengan menggunakan trimpot, misal diatur
suhu 90 C. Apabila suhu naik dan mencapai suhu yang diinginkan yaitu sebesar 90C maka
relay akan merubah kontak dari NO menjadi NC dan alarm berbunyi

1.4

Program

1.5

Pembahasan Hasil Alat Pemanas Air Otomatis


Dalam pembuatan rangkaian Atmega 8535 yang kemudian di aplikasikan dalam
pemanas air otomatis menggunakan teko stenles bekerja dengan baik. Alat bekerja dengan
baik karena bisa menampilkan suhu terukur atau terbaca pada sensor LM 35. Sensor akan
mendeteksi suhu awal kemudian sensor akan bekerja ketika telah mencapai batas derajat yang
telah di tentukan di LM35 yaitu 90 C. Setelah mencapai batas yang ditentukan sensor akan
membaca suhu dan bekerja mengkontak driver, driver dari LM35 berupa relay akan bekerja
untuk memutus arus yang mengalir. Sehingga akan mati secara otomatis ketia air sudah
mendidih di suhu yang telah ditentukan.

BAB VI
PENUTUP
1.5

Kesimpulan

Berdasarkan pembuatan, pengoperasian dan pengujian alat pemanas air minum ini,
maka didapatkan kesimpulan sebagai berikut:
1. Alat yang dibuat dalam Tugas Akhir ini bertujuan untuk memanaskan air pada water
heater secara otomatis menggunakan sensor LM35.
2. Suhu didalam heater dapat diatur sesuai keinginan pengguna.
3. Mikrokontroller disini berfungsi untuk mengolah dan mengendalikan kondisi heater
berdasarkan nilai yang diberikan oleh Personal Computer (PC). Selain itu juga
berfungsi untuk menerima perintah pengendalian heater secara manual dan
mengirimkan data suhu menuju Personal Computer (PC) secara serial.
1.6

Saran
Berdasarkan hasil pembuatan alat ini, maka didapatkan beberapa saran untuk
penyempurnaan alat :
1. Arus listrik yang masuk harus sesuai kebutuhan mikrokontroller.
2. Diharapkan untuk pengembangan yang lebih lanjut dan lebih baik lagi agar alat
penstabil temperatur air ini dapat menjadi lebih sempurna.

Anda mungkin juga menyukai