Kelompok 10:
1. Novrilia Atika Nabila (1508062198/ UAD)
2. Sally Ferdiana H (2448715344/ UWM)
3. Zulfi Fadhillah N.U (1061521088/ STIFAR)
Luka bakar adalah rusak atau hilangnya jaringan yang disebabkan kontak dengan
sumber panas seperti kobaran api di tubuh (flame), jilatan api ketubuh (flash), terkena air
panas (scald), tersentuh benda panas (kontak panas), akibat sengatan listrik, akibat bahanbahan kimia, serta sengatan matahari (sunburn) (Moenajat, 2001).
II. Patofisiologi
Luka bakar suhu pada tubuh terjadi baik karena kondisi panas langsung atau
radiasi elektromagnetik. Sel-sel dapat menahan temperatur sampai 440C tanpa kerusakan
bermakna, kecepatan kerusakan jaringan berlipat ganda untuk tiap drajat kenaikan
temperatur. Saraf dan pembuluh darah merupakan struktur yang kurang tahan dengan
konduksi panas. Kerusakan pembuluh darah ini mengakibatkan cairan intravaskuler keluar
dari lumen pembuluh darah, dalam hal ini bukan hanya cairan tetapi protein plasma dan
elektrolit. Pada luka bakar ekstensif dengan perubahan permeabilitas yang hampir
menyelutruh,
penimbunan
jaringan
masif
di
intersitial
menyebabakan
kondisi
masih utuh.
Bula mungkin tidak terbentuk beberapa jam setelah cedera, dan luka bakar
pada mulanya tampak seperti luka bakar derajat I dan mungkin terdiagnosa
dari 3 minggu.
Tanda dan gejalanya berupa kemerahan , tampak ada lepuhan, dan disertai rasa
ii.
nyeri.
Derajat II dalam (Deep)
Kerusakan mengenai hampir seluruh bagian dermis.
Kerusakan meliputi seluruh tebal dermis dermis dan lapisan lebih dalam, tidak
dijumpai bula, apendises kulit rusak. Tanda dan gejalanya kulit yang terbakar
berwarna putih dan pucat, tidak dijumpai rasa nyeri dan hilang sensasi, oleh karena
ujung ujung syaraf sensorik mengalami kerusakan atau kematian. Penyembuhan
terjadi lama karena tidak ada proses epitelisasi spontan dari dasar luka (Moenadjat,
2001).
Tanda dan gejala lainnya yang dapat timbul jika saluran pernapasan juga terpapar
api atau korban menghirup asap, antara lain: rambut hidung tampak hangus, lendir
hidung berwarna hitam, perubahan suara, batuk, mengi, hingga kesulitan bernapas.
IV. Sasaran Terai
1. Mengganti cairan yang hilang dan. memelihara keseimbangan cairan tubuh dan suplai
asam amino
2. Mencegah komplikasi :
a. infeksi
b. tukak lambung atau duodenum
c. Tetanus
3. Mengatasi syock
4. Mengatasi nyeri
5. Memperbaiki dan mempertahankan volume darah
6. Resusitasi Nutrisi
7. Mencegah kerusakan sel dan mempercepat pembentukan sel baru.
V. Terapi
a) Farmakologi
1. Analgetik
3
Pendinginan kulit dengan air mengalir ,keringkan dengan kain yang lembut
c) Algoritma Terapi
1. Dalam konteks algoritma trauma secara umum, hal pertama dilakukan adalah
memeriksa sirkulasi, memeriksa saluran nafas dan pernafasan.
2. Pada luka bakar listrik tegangan rendah, fibrilasi atrium dengan respon ventrikel
yang tinggi menyebabkan gangguan irama jantung dan penyebab kematian. Oleh
karena itu, setiap pasien dengan luka bakar listrik harus dilakukan tes EKG.
monitoring jantung dan bila perlu, pengujian CPK-MB, nekrosis otot jantung
dapat terjadi terutama di cedera tegangan tinggi, dan tingkat Troponin-1 harus
Daftar Pustaka
David, S. 2008. Anatomi Fisiologi Kulit dan Penyembuhan Luka Dalam. Surabaya : Plastic
Surgery. http://surabayaplasticsurgery.blogspot.com
DeLaune, CS., Ladner, K.P. 2002. Fundamental of Nursing Standards & Pratice. 4th Edition.
Delmar: Cengange Learning.
Elizabeth J. Corwin. (2009). Buku Saku Patofisiologi Corwin, Jakarta : Aditya Media
Gabriel, J. 1996. Fisika Kedokteran. Jakarta : EGC.
Moenadjat, Y. 2001. Luka Bakar Pengetahuan Klinis Prakti, ed 2. Jakarta : Balai Penerbit FKUI.
Moenadjat, Y. 2005. Resusitasi : Dasar-Dasar Manajemen Luka Bakar Fase Akut. Jakarta :
Komite Medik Asosiasi Luka Bakar Indonesia
Yasti, C.A., Senel E. D.M., Saydam M., Ozok G., Coruh A., Yorganci K. 2015. Guideline And
Treatment Algorithm For Burn Injuries. Review