Anda di halaman 1dari 8

PENGOLAHAN TANAH LIAT UNTUK

PEMBUATAN GENTENG
Jan17
Semua tanah dalam bentuk aslinya selalu banyak mengandung grit (bahan kasar dalam bahan
yang halus) yang harus dipisahkan terlebih dahulu sebelum tanah itu dipakai sebagai bahan
pembuatan genteng. Pemisahannya dapat dilakukan dengan 2 (dua) cara yaitu cara manual
(dengan tangan) dan dengan mesin. Mesin yang digunakan adalah mesin extruder atau
menggunakan ball mill. cara manual merupakan cara yang paling murah dan sederhana.
Setelah tanah liat tersebut tersaring, dari bahan kasar, sebelum mulai proses pembentukan,
tanah liat plastis tersebut harus homogen dan bebas dari gelembung/kantong udara. Untuk itu
tanah tersebut harus diulet (kneading) terlebih dahulu.
Pembentukan Genteng
Tanah liat yang sudah homogen dicetak dengan cetakan yang terbuat dari pelat besi. tanah liat
diletakkan pada alat pres, alat pres ditekan dan diatur tekanannya, sebelum genteng mentah
dilepas dari cetakan bentuk pinggir genteng dirapikan dari sisa tanah liat yang tertekan keluar
dari cetakan. Pelat tanah liat akan tercetak dan berbentuk genteng mentah. Video pembuatan
genteng secara manual dapat anda lihat di http://youtu.be/EaOTZb09A4A

Gambar 1. Alat Pencetak Genteng Cara Manual


Setelah genteng dilepas dari cetakan untuk selanjutnya dipindahkan supaya diangin-anginkan,
diletakkan pada rak yang terbuat dari bambu. penempatan genteng mentah ini harus sangat
hati-hati jangan sampai salah karena akan berakibat genteng dapat berubah bentuk.

Gambar 2. Genteng diletakkan pada rak bambu untuk diangin-anginkan


Setelah genteng mentah diangin-anginkan kurang lebih 1 hingga 3 hari, dan dilihat tidak
mudah berubah bentuk jika diangkat dari rak, langkah selanjutnya adalah menjemur genteng
mentah tersebut.

Gambar 3. Genteng dikeringkan secara alami dengan cara dijemur


Pengeringan secara alami ini dimaksudkan supaya genteng benar-benar kering dan tidak
mengalami terpaan panas dengan suhu tinggi secara tiba-tiba yang dapat mengakibatkan
genteng retak. Setelah genteng dinilai sudah kering, barulah diangkut ke tungku pembakaran
untuk disusun dalam tungku. Dalam menyusun genteng, jangan terlalu padat dan lubanglubang asap jangan sampai tertutup. Kesalahan akan mengakibatkan ada genteng yang terlalu
matang dan ada genteng yang kurang matang sehingga akan merugikan.

Gambar 4. Tungku Pembakaran Genteng

Gambar 5. Susunan Genteng Dalam Tungku Pembakaran


Bahan bakar yang digunakan untuk menyalakan tungku biasanya kayu bakar, gabah kering
atau daun-daunan. Beberapa produsen genteng juga sudah ada yang menggunakan alat bakar
kompor (Brander) spiral atau model pipa.

Gambar 6. Kayu Bakar sebagai bahan bakar


Mula-mula pembakaran secara-pelahan-lahan hingga asap yang keluar dari tungku tidak
putih lagi, api dapat sedikit dibesarkan sehingga warna api di dalam susunan genteng
berwarna remang-remang. Proses selesainya pembakaran sesuai pengalaman si pembakar,
biasanya masing-masing pembakar mempunyai patokan bermacam-macam sesuai
pengalamannya.
Pemilihan (Seleksi)
Setelah api dipadamkan tungku akan mendingin secara pelahan-lahan. Temperatur akan turun
selama sehari semalam atau sampai beberapa hari tergantung besaran api dan banyaknya
genteng yang dibakar. sesudah temperatur rendah, genteng bisa dikeluarkan dan diproses
pemilihan (seleksi) dapat dilaksanakan.
Untuk memilih genteng yang baik dan yang kurang baik di antara genteng tersebut tiap
perusahaan menggunakan kritera yang berbeda-beda tetapi umumnya sifat-sifat berikut yang
perlu diperhatikan yaitu tidak adanya retak-retak, tidak pecah, tidak terjadi perubahan bentuk,
suara genteng apabila dipukul berbunyi nyaring, permukaan teksturnya halus, warnanya
merata.
Perusahaan genteng dengan kriteria diatas, membagi genteng dalam beberapa kualitas. tetapi
sebaiknya pembagian kualitas didasarkan atas kriteria menurut standart yang telah di

tentukan di Indonesia. Hal ini diperlukan pengujian genteng produk perusahaan yang
bersangkutan di Balai Keramik Bandung tiap jangka waktu tertentu.
Note : Jadilah pembaca yang baik, jika anda menganggap tulisan saya bermanfaat silahkan
dicopy atau anda sebar luaskan. Tentunya tetap mencantumkan sumbernya. Hargailah
kekayaan intelektual seseorang, maka orang lain pun akan menghormati anda.
Sumber :
Bahan Bangunan Alam dan Keramik, Prof. Ir. Sukandarrumidi MSc., PhD

Anda mungkin juga menyukai