Chapter II
Chapter II
TINJAUAN PUSTAKA
Larutan benfield merupakan suatu bentuk sistem yang berupa larutan yang digunakan
untuk menyerap dan memisahkan gas-gas impurities seperti H2S dan CO2.Larutan ini
terdiri dari larutan karbonat dan larutan DEA yang mana dapat menyerap kandungan
gas-gas impurities tersebut hingga 98%.Larutan carbonat berwarna gelap sedangkan
larutan DEA berwarna bening kekuningan.Dalam larutan benfield inilah terjadi proses
penyerapan gas.Kandungan dalam larutan benfield ini dapat dihitung kadarnya
melalui suatu titrasi yang dilakukan.Nilai-nilai dari parameter yang dihitung dalam
larutan benfield ini sangat dipengaruhi oleh temperatur dan SG (Anonim,1996).
Unit 30 menerima feet gas dari condensate recovery unit 20.Gas ini mengandung
hidrokarbon berat,karbon dioksida,sejumlah kecil hydrogen sulfide dan merkuri.Unit
30 didesain untuk memisahkan elemen-elemen diatas sampai batas batas yang telah
ditentukan .Hal ini berguna untuk mencegah korosi dan pembekuan pada unit unit
kilang.Gas yang telah dibersihkan dari merkuri dengan menggunakan karbon aktif
yang mengandung banyak sulfur langsung menuju kekarbonat absorber,sejumlah CO2
dan H2S dipisahkan pada bagian ini.Hal ini dilakukan dengan mencuci gas dengan
larutan potassium karbonat panas dengan penambahan DEA sebagai zat yang
membantu proses penyerapan di dalam carbonate absorber.
Gas
yang
telah
di
bersihkan
dari
merkuri
langsung
menuju
karbonat
absorber,sejumlah CO2 dan H2S dipisahkan pada system ini.Hal ini dilakukan dengan
mencuci gas yang masuk dengan larutan potassium karbonat panas dengan tambahan
DEA dan amonium metavanadate.
Pada saat gas melewati karbonat absorber,kandungan CO2 dikurang dari 22%
menjadi 1% sebab,syarat kemurnian akhir yang diharapkan adalah kurang dari 100
ppm CO2 dan H2S ini disebut benfield Hi-pure system.
Penyerapan dan pemisahan CO2 ditentukan oleh beberapa factor yang harus
diperhatikan setiap saat,yaitu kadar larutan karbonat,temperature,tekanan uap dan
tekanan parsial,luas permukaan kontak dan vessel dan penggunaan promotorpromotor.Dalam sistem benfield,kadar potassium karbonat dalam range konsentrasi
antara 30% - 33% dari persen berat yang akan memberikan hasil terbaik dalam proses
penyerapan.
kapasitas
penyerapan,dengan
demikian
diperlukan
suatu
Analisa laboratorium secara rutin yang menjadi acuan pabrik adalah sangat
penting untuk pengendalian operasi penyerapan yang baik.Hal-hal yang perlu
diperhatikan sebagai berikut :
1. Berat jenis merupakan penuntun yang pentimg untuk kandungan potassium
karbonat.Pada konsentrasi antara 30% - 33% berat jenis yang dikoreksi harus
1.255 sampai 1.288 pada 100 C.
2. % K2CO3 dan % KHCO3 ,nilai ini diperoleh dari analisa volumetric (titrasi).Nilai
tersebut penting untuk memperoleh nilai lain yaitu % EQ K2CO3 dan factor
konversi (fc).
3. % EQ K2CO3,ini penting untuk mengontrol keseimbangan jumlah air didalam
system.% EQ ini harus dikontrol pada konsentrasi 30% - 33% K2CO3.Hal ini
penting agar memberikan cukup karbonat dan sirkulais untuk memaksimalkan
penyerapan CO2.
4. Fraksi konversi ,fc ini berarti fraksi dari pengisian pertama K2CO3 yang telah
dikonversikan menjadi KHCO3 melalui reaksi dengan CO2.
Salah satu faktor yang sangat mempengaruhi hasil absorbsi adalah kualitas
larutan.Dalam operasi,larutan ini terdiri dari : Lean Carbonat,Rich Carbonate,larutan
promoter ,impurities / kontaminan dan bahan yang tidak diinginkan.
Kualitas larutan sangat dipengaruhi oleh susunan komposisi zat-zat di atas,ini dapat di
analisa dari komposisi larutan karbonat,fraction convert,% DEA dalam larutan
karbonat,pengaruh kontaminasi dan water balance.
Spesifikasi :
% WT.K2CO3 adalah 18.0-21.4 Rendah perlu regenerasi
Tinggi Absorbsi makin baik
- Lean carbonate
% WT.KHCO3 adalah 15.2-19.1 Tinggi regenerasi kurang baik
- Efek terhadap absorbsi jelek .
Perhitungan :
Fc =
% KHCO3x0.69
% EQK 2CO3
Penggunaan Fc
Lean carbonate yang dipompakan untuk absorbsi diasumsikan sebagai K2CO3.Tetapi
dalam proses,larutan tersebut telah diregenerasi tidak semurni K2CO3.Jika masih
banyak kandungan KHCO3 ,maka praktis komponen tersebut tidak berfungsi untuk
menyerap lagi.Karena itu diharapkan lean carbonate mempunyai nilai fc yang
kecil,artinya kandungan KHCO3 yang sedikit dalam lean carbonate.Jadi fc dapat
dijadikan standar untuk menentukan mutu dari regenerasi larutan dalam operasi.
Spesifikasi : 2.5 4.0 < 2.5 hati-hati salting out larutan
Pengaruh kontaminasi
Adanya kontaminan-kontaminan didalam larutan seperti karat,hidrogen
cair,kotoran,pelumas dan lain-lain akan mengganggu proses absorbsi acid gas oleh
larutan.Salah satu akibat yang dapat timbul adalah foaming.
Kontaminan menurun surface tension dari larutan (yang dimaksud dengan
turunnya surface tension adalah berkurangnya daya molekul larutan untuk menarik
molekul gas disekelilingnya disebabkan konsentrasi molekul larutan lebih tinggi
dibanding konsentrasi molekul gas).
VI.Foam Height
Dengan metoda memberi gelembung gas melalui contoh larutan selama 2
menit, akan timbul pembusaan / foam .Tinggi busa / foam heigh diukur dalam
satuan cm,pada temperatur 90 100 C.
Jika dalam percobaan tinggi busa cukup rendah,kemungkinan terjadinya foaming
relatif kecil.Foam height ini diharapkan tidak lebih dari 6cm / 90 C.
Spesifikasi max 6 : lebih kecil
VII.Collapse Time
Pembusaan yang terjadi dalam analisa foam heigh diatas, kemudian dihitung
berapa lama waktu penyusutan busa tersebut sampai hilang,dipakai satuan waktu
dalam detik pada temperatur 90 C. Spesifikasi analisa waktu maksimum 10 detik.
Lebih kecil = tidak berpengaruh,kalau lebih besar = hati-hati foaming.
VIII.Partikulate Matter
Analisa ini menyatakan berapa banyak kandungan partikel-partikel padat yang
terkandung dalam larutan.Hal ini dapat timbul karena :
a. Kotoran yang terkontaminasi dalam larutan
b. Kemungkinan terjadi kristal,sebab makin tinggi konsentrasi larutan,cendrung
terjadi pembentukan kristal pada suhu proses yang normal.
c. Filtrasi sudah tidak bekerja secara sempurna,maka perlu penggantian filter yang
baru.Seandainya filter masih baik ( P rendah, flow mencukupi / normal).Tetapi
partikulate matter naik,menandakan akan terjadinya foaming / erosi dalam unit
pabrik.(Fikri.F,1983)
2.2.3.Absorbsi
Absorbsi adalah peristiwa terserapnya suatu zat (absorbat ) oleh zat lain
(absorben).Absorbsi merupakan salah satu cara untuk memisahkan atau mengurangi
sesuatu konstituen dalam fasa gas dengan menggunakan solven penyerap tentu secara
selektif yang dapat melarutkan atau menyerap konstituen yang diinginkan.Solven
penyerap harus dipilih secara tepat ditinjau dari sifat-sifat fisika,kimia ,harga, dan
batas-batas pemakaian.Pada absorbsi gas,uap dapat larut diserap dari campurannya
dengan gas yang aktip atau gas yang lembab dengan bantuan zat cair sehingga zat
terlarut (solute gas) dapat larut dalam jumlah
penyerapan gas dijalankan dengan cairan tertentu,dengan harapan salah satu gas
tersebut terserap oleh cairan tertentu.
Prinsip yang digunakan adalah titrasi asam-basa serta penyerapan air sebagai
pelarutnya.Didalam larutan benfield terkandung karbonat,dimana karbonat merupakan
suatu basa,maka zat peniter yang digunakan dalah larutan yang bersifat asam.
Dalam memilih suatu asam untuk digunakan dalam larutan standart,hendaknya
diperhatikan faktor-faktor berikut :
Asam itu tidak boleh merupakan pengoksid kuat sehingga dapat merusak
senyawa organik yang digunakan sebagai indikator.(Anonim,1979)