Korespondensi :
Syaikhul Fanani, email : ikullukicool@gmail.com
Triana Kesuma Dewi, email : triana.dewi@psikologi.unair.ac.id
Fakultas Psikologi Universitas Airlangga Universitas Airlangga, Jl. Airlangga No. 4 - 6 Surabaya
54
PENDAHULUAN
Fenomena pengobatan alternatif menjadi
sebuah topik yang sedang marak-maraknya
beberapa tahun ini. Pengobatan ini menjadi
salah satu usaha yang dilakukan oleh masyarakat
untuk menyelesaikan permasalah kesehatan yang
sedang mereka alami. Berdasarkan penelitian yang
dilakukan oleh Eisenberg dkk (1996) diperkirakan
bahwa sebanyak 425 juta orang di Amerika
melakukan kunjungan ke pengobatan alternatif,
jumlah tersebut melebihi angka dari kunjungan
masyarakat Amerika ke dokter (Weiss dan Lynne,
1996 dalam Novitasari , 2010). Sementara di
Indonesia dari data yang diperoleh BPS tahun
2003 menunjukkan bahwa sebanyak 30,67% dari
penduduk Indonesia menggunakan pengobatan
alternatif untuk mengatasi permasalahan terkait
kesehatan mereka. Persentase tersebut meningkat
dua kali lipat dari tahun 1999 (Jauhari, Utami, &
Padmawati, 2008).
Metode pengobatan alternatif yang
masyarakat gunakan dalam pengobatan alternatif
terkadang memang sangat tidak logis karena
sangat tidak sesuai dengan konsep pengobatan
modern, seperti penggunaan media hewan
untuk transfer penyakit, penggunaan kekuatan
supranatural, air doa dan lain-lain. Salah satunya
terjadi pada tahun 2009 di daerah Jombang.
Pengobatan yang dilakukan oleh seorang anak
berusia 10 tahun bernama Muhammad Ponari.
Metode pengobatannya sangat sederhana, yaitu
dengan mencelupkan batu yang ada di tangan
Ponari ke dalam air kemudian meminumnya
(Ilmie, Irfan, 2009). Tidak lama setelah fenomena
Ponari, muncul fenomena pengobatan yang sama
di Malang. Pengobatan yang dilakukan juga oleh
seorang anak yang baru berusia 11 tahun, bernama
Dadang. Metode pengobatan yang dilakukan
Dadang bisa dibilang juga tidak jauh berbeda
dengan yang dilakukan oleh Ponari, yaitu dengan
menggunakan media air. Hanya dengan cara
tersebut, banyak masyarakat yang merasakan
kesembuhan terhadap penyakit yang dideritanya
(Aminudin, 2009).
Penelitian Jauhari dkk tahun 2008
menunjukkan bahwa banyak faktor yang
mempengaruhi masyarakat dalam pemanfaatan
pengobatan alternatif. Beberapa faktor-faktor
itu antara lain faktor pengalaman, ekonomi,
kebudayaan. Fenomena pengobatan alternatif
Jurnal Psikologi Klinis dan Kesehatan Mental
Vol. 03 No. 1, April 2014
Health Belief Model pada Pasien Pengobatan Alternatif Supranatural dengan Bantuan Dukun
METODE PENELITIAN
Health Belief Model pada Pasien Pengobatan Alternatif Supranatural dengan Bantuan Dukun
PUSTAKA ACUAN
Aminudin, M. (2009, 16 Desember). Dukun Cilik Tiban Muncul di Malang. Detiknews.com. Diakses
pada tanggal 22 Juli 2014 dari http://news.detik.com/surabaya/read/2009/12/16/135648/1261175/4
75/dukun-cilik-tiban-muncul-di-malang?nd771104bcj.
Anderson, G.B., & Foster, G.M. (1986). Antropologi Kesehatan (Terjemahan oleh Suryadama, P &
Swasono, M). Jakarta : UI-Press
Conner, M., & Norman, P. (2005). Predicting Health Behavior (2nd ed). London: Open University Press.
Ilmie, Irfan. (2009, 23 Februari). Fenomena Ponari dalam Tinjauan Medis dan Sosiologi. Kompas[on-line].
Diakses pada tanggal 27 Mei 2014 dari http://health.kompas.com/read/2009/02/23/18095223/
Fenomena.Ponari.dalam.Tinjauan.Medis.dan.Sosiologi.
Jauhari, A., Utami, M., & Padmawati, R. (2008). Motivasi dan Kepercayaan Pasien Untuk Berobat ke
Sinse. Berita Kedokteran Masyarakat , Vol 24.
Novitasari, A. (2010). Pengobatan Transfer Energi (Studi Deskriptif) Tentang Pengobatan Transfer
Energi Sebagai Salah Satu Metode untuk Pengobatan Tradisional di Sidoarjo. Surabaya: Jurusan
Antropologi Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Airlngga.
Putriyani, P. (2013). Persepsi tentang Kesehatan Diri dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perilaku
Berobat Ke Dukun Cilik Ponari.EMPATHY Jurnal Fakultas Psikologi,2(1).
59