sisi
bagian
bawah
saringan
dengan
kuas,
A
x 100
B
Keterangan :
F
= Kehalusan semen
Benda Uji I :
a) Saringan No.100
12
F= x 100 =24.00
50
b) Saringan No.200
13.6
F=
x 100 =27.20
50
c) PAN
F=
24.4
x 100 =48.80
50
Benda Uji II :
a) Saringan No.100
0.8
F=
x 100 =1.60
50
b) Saringan No.200
2.6
F=
x 100 =5.20
50
c) PAN
F=
46.6
x 100 =93.20
50
1.6 Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari hasil pengujian kehalusan Portland
semen didapatkan pada benda uji 1, yaitu Semen Tiga Roda pada ayakan no.100
didapat kehalusan 24% dan pada ayakan no.200 didapat kehalusan 27.2%. Pada
benda uji 2, yaitu Semen Kupang pada ayakan no.100 didapat kehalusan 1,6 %
dan pada ayakan no.200 didapat kehalusan 5,2%, dan pada PAN didapat
kehalusan 93,5%.
Adapun beberapa faktor- faktor yang mempengaruhi dalam pengujian
tersebut adalah sebagai berikut :
Ketengan :
V1
V2
(V2 V1)
2.6 Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari hasil pengujian adalah :
Didapat berat jenis pada benda uji 1 yaitu semen tiga roda sebesar
3,12 dan didapat berat jenis pada benda uji 2 yaitu semen kupang sebesar
3,20. Pada hasil pengujian ini tidak dapat dinyatakan sebagai berat jenis
rata-rata karena benda uji yang di ujikan berbeda,
Dan hail berat jenis yang diperoleh dari pengujian kelompok kami
tidak sesuai dengan berat jenis PC standart yaitu 3,15. Hal ini mungkin
dikarenakan kesalahan pengamatan pada saat pengujian.
2.7 Gambar Peralatan
Corong
Sebagai sarana untuk
memasukkan benda uji kedalam
tabung
tabung Le Chatelier.
Le chatelir
Digunakan sebagai wadah benda uji
yang akan digunakan dalam
pengujian berat jenis semen portland
Nampan
Digunakan untuk tempat merendam
benda uji agar suhunya sama.
Termometer
(cinical ring).
Stopwatch.
Sendok perata (spatula).
Alat pengaduk.
Sarung tangan karet.
Air suling sebanyak 300 cm3
Semen Portland Tiga Roda dan Semen Portland Kupang masingmasing 300 gram.
3.3Langkah Pengerjaan
a. Memasukkan air pencampur sebanyak 28% dari berat uji ke dalam
mangkok alat pengaduk.
itu
Keterangan :
A
: Berat air
: Berat semen
a. Benda Uji 1
Konsistensi =
b. Benda Uji 2
Konsistensi =
84
300
x 100% = 28 %
81
300
x 100% = 27 %
3.6Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari hasil pengujian adalah,
didapatkan konsistensi normal untuk semen Tiga Roda sebagai benda uji 1
adalah 28% dan pada semen Kupang sebagai benda uji 2 tidak dapat
diketahui konsistensi normal pada penetrasi 10mm karena kurangnya
percobaan.
3.7Gambar Peralatan
Spatula
Timbangan
dengan
bentuk
dan
ukuran
Stopwatch
Sarung Tangan
Ring Konik
Gelas Ukur
Digunakan untuk mengukur air yang
dibutuhkan.
Alat Vicat
Digunakan untuk menentukan
nilai penurunan konsistensi yang
terjadi pada benda uji.
Mixer
Digunakan untuk mengaduk
campuran semen dengan air agar
menjadi pasta sehingga dapat diuji
konsistensi normalnya.
mm
Jarum vicat dari baja tahan karat dengan diameter 2 0,05 mm
Cincin konik dari kuningan sebagai cetakan dengan diameter 76
0,5 mm dan tinggi 40 1 mm, dengan permukaan bagian dalam
benda
uji
ke
dalam
mangkok
pengaduk
dan
4.6 Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari hasil pengujian adalah :
Timbangan
Spatula
Digunakan untuk menentukan
berat benda uji
Stopwatch
Digunakan untuk menghitung
waktu.
Ring Konik
Digunakan Untuk wadah cetak pasta.
Sarung Tangan
Digunakan untuknmengambil adonan.
Mixer
Digunakan untuk mengaduk campuran air
dan semen.
Gelas Ukur
5.5 Pembahasan
Dari keempat bua pasta semen yang kami buat pada umur 24 jam
tetap tidak ada peruban begitu juga setelah umur empat hari
Hasil ini membuktikan bahwa pasta semen telah mampu
mempertahankan volumenya setelah mengikat atau dapat dikatakan kekal.
5.6 Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari hasil pengujian adalah :
Didapat bahwa keempat pasta semen dengan benda uji semen tiga
roda tidak mengalami keretakan sama sekali pada umur 24 jam. Begitu
pula pada pengujian dengan umur 4 hari, pasta tidak mengalami perubahan
bentuk dan keretakan. Hasil ini membuktikan bahwa pasta semen telah
mampu mempertahankan volumenya setelah mengikat atau dapat
dikatakan kekal.Dan juga konsistensi air dalam pembuatan pasta juga akan
mempengaruhi
kekekalan,
karena
jika
terlalu
banyak
air
akan
Cetakan ring
Timbangan
Digunakan untuk menentukan
berat benda uji.
Spatula
Mixer
Digunakan untuk mengaduk
campuran semen dengan air
yang akan digunakan untuk
membuat cetakan kue.
Gelas Ukur
Kuat tekan rata-rata diambil dari benda uji ke 4 sampai 15 karena benda
Penumbuk
Digunakan untuk memadatatrkan beda
uji.
Mixer
Digunakan untuk mengaduk
campuran mortar.