Anda di halaman 1dari 28

LAB UJI BAHAN

Jansen Antonius Tambunan


1341320085
Kelas 1 MRK 4
Program Studi: D-IV Teknik Sipil

JURUSAN TEKNIK SIPIL


POLITEKNIK NEGERI MALANG
2014

PENGUJIAN SEMEN PORTLAND (PC)


1. PENGUJIAN KEHALUSAN
1.1 Dasar Teori
Kehalusan semen Portland merupakan suatu faktor penting yang
dapat mempengaruhi kecepatan reaksi Antara partikel semen dengan air.
Dengan demikian semakin halus butiran semen portland, maka reaksi
hidrasi semen akan semakin cepat, karena hidrasi dimulai dari permukaan
butir.
1.2 Peralatan dan Bahan
a. Saringan No. 100 dan No. 200 dan PAN sesuai menurut standart
ASTM.
b. Neraca analitik kapasitas maksimum 2500 gram dengan ketelitian 0.1
%.
c. Kuas dengan ukuran tangkai dan bulu kuas yang sesuai untuk
keperluan ini.
d. Semen Portland Tiga Roda dan Semen Portland Kupang masingmasing 50 gram.
1.3 Langkah Pengujian
a. Memasukkan benda uji semen ke dalam saringan No. 100 yang
terletak di atas saringan No. 200 dan memasang PAN di bawahnya.
b. Menggoyangkan saringan secara perlahan-lahan, sehingga bagian
benda uji yang tertahan terlihat bebas dari partikel-partikel halus
(pekerjaan ini dilakukan antara 3 sampai 4 menit)
c. Menutup saringan dan melepaskan PAN, mengetok saringan perlahanlahan dengan tangkai kuas sampai abu yang menempel terlepas dari
saringan.
d. Membersihkan

sisi

bagian

bawah

saringan

dengan

kuas,

mengosongkan PAN dan membersihkan dengan kain kemudian


memasang kembali.
e. Mengambil tutup saringan dengan hati-hati, bila ada partikel kasar
yang menempel pada tutup kembalikan ke dalam saringan.
f. Melanjutkan penyaringan dengan menggoyang-goyangkan saringan
perlahan-lahan selama 9 menit
g. Menutup saringan, penyaringan dilanjutkan selama 1 menit dengan
cara menggerakkan saringan ke depan dan ke belakang dengan posisi

sedikit dimiringkan. Kecepatan gerakan kira-kira 150 kali permenit,


setiap 25 kali gerakan putar saringan kira-kira 60. Pekerjaan ini
dilakukan di atas kertas putih, bila ada partikel yang keluar dari
saringan dan atau PAN serta tertampung di atas kertas, kembalikan ke
dalam saringan. Pekerjaan dihentikan setelah benda uji tidak lebih dari
0.05 gram lewat saringan dalam waktu penyaringan selama 1 menit.
h. Menimbang benda uji yang tertahan di atas masing-masing saringan
No. 100 dan No. 200, kemudianhitung dan nyatakan dalam presentase
berat terhadap benda uji semula.
1.4 Pengambilan Data
Dari hasil pengujian kelompok kami, didapat data sebagai berikut :

Tabel 1.1 Data pengujian keahalusan Semen Tiga Roda


Catatan :

Benda uji yang digunakan adalah Semen Tiga Roda


Waktu pengujian adalah 13 menit

Tabel 1.2 Data pengujian keahalusan Semen Kupang


Catatan :

Benda uji yang digunakan adalah Semen Kupang


Waktu pengujian adalah 13 menit

1.5 Pembahasan dan Penggambaran


Kehalusan(F)=

A
x 100
B

Keterangan :
F

= Kehalusan semen

= Berat benda uji tertahan dimasing masing saringan


( no. 100 dan no. 200 )

= Berat benda uji semen

Benda Uji I :
a) Saringan No.100
12
F= x 100 =24.00
50

b) Saringan No.200
13.6
F=
x 100 =27.20
50
c) PAN
F=

24.4
x 100 =48.80
50

Benda Uji II :
a) Saringan No.100
0.8
F=
x 100 =1.60
50

b) Saringan No.200
2.6
F=
x 100 =5.20
50
c) PAN
F=

46.6
x 100 =93.20
50

1.6 Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari hasil pengujian kehalusan Portland
semen didapatkan pada benda uji 1, yaitu Semen Tiga Roda pada ayakan no.100
didapat kehalusan 24% dan pada ayakan no.200 didapat kehalusan 27.2%. Pada
benda uji 2, yaitu Semen Kupang pada ayakan no.100 didapat kehalusan 1,6 %
dan pada ayakan no.200 didapat kehalusan 5,2%, dan pada PAN didapat
kehalusan 93,5%.
Adapun beberapa faktor- faktor yang mempengaruhi dalam pengujian
tersebut adalah sebagai berikut :

Kesalahan pembacaan pada saat menimbang oleh penguji.


Kurangnya ketelitian penguji saat menimbang benda uji yang terkadang

beratnya kurang dan beratnya lebih.


Saringan yang dipakai saat menguji bahan telah dipakai secara bergantian

oleh kelompok-kelompok yang lain.


Pada saat menimbang benda uji banyak gangguan, seperti pengaruh angin,
pengaruh goncangan, pengaruh beban disekitar timbangan.

1.7 Gambar Peralatan

2. PENGUJIAN BERAT JENIS


2.1 Dasar Teori
Berat jenis semen adalah perbandingan antara berat isi kering
semen pada suhu kamar dengan berat isi kering air suling pada 4C yang
isinya sama dengan isi semen.
2.2 Peralatan dan Bahan
a. Botol Le Chatelier
b. Kerosin bebas air atau naptha dengan berat jenis 62 API (American
Petrolium Institute)
c. Semen Portland Tiga Roda dan Semen Portland Kupang masingmasing 64 gram.
2.3 Langkah Pengerjaan

a. Mengisi botol Le Chatelier dengan kerosin atau naptha sampai Antara


skala 0 dan 1, bagian dalam botol di atas permukaan cairan
dikeringkan.
b. Masukkan botol ke dalam bak air dengan suhu konstan dalam waktu
yang cukup lama untuk menghindari variasi suhu botol lebih besar dari
0.2C.
c. Membaca skala pada botol (V1) setelah suhu air sama dengan suhu
cairan dalam botol.
d. Memasukkan benda uji sedikit demi sedikit ke dalam botol, usahakan
jangan sampai terjadi ada semen yang menempel pada dinding dalam
botol di atas cairan.
e. Setelah semua benda uji dimasukkan, memutar botol dengan posisi
miring secara perlahan-lahan sampai gelembung udara tidak timbul
ladi pada permukaan cairan.
f. Mengulangi pekerjaan pada poin b. Setelah suhu air sama dengan suhu
cairan dalam botol, baca skala pada botol (V2)
2.4 Pengambilan Data
Dari hasil pengujian kelompok kami, didapat data sebagai berikut :

Tabel 2.1 Pengujian berat jenis semen portland


Catatan :

Temperatur pembacaan pertama 24C


Temperatur pembacaan kedua 15.5C
gr
Berat isi air pada suhu 4C = 1 cm

2.5 Perhitungan dan Penggambaran

Berat jenis semen =

Ketengan :
V1

: Pembacaan pertama pada skala botol

V2

: Pembacaan kedua pada skala botol

(V2 V1)

: Isi cairan yang dipindahkan oleh semen dengan berat


tertentu

: Berat isi air pada suhu 4C (1gr/cm3)

2.6 Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari hasil pengujian adalah :
Didapat berat jenis pada benda uji 1 yaitu semen tiga roda sebesar
3,12 dan didapat berat jenis pada benda uji 2 yaitu semen kupang sebesar
3,20. Pada hasil pengujian ini tidak dapat dinyatakan sebagai berat jenis
rata-rata karena benda uji yang di ujikan berbeda,
Dan hail berat jenis yang diperoleh dari pengujian kelompok kami
tidak sesuai dengan berat jenis PC standart yaitu 3,15. Hal ini mungkin
dikarenakan kesalahan pengamatan pada saat pengujian.
2.7 Gambar Peralatan

Corong
Sebagai sarana untuk
memasukkan benda uji kedalam
tabung

tabung Le Chatelier.

Le chatelir
Digunakan sebagai wadah benda uji
yang akan digunakan dalam
pengujian berat jenis semen portland

Nampan
Digunakan untuk tempat merendam
benda uji agar suhunya sama.

Termometer

Digunakan untuk mengukur suhu dalam bejana


gelas.

Gambar 5. Timbangan Elektrik


Untuk menimbang berat PC

3. PENGUJIAN KONSISTENSI NORMAL


3.1 Dasar Teori
Konsistensi normal semen portland adalah suatu kondisi standar
yang menunjukkan kebasahan pasta. Konsistensi dinyatakan dengan
banyaknya air yang dibutuhkan suatu semen dalam kondisi plastis.
3.2 Peralatan dan Bahan
a. Neraca, dengan ketelitian 0.1% dari berat contoh yang ditimbang.
b. Gelas ukur 200ml, dengan ketelitian 1 (satu) ml.
c. 1 (satu) set alat vicat yang terdiri dari alat vicat dan cincin konik
d.
e.
f.
g.
h.
i.

(cinical ring).
Stopwatch.
Sendok perata (spatula).
Alat pengaduk.
Sarung tangan karet.
Air suling sebanyak 300 cm3
Semen Portland Tiga Roda dan Semen Portland Kupang masingmasing 300 gram.

3.3Langkah Pengerjaan
a. Memasukkan air pencampur sebanyak 28% dari berat uji ke dalam
mangkok alat pengaduk.

b. Memasukkan benda uji ke dalam benda mangkok pengaduk kemudian


di diamkan selama 30 detik.
c. Menjalankan mesin pengaduk dengan kecepatan (1405) rpm, selama
30 detik.
d. Menghentikan mesin pengaduk selama 15 detik, sementara

itu

membersihkan pasta yang menempel di pinggir mangkok


e. Menjalankan mesin pengaduk dengan kecepatan (28510) rpm, selama
30 detik.
f. Membuat pasta berbentuk seperti bola dengan tangan yang
menggunakan sarung tangan, kemudian dilemparkan 6 (enam) kali dari
satu tangan ke tangan yang lain dengan jarak kira-kira 15 cm.
g. Memegang bola pasta dengan 1 (satu) tangan kemudian menekankan
ke dalam cincin konik yang dipegang dengan satu tanganlain melalui
lobang besar, sehingga cincin konik penuh dengan pasta.
h. Kelebihan pasta pada cincin konik diratakan dengan menggunakan
sendok perata yang digerakka dalam posisi miring terhadap permukaan
cincin.
i. Meletakkan pelat kaca pada lobang besar cincin konik, kemudian
membalik, meratakan. Dan melicinkan kelabihan pasta lobang kecil
cincin konik dengan sendok perata
j. Meletakkan cincin konik dibawah jarum besar alat vicart, dan
mengontakkan jarum tepat pada bagian tengah permukaan pasta.
k. Menjatuhkan jarum dan catat penurunan yang berlangsung selama 30
detik
3.4Pengambilan Data
Dari hasil pengujian kelompok kami, didapat data sebagai berikut :

Tabel 3.1 Pengujian konsistensi normal semen tiga roda

Catatan :Benda uji yang digunakan adalah Semen Tiga Roda

Tabel 3.2 Pengujian konsistensi normal semen kupang


Catatan :

Benda uji yang digunakan adalah Semen Kupang

3.5Perhitungan dan Penggambaran

Keterangan :
A

: Berat air

: Berat semen

a. Benda Uji 1
Konsistensi =
b. Benda Uji 2
Konsistensi =

84
300

x 100% = 28 %

81
300

x 100% = 27 %

3.6Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari hasil pengujian adalah,
didapatkan konsistensi normal untuk semen Tiga Roda sebagai benda uji 1
adalah 28% dan pada semen Kupang sebagai benda uji 2 tidak dapat
diketahui konsistensi normal pada penetrasi 10mm karena kurangnya
percobaan.
3.7Gambar Peralatan

Spatula

Timbangan

Untuk meratakan benda uji sesuai

Digunakan untuk menentukan berat

dengan

benda uji yang akan digunakan untuk

bentuk

dan

ukuran

tempat/wadah benda uji (cincin).

pengujian konsistensi normal.

Stopwatch

Sarung Tangan

Digunakan untuk menghitung waktu saat

Digunakan saat mengambil adonan

pencampuran adonan pasta semen yang

pasta semen dari tempat adonan dan

akan digunakan sebagai benda uji.

membentuknya menjadi bola.

Ring Konik
Gelas Ukur
Digunakan untuk mengukur air yang
dibutuhkan.

Alat Vicat
Digunakan untuk menentukan
nilai penurunan konsistensi yang
terjadi pada benda uji.

Digunakan sebagai wadah pasta


semen yang akan digunakan dalam
pengujian konsistensi normal.

Mixer
Digunakan untuk mengaduk
campuran semen dengan air agar
menjadi pasta sehingga dapat diuji
konsistensi normalnya.

4. PENGUJIAN WAKTU PENGIKATAN AWAL SEMEN PORTLAND


4.1 Dasar Teori
Semen jika dicampur dengan air membentuk bubur/ plasta yang
secara bertahap menjadi kurang plastis, dan akhirnya menjadi kaku atau
keras. Pada proses ini, pada tahap pertama dicapai ketika pasta semen
cukup kaku untuk menahan suatu tekanan.
Waktu untuk mencapai tahap ini disebut sebagai waktu pengikatan,
waktu tersebut dihitung sejak air dicampur dengan semen. Waktu dari
pencampuran semen dan air sampai saat kehilangan sifat keplastisanya
disebut waktu pengikatan awal, dan waktusampai mencapai pasta menjadi
massa yang keras disebut waktu pengikatan akhir. Pengertian waktu
pengikatan awal adalah penting pada pekerjaan beton, waktu pengikatan
awal yang cukup lama diperlukan untuk pekerjaan beton yaitu waktu
transportasi, penuangan, pemadatan, dan peralatan permukaan.
4.2 Peralatan dan Bahan
a. Neraca, dengan ketelitian 0,1% dari berat contoh yang ditimbang
b. Gelas ukur isi500 ml atau 1000 ml, dengan ketelitian 1 ml
c. 1 set alat vicat yang dilengkapi dengan :
Batang / jarum pada ujung pluyer berdiameter 17,5 0,5 mm, untuk
menentukan konsistensi normal. Berat batang + pluyer = 400 0,5

mm
Jarum vicat dari baja tahan karat dengan diameter 2 0,05 mm
Cincin konik dari kuningan sebagai cetakan dengan diameter 76
0,5 mm dan tinggi 40 1 mm, dengan permukaan bagian dalam

harus rata dan licin


Kaca datar, tebal 3 mm
Alat pemadat atau penumbuk, ukuran 13 x25 x 120 mm
d. Stopwatch
e. Spatula dan Cawan
f. Alat pengaduk
g. Sarung tangan karet
h. Semen portland sebanyak 300 gram.
i. Air suling sebanyak 300 cm3

4.3 Langkah pengerjaan


1. Memasukkan air pencampur berupa air suling yang banyaknya sesuai
dengan jumlah air untuk mencapai konsistensi normal ke dalam alat
pengaduk
2. Memasukkan

benda

uji

ke

dalam

mangkok

pengaduk

dan

mendiamkannya selama 30 menit


3. Menjalankan mesin pengaduk dengan kecepatan ( 140 5 ) rpm,
selama 30 detik
4. Menghentikan mesin pengaduk selama 15 detik, dan membersihkan
pasta yang menempel pada mangkok
5. Menjalankan mesin pengaduk dengan kecepatan (285 10 ) rpm
selama 1 menit
6. Membuat pasta seperti bola dengan menggunakan sarung tangan,
kemudian dilempar sebanyak 6 kali dari satu tangan ke tangan yang
lain dengan jarak 15 cm
7. Memegang bola pasta dengan satu tangan, kemudian tekankan
kedalam mesin konik yang dipegang dengan tangan lain melalui
lubang besar, sehingga mesin konik penuh dengan pasta
8. Meratakan kelebihan pasta pada cincin konik dengan sendok perata
yang digerakakn dengan posisi miring terhadap permukaan cincin
9. Meletakkan plat kaca pada lubang besar cincin konik, kemudian
balikan, ratakan, dan licinkan kelebihan pasta pada lubang kecil cincin
konik dengan sendok perata
10. Meletakkan cincin konik di bawah jarum besar alat vicat dan kontakan
jarum tepat pada bagian tengah permukaan pasta
11. Menjatuhkan jarum tiap 15 menit sampai mencapai penurunan di
bawah 25 mm, setiap menjatuhkan jarum hitunglah penurunan selama
30 detik. Jarak titik tiap menjatuhkan jarum adalah 0,5 cm dan jarak
titik pinggir konik tidak kurang dari 1cm.
4.4 Pengambilan Data
Dari hasil pengujian kelompok kami, didapat data sebagai berikut :

Tabel 4.1 Pengujian waktu pengikatan semen portland


Catatan :

Benda uji I (satu) adalah Semen Tiga Roda


Benda uji I (satu) adalah Semen Kupan

4.5 Perhitungan dan Penggambaran

4.6 Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari hasil pengujian adalah :

Dari pengujian didapat waktu pengikatan awal semen tiga roda


sebagai benda uji 1 adalah selama 65 menit dengan penetrasi standart
25mm. Dan didapat waktu pengikatan awal semen kupang sebagai benda
uji 2 adalah selama 90,5 menit dengan penetrasi standart 25mm.
4.7 Gambar Peralatan

Timbangan

Spatula
Digunakan untuk menentukan
berat benda uji

Digunakan untuk meratakan


benda uji

Stopwatch
Digunakan untuk menghitung
waktu.

Ring Konik
Digunakan Untuk wadah cetak pasta.

Sarung Tangan
Digunakan untuknmengambil adonan.

Mixer
Digunakan untuk mengaduk campuran air
dan semen.

Gelas Ukur

Digunakan untuk mengukur takaran air yang


dibutuhkan.
Digunakan untuk menentukan nilai
angkan penurunan penetrasi

5. KEKEKALAN SEMEN PORTLAND DENGAN KUE REBUS


5.1 Dasar Teori
Kekekalan pasta semen atau disebut juga sebagai kemulusan pasta
semen adalah merupakansuatu ukuran dari kemampuan pengembangan
daribahan-bahan campurannya dan kemampuan untuk mempertahankan
volumenya setelah mengikat.
Ketidakmulusan suatu pasta semen disebabkan oleh terlalu
banyaknya jumlah kapur bebas yang pembakarannya tidak sempurna, serta
magnesia yang terdapat dalam campuran tersebut. Kapur bebas akan

mengikat air dan kemudian menimbulkan gaya-gaya ekspansi yang


akhirnya timbul retakan-retakan pada permukaan pasta semen.
5.2 Peralatan dan Bahan
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.

Neraca dengan ketelitian 0.1 % dari berat contoh yang ditimbang


Gelas ukur isi 1000 ml dengan ketelitian 1 ml
4 Kaca datar tebal 3 mm dengan ukuran 15 cm x 15 cm
Stopwatch
Sendok perata (spatula)
Sarung tangan karet
Air suling sebanyak 300 cm3
Cawan
Semen tiga roda sebanyak 800gr

5.3 Prosedur Pelaksanaan


a. Memasukkan air pencampur berupa air suling yang banyaknya sesuai
dengan jumlah air untuk mencapai konsistensi yaitu 27% dari berat
benda uji.
b. Memasukkan benda uji ke dalam mangkok pengaduk dan didiamkan
selama 30 detik.
c. Menjalankan mesin pengaduk dengan kecepatan (1405) rpm selama
30 detik.
d. Menghentikan mesin pengaduk selama 15 detik, sementara itu dengan
membersihkan pasta yang menempel di pinggir mangkok.
e. Menjalankan mesin pengaduk dengan kecepatan (28510) rpm selama
1 menit.
f. Mengambil pasta sekepal tangan dan meletakkan di atas plat kaca.
g. Membentuk pasta seperti kue serabi dengan diameter 12 cm dan tinggi
di bagian tengahnya 13mm dengan mengecil tebalnya ke bagian
pinggir.
h. Mendiamkan kue di ruang lembab selama 24 jam.
i. Mengamati ada tidaknya keretakan pada benda uji.
5.4 Pengambilan Data
Dari pengujian diperoleh hasil :

5.5 Pembahasan
Dari keempat bua pasta semen yang kami buat pada umur 24 jam
tetap tidak ada peruban begitu juga setelah umur empat hari
Hasil ini membuktikan bahwa pasta semen telah mampu
mempertahankan volumenya setelah mengikat atau dapat dikatakan kekal.
5.6 Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari hasil pengujian adalah :
Didapat bahwa keempat pasta semen dengan benda uji semen tiga
roda tidak mengalami keretakan sama sekali pada umur 24 jam. Begitu
pula pada pengujian dengan umur 4 hari, pasta tidak mengalami perubahan
bentuk dan keretakan. Hasil ini membuktikan bahwa pasta semen telah
mampu mempertahankan volumenya setelah mengikat atau dapat
dikatakan kekal.Dan juga konsistensi air dalam pembuatan pasta juga akan
mempengaruhi

kekekalan,

karena

jika

terlalu

menyebabkan kekeroposan saat terjadi hidrasi.


5.7 Gambar Peralatan

banyak

air

akan

Cetakan ring
Timbangan
Digunakan untuk menentukan
berat benda uji.

Spatula

Untuk mengambil mortar


seman dan untuk membentuk
mortar dan meratakan
mortar.

untuk mencetak/ membentuk benda


uji menjadi lingkaran.

Mixer
Digunakan untuk mengaduk
campuran semen dengan air
yang akan digunakan untuk
membuat cetakan kue.

Gelas Ukur

digunakan untuk menentukan air yang


dibutuhkan dalam membuat pasta.

6. PENGUJIAN KEKUATAN TEKAN MORTAR


6.1 Dasar Teori
Kekuatan tekan mortar adalah beban tiap satuan luas permukaan
yang menyebabkan mortar hancur.Kekuatan tekan mortar ini diperoleh
dari benda uji berbentuk kubus dengan ukuran 5x5x5 cm, yang terbuat
dengan menggunakan contoh semen dan mencampurnya dengan pasir
silica seragam dan air dalam perbandingan-perbandingan tertentu.
6.2 Peralatan dan Bahan
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.
k.
l.

Neraca dengan ketelitian 0.1% dari berat contoh yang ditimbang


Gelas ukur 500ml dengan ketelitian 1ml
Stopwatch
Sendok perata (spatula)
Alat pengaduk
Sarung tangan karet
Air suling sebanyak kurang lebih 500ml
Cawan
Cetakan kubus 5x5x5 cm dan alat penumbuk atau pemadat
Pasir silica atau Otawa 1375gr
Meja leleh (flow table)
Semen tiga roda 500gr

6.3 Prosedur pengerjaan


a. Memasukkan air pencampur berupa air suling sebanyak 30% dari berat
semen ke dalam mangkok alat pengaduk.
b. Memasukkan benda uji semen sebanyak 500gr kedalam mangkok
pengaduk
c. Menjalankan mesin pengaduk dengan kecepata (1405) rpm selam 30
detik
d. Memasukkan pasir silica atau otawa sebanyak 1375gr secara perlahan
lahansambil mesin pengaduk tetap dijalankan dengan kecepatan
(1455 rpm selama 30 detik
e. Menghentikan mesin pengaduk, kemudian menaikkan kecepatan
putaran menjadi (28510) rpm dan menjalankan selama 30 detik
f. Menghentikan mesin pengaduk, dan segera membersihkan mortar yang
menempel pada pinggiran mangkok selama 15 detikkemudian
membiarkan mortar selama 75 detik
g. Mengaduk mortar dalam mesin pengaduk dengan kecepatan (28510)
rpm selama 1 menit
h. Melakukan percobaan leleh dengan mengisikan mortar kedalam cincin
yang terletak di atas meja leleh, cincin diisi dalam 2 lapis, dimana
setiap lapis dipadatkan dengan cara menumbuk sebanyak 20 kali.
Meratakan permukaan mortar dengan sendok perata dan mengangkat
cincin kemudian menggetarkan meja leleh sebanyak 25 kali selama 15
detik
i. Mengukur diameter leleh sekurang-kurangnya pada empat tempat dan
mengambil harga rata-rata.. Diameter leleh harus Antara 100 samoai
115% dari diameter semula. Apabila diameter leleh yang disyaratakan
belum didapat, mengulang langkah-langkah di atas (a sampai i) dengan
merubah kadar air.
j. Mencetak mortar dengan cetakan kubus 15x15x15 cm , cetakan diisi
dalam 2 lapis dimana setiap lapis dipadatkan dengan penumbuk
sebanyak 32 kali dalam 4 putaran. Keseluruhan waktu yang
dipergunakan untuk mencetak mortar tidak boleh lebih dari 2 menit
k. Meratakan permukaan mortar dengan sendok perata kemudian
disimpan selama 24 jam .

l. Membuka cetakan dan merendam mortar dalam air bersih , kemudian


memeriksa kekuatan tekan mortar dengan mesin tekan sesuai dengan
umur yang diinginkan.

6.4 Pengambilan Data


Dari pengujian didapat data sebagai berikut :

Tabel 6.1 Pengujian kekuatan tekan mortar


Catatan :

Kuat tekan rata-rata diambil dari benda uji ke 4 sampai 15 karena benda

uji ke 1 sampai 3 hancur/rusak


Kuat tekan dihitung pada umur pengujian
Luas penampang benda uji (A) adalah 5 x 5 = 25 cm2
Hasil dari pengujian :

6.5 Perhitungan dan Penggambaran


P
Kuat tekan = A
Keterangan

P = beban maksimum (kg)


A = Luas permukaan benda uji (cm2)
a. Benda Uji 1
Kuat tekan = 426/25 = 17.04 kg/cm2
b. Benda Uji 2
Kuat tekan = 177/25 = 7.08 kg/cm2
c. Benda Uji 3
Kuat tekan = 396/25 = 15.84 kg/cm2
d. Benda Uji 4
Kuat tekan = 963/25 = 38.52 kg/cm2
e. Benda Uji 5
Kuat tekan = 297/25 = 11.88 kg/cm2
f. Benda Uji 6
Kuat tekan = 243/25 = 9.72 kg/cm2
g. Benda Uji 7
Kuat tekan = 540/25 = 21.6 kg/cm2
h. Benda Uji 8

Kuat tekan = 375/25 = 15 kg/cm2


i. Benda Uji 9
Kuat tekan = 366/25 = 14.14 kg/cm2
j. Benda Uji 10
Kuat tekan = 588/25 = 23.52 kg/cm2
k. Benda Uji 11
Kuat tekan = 312/25 = 12.14 kg/cm2
l. Benda Uji 12
Kuat tekan = 633/25 = 25.32 kg/cm2
6.6 Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari hasil pengujian adalah :
Dari Pengujian Kuat tekan mortar di dapatkan nilai uji rata- rata
kuat tekan adalah 17.70333 kg/cm2.Dapat disimpulkan semen ini kurang
kuat untuk bangunan gedung yang besar.
6.7 Gambar Peralatan

Penumbuk
Digunakan untuk memadatatrkan beda
uji.

Mixer
Digunakan untuk mengaduk
campuran mortar.

Mesin tekan Beton


Jarum Penunjuk
Digunakan Untuk melihat hasil kuat
tekan beton.

Digunakan untuk menguji kuat


tekan beton.

Digunakan untuk mengatur alat.Dan menjalankannya.


Tombol Mesin Kuat Tekan

Anda mungkin juga menyukai

  • Met Jadi
    Met Jadi
    Dokumen8 halaman
    Met Jadi
    Vrman Noevahn Pusamania
    Belum ada peringkat
  • GB.1 Diagram Jam
    GB.1 Diagram Jam
    Dokumen6 halaman
    GB.1 Diagram Jam
    Vrman Noevahn Pusamania
    Belum ada peringkat
  • GB.1 Diagram Jam
    GB.1 Diagram Jam
    Dokumen6 halaman
    GB.1 Diagram Jam
    Vrman Noevahn Pusamania
    Belum ada peringkat
  • ALAMAT
    ALAMAT
    Dokumen1 halaman
    ALAMAT
    Vrman Noevahn Pusamania
    Belum ada peringkat