GANGGUAN WAHAM
F22.0
Oleh :
Oleh:
Aulia Azizaturridha, S.Ked (I4A012002)
Pembimbing
dr. H. Yulizar Darwis, Sp.KJ, MM
1.
IDENTITAS PASIEN
Nama
: Tn. F
Usia
: 62 tahun
Jenis Kelamin
: Laki-laki
Status Perkawinan
: Menikah
Pendidikan
: SMA
Pekerjaan
: Karyawan swasta
Agama
: Budha
Suku/Bangsa
: Tionghoa/China
Alamat
: Parincahan, Kandangan
Berobat tanggal
Status Pengobatan
: Rawat Jalan
2.
RIWAYAT PSIKIATRI
Diperoleh dari autoanamnesis dengan os dan alloanamnesis dengan istri os
KELUHAN UTAMA:
Curiga dan berprasangka buruk
KELUHAN TAMBAHAN :
Mendengar bisikan
1
B.
Autoanamnesis:
Pada awal tahun 1999 os gemar bermain judi, os juga mengonsumsi obatobatan seperti shabu dan inex. Menurut keterangan os, os mengonsumsi itu karena
os bercerai dengan istri pertamanya dan selalu terbayang wajah istri pertamanya.
Os mengaku setiap hari mengonsumsi obat-obatan tersebut. Setiap os gelisah dan
terbayang wajah istri pertama os menghisap shabu dan mengonsumsi inex. Os
tidak menggunakan kedua barang tersebut secara bersamaan, hanya satu macam
obat yang os gunakan dalam sehari. Inex yang dikonsumsi hanya satu biji dalam
sehari. Os mengaku apabila os mengonsumsi barang tersebut os merasa percaya
diri, menjadi lebih kuat, dan rasa gelisah yang os rasakan hilang. Os juga
mengaku efek barang tersebut tidak betahan lama, beberapa jam setelah
mengonsumsi rasa gelisah kembali muncul, sehingga os merasa ketergantungan
untuk mengonsumsi barang itu.
Pada awal tahun 2001 saat os bepergian ke Purwokerto untuk mencari
pekerjaan, os mengalami rasa gelisah yang lebih parah dari sebelumnya, os tidak
bisa tidur, os merasa takut akan sesuatu tetapi os sendiri tidak tahu takut dengan
apa. Lalu pada pertengahan 2001 os konsultasi dengan psikiatri di Purwokerto dan
mendapat obat xanax, os mengonsumsinya 1x1 dalam sehari. Saat minum obat
yang diberi dokter rasa gelisah os berkurang, tetapi os merasa sudah tidak betah
tinggal Purwokerto, lalu pada akhir 2001 os kembali ke Banjarmasin.
Setelah rasa gelisah hilang dan obat yang diberi dokter habis, os kembali
menggunakan obat-obatan, os mengaku terpengaruh oleh teman-temannya. Os
mengonsumsi setiap hari. Hingga pada april 2005 rasa gelisah muncul kembali, os
tidak bisa tidur, os merasa takut tapi os sendiri tidak tahu penyebab takutnya apa.
Pada awal tahun 2006 os berobat ke dokter psikiatri dan diberi obat zypraz, os
mengatakan setelah mengonsumsi obat itu os merasa tidak gelisah lagi. Selain
berobat ke dokter, os juga berobat ke orang pintar, os mengatakan os diikuti oleh
orang. Pada akhir 2006 os berhenti mengonsumsi shabu dan inex, os
mengatakan ia berhenti karena teman-teman os telah tertangkap polisi sehingga os
takut jika ketahuan oleh polisi.
Pada awal tahun 2007 os kembali merasa tidak enak badan, os merasa
cemas, gelisah, yang penyebabnya tidak os ketahui. Pada akhir tahun 2007 os
mulai merasa curiga terhadap orang, os curiga dengan anak istrinya, os tidak mau
menerima makanan dari orang lain termasuk dari istri dan anaknya, os tidak mau
dimasakkan makanan oleh istri, os curiga setiap makanan yang diberi kepadanya
mengandung semacam racun. Setiap kali os memaksakan diri untuk memakan
makanan yang dibawakan oleh orang atau dimasakkan oleh istri, os merasa nyeri
diseluruh tubuh terutama bagian dada dan kepala, os merasa ada sesuatu yang
menggerogoti tubuhnya, os juga tidak pernah percaya dengan orang lain, os
merasa ada orang lain yang ingin menyakitinya. Os juga mengatakan kadangkadang os mendengar bisikan, os merasa terganggu dengan bisikan itu. Os juga
mengatakan setiap bisikin selalu dituruti oleh os, jika os tidak menuruti bisikan itu
os merasa ada sesuatu dari dalam tubuh yang menggerogoti dirinya. Os
mendengar bisikan itu ketika di rumah dan di toko tempat os bekerja. Os
mengatakan isi bisikannya tidak pernah sampai menyuruh os untuk melukai dan
menyakiti orang-orang.
Hingga tahun 2016 os mengaku curiga dengan orang-orang sekitar. Os
juga telah berobat ke semua dokter untuk mencari obat yang cocok dengan
dirinya, tapi os belum menemukan obat yang cocok. Os kadang merasa obat yang
os beli di apotek telah dicampur racun oleh apoteker obat, os merasa aneh dengan
obat itu, sehingga tidak jarang obat-obat yang os tebus di apotek tidak pernah os
minum.
Os menyangka semua perasaan aneh berawal ketika os pergi berlibur ke
Borobudur saat waisak. Kemudian os bertemu para biksu, salah seorang biksu
menurut os jatuh hati dengan os, ia menyukai os, tetapi os menghindari biksu itu.
Os merasa os di guna-guna oleh biksu itu karena menolak cinta biksu, os
mengatakan pada tahun 2007 selama beberapa bulan os selalu termimpi dan
terbayang-bayang wajah biksu. Selain itu os juga merasa ia guna-guna oleh
temannya, karena temannya merasa iri dengki dengan kehidupan os sekarang.
Temannya itu menginginkan agar os jatuh miskin dan hidup melarat. Os
mengatakan jika os tidak melawan perasaan tersebut os akan akan menjadi seperti
tanah liat yag dengan mudah dapat dibentuk dan diperalat oleh orang.
Heteroanamnesis
Istri os mengatakan bahwa os mulai mengalami gangguan seperti gelisah,
merasa ketakutan sejak awal menikah pada tahun 1991. Saat itu os selalu bercerita
kepada istri apa yang terjadi pada dirinya. Os merasa takut tapi os sendiri tidak
tahu penyebab ketakutannya itu, os kadang tidak bisa tidur. Istri mengatakan
kepada os bahwa itu hanya sekedar sugesti perasaan os saja.
Selama 6 tahun perkawinan, istri os mengatakan os selalu terbuka kepada
dirinya, os selalu menceritakan keluhan-keluhan yang os alami. Hingga akhirnya
pada tahun 2005 tepatnya bulan april ketika gejala yang os alami muncul kembali,
mulai timbul perasaan curiga oleh os, dimana os mulai kurang percaya dan mulai
tertutup kepada istrinya. Istri os mengatakan bahwa os curiga kepada istri karena
istri mau mencelakakan os.
Pada awal tahun 2007 dimana ini adalah waktu awal mula os sudah sama
sekali tidak percaya dengan istri. Os tidak mau bercerita dan tertutup sama sekali
dengan istri, dan ini berlanjut hingga sekarang. Yang istri tahu mengenai keadaan
os adalah bahwa os sering merasa gelisah dan merasa ketakutan.
E. RIWAYAT KELUARGA
Os adalah anak terakhir dari 11 bersaudara. Os tinggal serumah dengan
istri dan anak laki-lakinya. Hubungan dengan anggota keluarga yang lain baik.
Bahkan setelah menderita sakit, keluarga berusaha memberikan bantuan, berupa
dorongan untuk berobat dan materil.
Di keluarga os tidak ada yang memiliki riwayat penyakit jiwa.
Genogram :
Keterangan :
= Penderita
= Laki-laki
= Perempuan
/
= meninggal dunia
AFEKTIF,
PERASAAN,
: Euthyme
EKSPRESI
AFEKTIF,
2. Ekspresi afektif
: Cemas
3. Keserasian
: Appropriate
4. Stabilitas
: Stabil
5. Pengendalian
: Terkendali
6. Empati
: Dapat diraba-rasakan
7. Sungguh-sungguh : Sungguh-sungguh
8. Dalam/dangkal
: Dalam
C. FUNGSI KOGNITIF
1. Kesadaran: Compos Mentis
2. Orientasi : Waktu
: Baik
Tempat
: Baik
Orang
: Baik
3. Konsentrasi
: Baik
4. Daya ingat
: Jangka panjang
: Baik
Jangka pendek
: Baik
Segera
: Baik
: +/-/-/-/-
10
:-
E. PROSES PIKIR
1. Arus pikir : a. Produktivitas
2. Isi Pikir
: Spontan
b. Kontinuitas
: Koheren
c. Hendaya berbahasa
: Tidak ada
: a. Preokupasi
: (-)
b. Waham
: Waham curiga
waham dikejar
F. PENGENDALIAN IMPULS
Baik
G. DAYA NILAI
a. Daya norma sosial : Baik
b. Uji daya nilai
: Baik
c. Penilaian realita
: Baik
H. TILIKAN
T3:
11
: Baik
Tinggi badan
: 160 cm
Berat badan
: 50 kg
IMT
: 19,53 kg/cm2
Tanda vital
: TD
: 120/70 mmHg
: 92 x/menit
RR
: 22 x/menit
: 36o Celcius
Bentuk badan
: Normal
Kulit
Kepala
Mata
Leher
Thoraks
I : bentuk simetris
P : fremitus raba simetris
P : Pulmo : sonor
12
Cor
: S1/S2 tunggal
I : simetris
P : hepar/lien/massa tidak teraba
P : timpani
A : BU (+) normal
: normal
: tidak ada
Refleks patologis
: tidak ada
Refleks fisiologis
: normal
Selalu curiga dengan makanan yang diberikan oleh orang lain, curiga
bahwa
dalam
makanan
tersebut
ada
sesuatu
yang
akan
makan,
os
merasa
orang
tersebut
ingin
mencoba
13
: Euthyme
Hidup Emosi
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Stabilitas
Pengendalian
Sungguh-sungguh
Dalam/dangkal
Skala diferensiasi
Empati
Arus Emosi
Halusinasi A/V/G/T/O
: Stabil
: Terkendali
: (+)
: Dalam
: Luas
: Dapat dirabarasakan
: Cepat
: (+/ - / - / - / -)
14
Adanya perasaan curiga yang tidak sesuai dengan realita terhadap orang
lain yaitu pada makanan (waham curiga), selalu merasa gelisah, kadang
datang bisikan yang menyuruhnya melakukan sesuatu (halusinasi
auditorik). Tilikan derajat 3.
3. Masalah terkait keluarga
Tidak ada.
4. Masalah terkait sosial
Tidak ada.
VIII. PROGNOSIS
Diagnosis penyakit
: dubia ad bonam
Perjalanan penyakit
: dubia ad malam
Ciri kepribadian
: dubia ad malam
Stressor psikososial
: dubia ad bonam
: dubia ad bonam
Pendidikan
: dubia ad bonam
Perkawinan
: dubia ad bonam
Ekonomi
: dubia ad bonam
Lingkungan sosial
: dubia ad bonam
Organobiologi
: dubia ad bonam
Pengobatan psikiatrik
: dubia ad malam
Kesimpulan
: dubia ad malam
15
: Clobazam
1 x 10 mg (1-0-0)
Chlorpromazine
16
(distress) dan disabilitas bagi pasien dan keluarganya sehingga dapat disimpulkan
sebagai Gangguan Jiwa.1
Pada pemeriksaan status internus dan status neurologis tidak ditemukan
adanya
kelainan
yang
mengindikasikan
gangguan
medis
umum
yang
sesuatu.
Sehingga
berdasarkan
PPDGJ-III
didiagnosis
17
didiagnosa sebagai Gangguan Waham (F22.0). Gejala yang ada pada penderita
telah memenuhi pedoman umum diagnostik untuk gangguan waham. Menurut
PPDGJ III diagnosis gangguan waham dapat ditegakkan jika:2
Tidak boleh ada halusinasi auditorik atau hanya kadang-kadang saja ada
dan bersifat sementara.
yang tidak sesuai dengan kenyataanya atau tidak cocok dengan intelegensi
dan latar belakang kebudayaan, biarpun dibuktikan kemustahilan hal tersebut.
Waham sering ditemui pada pasien gangguan jiwa berat dan beberapa bentuk
waham yang spesifik sering di temukan pada skizofrenia. Semakin akut
skizofrenia semakin sering ditemui waham yang tidak sistematis. Waham
terdiri dari berbagai jenis, antara lain:1,3
18
Waham bizar : kepercayaan yang salah dan aneh, sangat tidak masuk akal.
Waham sistematik : kepercayaan yang salah atau kepercayaan yang disatukan
oleh satu peristiwa atau tema tunggal
Waham kongruen mood : waham yang isinya sesuai dengan mood (contoh:
pasien depresi yang merasa bahwa dirinya bertanggung jawab atas kehancuran
dunia)
Waham kemiskinan : kepercayaan yang salah pada seseorang ia bangkrut atau
akan kehilangan semua hartanya.
Waham paranoid : termasuk diantaranya adalah waham kejar dan waham
rujukan, kendali dan kebesaran (dibedakan dari ide paranoid yaitu kecurigaan
dengan kadar lebih rendahdari proporsi waham).
Waham kejaran : pasien yakin bahwa ada orang atau komplotan yang sedang
menganggunya atau bahwa ia sedang ditipu, dimata matai atau dikejar.
Waham kebesaran : keyakinan bahwa ia mempunyai kekuatan, pendidikan,
kepandaian atau kekayaan yang luar biasa, bahwa dialah ratu keadilan, dapat
membaca pikiran orang lain, mempunyai puluhan rumah atau mobil.
Waham rujukan : kepercayaan yang salah dalam diri seseorang bahwa perilaku
orang lain ditujukan pada dirinya; bahwa peristiwa, objek, atau orang lain
memiliki kepentingan tertentu dan luar biasa, biasanya dalam konotasi
negative; berasal dari ide rujukan, yaitu ketika seseorang secara salah merasa
bahwa orang lain membicarakan dirinya (contoh: kepercayaan bahwa orang di
tv dan radio berbicara kepada atau mengenai dirinya)
19
20
21
2.
3.
4.
Lebih cepat memulihkan fungsi kognitif (daya pikir dan daya ingat)
5.
6.
7.
8.
9.
reseptor pasca sinaptik neuron di otak, khususnya di sistem limbik dan sistem
ekstrapiramidal sehingga efek samping obat anti psikosis adalah :4
1. Sedasi dan inhibisi psikomotor
2. Gangguan otonomik (hipotensi ortostatik, antikolonergik berupa mulut kering,
kesulitan miksi dan defekasi, hidung tersumbat, mata kabur
3. Gangguan endokrin
4. Gangguan ekstrapiramidal (distonia akut, sindrom Parkinson)
5. Hepatotoksik.
Psikoterapi juga perlu diberikan pada pasien ini, terutama dukungan oleh
keluarga, diri pasien sendiri dan lingkungan sosial pasien. Semua terapi
tersebut sangat menunjang kesembuhan pasien.
22
23
DAFTAR PUSTAKA
1.
2.
3.
4.
24
DOKUMENTASI
25