Kegagalan
FMEA Failure Modes and Effects Analysis
FMEA (Analisis Pelbagai Efek dan Cara Kegagalan) merupakan suatu metode
sistematik dan proaktif guna meninjau (mengevaluasi) sebuah proses untuk
menentukan (mengidentifikasi) di mana dan bagaimana kemungkinan proses
tersebut gagal, serta mengkaji dampak relatif dari kegagalan-kegagalan yang
berbeda, dengan tujuan untuk mengidentifikasi bagian-bagian proses yang paling
memerlukan perubahan. FMEA termasuk tinjauan berikut:
Latar Belakang
FMEA Failure Modes and Effects Analysis dikembangkan di luar dunia kesehatan,
Halaman 1 dari 7
dan saat ini digunakan pada pelayanan kesehatan untuk mengkaji risiko
kegagalan dan potensi cedera pada proses dan mengidentifikasi area-area paling
penting untuk proses pembenahan.
FMEA sudah digunakan pada ratusan rumah sakit, terutama pada programprogram Institute for Healthcare Improvement, termasuk di dalamnya Idealized
Design of Medication Systems (IDMS), Patient Safety Collaboratives, dan Patient
Safety Summits.
Petunjuk Umum
Langkah Satu: Pilih sebuah proses untuk dikaji menggunakan FMEA
Evaluasi menggunakan FMEA bekerja dengan baik pada proses-proses yang tidak
memiliki terlalu banyak subproses. Daripada mengerjakan FMEA pada sebuah
proses yang besar dan rumit, seperti misalnya manajemen obat pada sebuah
rumah sakit, maka cobalah mengerjakan FMEA pada sebuah subproses atau
varian. Mengerjakan FMEA pada seluruh proses manajemen obat akan menjadi
tugas yang berlebihan. Maka cobalah mempertimbangkan analisis FMEA tersendiri
pada bagian proses-proses pemesanan, dispensing, dan administrasi obat secara
terpisah.
Langkah Dua: Bentuk kelompok multidisiplin
Pastikan untuk menyertakan setiap orang yang terlibat dalam tiap titik proses.
Beberapa orang mungkin tidak perlu menjadi bagian kelompok kerja pada
keseluruhan proses analisis, namun mereka selayaknya dipastikan masuk dalam
diskusi pada langkah-langkah yang mana mereka terlibat di dalamnya. Sebagai
contoh, rumah sakit mungkin menggunakan tenaga kurir untuk mengantar obat
dari depo farmasi ke unit perawatan. Akan sangat penting untuk mengikut
sertakan kurir-kurir ini pada analisis FMEA pada langkah-langkah yang terjadi saat
transpor obat itu sendiri, di mana mungkin tidak diketahui secara detail oleh staf
di farmasi maupun di unit perawatan.
Langkah Tiga: Pertemukan kelompok untuk mendaftarkan semua
Halaman 2 dari 7
Halaman 3 dari 7
timbul?
Nilai antara 1 dan 10, dengan makna 1 =sangat kecil kemungkinan
cedera timbul, dan 10 = kemungkin cedera parah dihasilkan. Pada
perawatan pasien misalnya, nilai 10 dapat bermakna menimbulkan
kematian.
Langkah
(Nomor)
Cara
Sebab
Kegagal Kegagalan
an
Dampak
Kegagalan
Kecenderunga
n Kejadian
(1-10)
Kecenderung
an Deteksi
(1-10)
Keparaha
n
(1-10)
Angka
Tindakan untuk
Profil Mengurangi Kejadian
Risiko
Kegagalan
(APR)
1
2
3
Langkah Enam: Mengevaluasi hasil
Untuk menghitung Angka Profil Risiko (APR) untuk setiap cara kegagalan, kalikan
ketika nilai yang didapatkan (dari 1 hingga 10 bagi tiap-tiap kecenderungan
kejadian, deteksi, dan keparahan). Sebagai contoh, cara kegagalan salah
mengambil obat memiliki nilai 3 untuk kecenderungan kejadian, dan nilai 5 untuk
kecenderungan deteksi, dan serta 5 untuk keparahan, maka seluruh nilai APR
adalah 75.
Nilai paling rendah yang mungkin adalah 1 dan nilai yang paling tinggi adalah
1.000. Identifikasi cara kegagalan hingga 10 APR tertinggi. Maka daftar sepuluh
besar ini adalah yang selayaknya menjadi fokus perhatian kelompok kerja untuk
pertama-tama dipertimbangkan sebagai kesempatan pembenahan.
Untuk menghitung APR bagi seluruh proses, cukup tambahkan semua APR
individual bagi tiap-tiap cara kegagalan.
Halaman 4 dari 7
Halaman 5 dari 7
Halaman 6 dari 7
total bagi proses yang dijabarkan di atas dan kemuan membuat tujuan
untuk pembenahan. Sebagai contoh, tim bisa menyetapkan tujuan
mengurangi APR total untuk proses permintaan obat hingga 50% dari
nilai dasar saat ini.
Halaman 7 dari 7