Anda di halaman 1dari 3

Prostitusi Gay Anak

Cerminan Gagalnya Penguasa Melindungi Anak


Negeri ini kembali dirundung masalah. Asset penerus bangsa tengah terancam. Bagaimana
tidak, belum juga selesai kasus narkoba, tawuran, dan pelecehan seksual. Kini, masyarakat
dibuat terperangah dengan kasus prostitusi. Bukan hanya perempuan saja yang bisa
terjerumus. Remaja laki-laki pun tak luput dari ancaman ini. Yah, prostitusi anak untuk kaum
gay.
Kepolisian RI membongkar jaringan prostitusi kaum gay yang melibatkan anak-anak sebagai
korbannya di kawasan Puncak, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Kasus penjaja seks anak ini
semakin menambah daftar panjang kasus kekerasan seksual anak yang terjadi di Indonesia.
Jumlah anak-anak yang menjadi korban jaringan prostitusi gay dikawasan Puncak,
Kabupaten Bogor, Jawa Barat terus bertambah dari data sebelumnya sebanyak 99 orang. Satu
pelaku berinisial AR (41) ditangkap di sebuah hotel kawasan Puncak, Bogor, Jawa Barat.
Dari pendataan polisi, korban mayoritas dari kalangan keluarga yang tidak mampu. Modus
pelaku E yang merupakan pedagang sayur di Pasar Ciawi adalah mengimingimingi para
korban demi mendapatkan uang tambahan. Anak-anak tersebut dijajakan melalui jejaring
sosial Facebook. Tarif yang ditawarkan AR kepada para pelanggannya adalah sebesar Rp1,2
juta yang dibayar melalui transfer bank. Sementara uang yang diterima korban berkisar antara
Rp100.000-150.000 (koran-sindo.com).
Miris! Melihat fenomena ini. Mereka bukan lagi menjadi korban dalam pelecehan seksual
tapi dengan suka rela melibatkan diri.
AR dalam kasus ini sebagai satu tersangka mengajak korbannya dengan kedok bisnis.
Membuat para remaja terperangkap. Mereka menjerumuskan diri dalam bisnis dengan uang
yang sedikit dan iming-iming gaya hidup hedonis. Ketika ada tawaran berbisnis di mana
anggotanya juga dari kalangan pemuda pasti sangat menggiurkan menyenangkan sehingga
tertarik untuk terlibat di dalamnya.
Saat iman mulai kering, Akidah tak lagi jadi pijakan, maka jadilah berbisnis tanpa peduli
halal-haram. Pijakan itu sudah beralih, mereka hanya berpikir yang penting menyenangkan
dan menghasilkan. Seperti halnya terlibat dalam bisnis prostitusi.
Belum lagi remaja saat ini sudah tercekoki dengan pornografi, dan bahwa pornografi menjadi
penyumbang terbesar terjadinya pelecehan seksual. Kemudahan dalam mengaksesnya, tak
harus ke warnet, cukup di HP ataupun di TV-TV banyak sekali yang menayangkan. Dan ini
menyebabkan mereka kecanduan.
Selain itu, gaya hidup hedonis, permisiv, konsumeristis agar tetap tampak eksis dengan
berburu gadget terbaru ataupun style baju kekinian. Hal ini menjadikan remaja menggunakan
segala macam cara untuk memenuhi tuntutannya. Gaya hidup liberal yakni lepas dari
tuntunan agama semakin mewarnai kehidupan masyarakat. Rendahnya ketakwaan dan

tuntutan gaya hidup konsumtif lagi mewah adalah pendorong langsung maraknya prostitusi
online. Meski faktor kemiskinan juga seringkali menjadi alasan.
Bagaimana negeri ini akan menjadi bangsa yang kuat dan ditakuti. Jika calon pemimpin di
masa depan sudah lemah dari sekarang. Bagaimana mereka bisa berpikir untuk mengurusi
rakyatnya jika yang bercokol di kepalanya hanya bagaimana memenuhi nafsu bejatnya.
Kondisi remaja sekarang ini adalah ancaman bagi bangsa. Generasinya terperangkap gay
sedari dini. Tentu butuh perhatian dari semua pihak.
Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Yohana Yambise mengungkapkan
3000 anak terlibat jaringan gay. "Jadi melalui Medsos (Media Sosial) ini kelihatannya AR
(tersangka muncikari) mengajak dan mengimbau anak itu dan kami tidak tau berapa anak
yang terlibat," kata Yohana di Gedung DPR RI, Jakarta, Kamis (tribbunnews.com, 1/9/2016).
Yohana juga mengatakan bahwa anak yang menjadi korban tersebut memiliki orang tua
dengan kondisi ekonomi yang baik. Walaupun orang tua dalam kondisi ekonomi baik. Tapi
mereka tidak mengetahui anaknya terlibat prostitusi. Kenapa bisa begitu? Karena yang
mereka butuhkan tidak hanya uang dan uang, tapi juga perhatian dri keluarga terutama orang
tua. Selain itu pola asuh yang salah dalam mendidik anak. Orang tua sibuk kerja, sementara
anak tak terurus. Entah bergaul dengan siapa, orang tua tidak megetahui. Orang tua hanya
fokus dalam masalah ekonomi. Ini terjadi karena sistem yang ada saat ini menuntut orang tua
harus bekerja keras, banting tulang hanya demi memenuhi kebutuhan pendidikan, kesehatan,
keamanan yang semua serba mahal.
Negara telah gagal melindungi warganya. Semakin hari kejahatan semakin beragam.
Sementara solusi-solusi yang ditawarkan tak mampu menyelamatkan. Tugas pemimpin
seharusnya sebagai perisai. Sebagaimana dalam sebuah hadits Rasulullaah bersabda :
..Imam (Khalifah) adalah raain (pengurus rakyat) dan dia bertanggungjawab terhadap
rakyatnya (HR Ahmad, Bukhari).
Namun kenyataannya pada hari ini pemerintah tidak antisipatif terhadap kasus prostitusi
anak, bahkan pemerintah terkesan seperti pemadam kebakaran yang reaktif ketika ada
kasus serupa terjadi. Serta didukung dengan sistem saat ini yang semakin hari hanya semakin
bobrok serta tidak berlandaskan syariat Islam.
Padahal penyelesaian prostitusi membutuhkan diterapkannya kebijakan yang didasari syariat
Islam. Harus dibuat undang-undang yang tegas mengatur keharaman bisnis apapun yang
terkait pelacuran. Tidak boleh dibiarkan bisnis berjalan berdasar hukum permintaan dan
penawaran belaka tanpa pijakan benar dan salah sesuai syariat. Negara tidak hanya harus
menutup semua lokalisasi, menghapus situs prostitusi online tapi juga melarang semua
produksi yang memicu seks bebas seperti pornografi lewat berbagai media.
Selain itu, juga membutuhkan pemahaman utuh terhadap akar masalah mudah dan ringannya
orang melakukan kemaksiatan dan kerusakan. Baik karena faktor internal maupun eksternal.
Selanjutnya harus ditempuh langkah-langkah integral untuk menutup semua pintu terjadinya
pelacuran. Karenanya usaha mengatasi masalah ini hanya dengan melaksanakan sebagian

perbaikan tanpa menyadari sumber kerusakannya bisa dikatakan sebagai tindakan gagal
memahami akar masalah. Kegagalan ini sama artinya dengan membiarkan berkembangnya
masalah menjadi semakin kompleks. Sadarilah bahwa seluruh masyarakat sesungguhnya
membutuhkan sebuah konstitusi yang menerapkan syariat Islam secara sempurna dan yang
mampu menerapkan syariat Islam ini adalah dalam bentuk negara Islam.
-Hajjaria_Hasanuddin-

Anda mungkin juga menyukai