Anda di halaman 1dari 2

Pada pasien ditemukan keluhan utama yaitu sesak napas.

Sesak napas disebabkan kurang


lancarnya pemasukan udara saat inspirasi ataupun pengeluaran udara saat ekspirasi, yang
disebabkan oleh adanya penyempitan ataupun penyumbatan pada tingkat
bronkeolus/bronkus/trakea/larings. Sebab lain adalah karena berkurangnya volume paru yang
masih berfungsi baik, juga karena berkurangnya elastisitas paru, bisa juga karena ekspansi paru
terhambat.3
Selain itu ditemukan keluhan batuk pada pasien. Batuk dapat merupakan keluhan atau
gejala berbagai penyakit pada alat atau organ yang termasuk dalam sistem pernapasan seperti
faring, laring, trakea, bronkus atau paru, maupun pada organ atau sistem lain. Penyakit dapat
berupa peradangan, neoplasma, alergi, atau obstruksi oleh benda asing dan seterusnya. 4.
Pada pemeriksaan fisik dilakukan pemeriksaan suhu tubuh pasien. Pemeriksaan biasanya
dilakukan dengan menggunakan termometer.
Normal
36,5 - 37,2 C
Subnormal
35 - 36,5 C
Subfebris
37 - 38
Febris
Lebih dari 38 C
Hiperpireksia
Lebih dari 41C untuk waktu yang cukup lama
Hipotermia
Kurang dari 35 C
Pada hasil pemeriksaan diketahui suhu tubuh pasien 37,8 C atau subfebris. 4
Selain itu dilakukan pemeriksaan pada tekanan darah pasien. Selain diukur pada lengan
(A. Brachialis) juga kadang-kadang diukur pada paha (A.Femoralis) yang normalnya 2030mmHg lebih tinggi. Berikut tabel kriteria tekanan darah (menurut JNC VII)
Kriteria

Tekanan Sistolik

Tekanan Diastolik

Normal
< 120
< 80
Pra Hipertensi
120-139
80-89
Hipertensi derajat I
140-159
90-99
Hipertensi derajat II
160
100
Hasil pemeriksaan menunjukkan tekanan darah pasien adalah 110/65 yang berarti normal.4
Pemeriksaan fisik juga mengukur berat dan tinggi badan yang berguna untuk menentukan
status gizi, menentukan jumlah kalori yang dibutuhkan, dan memantau perkembangan penyakit.
Pengukuran berdasarkan indeks massa tubuh (IMT/BMI (Body Mass Index):
BB(kg)
TB2 (m2)
BMI
< 18,5

Berat Badan
Kurang

18,5 22,9
Normal
23 24,9
Berlebih
25 29,9
Obes I
> 30
Obes II
Hasil pemeriksaan fisik menunjukkan tinggi badan pasien adalah 165cm dan berat badan pasien
48kg. Setelah dihitung menggunakan rumus diatas, didapatkan hasil 17,6 yang menunjukkan
bahwa berat badan pasien kurang dari normal.4
Pada pemeriksaan jantung, ditemukan bunyi jantung (B.J) II pasien mengeras terutama di
area P. B.J II adalah bunyi jantung yang dihasilkan saat fase diastolik jantung, yaitu saat katup
aorta dan pulmonal menutup bersamaan sedangkan katup mitral dan trikuspid membuka. B.J II
di titik P biasanya mengeras karena hipertensi pulmonal. Aritmia yaitu frekuensi cepat pada saat
inspirasi dan kembali normal waktu ekspirasi yang keberadaannya dikatakan normal pada anak
atau orang muda. Tidak ditemukan aritmia pada pasien, yang berarti normal. Bising jantung
adalah bunyi yang terjadi karena aliran darah di dalam jantung mengalami turbulensi sehingga
menimbulkan getaran. Bising jantung tidak ditemukan pada pasien sehingga dikatakan normal.
Iktus kordis yang normal terletak 1-2cm sebelah medial dari garis midklavikularis kiri di sela iga
V, sedangkan iktus kordis pasien terletak 1cm di sebelah lateral garis midklavikularis kiri di sela
iga V yang berarti pasien mengalami kelainan pada jantungnya. Iktus yang terletak lebih lateral
dari normal terdapat pada dekompensasi kordis kiri, efusi pleura kanan, fibrosis atau atelektasis
paru kiri.

Anda mungkin juga menyukai