Anda di halaman 1dari 10

GELATIN

Gelatin berasal dari bahasa latin gelare yang berarti membuat beku dan merupakan
senyawa yang tidak pernah terjadi secara alamiah (Septriansyah, 1998). Adapun pengertian
gelatin menurut Bender (1998), merupakan protein larut air yang diperoleh dari kolagen dengan
perebusan tulang dalam air. Gelatin adalah produk yang diperoleh dari hidrolisis parsial kolagen,
meliputi kolagen kulit, membran, tulang, dan bagian tubuh berkolagen lainnya. Sumber bahan
baku gelatin dapat berasal dari sapi (tulang dan kulit jangat), babi ((kulit) dan ikan (kulit).
Gelatin merupakan molekul polipeptida bersifat amfoter yang berasal dari kolagen yang
merupakan protein utama penyusun jaringan hewan (kulit, tulang dan tendon). Gelatin banyak
digunakan dalam industri sebagai bahan tambahan yang berfungsi sebagai stabilizer dan
emulsifier sehingga dapat membuat dan mempertahankan sistem emulsi. Industri yang
menggunakannya meliputi industri pangan, farmasi, kosmetika, fotografi dan lain-lain
(Gomez dkk., 2009).
Gelatin mempunyai titik leleh 35C, di bawah suhu tubuh manusia. Titik leleh inilah yang
membuat produk gelatin mempunyai karakteristik yang unik bila dibandingkan dengan bahan
pembentuk gel lainnya seperti pati, alginat, pektin, agar-agar dan karaginan yang merupakan
senyawa karbohidrat (Gomez dan Montero, 2001). Secara fisik dan kimia, gelatin berwarna
kuning cerah atau transparan, berbentuk serpihan atau tepung, berbau dan berasa, larut dalam air
panas, gliserol dan asam asetat serta pelarut organik lainnya. Gelatin dapat mengembang dan
menyerap air 5-10 kali bobot asalnya (Raharja, 2004).
Berdasarkan proses pembuatannya terdapat dua jenis gelatin yaitu Tipe A dan Tipe B.
Gelatin Tipe A diproduksi melalui proses asam sedangkan Tipe B diproduksi melalui proses basa.
Pada proses pembuatan gelatin Tipe A melalui proses asam, bahan baku diberi perlakuan
perendaman dalam larutan asam organik seperti asam klorida, asam sulfat, asam sulfit atau asam
fosfat, sedangkan proses produksi gelatin Tipe B melalui proses basa, perlakuan yang diberikan
adalah perendaman dalam air kapur, proses ini sering dikenal sebagai proses alkali (Utama,
1997). Gelatin Tipe A biasanya berasal dari kulit babi, sedangkan gelatin Tipe B terutama berasal
dari kulit dan tulang ruminansia (Imeson, 1992).
Gelatin tipe A dihasilkan dari proses asam, yang umumnya dihasilkan dari kulit babi,
dimana molekul kolagennya muda, sedangkan gelatin tipe B dihasilkan dari proses asam dan
basa, yang umumnya diperoleh dari tulang dan kulit sapi, dimana molekul kolagen helix ulir tiga

(triple helix) lebih tua, ikatan silangnya lebih padat dan kompleks. Pada umumnya proses asam
digunakan untuk bahan baku yang relatif lunak, sedangkan proses alkali diterapkan pada bahan
baku yang relatif keras (GMAP, 2007).
Gelatin adalah campuran dari peptida dan protein yang diproduksi oleh hidrolisis parsial
kolagen yang diekstrak dari kulit, rebusan tanduk yang dihancurkan, kuku dan tulang, jaringan
ikat, organ dan beberapa usus hewan seperti sapi peliharaan, ayam, babi, dan kuda. Umumnya
pada makanan, gelatin diproduksi terutama dari dua bahan baku, kulit sapi dan kulit babi.
Penggunaan dalam fotografi dan farmasi dari gelatin umumnya terbuat dari tulang sapi,
meskipun beberapa gelatine tulang sapi digunakan oleh industri makanan. Gelatin merupakan
protein

hewani

pembentuk

gel

yang

digunakan

oleh

industri

makanan.

Ikatan molekul alami antara untaian kolagen individu dipecah menjadi bentuk yang susunannya
lebih sederhana. Gelatin meleleh bila dipanaskan dan membeku ketika didinginkan lagi. Bersama
dengan air, membentuk koloid gel semi-padat. Gelatin merupakan larutan yang mempunyai
viskositas tinggi dalam air, yang dapat membentuk gel pada pendinginan, dan komposisinya
sama seperti larutan induknya. Gelatin juga larut dalam pelarut yang sangat paling polar. Gelatin
menunjukkan aliran viskoelastik dan streaming birefringence. Jika gelatin dimasukkan kedalam
air dingin dan kontak dengannya, beberapa bahan larut, tetapi tidak semua. Kelarutan gelatin
ditentukan oleh metode pembuatan. Biasanya, gelatin dapat tersebar dan terkonsentrasi dalam
larutan asam. Dispersi tersebut stabil selama 10-15 hari dengan sedikit perubahan kimianya atau
tidak ada perubahan sama sekali. Sifat mekanis dari gelatin gel (misalnya kekuatan gel, yang
dihitung menggunakan uji Bloom) sangat sensitif terhadap variasi suhu, sejarah termal
sebelumnya gel, dan waktu. Viskositas gelatin / campuran air meningkat dengan konsentrasi dan
ketika tetap dingin ( 4 C).
Salah satu sifat fisik gelatin yang menentukan mutu gelatin adalah kemampuannya untuk
membentuk gel yang disebut kekuatan gel. Kekuatan gel dipengaruhi oleh pH, adanya komponen
elektrolit dan non elektrolit serta bahan tambahan lainnya. Sifat fisik lainnya adalah titik
pembuatan gel, warna, kapasitas emulsi dan stabilitas emulsi. Ditambahkan oleh Poppe (1992)
sifat fisik penting lainnya adalah viskositas. Viskositas terutama dipengaruhi oleh interaksi
hidrodinamik antar molekul gelatin, selain dipengaruhi suhu, pH dan konsentrasi.
Gelatin adalah derivat protein dari serat kolagen yang ada pada kulit, tulang,dan tulang
rawan. Susunan asam aminonya hampir mirip dengan kolagen, dimanaglisin sebagai asam amino

utama dan merupakan 2/3 dari seluruh asam amino yang menyusunnya, 1/3 asam amino yang
tersisa diisi oleh prolin dan hidroksiprolin(Chaplin, 2005).
Berat molekul gelatin rata-rata berkisar antara 15.000 250.000. Menurut Chaplin (2005),
berat molekul gelatin sekitar 90.000 sedangkan rata-rata berat molekul gelatin komersial berkisar
antara 20.000 70.000 Gelatin terbagi menjadi dua tipe berdasarkan perbedaan proses
pengolahannya, yaitu tipe A dan tipe B. Dalam pembuatan gelatin tipe A, bahan baku diberi
perlakuan perendaman dalam larutan asam sehingga proses ini dikenal dengansebutan proses
asam. Sedangkan dalam pembuatan gelatin tipe B, perlakuan yang diaplikasikan adalah
perlakuan basa. Proses ini disebut proses alkali (Utama, 1997).
1. Ciri-ciri Gelatin
Gelatin larut dalam air, asam asetat dan pelarut alkohol seperti gliserol,propilen glycol,
sorbitol dan manitol, tetapi tidak larut dalam alkohol, aseton, karbontetraklorida, benzen,
petroleum eter dan pelarut organic lainnya.
Menurut Norland(1997), gelatin mudah larut pada suhu 71,1oC dan cenderung membentuk
gel pada suhu 48,9 oC. Sedangkan menurut Montero, et al. (2000), pemanasan yang dilakuka
untuk melarutkan gelatin sekurang-kurangnya 49oC atau biasanya pada suhu 60 70oC.
Gelatin memiliki sifat dapat berubah secara reversible dari bentuk sol ke gel,membengkak
atau mengembang dalam air dingin, dapat membentuk film,mempengaruhi viskositas suatu
bahan, dan dapat melindungi sistem koloid (Parker,1982). Menurut Utama (1997), sifat-sifat
seperti itulah yang membuat gelatin lebihdisukai dibandingkan bahan-bahan semisal dengannya
seperti gum xantan, keragenandan pektin.
Sifat permukaan gelatin didasarkan pada kenyataan bahwa rantai samping gelatin, seperti
halnya protein yang lain, memiliki gugus yang bermuatan dan bagian tertentu dari rangkaian
kolagen mengandung asam amino hidrofobik dan hidrofilik.
Bagian hidrofobik dan hidrofilik dapat berpindah di permukaan, sehingga mengurangi
tegangan muka larutan. Pada saat yang sama, gelatin memeliki beberapa sifat melindungi
stabilitas permukaan yang dibentuk. Sifat multifungsi dari gelatin ini digunakan dalam produksi
dan stabilisasi buih dan emulsi. Titik isoelektrik adalah dasar yang penting dalam mempengaruhi

aktivitas permukaan gelatin. Jika pH sekitar gelatin berkaitan dengan titik isoelektrik, gelatin
menjadi tidak bermuatan, jika pH lebih tinggimaka akan bermuatan negative dan jika lebih
rendah bermuatan positif. Dalam larutan gelatin pH berkisar 5,0 9,0, jika dkondisikan alkali,
gelatin bermuatan negatif dan jika dikondiskan asam bermuatan positif. pH di bawah 5,0 semua
tipe gelatin akan bermuatan positif dan di atas 9,0 semuanya negative.
Menurut Hinterwaldner (1977), proses produksi utama gelatin dibagi dalamtiga tahap : 1)
tahap persiapan bahan baku antara lain penghilangan komponen nonkolagen dari bahan baku, 2)
tahap konversi kolagen menjadi gelatin, dan 3) tahappemurnian gelatin demean penyaringan dan
pengeringan. Pada tahap persiapan dilakukan pencucian pada kulit dan tulang. Kulit atautulang
dibersihkan dari sisa-sisa daging, sisik dan lapisan luar yang mengandungdeposit-deposit lemak
yang tinggi. Untuk memudahkan pembersihan makasebelumnya dilakukan pemanasan pada air
mendidih selama 1 2 menit (Pelu dkk,1998).
Proses perubahan kolagen menjadi gelatin melibatkan tiga perubahan berikut :
1. Pemutusan sejumlah ikatan peptida untuk memperpendek rantai
2. Pemutusan atau pengacauan sejumlah ikatan camping antar rantai
3. Perubahan konfigurasi ranta
Proses penghilangan lemak dari jaringan tulang yang biasa disebut degresing,dilakukan
pada suhu antara titik cair lemak dan suhu koagulasi albumin tulang yaituantara 32 80oC
sehingga dihasilkan kelarutan lemak yang optimum (Wars danCourts, 1977).
Pada tulang, sebelum dilakukan pengembungan terlebih dahulu dilakukan proses
demineralisasi yang bertujuan untuk menghilangkan garam kalsium dan garamlainnya dalam
tulang, sehingga diperoleh tulang yang sudah lumer disebut ossein(Utama, 1997). Menurut
Wiyono (1992), asam yang biasa digunakan dalam prosesdemineralisasi adalah asam klorida
dengan konsentrasi 4 7 %. Sedangkan menurutHinterwaldner (1977), proses demineralisasi ini
sebaiknya dilakukan dalam wadahtahan asam selama beberpa hari sampai dua minggu.

Selanjutnya pada kulit dan ossein dilakukan tahap pengembungan (swelling)yang bertujuan
untuk menghilangkan kotoran-kotoran dan mengkonversi kolagenmenjadi gelatin (Surono dkk,
1994). Pada tahap ini perendaman dapat dilakukandengan larutan asam organik seperti asam
asetat, sitrat, fumarat, askorbat, malat,suksinat, tartarat dan asam lainnya yang aman dan tidak
menusuk hidung. Sedangkanasam anorganik yang biasa digunakan adalah asam hidroklorat,
fosfat, dan sulfat.Jenis pelarut alkali yang umum digunakan adalah sodium karbonat,
sodiumhidroksida, potassium karbonat dan potassium hidroksida (Choi and Regestein, 2000).
Menurut Ward dan Court (1977) asam mampu mengubah serat kolagen tripleheliks menjadi
rantai tunggal, sedangkan larutan perendam basa hanya mampumenghasilkan rantai ganda. Hal
ini menyebabkan pada waktu yang sama jumlahkolagen yang dihidrolisis oleh larutan asam lebih
banyak daripada larutan basa.
Karena itu perendaman dalam larutan basa membutuhkan waktu yang lebih lamauntuk
menghidrolisis kolagen. Menurut Utama (1997), tahapan ini harus dilakukandengan tepat (waktu
dan konsentrasinya) jika tidak tepat akan terjadi kelarutankolagen dalam pelarut yang
menyebabkan penurunan rendemen gelatin yangdihasilkan.
Hasil penelitian Surono et al., (1994) dalam pembuatan gelatin dari kulit ikancucut
menunjukkan bahwa pada tahap pengembungan kulit lama perendaman yangterbaik adalah 24
jam dengan konsentrasi asam asetat 4%. Sedangkan Ariyanti(1998), dalam pembuatan gelatin
dari tulang domba menggunakan larutan HCl 5 %dengan waktu perndaman 1 2 hari.
Tahapan selanjutnya, kulit dan ossein diekstraksi dengan air yang dipanaskan.Ekstraksi
bertujuan untuk mengkonversi kolagen menjadi gelatin. Suhu minimumdalam proses ekstraksi
adalah 40 50oC (Choi and Regenstein, 2000) hingga suhu100oC (Viro, 1992). Ekstraksi
kolagen tulang dilakukan dalam suasana asam pada pH4 5 karena umumnya pH tersebut
merupakan titik isoelektrik dari komponen- komponenprotein non kolagen, sehingga mudah
terkoagulasi dan dihilangkan (Hinterwaldner, 1997) Apabila pH lebih rendah perlu penanganan
cepat untukmencegah denaturasi lanjutan (Utama, 1997).
Larutan gelatin hasil ekstraksi kemudian dipekatkan terlebih dahulu sebelumdilakukan
pengeringan. Pemekatan dilakukan untuk meningkatkan total solid larutangelatin sehingga

mempercepat proses pengeringan. Hal ini dapat dilakukan denganmenggunakan evaporator


vakum, selanjutnya dikeringkan dalam oven pada suhu 40 50oC (Choi and Regenstein, 2000)
atau 60 70oC (Pelu et al., 1994). Pengecilanukuran dilakukan untuk lebih memperluas
permukaan bahan sehingga proses dapatberlangsung lebih cepat dan sempurna. Dengan
demikian gelatin yang dihasilkanlebih reaktif dan lebih mudah digunakan (Utama, 1997).
2. MANFAAT GELATIN
Gelatin sangat penting dalam rangka diversifikasi bahan makanan, karena nilai gizinya
yang tinggi yaitu terutama akan tingginya kadar protein khususnya asam amino dan rendahnya
kadar lemak. Gelatin kering mengandung kira-kira 84 86 % protein, 8 12 % air dan 2 4 %
mineral. Dari 10 asam amino essensial yang dibutuhkan tubuh, gelatin mengandung 9 asam
amino essensial, satu asam amino essensial yang hampir tidak terkandung dalam gelatin yaitu
triptofan. Fungsi-fungsi gelatin dalam berbagai contoh jenis produk yang biasa menggunakannya
antara lain :
1. Jenis produk pangan secara umum: berfungsi sebagai zat pengental, penggumpal,
membuat produk menjadi elastis, pengemulsi, penstabil, pembentuk busa, pengikat air,
pelapis tipis, pemerkaya gizi.
2. Jenis produk daging olahan: berfungsi untuk meningkatkan daya ikat air, konsistensi dan
stabilitas produk sosis, kornet, ham, dll.
3. Jenis produk susu olahan: berfungsi untuk memperbaiki tekstur, konsistensi dan stabilitas
produk dan menghindari sineresis pada yoghurt, es krim, susu asam, keju cottage, dll.
4. Jenis produk bakery: berfungsi untuk menjaga kelembaban produk, sebagai perekat
bahan pengisi pada roti-rotian, dll
5. Jenis produk minuman: berfungsi sebagai penjernih sari buah (juice), bir dan wine.
6. Jenis produk buah-buahan: berfungsi sebagai pelapis (melapisi pori-pori buah sehingga
terhindar dari kekeringan dan kerusakan oleh mikroba) untuk menjaga kesegaran dan
keawetan buah.

7. Jenis produk permen dan produk sejenisnya: berfungsi untuk mengatur konsistensi
produk, mengatur daya gigit dan kekerasan serta tekstur produk, mengatur kelembutan
dan daya lengket di mulut.
Gelatin juga banyak digunakan oleh Industri farmasi, kosmetik, fotografi,jelly, soft candy,
cake, pudding, susu yoghurt, film fotografi, pelapis kertas, tinta inkjet, korek api, gabus, pelapis
kayu untuk interior, karet plastik, semen, kosmetika adalah contoh-contoh produk industri yang
menggunakan gelatin.
Penghias kue pada umumnya terbuat dari gum paste juga plastic icing yang mengandung
gelatin. Gelatin juga tak hanya terdapat dalam gum paste sebagai penghias kue. Namun juga
terdapat dalam kue puding, sirup, maupun permen kenyal. Kebanyakan merupakan produk
impor. Bahkan untuk menawarkan kekentalan yang lebih tinggi produsen kecap menggunakan
gelatin.
Sedangkan di bidang farmasi, gelatin digunakan sebagai cangkang kapsul. Di Indonesia,
kapsul yang beredar adalah kapsul jenis hard. Kapsul ini terbuat dari gelatin, pewarna, pengawet
serta pelentur. Menurut informasi yang berasal dari Badan POM gelatin yang masuk ke
Indonesia bahannya berasal dari organ sapi. (infohalal Republika)
3. PRODUKSI
Di seluruh dunia jumlah produksi gelatin adalah sekitar 300.000 ton per tahun (sekitar
600,000,000). Pada skala komersial, gelatin terbuat dari produk sampingan dari industri daging
dan kulit. Baru-baru ini, produk ikan juga telah dipertimbangkan karena mereka menghilangkan
beberapa hambatan agama akan konsumsi gelatin. Gelatin berasal dari kulit babi, daging babi,
kuda, dan tulang sapi, atau split sapi yang tersembunyi. Bahan baku disiapkan oleh curing yang
berbeda, asam, alkali dan proses yang digunakan untuk mengekstrak kolagen hidrolisat kering.
Proses ini bisa memakan waktu hingga beberapa minggu, dan perbedaan dalam proses tersebut
memiliki efek besar pada properti dari produk gelatin akhir.
Gelatin juga dapat disiapkan di rumah. Merebus potongan tulang rawan tertentu, daging
atau tulang akan menghasilkan gelatin yang larut ke dalam air. Tergantung konsentrasi, yang
dihasilkan (ketika didinginkan) secara alami akan membentuk jelly atau gel. Proses ini
digunakan untuk aspic. Meskipun ada banyak proses dimana kolagen dapat dikonversi ke gelatin,

mereka semua memiliki beberapa faktor kesamaan. Obligasi antarmolekul dan intramolekul yang
menstabilkan kolagen larut rendering itu tidak larut harus dipatahkan, dan ikatan hidrogen yang
menstabilkan helix kolagen juga harus patah. Proses pembuatan gelatin terdiri dari tiga tahap
utama.: Pretreatments untuk membuat bahan baku siap untuk langkah ekstraksi utama dan untuk
menghilangkan kotoran yang mungkin memiliki efek negatif pada fisio sifat kimia dari produk
gelatin akhir, Langkah utama ekstraksi, yang biasanya dilakukan dengan air panas atau larutan
encer asam sebagai ekstraksi multi-tahap untuk menghidrolisis kolagen menjadi gelatin.
Memperbaiki dan memulihkan perawatan termasuk filtrasi, klarifikasi, penguapan, sterilisasi,
pengeringan, rutting, menggiling, dan menyaring untuk menghilangkan air dari larutan gelatin,
untuk berbaur gelatin diekstraksi, dan untuk hasil kering, dicampur dan tanah produk akhir.
A. Pretreatments
Jika bahan fisik yang akan digunakan dalam produksi berasal dari tulang, larutan asam
encer digunakan untuk menghilangkan kalsium dan garam serupa. Air panas atau
beberapa pelarut dapat digunakan untuk mengoles kembali. Kadar lemak maksimum
bahan tersebut tidak boleh melebihi 1% sebelum langkah ekstraksi utama. Jika bahan
baku kulit dan kulit, pengurangan ukuran, mencuci, menghilangkan rambut dari kulit,
dan mengoles kembali adalah pretreatments paling penting yang digunakan untuk
membuat jangat dan kulit siap untuk langkah ekstraksi utama. Persiapan bahan baku
untuk ekstraksi dilakukan dengan tiga metode yang berbeda: asam, alkali, dan
perawatan enzimatik. Pengolahan asam sangat cocok untuk bahan kurang sepenuhnya
silang seperti kolagen kulit babi. Kolagen kulit babi kurang kompleks daripada kolagen
ditemukan di kulit sapi. Pengolahan asam lebih cepat dari perlakuan alkali dan biasanya
membutuhkan 10 sampai 48 jam. Perlakuan alkali cocok untuk kolagen lebih kompleks,
misalnya, kolagen ditemukan di kulit sapi. Proses ini membutuhkan waktu yang lebih
lama, biasanya beberapa minggu. Tujuan dari perlakuan alkali adalah untuk
menghancurkan crosslinkages kimia tertentu masih hadir dalam kolagen. Gelatin yang
diperoleh dari asam diperlakukan bahan baku telah disebut gelatin tipe A, dan gelatin
yang diperoleh dari bahan baku alkali diperlakukan disebut sebagai tipe-B gelatin.
Perawatan enzimatik digunakan untuk mempersiapkan bahan baku untuk langkah
ekstraksi utama adalah relatif baru. Perawatan enzimatik memiliki beberapa
keunggulan berbeda dengan perlakuan alkali. Waktu yang dibutuhkan untuk

pengobatan enzimatik pendek, yield hampir 100% dalam pengobatan enzimatik,


kemurnian juga lebih tinggi, dan sifat fisik dari produk gelatin akhir yang lebih baik.
B. Extraction
Setelah preparasi dari bahan baku dingin, yaitu mengurangi crosslinkages antar
komponen kolagen dan menghapus beberapa kotoran seperti lemak dan garam, kolagen
dimurnikan secara parsial diubah menjadi gelatin melalui ekstraksi dengan baik solusi
air atau asam pada suhu yang tepat. Semua proses industri didasarkan pada nilai-nilai
pH netral atau asam karena meskipun perawatan alkali mempercepat konversi, mereka
juga mempercepat proses degradasi. Kondisi ekstrak asam banyak digunakan di
industri, tetapi tingkat asam bervariasi dengan proses yang berbeda. Tahap ekstraksi ini
adalah proses multi stage, dan suhu ekstraksi biasanya meningkat pada langkah
ekstraksi. Prosedur ini memastikan degradasi termal minimum diekstraksi gelatin.
C. Pemulihan
Proses ini meliputi beberapa langkah seperti penyaringan, penguapan, pengeringan,
penggilingan, dan pengayakan. Operasi ini tergantung konsentrasi dan juga tergantung
pada gelatin tertentu yang digunakan. Degradasi gelatin harus dihindari dan
diminimalisasi, sehingga suhu terendah yang mungkin digunakan untuk proses
pemulihan. Kebanyakan pemulihan yang cepat, dengan semua proses yang dilakukan
dalam beberapa tahap untuk menghindari kerusakan yang luas dari struktur peptida.
Sebuah struktur peptida memburuk akan menghasilkan kekuatan gel rendah, yang
umumnya tidak diinginkan.
D. Technical User
Kapsul yang terbuat dari gelatine
1) Beberapa profesional dan teater pencahayaan menggunakan peralatan gel warna
untuk mengubah warna balok. Ini secara historis dibuat dengan gelatin, maka warna
gel panjang.
2) Gelatin biasanya digunakan sebagai cangkang kapsul farmasi untuk membuat
memudahkan dalam menelan. Hypromellose adalah alternatif vegetarian diterima
gelatin, tetapi lebih mahal untuk diproduksi.
3) Perekat hewan seperti menyembunyikan lem dasarnya dimurnikan gelatin.
Hal ini digunakan untuk menahan kristal perak halida dalam emulsi di hampir
semua film fotografi dan kertas fotografi. Meskipun beberapa upaya, tidak ada
pengganti yang cocok dengan stabilitas dan biaya rendah dari gelatin telah
ditemukan.

4) Digunakan sebagai pembawa, lapisan atau agen untuk memisahkan zat lain,
misalnya, itu membuat beta-karoten larut dalam air sehingga menyampaikan warna
kuning untuk setiap minuman ringan yang mengandung beta-karoten.
5) Gelatin pertama kali digunakan sebagai ukuran permukaan eksternal untuk kertas
tahun 1337 dan dilanjutkan sebagai agen sizing dominan semua makalah Eropa
melalui pertengahan abad ke-19. Di zaman modern kadang-kadang ditemukan di
beberapa kertas cetak mengkilap, kertas seni, bermain kartu, dan mempertahankan
kerutan di kertas crepe.

Anda mungkin juga menyukai