PENDAHULUAN
nyata yang memengaruhi tingkah laku mereka seperti ketakutan akan hal-hal yang
tidak nyata dan paranoia.3
Gangguan psikosis terbagi menjadi dua, yaitu psikosis organik dan
psikosis non-organik. Termasuk psikosis organik adalah delirium, demensia,
sindrom amnestik dan halusinosis organik, sindrom waham organik, sindrom
afektif organik, sindrom kepribadian organik, intoksikasi dan sindrom putus zat.
Sedangkan yang termasuk psikosis non-organik adalah skizofrenia, gangguan
afektif berat, psikosis paranoid, dan psikosis lain-lain.6
dan intoksikasi.
9. Sindrom otak organik karena tumor intra kranial.
Menurut DSM IV, klasifikasi gangguan mental organik sebagai berikut:
1. Delirium
1. DELIRIUM
Tanda utama dari delirium adalah suatu gangguan kesadaran, biasanya
terlihat bersamaan dengan gangguan fungsi kognitif secara global. Kelainan
mood, persepsi, dan perilaku adalah gejala psikiatrik yang umum. Tremor,
asteriksis, nistagmus, inkoordinasi dan inkontinensia urine merupakan gejala
neurologis
mendadak (bebrapa jam atau hari), perjalanan yang singkat dan berfluktuasi,
dan perbaikan yang cepat jika factor penyebab diidentifikasi dan dihilangkan.
Tetapi, masing-masing dari ciri karakteristikk tersebut dapat bervariasi pada
pasien individual. Delirium merupakan suatu sindrom, bukan suatu penyakit.
Delirium diketahui mempunyai banyak sebab, semuanya menyebabkan pola
gejala yang sama yang berhubungan dengan tingkat kesadaran pasien dan
gangguan kognitif. Sebagian besar penyebab delirium terletak di luar system
saraf pusat- sebagian contoh, gagal ginjal atau hati. 3,4
Delirium tetap merupakn gangguan klinis yang kurang dikenali dan
kurang didiagnosis. Bagian dari masalah adalah bahwa sindrom disebut
dengan berbagai nama lain- sebagai contoh, keadaan konfusional akut,
sindrom otak akut, ensefalopati metabolis, psikosis toksis, dan gagal otak akut.
3,4
rumah sakit yang berusia lebih dari 65 tahun mempunyai suatu episode
delirium. Faktor predisposisi lainnya untuk perkembangan delirium adalah
usia muda, cedera otak yang
maupun
putus
dari
agen
farmakologis
atau
toksik.
retikularis.
dengan
hiperaktivitas
lokus
sereleus
dan
neuron
Penyebab ekstrakranial
1. Obat-obatan (di telan atau putus),
Obat antikolinergik, Antikonvulsan,
Obat
antihipertensi,
Obat
penurunan
kemampuan
untuk
memusatkan,
mempertahankan,
atau
mengalihkan perhatian.
Perubahan kognisi atau berkembangan gangguan persepsi yang tidak lebih baik
diterangkan demensia yang telah ada sebelumnya, yang telah ditegakkan, atau yang
sedang timbul.
Gangguan timbul setelah suatu periode waktu yang singkat dan cendrung berfluktuasi
selama perjalanan hari.
Terdapat bukti-bukti dari riwayat penyakit, pemeriksaan fisik, atau temuan
laboratorium bahwa gangguan adalah disebabkan oleh akibat fisiologis langsung dari
kondisi medis umum.
penurunan
kemampuan
untuk
memusatkan,
mempertahankan
atau
mengalihkan perhatian.
b. Perubahan kognisis (seperti deficit daya ingat, disorientasi, gangguan bahasa) atau
perkembangan gangguan persepsi yang tidak lebih baik diterangkan demensia yang
telah ada sebelumnya, yang telah ditegakkan atau yang sedang timbul.
c. Gangguan timbul setelah suatu periode waktu yang singkat dan cendrung berfluktiasi
selama perjalanan hari.
d. Terdapat bukti-bukti dari riwayat penyakit, pemeriksaan fisik, atau temuan
laboratorium bahwa gejala dalam kriteria a dan b berkembang selama, atau segera
setelah suatu sindrom pututs.
Gambaran Klinis
Gambaran kunci dari delirium adalah suatu gangguan kesadaran,
keadaan delirium mungkin didahului selama beberapa hari oleh perkembangan
kecemasan, mengantuk, insomnia, halusinasi transien, mimpi menakutkan di
malam hari, dan kegelisahan. Selain itu. Pasien yang pernah mengalami
episode rekuren di bawah kondisi yang sama. 3,4
1. Kesadaran (Arousal)
Dua pola umum kelainan kesadaran telah ditemukan pada pasien
dengan delirium. Satu pola ditandai oleh hiperaktivitas yang berhubungan
dengan peningkatan kesiagaan. Pola lain ditandai oleh penurunan
kesiagaan. Pasien dengan delirium yang berhubungan dengan putus zat
sering kali mempunyai delirium yang hiperaktif, yang juga dapat disertai
dengan tanda otonomik, seperti kemerahan, kulit pucat, berkeringat,
takikardia, pupil berdilatasi, mual muntah dan hipertermia. Pasien dengan
gejala hipoaktif kadang-kadang diklasifikasikan sebagai depresi, katatonik,
atau mengalami demensia. Pasien dengan pola gejala campuran
hipoaktivitas dan hiperaktivitas juga ditemukan dalam klinis. 3,4
2. Orientasi
Terhadap waktu, tempat, dan orang harus diuji pada pasien dengan
delirium. Orientasi terhadap waktu seringkali hilang, bahkan pada kasus
delirium yang ringan. Orientasi terhadap tempat dan kemampuan untuk
mengenali orang lain mungkin juga terganggu pada kasus yang berat.
Pasein delirium jarang kehilangan orientasi terhadap dirinya sendiri. 3,4
3. Bahasa dan kognisi
Pasien dengan delirium sering kali mempunyai kelainan dalam
bahasa. Kelainan dapat berupa bicara yang ngelantur, tidak relevan, atau
membingungkan (inkoheren) dan gangguan untuk mengerti pembicaraan.
3,4
mempertahankan,
dan
mengingat
pasien
Kemampuan untuk
kenangan
mungkin
dalam periode tiga sampai tujuh hari, walaupun beberapa gejala mungkin
memerlukan waktu sampai dua minggu untuk menghilang secara lengkap.
Semakin lanjut usia pasien, dan semakin lama pasien mengalami delirium,
semakin lama waktu yang diperlukan bagi delirium untuk menghilang.
Apakah delirium berkembang menjadi demensia belum ditunjukkan dalam
penelitian terkontrol yang cermat. Tetapi, suatu observasi klinis yang telah di
sahkan oleh suatu penelitian, adalah bahwa periode delirium kadang-kadang
diikuti oleh depresi atau gangguan stress pasca traumatic. 3,4
Pengobatan
Tujuan utama adalah untuk mengobati gangguan dasar
yang
dapat dimulai.
Dua dosis oral harian harus mencukupi, dengan dua pertiga dosis diberikan
sebelum tidur. Untuk mencapai efek terapeutik yang sama, dosis oral harus
kira-kira 1,5 kali lebih tinggi dari dosis parenteral. Dosis harian efektif total
Walaupun penyebab
kromosom 21.
Kelainan neurotransmitter
Neurotransmitter yang paling berperan yang paling berperan dalam
patologis adalah asetilkolin dan norepinephrine, keduanya dihipotesiskan
menjadi hipoaktif pada penyakit Alzheimer. Ditemukan juga penurunan
konsentrasi asetilkolin dan kolin asetil transferase di dalam otak. Kolin
asetiltransferase adalah enzim kunci untuk sintesis asetilkolin, dan
penurunan konsentrasi kolin asetiltransferase menyatakan penurunan
jumlah neuron kolinergik yang ada. Dukungan tambahan untuk hipotesis
deficit kolinergik berasal dari observasi bahwa antagonis kolinergik seperti
physostigmine dan arecholine telah dilaporkan meningkatkan kemampuan
kognitif. Penurunan aktivitas norepinephrine pada penyakit Alzheimer
diperkirakan dari penurunan neuron yang mengandung norepinephrine di
dalam lokus sereleus yang telah ditemukan pada pemeriksaan patologis
otak dari pasien dengan penyakit Alzheimer. Dua neurotransmitter lain
yang berperan adalah dua peptide neuroaktif, somatostatisn
da
fosfolipid
membrane
menyebabkan
membrane
yang
demensia Alzheimer walaupun stadium awal dari penyakit ini lebih sering
ditandai oleh perubahan kepribadian dan perilaku, dengan fungsi kognitif
lain yang lebih bertahan. 3,4
4. Penyakit Creutzfeldt-Jakob
Penyakit ini adalah penyakit degenerative otak yang jarang
disebabkan oleh agen yang progresif secara lambat, dan dapat
ditransmisikan, paling mungkin suatu prion yagn merupakan agen
proteinaseus yang tidak mengandung RNA dan DNA. Penyakit ini secara
cepat dan progresif menyebabkan demensia yang berat dan kematiandalam
usia 6 sampai 12 tahun. Penyakit ini ditandai oleh adanya pola
elektroensefalogram (EEG) yang tidak bisa, yang terdiri dari lonjakan
gelombang lambat dengan tegangan tinggi. 3,4
5. Penyakit Huntington
Penyakit ini bisanya disertai dengan perkembangan demensia.
Demensia yang terlihat pada penyakit ini adalah tipe demensia subkortikal
yang ditandai dengan kelainan motoric yang lebih banyak dan kelainan
bicara yagn lebih sedikit dibandingkan tipe demensia kortikal. Demensia
padapenyakiti huntinton ditandai oleh perlambatan psikomotor dan
kesulitan melakukan tugas yang kompleks, tetapi ingatan,bahasa, dan
tilikan tetap relative utuh pada stadium awal dan menegah penyakit. Tetapi
saat penyakit berkembang demensia menjadi lengkap, can ciri yang
membedakan ini dengan demensia tipe Alzheimer adalah tingginya
insidensi depsresi dan psikosis, disamping gangguan pergerakan
kortikosteroid yang klasik. 3,4
6. Penyakit Parkinson
Seperti penyait Huntington, parkinsonisme adalah suatu penyakit
ganglia basalis yang sering disertai dengan demensia dan depresi.
Diperkirakan 20-30% pasien dengan dengan penyakit perkinsin menderita
demensia. Pergerakan yang lambat pada penyakit Parkinson adalah disertai
dengan berpikir yagn lambar pada beberapa pasien yang terkena., hal ini
disebut juga bradyphenia. 3,4
(yaitu,
merencanakan,
1.
2.
3.
4.
5.
Dengan onset dini : jika onset pada usia 65 tahun atau kurang
Dengan delirium : jika delirium menumpang pada demensia
Dengan waham : jika waham merupakan ciri yang menonjol
Dengan suasana perasaan terdepresi : jika suasana perasaan terdepresi
(termasuk gambaran yang memenuhi kriteria gejala lengkap untuk episode
depresif berat) adalah ciri yang menonjol. Suatu diagnosis terpisah
(yaitu,
merencanakan,
berlanjut . perubahan afektif dan perilaku, seperti control impuls yang defektif
dan labilitas emosional sering ditemukan., seperti juga penonjolan dan
perubahan sifat kepribadian premorbid. 3,4
1. Gangguan Daya Ingat
Gangguan daya ingat merupakan ciri yang awal dan menonjol pada
demensia yang mengenai korteks, sperti demensia tipe Alzheimer, pada
awal perjalanan demensia gangguan daya ingat adalah ringan dan biasanya
paling jelas untuk peristiwa yang baru terjadi. Saat perjalanan demensia
berkembang gangguan emosional menjadi parah dan hanya informasi yang
dipelajari paling baik dipertahankan. 3,4
2. Orientasi
Karena daya ingat adalah penting untuk orientasi terhadap orang,
tempat, dan waktu, orientasi dapat terganggu secara progresif, selama
perjalanan penyakit demensia.
3,4
3. Gangguan Bahasa
Proses demensia yang mengenai korteks, terutama demensia tipe
Alzheimer sdan demensia vascular dapat mempengaruhi kemampuan
berbahasa pasien. Kesulitan berbahasa mungkin ditandai oleh cara berkata
yang samar, stereotipik, tidak tepat atau berputar-putar. Psien jugakesulitan
untuk menyebutkan nama suatu benda. 3,4
4. Perubahan Kepribadian
Perubahan
kepribadian
ini
merupakan
hal
yang
paling
Neur
ologis
Disamping afasia pada pasien demensia, apraksia dan agnosia sering
juga terjadi. Tanda neurologis lain adalah kejang dan presentasi
neurologis yang atipikal seperti sindrom lobus parietalis non dominan.
Reflex primitive seperti reflex menggenggam, moncong, mengisap,
kaki tonik, dan palmomental mungkin ditemukan pada pemeriksaan
neurologis dan ditemukan juga jerks mioklonis. Pasien dengan
demensia vascular mungkin mempunyai gejala tambahan seperti nyeri
kepala, pusing, pingsan, kelemahan, tanda neurologis fokal dan
ganggua
tidur
yang
mungkin
menunjukkan
lokasi
penyakit
Reak
si katastropik
Pasein demensia juga menunjukkan penurunan kemampuan dalam
berprilaku abstrak, kesulitan dalam menbentuk konsep, mengambil
Syndr
ome Sundowner
Sindrom ini ditandai dengan mengantuk, konfusi, ataksia, dan terjatuh
secara tidak sengaja. Keadaan ini terjadi pada pasien lanjut usia dengan
yang mengalami sedasi berat da pada pasien demensia yang bereaksi
secara menyimpang bahkan terhadap dosis kecil obat psikoaktif.
Sindrom ini juga terjadi pada pasien demensia jika mendapatkan
stimuli external. 3,4
Diagnosis Banding
Pemeriksaan laboratorium yang lengkap harus dilakukan pada pasien dengan
demensia. Tujuan pemeriksaan adalah untuk mendeteksi penyebab reversible
dari demensia dan untuk memberikan pasien dan kelaurga suatu diagnosis
definitive. Pemeriksaan pencitraan menggunakan MRI dan SPECT (Singe
Photon Emission Computed Tomography) yang berguna unutk mendeteksi
pola metabolism otak dalam berbagai demensia
dapat membantu
3. Delirium
Delirium dibedakan dari onsetnya yang cepat durasi yang singkat,
fluktuasi gangguan kognitif selama perjalanan hari, eksaserbasi nokt nal
dari gejala, gangguan jelas dari siklus bangun tidur, dan gangguan
perhatian dan persepsi yang menonjol. 3,4
4. Depresi
Pada suatu keadaan dimana gangguan kognitif dari demensia sulit
dibedakan dari depresi, hal ini dikenal sebagai pseudodemensia. Pasien
dengan disfungsi kognitif yangberhubungan dengan depresi mempunyai
gejala deoresif yagn menonjol, dan mempunyai lebih banyak tilikan
terhadap gejalanya dibanding pasien demensia., dan sering kali
mempunyai riwayat episode depresif dimasa lalu. 3,4
5. Skizofrenia
Walaupun skizofrenia mungkin disertai dengan adanya suatu
derajat gangguan intelektual di dapat gejalanya jauh kurang berat
dibandingkan gejala yang berhubungan dengan psikosis dan gangguan
pikiran yang ditemukan pada demensia. 3,4
6. Penuaan Normal
Ketuaan tidak selalu disertai dengan adanya penurunan kognitif
yang bermakna, tapi suatu derajat ringan masalah ingatan dapat terjadi
sebagai bagian dari proses penuaan normal. Kejadian normal tersebut
sering kali disebut sebagai benign senescent forgetfulness atau age
associated memory impairment. Keadaan tersebut dapat dibedakan dari
demensia oleh keparahannya yang ringan dan oleh kenyataan bahwa
keadaan tersebut tidak mengganggu secara bermakna pada kehidupan
social atau pekerjaan pasien. 3,4
Perjalanan Penyakit Dan Prognosis
Perjalanan klasik dari dementia adalah onsetnya pada pasien yang
berusia 50 an dan 60 an denga perburukan bertahap selama 5 sampai 10
tahun, yang akhirnya menyebabkan kematian. Usia saat onset dan kecepatan
Pasien
demensia
mungkin
peka
terhadap
penggunaan
Demensia ini dapat dimulai pada setiap usia. Kira-kira setengah dari
pasien dengan demensia tipe Alzheimer mengalami gejala pertamanya
pada usia kurang dari 65 dan 70 tahun. Perjalanan gangguan secara
karakteristik adalah penurunan bertahap selama 8 sampai 10 tahun,
walaupun perjalanan dapat jauh lebih cepat atau jauh lebih bertahap. Jika
gejala demensia telah menjadi berat kematian sering kali terjadi setelah
periode waktu yang singkat.3,4
3. Demensia Vaskular
Berbeda dengan onset demensia tipe Alzheimer, onset demensia vascular
kemungkinan mendadak. Juga berbeda denga demensia tipe Alzheimer
terdapat penahanan kepribadian yang lebih besar pada pasiendengan
demensia vascular. Perjalanan demensia vascular sebelumnya telah
digambarkan sebagai bertahap dan setengah-setengah. 3,4
Pengobatan
Beberapa kasus demensia dianggap dapat diobati karena jaringan otak
yang disfungsional dapat menahan kemampuan untuk pemulihan jika
pengobatan dilakukan tepat pada waktunya.
Pendekatan pengobatan
Kejang, trauma kepala, tumor serebral, penyakit serbrovaskular, prosedur bedah pada
otak, ensefalitis, hipoksia, amnesia global transien, trapi elektrokonvulsif, sclerosis
multiple.
c. Penyebab berhubungan dengan zat
Gangguan penggunaan alcohol, neurotoksin, benzodiazepine,
Dignostic
Berikut table diagnosis berdasarkan DSM-IV
Kriteria Diagnostic Untuk Gangguan Amnestik Karena Kondisi Medis Umum
a. Perkembangan gangguan daya ingat seperti yag dimanifestasikan oleh gangguan
kemampuan untuk mempelajari informasi baru atau ketidakmampuan untuk
mengingat informasi yang telah dipelajari sebelumnya.
b. Gangguan daya ingat menyebabkan gangguan bermakna dalam fingsi social atau
pekerjaan dan merupakan penurunan bermakna dari tingkat fungsi sebelumnya
c. Gangguan daya ingat tidak terjadi semata-mata selama perjalanan suatu delirium
atau suatu demensia
d. Terdapat bukti dari riwayat penyakit, pemeriksaan fisik atau temuan laboratorium
bahwa gangguan adalah akibat fisiologis langsung dari kondisi medis umum
termasuk trauma fisik
Gambaran Klinis dan Subtipe
Pusat gejala dari gangguan daya ingat yang diandai oleh gangguan
pada kemampuan untuk mempelajari informasi baru (amnesia anterograde)
dan ketidakmampuan untuk mengingat pengetahuan yang sebelumnya diingat
(amnesia retrograde)
pasien dalam fungsi social dan pekerjaanya. Daya ingat jangka pendek dan
daya ingat baru saja biasanya terganggu. Daya ingat jauh untuk informasi atau
yang dipelajari secara mendalam adalah baik. Tetapi daya ingat untuk
peristiwa yang kurang lama adalah terganggu. 3,4
Onset gejala dapat mendadak seperti pada trauma, serangan
serebrovaskuler dan gangguan akibat zat kimia neurotoksik atau bertahap.
Amnesia dapat terjadi singkat atau lama. Berbagai gejala lain dapat menyertai
gangguan amnestic. Tetapi jika psien mempunyai gangguan kognitif lainnya,
serebrovaskular
yang
mempengaruhi
hipokampus
mengenai artrei serebralis posterior dan basilaris beserta cabangcabangnya. Infark adalah jarang terbatas pada hipokampus. Infark sering
kali mengenai lobus oksipitalis dan parietalis. Jadi gejala penyerta yang
sering dari penyakit serebrovaskuler di daerah tersebut adalah tanda
neurologis fokal yang mengenai modalitas penglihatan atau sensorik.
Penyakati serebrovaskular yang mengenai thalamus medial secara
bilateral, khususnya pada bagian anterior, sering disertai gejala gangguan
amnestic. 3,4
2. Sklerosis Multipel
Proses patologis dari sclerosis multiple adalah pembentukan plak
yang tampaknya terjadi secara acak di dalam parenkim otak. Jika plak
terjadi di lobus temporalis dan daerah diensefalik, gejala gangguan daya
ingat dapat terjadi. 3,4
3. Sindrom Korsakof
Sindrom Korsakof adalah sindrom amnestic yang disebabkan oleh
defisiensi tiamin, yang paling sering berhubungan dengan kebiasaan
nutrisional yang buruk dari seseorang dengan penyalahgunaan alkohol
kronis. Penyebab lain nutrisi yagn bururk, karsinoma lambung,
hemodialysis,
hyperemesis
gravidarum,
hiperalimentasi
intravena
amnestik sering kali mempunyai hasil tes daya ingat yang tidak konsisten
dan tidak mempunyai bukti-bukti
diidentifikasi. 3,4
Perjalanan dan Prognosis
Penyebab spesifik gangguan amnestikmenentukan perjalanan dan
prognosisnya bagi psien. Onset mungkin tiba-tiba atau bertahap; gejala dapat
sementara atau menetap; dan hasil akhir dapat terentang dari tanpa perbaikan
sampai pemulihan lengkap. Gangguan amnestik sementara dengan pemulihan
lengkap adalah sering pada epilepsy lobus temporalis, ECT, penggunaan obat
tertentu seperti benzodiazepine dan barbiturate
Bradikinesia
signs). Hal yang terbaik dilakukan untuk penderita ini, yaitu melakukan
Flash back.4
d. Halusionosis Organik
Halusinosis organik adalah suatu gangguan halusinasi yang menetap
atau berulang, biasanya visual atau auditorik yang terjadi pada keadaan
kesadaran penuh. Bisa pula dijumpai waham, tapi tidak menonjol dan
insightnya masih baik. Gangguan ini disebabkan oleh oleh gangguan tertentu
pada otak. Kasus ini banyak ditemukan di kalangan para pecandu alkohol.4
Kriteria diagnostik :