Anda di halaman 1dari 7

1.2.

CATATAN UNTUK PENILAIAN TANDA


KEGAWATDARURATAN DAN PRIORITAS

Menilai jalan napas (airway = A) dan pernapasan (breathing = B)


Apakah pernapasan anak kelihatan tersumbat? Lihat dan dengar apakah ada aliran
udara napas yang tidak adekuat selama bernapas.
Apakah ada gangguan pernapasan yang berat? Pernapasan anak sangat berat, anak
menggunakan otot bantu pernapasan (kepala yang mengangguk-angguk), apakah
pernapasan terlihat cepat, dan anak kelihatan mudah lelah? Anak tidak bisa makan
karena gangguan pernapasan.
Apakah ada sianosis sentral? Terdapat perubahan warna kebiruan/keunguan pada
lidah dan mukosa mulut.

Menilai sirkulasi (circulation = C) (untuk syok)


Periksa apakah tangan anak teraba dingin? Jika ya:
Periksa apakah capillary refill lebih dari 3 detik. Tekan pada kuku ibu jari tangan atau
ibu jari kaki selama 3 detik sehingga nampak berwarna putih. Tentukan waktu dari
saat pelepasan tekanan hingga kembali ke warna semula (warna merah jambu).
Jika capillary refill lebih dari 3 detik, periksa denyut nadi anak. Apakah denyut nadi
anak tersebut lemah dan cepat? Jika denyut nadi pergelangan tangan (radius) kuat
dan tidak terlalu cepat, anak tidak mengalami syok. Jika tidak dapat dirasakan
adanya denyut nadi radius pada bayi (kurang dari 1 tahun), rasakan denyut nadi
leher, atau jika bayi berbaring rasakan denyut nadi femoral. Jika tidak dapat
dirasakan denyut nadi radius, cari karotis. Jika ruangan terlalu dingin, gunakan
denyut nadi untuk menentukan apakah anak dalam keadaan syok.

Menilai koma (coma = C) atau kejang (convulsion = C) atau kelainan status


mental lainnya
Apakah anak koma? Periksa tingkat kesadaran dengan skala AVPU:
A: sadar (alert)
V: memberikan reaksi pada suara (voice)
P: memberikan reaksi pada rasa sakit (pain)
U: tidak sadar (unconscious)
Jika anak tidak sadar, coba untuk membangunkan anak dengan berbicara atau
mengguncangkan lengan anak. Jika anak tidak sadar, tetapi memberikan reaksi

terhadap suara, anak mengalami letargis. Jika tidak ada reaksi, tanyakan kepada
ibunya apakah anak mempunyai kelainan tidur atau susah untuk dibangunkan. Lihat
apakah anak memberikan reaksi terhadap rasa sakit atau tidak. Jika demikian
keadaannya berarti anak berada dalam keadaan koma (tidak sadar) dan
memerlukan pengobatan gawat darurat.
Apakah anak kejang? Apakah ada kejang berulang pada anak yang tidak
memberikan reaksi?

Menilai dehidrasi (dehydration = D) berat pada anak diare


Apakah mata anak cekung? Tanyakan kepada ibunya apakah mata anak terlihat lebih
cekung daripada biasanya.
Apakah cubitan kulit perut (turgor) kembali sangat lambat (lebih lama dari 2
detik)? Cubit kulit dinding perut anak pertengahan antara umbilikus dan dinding
perut lateral selama 1 detik, kemudian lepaskan dan amati.

Menilai tanda prioritas


Pada saat melakukan penilaian tanda kegawatdaruratan, catat beberapa tanda
prioritas yang ada:
Apakah ada gangguan pernapasan (tidak berat)?
Apakah anak tampak lemah(letargi) atau rewel atau gelisah?
Keadaan ini tercatat pada saat menilai koma. Catat juga tanda prioritas lain (lihat
pemeriksaan tanda prioritas pada subbab 1.1)

1.1. RINGKASAN LANGKAH PENILAIAN TRIASE


GAWAT DARURAT DAN PENANGANANNYA
Periksa tanda kegawatdaruratan dalam 2 tahap:

Tahap 1: Periksa jalan napas dan pernapasan, bila terdapat masalah segera berikan
tindakan untuk memperbaiki jalan napas dan berikan napas bantuan.

Tahap 2: Segera tentukan apakah anak dalam keadaan syok, tidak sadar, kejang,
atau diare dengan dehidrasi berat.
Bila didapatkan tanda kegawatdaruratan:

Panggil tenaga kesehatan profesional terlatih bila memungkinkan, tetapi jangan


menunda penanganan. Tetap tenang dan kerjakan dengan tenaga kesehatan lain
yang mungkin diperlukan untuk membantu memberikan pertolongan, karena pada

anak yang sakit berat seringkali memerlukan beberapa tindakan pada waktu yang
bersamaan. Tenaga kesehatan profesional yang berpengalaman harus melanjutkan
penilaian untuk menentukan masalah yang mendasarinya dan membuat rencana
penatalaksanaannya.

Lakukan pemeriksaan laboratorium kegawatdaruratan (darah lengkap, gula darah,


malaria). Kirimkan sampel darah untuk pemeriksaan golongan darah dan crossmatch bila anak mengalami syok, anemia berat, atau perdarahan yang cukup
banyak.

Setelah memberikan pertolongan kegawatdaruratan, lanjutkan segera dengan


penilaian, diagnosis dan penatalaksanaan terhadap masalah yang mendasarinya.
Tabel diagnosis banding untuk kasus dengan tanda kegawatdaruratan dapat dilihat
pada subbab 1.4.
Bila tidak didapatkan tanda kegawatdaruratan, periksa tanda prioritas
(konsep 4T3PR MOB):

Tiny baby (bayi kecil < 2 bulan)

Temperature (anak sangat panas)

Trauma (trauma atau kondisi yang perlu tindakan bedah segera)

Trismus

Pallor (sangat pucat)

Poisoning (keracunan)

Pain (nyeri hebat)

Respiratory distress (distres pernapasan)

Restless, irritable, or lethargic (gelisah, mudah marah, lemah)

Referral (rujukan segera)

Malnutrition (gizi buruk)

Oedema (edema kedua punggung kaki)

Burns (luka bakar luas)


Anak dengan tanda prioritas harus didahulukan untuk mendapatkan pemeriksaan
dan penanganan lebih lanjut dengan segera (tanpa menunggu giliran). Pindahkan
anak ke depan antrean. Bila ada trauma atau masalah bedah yang lain, segera cari
pertolongan bedah.

Berbagai algoritma mengenai penanganan kegawatdaruratan anak dapat dilihat


pada bagan berikut.
Bagan 1. Tahapan tata laksana anak sakit yang dirawat di rumah sakit
Bagan 2. Triase untuk semua anak sakit
Bagan 2. Triase untuk semua anak sakit (lanjutan)
Bagan 3. Tata laksana bayi tersedak (umur <1 tahun)
Bagan 3. Tata laksana anak tersedak (umur>1 tahun)
Bagan 4. Tata laksana jalan napas
Bagan 4. Tata laksana jalan napas (lanjutan)
Bagan 4. Tata laksana jalan napas (lanjutan)
Bagan 4. Tata laksana jalan napas (lanjutan)
Bagan 5. Cara pemberian oksigen
Bagan 6. Tata laksana posisi anak yang tidak sadar
Bagan 7. Tata laksana pemberian cairan infus pada anak syok tanpa gizi buruk
Bagan 8. Tata laksana pemberian cairan infus pada anak syok dengan gizi buruk
Bagan 9. Tata laksana kejang
Bagan 10. Tata laksana pemberian cairan glukosa intravena
Bagan 11. Tata laksana dehidrasi berat pada kegawatdaruratan setelah
penatalaksanaan syok

ANAK DENGAN MASALAH JALAN NAPAS ATAU


MASALAH PERNAPASAN YANG BERAT
Anamnesis:

Riwayat demam

Terjadinya gejala: timbul secara perlahan/bertahap atau tiba-tiba

Merupakan episode yang pernah terjadi sebelumnya

Infeksi saluran pernapasan bagian atas

Batuk: lamanya dalam hitungan hari

Pernah mengalami tersedak sebelumnya

Sudah ada sejak lahir atau didapat/tertular

Riwayat Imunisasi: DPT, campak

Infeksi HIV yang diketahui

Riwayat keluarga menderita asma.

Pemeriksaan fisis :

Batuk: kualitas batuk

Sianosis

Distres pernapasan (respiratory distress)

Merintih (grunting)

Stridor, suara napas yang tidak normal

Pernapasan cuping hidung (nasal flaring)

Pembengkakan pada leher

Ronki (crackles)

Mengi (wheezing): menyeluruh atau fokal

Suara napas menurun: menyeluruh (generalized) atau setempat (focal)

Tabel 1. Diagnosis banding anak dengan masalah jalan napas atau masalah
pernapasan yang berat
DIAGNOSIS ATAU
PENYEBAB

GEJALA DAN TANDA KLINIS


YANG MENDASARI

Pneumonia

Batuk dengan napas cepat dan demam

Terjadi dalam beberapa hari dan semakin berat

Pada auskultasi terdengar ronki (crackles)

Riwayat mengi (wheezing) berulang

Ekspirasi memanjang

Terdengar mengi atau suara napas menurun

Membaik dengan pemberian bronkodilator

Riwayat tersedak mendadak

Stridor atau kesulitan bernapas yang tiba-tiba.

Suara napas menurun (sebagian/menyeluruh) atau terdengar mengi

Timbul perlahan beberapa hari dan bertambah berat

Kesulitan menelan

Demam tinggi

Batuk menggonggong

Suara parau/serak

Berhubungan dengan infeksi saluran napas atas

Pembengkakan leher oleh karena pembesaran kelenjar limfe

Farings hiperemi

Asma

Aspirasi benda asing

Abses retrofaringeal

Croup

Difteri

Terdapat membran putih keabu-abuan pada tonsil dan atau dinding


farings

Belum mendapat vaksinasi DPT

Anda mungkin juga menyukai