A. PENGERTIAN
Gagal ginjal kronik adalah gangguan fungsi ginjal yang progresif dan ireversibel,
yang menyebabkan kemampuan tubuh gagal untuk mempertahankan metabolisme dan
keseimbangan cairan maupun elektrolit, sehingga timbul uremia (retensi urea dan
sampah nitrogen lain dalam darah (KMB, Vol 2 Hal 1448).
B. PATOFISIOLOGI
1. Sudut pandang tradisional, Mengatakan bahwa semua unit nefrontelah
terserang penyakit namun dalam stadium yang berbeda-beda, dan bagian
spesifik dari nefron yang berkaitan dengan fungsi-fungsi tertentu dapat saja
benar-benar rusak atau berubah strukturnya, misalnya lesi organic pada
medulla akan merusak susunan anatomic dari lengkung henle.
2. Pendekatan Hipotesis Bricker atau hipotesis nefron yang utuh Berpendapat
bahwa bila nefron terserang penyakit maka seluruh unitnya akan hancur,
namun sisa nefron yang masih utuh tetap bekerja normal. Uremia akan timbul
bila jumlah nefron yang sudah sedemikian berkurang sehingga keseimbangan
cairan dan elektrolit tidak dapat dipertahankan lagi.
C. ETIOLOGI DAN PENYEBAB
Infeksi : pielonefritis kronik, glomerulonefritis
Penyakit vaskuler hipertensif seperti nefrosklerosis benigna, nefrosklerosis
neoplasma,
mengangu faal ginjal. Bila langkah ini dilakukan secepatnya dapat mencegah
penderita masuk ke tahap yang lebih berat. Nilai kadar BUN baru meningkat dalam
batas normal.
Stadium III
Uremi gagal ginjal (faal ginjal kurang dari 10%). Semua gejala sudah jelas dan
penderita masuk dalam keadaan dimana tak dapat melakukan tugas sehari hari. Gejala
yang timbul antara lain mual, muntah, nafsu makan berkurang, sesak nafas, pusing,
sakit kepala, air kemih berkurang, kurang tidur, kejang-kejang dan akhirnya terjadi
penurunan kesadaran sampai koma. Stadium akhir timbul pada sekitar 90% dari
massa nefron telah hancur. Nilai GFRnya 10% dari keadaan normal dan kadar
kreatinin mungkin sebesar 5-10ml/menit atau kurang.
Pada keadaan ini kadar BUN meningkat sangat mencolok sebagai penurunan,
penderita mulai merasakan gejala yang cukup parah karena ginjal tidak sanggup lagi
mempertahankan homeostatis cairan dan elektrolit dalam tubuh. Penderita biasanya
menjadi oliguri (pengeluaran kemih) kurang dari 500/hari karena kegagalan
glomerulus meskipun proses penyakit menyerang tubulus ginjal, kompleks perubahan
biokimia dan gejala yang dinamakan sindrom uremik. Penderita pasti akan meninggal
kecuali mendapatkan transpalasi ginjal atau dialisis.
E. TANDA DAN GEJALA
1. Kelainan Hemopoesis
a. Retensi Toksik Uremia : ulserasi mukosa saluran cerna
b. Defisiensi Hormon eritropoetin: depresi sumsum tulang sehingga
sumsum
tulang
tidak
mampu
bereaksi
terhadap
proses
2. Identifikasi etiologi gagal ginjal : analisis urin rutin, mikrobiologi urin, kimia