Anda di halaman 1dari 2

BAB III

PEMBAHASAN
A. KESIMPULAN
Pada tindakan operasi tidak lepas dari 3 (tiga) tahap yang sangat penting,
yaitu preoperatif, intraoperatif, dan paskaoperatif. Begitu juga dengan
anestesi. Sehingga dibutuhkan suatu ketelitian, ketrampilan, dan kreatifitas
dari perawat/penata anestesi didalam mengkaji, menggali, mencegah, dan
mengatasi masalah-masalah yang muncul maupun yang akan muncul.
Mendapatkan data-data yang lengkap dan akurat akan sangat membantu
didalam menentukan teknik suatu tindakan dan persiapan apa yang akan
diambil dan dipersiapkan, mulai dari alat sampai obat-obatan.
Sebagai seorang perawat yang professional bisa dan mampu
bekerjasama dengan baik, baik dengan pasien, keluarga pasien, rekan kerja,
maupun tim medis. Pada pra anestesi (Vicite), Intra anestesi (mencegah
komplikasi-komplikasi yang mungkin terjadi), Pada paska anestesi juga
diharapkan mampu dalam mengatasi menajement Nyeri post operasi dan
manajement airway.
Dari dasar-dasar diatas pada kasus Apendiksitis Pada Tn.H jenis
tindakan anestesi yang diberikan adalah general anestesi LMA. Tindakan ini
dipilih karena pasien tidak memiliki kontra indikasi.
B. SARAN
1. Lakukan pengkajian secara tepat dan cermat (Konsultasi dengan dokter
spesialis anestesi)
2. Lakukan Sign In, Time Out dan Sign Out untuk membantu menegakan
diagnose dan menentukan rencana tindakan apa yang akan dilakukan.
3. Laksanakan 6 sasaran keselamatan pasien
4. Lakukan semua tindakan dengan hati-hati, cepat, dan tepat, untuk
mencegah terjadinya kesalahan.
DAFTAR PUSTAKA

46

1) Carpenito, Linda Jual. (1995). Rencana Asuhan & Dokumentasi


Keperawatan (terjemahan). PT EGC. Jakarta.
2) Doenges E. Marilynn dkk.(2000). Rencana Asuhan Keperawatan, edisi
-3 (terjemahan). PT EGC. Jakarta.
3) Engram, Barbara. (1998). Rencana Asuhan Keperawatan Medikal
Bedah. Volume I (terjemahan). PT EGC. Jakarta.
4) Long, Barbara C. (1996). Perawatan Medikal Bedah. Volume I.
(terjemahan).Yayasan Ikatan Alumni Pendidikan Keperawatan Pajajaran.
Bandung.
5) Soeparman. (1990). Ilmu Penyakit Dalam. Jilid II. FKUI. Jakarta.
6) Latief.A said dkk (2002).Petunuk Praktis Anestesiologi. Edisi-2. Bagian
anestesiologi dan terapi intensif FKUI. Jakarta.
7) Soenarjo dkk (2010). Anestesiologi . Bagian Anestesiologi dan terapi
intensif FK UNDIP/RSUP Dr. Kariadi .Semarang.
8) Mangku gde (2009). Buku Ajar Ilmu Anestesi Dan Reanimasi. Index
Jakarta
9) Tamsuri Anas ((2006). Konsep dan Penatalaksanaan Nyeri.Penerbit
Buku Kedokteran EGC Jakarta.
10) Direktorat Pembinaan dan Pengembangan SDM RS PGI CIKINI .(2010),
Makalah Pelatihan Penatalaksanaan Anestesi. Jakarta.
11)
Setiawati santun (2008). Panduan Praktis Pengkajian Fisik
Keperawatan.Penerbit Trans Info Media Jakarta.

47

Anda mungkin juga menyukai