Pembimbing:
Nama
NIM
Program Studi
Yesi Ermawati
011618116395
Ilmu Kesehatan Anak
Evan Anindito
011618056306
Ilmu Kesehatan THTKL
Mohammad Satya Bhisma
011618136380
Kardiologi dan
Kedokteran
Vaskuler
Diah Wahyuningsih
011618066313 Anastesiologi dan
Reanimasi
Mas'adah
011618166306
Ilmu
Kedokteran Fisik
dan Rehabilitasi
6.
Cristian Dananto
I.
Pendahuluan
Cytomegalovirus (CMV) merupakan virus DNA yang termasuk genus virus
Herpes
penyebab
sering
infeksi
nongenetik
terkemuka
tuli
sensorineural
pendengaran dan retardasi mental. 1-5,28 Infeksi CMV dijumpai secara endemik dan
dapat timbul kapan saja tanpa dipengaruhi oleh perubahan musim. 28 Di Amerika
Serikat, CMV menyebabkan infeksi pada 0,2 2,4 % dari seluruh bayi lahir hidup.
Pada sebagian besar bayi dengan bawaan infeksi CMV, kelainan klinis tidak tampak
nyata pada saat kelahiran; namun infeksinya asimtomatik. Gangguan pendengaran
sensorineural akhirnya berkembang di sekitar 10 sampai 15% dari anak-anak CMVpositif,3,4,6-8 dalam proporsi yang cukup besar yang tidak didiagnosis dengan cara
screening setelah lahir.7-9,28 Di Indonesia belum banyak diketahui angka kejadian
infeksi yang disebabkan oleh CMV, sekalipun demikian mengingat cukup tingginya
prevalensi seropositif pada populasi umum (90%) dan bahwa infeksi CMV dapat
menyebabkan kelainan pada bayi yang akan mempengaruhi kualitas hidupnya,
seyogyanya klinisi, dapat memberi perhatian yang lebih besar terhadap penyakit
ini.28
Skrining pendengaran dari bayi yang baru lahir untuk infeksi CMV akan
memberikan identifikasi awal tersebut pada bayi yang berisiko terinfeksi kongenital
untuk tujuan pemantauan yang ditargetkan dan intervensi selama tahap-tahap kritis
perkembangan bicara dan bahasa.10,11
Berbagai macam metode telah dievaluasi untuk digunakan dalam diagnosis
infeksi CMV kongenital pada berdasarkan air liur , urin, dan spesimen darah yang
diperoleh dari bayi baru lahir.12-17 Pengujian kultur berbasis spesimen urin dan air liur
cair telah menjadi metode standar untuk mengidentifikasi bayi dengan bawaan
infeksi CMV.13,18,19 Namun, metode berbasis kultur ini tidak mudah dilakukan secara
otomatis, dan oleh karena itu, tidak dapat diadaptasi untuk skrining bayi baru lahir
pada skala besar.
Sejak spesimen darah kering diperoleh secara rutin pada semua bayi,
kegunaan polimerase-chain-reaction (PCR) pada pengujian bercak darah kering
untuk mendiagnosis infeksi CMV kongenital telah diperiksa. 15,16,20-23 Selain itu, studi
skrining pada bayi baru lahir skala besar baru-baru ini dari bercak darah kering PCR
assay yang jika dibandingkan dengan standar kultur air liur cair atau kering secara
cepat menunjukkan bahwa secara real-time, bercak darah kering PCR assay gagal
untuk mengidentifikasi mayoritas bayi-bayi baru lahir yang terinfeksi CMV. 24 Oleh
karena itu, pengujian bercak darah kering untuk mendeteksi bayi baru lahir dengan
infeksi CMV dengan sensitivitas tinggi masih menjadi tantangan. Spesimen urin
yang dikumpulkan dalam filter cakram juga diekplorasi sebagai sampel untuk
skrining CMV pada bayi baru lahir, tetapi sampel urin lebih sulit untuk
mengumpulkan daripada sampel air liur; pendekatan ini belum divalidasi dengan
perbandingan langsung dengan kultur.17,25
Karena kemudahan pengumpulan dan karena titer CMV yang tinggi terdapat
dalam air liur bayi yang baru lahir terinfeksi, spesimen air liur menjadi pengambilan
sampel untuk skrining bayi yang baru lahir yang lebih baik dan kurang invasif.
24,26,27
Studi ini dirancang untuk menentukan kegunaan dari uji PCR real-time dari saliva
yang diperoleh dari bayi yang baru lahir untuk skrining CMV. Selama fase 1
penelitian, spesimen air liur ditempatkan di media transportasi dan disimpan pada
suhu 4C, sebelum pengujian. Pengujian PCR dari spesimen saliva kering ( yang
tidak ditempatkan di media transportasi dan tetap di suhu lingkungan selama
penyimpanan spesimen dan transportasi ) diperiksa di fase 2 dari penelitian, karena
spesimen kering lebih mudah untuk disimpan dan ditranspor. Akhirnya, semua tes
PCR dilakukan tanpa langkah ekstraksi DNA, agar pengujian lebih praktis untuk
skrining semua bayi yang baru lahir.
II.
Pertanyaan Klinis
Pada bayi baru lahir, apakah pemeriksaan saliva dengan Polymerase
Chain Assay dapat memberikan sensitivitas dan spesifitas yang lebih baik
jika dibandingkan dengan Kultur saliva untuk mendeteksi infeksi kongenital
Cytomegalovirus ?
III.
Patient /
Problem /
Population
Newborn
IV.
Intervention/
Indicator/
Index
Real Time Saliva
Polymerase
Chain Reaction
Assay
Comparison
Outcome
(Newborn) AND
(Screening) AND
(Culture) AND
(Cytomegalovirus)
Search:
(Newborn) AND (Screening) AND (Saliva polymerase-chain-reaction)
AND (Culture) AND (Cytomegalovirus)
V.
Pertanyaan Klinis
Newborn
November 2009
Pemeriksaan saliva PCR Assay
Assay
Rapid Culture of Saliva
lahir
Pemeriksaan kultur saliva yang
Specimen
Congenital CMV Infection
CMV
VII.
: Prospective study
Fokus Jurnal
: Skrining
Telaah Validity
RAMMBO
Recruitment
Apakah uji
diagnostik
dilakukan dengan
mencakup semua
Ya
Dalam jurnal dijelaskan di bagian method:
Infants born at seven hospitals in the United
States from June 2008 through November
spektrum pasien
(seperti akan
digunakan dalam
praktik?)
Allocation and
Maintenance
standar baku
dikenakan untuk
semua subjek?
Measurement
Apakah penilai
disamarkan
terhadap hasil tes
Ya
Dalam jurnal dijelaskan di bagian result:
34,989 Newborns were enrolled. 17,662
In phase 1 underwent screening by
saliva rapid culture and liquid-saliva
PCR assay. 17,327 In phase 2
underwent screening by saliva rapid
culture and dried-saliva PCR assay
Ya
Dalam jurnal dijelaskan di bagian method:
dan/atau apakah
baku bersifat
objektif?
applicator
(PurFybr)
and
through
November2009),
an
at ambient
rapid culture.
Ya
Dalam jurnal dijelaskan di bagian result:
34,989 Newborns were enrolled.
Rapid Culture and liquid -Saliva PCR
Assay
17,662 In phase 1 underwent screening
by saliva rapid culture and liquid-saliva
PCR assay.17,569 Tested negative for
CMV and did not under go further
screening. 93 Tested positive for CMV.
85 Were positive on rapid culture. 85
Were positive on liquid- saliva PCR
assay. 8 Were positive on PCR
Importancy
Telaah Importancy
Jawaban
sesuai
worksheet
Apakah kemaknaan
statistik &
kemaknaan klinis dari
hasil penelitian
tergambar dengan
baik?
Ya
CMV
Total
Infection
Infection
Liquid
+
85
93
Saliva +
Liquid
17.569
17.569
Saliva Total
85
17.577
17.662
CMV
CMV
Total
Infection
Infection -
Dried
+
74
82
Saliva +
Dried
17.243
17.245
Saliva Total
76
17.251
17.327
Mungkinkah dampak
terjadi karena
kebetulan? p-value ?
Interval kepercayaan
(CI)?
memberikan
kenaikan
yang
besar
terhadap
kemungkinan
kongenital CMV.
Komentar :
menderita
infeksi
Penghitungan
dengan
menggunakan
SAS
Applicability
No
1.
Telaah Applicability
Apakah PICO jurnal yang diperoleh sesuai
Jawaban
Ya
Ya
Ya
Ya
pasien anda?
5.
Ya
6.
Ya
IX. Kesimpulan
Daftar Pustaka
1. Dahle AJ, Fowler KB, Wright JD, Bop- pana SB, Britt WJ, Pass RF. Longitudinal
investigation of hearing disorders in chil- dren with congenital cytomegalovirus. J Am
Acad Audiol 2000;11:283-90.
2. Morton CC, Nance WE. Newborn hearing screening a silent revolution. N Engl
J Med 2006;354:2151-64.
3. Demmler GJ. Infectious Diseases So- ciety of America and Centers for Disease
Control: summary of a workshop on sur- veillance for congenital cytomegalovirus
disease. Rev Infect Dis 1991;13:315-29.
4. Stagno S. Cytomegalovirus. In: Rem- ington JS, Klein JO, Wilson CB, Baker CJ,
eds. Infectious diseases of the fetus and newborn infant. Philadelphia: W.B. Saunders, 2006:389-424.
5. Stehel EK, Shoup AG, Owen KE, et al. Newborn hearing screening and detection of congenital cytomegalovirus infec- tion. Pediatrics 2008;121:970-5.
6. Williamson WD, Demmler GJ, Percy AK, Catlin FI. Progressive hearing loss in
infants with asymptomatic congenital cy- tomegalovirus infection. Pediatrics 1992;
90:862-6.
7. Fowler KB, McCollister FP, Dahle AJ, Boppana S, Britt WJ, Pass RF. Progressive
and fluctuating sensorineural hearing loss