PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan adalah hal yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Manusia yang
berpendidikan kehidupannya akan selalu berkembang ke arah yang lebih baik. Setiap zaman,
pasti akan selalu ada perubahan yang mengarah pada kemajuan pendidikan yang makin baik.
Di samping itu, dunia pendidikan juga memerlukan berbagai inovasi. Hal ini penting
dilakukan untuk kemajuan kualitas pendidikan yang tidak hanya menekankan pada teori,
tetapi juga harus bisa diarahkan pada pembelajaran yang bersifat praktis. Sesuai dengan
Permendikbud No. 65 tahun 2013 yang menyatakan bahwa proses pembelajaran perlu
diselenggarakan secara interaktif, menyenangkan, menantang, dan memotivasi peserta didik
untuk bersifat aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas dan
kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik dan psikologis peserta
didik.
Fisika merupakan salah satu mata pelajaran yang diajarkan di SMP. Fisika sebagai
cabang dari IPA merupakan ilmu pengetahuan yang mempelajari gejala-gejala melalui
serangkaian proses yang dikenal dengan proses ilmiah. Sebagai bagian dari IPA, Fisika juga
merupakan pokok produk dan proses yang tidak terpisahkan. Sebagai proses diartikan semua
kegiatan ilmiah untuk menyempurnakan pengetahuan tentang alam maupun untuk
menemukan pengetahuan baru. Fisika sebagai produk diartikan sebagai hasil proses, berupa
pengetahuan yang diajarkan dalam sekolah atau diluar sekolah ataupun bahan bacaan untuk
penyebaran atau disiminasi pengetahuan. Ini berarti bahwa dalam proses pembelajaran Fisika
akan memperoleh hasil berupa pengetahuan.
Pembelajaran merupakan proses perubahan perilaku sebagai akibat dari interaksi dengan
lingkungannya sehingga terjadinya pengalaman dan hasil belajar menjadi lebih bermakna
(meaningful learning) (Dina Indriana, 2011). Salehuddin Yasin (2012) dalam penelitiannya
menuliskan bahwa kualitas pembelajaran dapat dilihat dari aspek proses dan aspek hasil.
Untuk mendapatkan hasil pembelajaran yang maksimal diperlukan proses yang maksimal
juga. Dalam proses pembelajaran peran guru sangat dominan, terutama metode mengajar
guru. Alfian Helmi (2015) dalam penelitiannya memaparkan fenomena bahwa hampir semua
guru dalam mengajar menggunakan metode ceramah. Selanjutnya Raisa Pradyta dkk (2013)
dan Sahlan Tuah (2014), dalam penelitiannya menyatakan pengajaran dengan menggunakan
metode ceramah bersifat monoton membuat peserta didik bosan sehingga menyebabkan
kurangnya partisipasi aktif peserta didik dalam pembelajaran dankurangnya motivasi belajar
akibatnya hasil belajar kurang maksimal.
Fenomena yang terjadi di sekolah, yaitu di SMP N 34 Pekanbaru berdasarkan hasil
pengamatan pada pembelajaran Fisika, dimana di sekolah tersebut masih didominasi dengan
menggunakan metode ceramah dan jarang menggunakan media, sehingga pembelajaran
hanya berlangsung satu arah dan membuat peserta didik enggan untuk terlibat aktif dalam
pembelajaran sehingga hasil belajar mereka rendah. Berdasarkan data dari guru fisika kelas
VIII, diketahui rata-rata Ujian Mid Semester Genap Fisika siswa kelas VIII adalah 68,5,
dengan persentase ketuntasan 40% dan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) mata pelajaran
fisika di sekolah tersebut adalah 75. Banyaknya siswa yang belum mencapai KKM
berdasarkan hasil observasi dan wawancara peneliti dengan guru Fisika kelas VIII di sekolah
tersebut dikarenakan kurangnya tingkat keaktifan, perhatian dan antusias siswa dalam
pembelajaran Fisika. Hal tersebut menunjukkan bahwa siswa kurang memiliki motivasi untuk
terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran Fisika.
Menurut Sardiman (2011), motivasi belajar siswa merupakan kecenderungan hati untuk
belajar untuk medapat informasi, pengetahuan, kecakapan melalui usaha, pengajaran atau
pengalaman. Untuk meningkatkan motivasi belajar, maka guru membutuhkan model
pembelajaran dan media yang efektif untuk menyampaikan materi agar peserta didik
termotivasi dalam pembelajaran (Sahlan Tuah, 2014.
Menurut hasil penelitian Ahmad Rifai (2010), metode ceramah tetap merupakan metode
yang tidak mungkin ditinggalkan dalam proses pembelajaran. Untuk itu perlu diupayakan
improvisasi model pembelajaran ceramah agar lebih menarik dan memotivasi siswa. Guru
diharapkan dapat mengembangkan kreativitasnya dalam memilih dan menggunakan model
pembelajaran yang banyak melibatkan keaktifan siswa dan memotivasi siswa sehingga
pembelajaran berlangsung menyenangkan. Salah satu model pembelajaran yang melibatkan
peran siswa secara aktif dalam kegiatan belajar mengajar adalah model pembelajaran
kooperatif (Robert Slavin, 2011). Berdasarkan hasil penelitian Ni Wayan Eva (2012). salah
satu tipe model pembelajaran kooperatif yang cukup efektif untuk meningkatkan motivasi
dan hasil belajar siswa adalah tipe TGT.
TGT merupakan model pembelajaran yang menggunakan turnamen akademik, dan
menggunakan kuis-kuis serta sistem skor, dimana para siswa sebagai perwakilan tim-nya
berlomba-lombauntuk mendapatkan skor tertinggi.Untuk menunjang keberlangsungan
pembelajaran TGT, maka diperlukan media pembelajaran(Robert Slavin, 2011). Media
pembelajaran yang baik akan mengaktifkan siswa dalam dalam pembelajaran (Hamdani,
2011).
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mengetahui peningkatan motivasi belajar siswa di SMP dengan menerapkan model
pembelajaran kooperatif tipe TGT menggunakan media physics circuit.
D. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Bagi siswa sebagai media pembelajaran yang diharapkan dapat meingkatkan motivasi
belajar Fisika.
2. Bagi guru sebagai media alternatif dalam pembelajaran untuk meningkatkan motivasi
belajar siswa, terutama pada mata pelajaran Fisika.
3. Bagi sekolah sebagai produk yang dapat dipertimbangkan untuk meningkatkan motivasi
dan juga hasil belajar siswa
4. Bagi peneliti sebagai sarana meningkatkan pemahaman dan penerapan ilmu
pengetahuan.
E. Defenisi Operasional
1. Motivasi belajar siswa merupakan kecenderungan hati untuk belajar untuk medapat
informasi, pengetahuan, kecakapan melalui usaha, pengajaran atau pengalaman
(Sardiman, 2011). Dalam penelitian ini, indikator motivasi belajar siswa diukur
berdasarkan indikator motivasi menurut Hamzah B Uno (2008) dan Sardiman (2011),
yaitu tekun menghadapi tugas, ulet menghadapi kesulitan, bertanggung jawab
mengerjakan tugas pribadi (tidak bergantung pada orang lain), percaya pada hal yang
diyakini, senang mencari dan memecahkan soal-soal, adanya hasrat dan keinginan
berhasil, adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar, adanya kegiatan yang menarik
dalam belajar (variasi dalaam aktivitas belajar) dan lingkungan belajar yang kondusif.
2. Pembelajaran kooperatif tipe TGT merupakan model pembelajaran dimana siswa belajar
di dalam kelompok untuk mempersiapkan diri dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan
dalam turnamen akademik.Langkah-langkah pembelajaran TGT sebagaiberikut: guru
menerangkan pelajaran, siswa berdiskusi dalam kelompoknya, turnamen antar kelompok
unttuk mendapatkan skor tertinggi dan terakhir yaitu pemberian penghargaan (Robert
Slavin, 2011). Untuk menunjang keberlansungan pembelajaran TGT, digunakan media
pembelajaran yaitu berupa media permainanPhysicscircuit.Physicscircuit merupakan
modifikasi dari permainan monopoli yang diadaptasi dari Monopoly Here and Now yang
dibuat oleh Hasbro. Konsep dan aturan bermain media physics circuit ini diadopsi dari
permainan monopoli secara umum dan dari hasil penelitian skripsi mengenai Sirkuit
Cerdik yang telah dilakukan oleh Priatmoko (2012). Pada permainan monopoli umumnya,
setelah dadu dilempar maka bidak akan berjalan sesuai dengan jumlah angka dadu dan
berhenti di salah satu negara. Pada Media Physicscircuit juga melakukan pelemparan
dadu dan bidak akan berjalan dan berhenti sesuai dengan angka pada dadu. Tetapi pada
media physics circuit, negara diganti dengan kartu kompleks yang berisi soal-soal yang
akan dijawab oleh siswa sebagai perwakilan dari kelompoknya. Pada media physics
circuit yang peneliti lakukan, kartu kompleks berisi soal-soal yang berhubungan dengan
materi Alat-alat Optik.
BAB II
KAJIAN TEORETIS
Hakikat Pembelajaran IPA Fisika di SMP
Menurut Peraturan Pemerintah No. 32 tahun 2013 pembelajaran adalah proses interaksi
antar peserta didik, antara peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu
lingkungan belajar. Sejalan dengan hal tersebut berdasarkan Permendikbud RI No. 65 tahun
2013, proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif,
inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif,
serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai
dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Berdasarkan hal
tersebut, maka prinsip pembelajaran yang digunakan pada jenjang pendidikan dasar dan
menengah adalah :
1. Dari peserta didik diberi tahu menuju peserta didik mencari tahu
2. Dari guru sebagai satu-satunya sumber belajarmenjadi belajar berbasis aneka
sumberbelajar
3. Dari pendekatan tekstual menuju proses sebagai penguatan penggunaan pendekatan
ilmiah
4. Dari pembelajaran berbasis konten menuju pembelajaran berbasis kompetensi
5. Dari pembelajaran parsial menuju pembelajaran terpadu
6. Dari pembelajaran yang menekankan jawaban tunggal menuju pembelajaran dengan yang
kebenarannya multi dimensi
7. Dari pembelajaran verbalis menuju keterampilan adaptif
8. Peningkatan dan keseimbangan antara keterampilan fisika (hardskills) dan keterampilan
mental (softskills)
9. Pembelajaran yang mengutamakan pembudayaan dan pemberdaayaan peserta didik
sebagai pengaajar sepanjang hayat
10. Pembelajaran yang menerapkan nilai-nilai dengan memberi keteladanan (ing ngarso sung
tolodo), membangun kemauan (ing madyo mangun karso) dan mengembangkan
kreativitas peserta didiik dalam proses pembelajaran (tut wuri handayani)
11. Pembelajaran yang berlangsung di rumah, di sekolah dan di masyarakat
12. Pembelajaran yang menerapkan prinsip bahwa siapa saja adalah guru, siapa saja adalah
siswa dan di mana saja adalah kelas
13. Pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi untuk meningkatkan efisiensi dan
efektivitas pembelajaran, dan
14. Pengakuan atas perbedaan individual dan latar belakang budaya peserta didik
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan bagian dari Ilmu Pengetahuan atau Sains yang
semula berasal dari bahasa Inggris science. Kata science sendiri berasal dari kata dalam
Bahasa Latin scientia yang berarti saya tahu. Science terdiri dari social sciences (ilmu
pengetahuan sosial) dan natural sciences (ilmu pengetahuan alam).Secara umum IPA
meliputi tiga bidang ilmu dasar, yaitu biologi, fisika, dan kimia. Fisika merupakan salah satu
cabang dari IPA yang merupakan ilmu pengetahuan yang mempelajari gejala-gejala melalui
serangkaian proses yang dikenal dengan proses ilmiah yang tersusun atas tiga komponen
terpenting berupa konsep, prinsip, dan teori yang berlaku secara universal (Trianto,2009).
Sebagai bagian dari IPA, Fisika juga memiliki karekteristik hakikat yang tidak berbeda
dengan karakteristik hakikat IPA pada umumnya, berdasarkan pusat kurikulum (2007),
hakikat IPA meliputi empat unsur utama yaitu:
1. Sikap, yaitu rasa ingin tahu tentang benda, fenomena alam, makhluk hidup, serta
hubungan sebab akibat yang menimbulkan masaah baru yang dapat dipecahkan melalui
prosedur yang benar, IPA bersifat open ended.
2. Proses, yaitu prosedur pemecahan masalah melalui metode ilmiah. Metode ilmiah
meliputi penyusunan hipotesis, perancangan eksperimen atau percobaan, evaluasi
pengukuran, dan penarikan kesimpulan.
3. Produk berupa fakta, prinsip, teori, dan hukum.
4. Aplikasi berupa penerapan metode ilmiah dan konsep IPA dalam kehidupan sehari-hari.
Adapun tujuan pembelajaran fisika di SMP dan MTs menurut Depdiknas (2006) adalah
sebagai berikut:
1. Menambah keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa berdasarkan
keberadaan, keindahan, dan keteraturan alam ciptaan-Nya.
2. Memberikan pemahaman tentang berbagai macam gejala alam, prinsip dan konsep sains
serta keterkaitan dengan lingkungan, teknologi dan masyarakat.
3. Memberikan pengalaman kepada siswa dalam merencanakan dan melakukan kerja ilmiah
untuk membentuk sikap ilmiah.
4. Meningkatkan kesadaran untuk memelihara dan melestarikan lingkungan serta sumber
daya alam.
5. Memberikan bekal pengetahuan dasar untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang
selanjutnya.
Dari paparan diatas maka pembelajaran IPA Fisika disekolah haruslah dirancang
sedemikian rupa agar siswa dapat menemukan fakta-fakta, membangun konsep-konsep, teoriteori, dan sikap ilmiah siswa itu sendiri yang akhirnya dapat berpengaruh positif terhadap
kualitas proses pendidikan maupun produk pendidikan. Selama ini proses belajar mengajar
fisika hanya menghafalkan fakta, prinsip atau teori saja. Untuk itu perlu dikembangkan suatu
media pembelajaran IPA yang melibatkan siswa secara aktif dan meningkatkan motivasi
siswa dalam kegiatan pembelajaran agar kakikat fisika dapat diterapkan guna pengembangan
kompetensi siswa.
Fase 6
Memberikan
penghargaan
Tingkah Laku
Guru menyampaikan semua tujuan
pelajaran yang ingin dicapai pada pelajaran
tersebut dan memotivasi siswa belajar.
Guru menyajikan informasi kepada siswa
dengan jalan demonstrasi atau media.
Guru menjelaskan kepada siswa bagaimana
caranya membentuk kelompok belajar dan
membantu
setiap
kelompok
agar
melakukan transisi secara efisien.
Guru membimbing kelompok-kelompok
belajar pada saat mereka mengerjakan
tugas mereka.
Guru mengevaluasi hasil belajar tentang
materi yang telah dipelajari atau masingmasing kelompok mempersentasikan hasil
kerja kelompoknya.
Guru mencari cara-cara untuk menghargai
baik upaya maupun hasil belajar siswa,
baik individu maupun kelompok.
diri
dalam
menjawab
pertanyaan-pertanyaan
dalam
turnamen
akademik.TGT pada mulanya dikembangkan oleh Davied Devries dan Keith Edward
yang merupakan metode pembelajaran pertama dari Johns Hopkins. Dalam model ini
kelas terbagi dalam kelompok-kelompok kecil yang beranggotakan 4 sampai dengan 6
siswa yang berbeda-beda tingkat kemampuan, jenis kelamin, dan latar belakang etniknya,
kemudian siswa akan bekerjasama dalam kelompok-kelompok kecilnya. Pembelajaran
TGT diterapkan sebagai ganti kuis dan sistem skor perbaikan individu.
Adapun siklus dalam pembelajaran TGT yang diadaptasi dari Muhammad Nor
(2011) dan disesuaikan dengan media Physic circuit yaitu:
a. Mengajar, dimana di awal pembelajaranguru mempresentasikan materi pelajaran.
Dalam hal ini materi pelajaran yang diajarkan guru yaitu pada materi alat-alat optik.
b. Belajar tim, pada siklus ini siswa diminta untuk mengerjakan LKS mengenai alat-alat
optik ataupun membaca bahan bacaan dan masing-masing siswa dalamkelompok
LKS ataupun bahan bacaan. Dalam kegiatan ini guru bertugas membimbing dan
mengarahkan siswa.
c. Turnamen, dimana siswa terlibat dalam permainan akademik. Dalam penelitian yang
akan dilakukan penulis, siklus turnamen menggunakan media permainan Physic
circuit. Turnamen ini dilakukan antar kelompok, yang diwakili oleh masing-masing
perwakilan kelompok. Setiap anggota kelompok berhak satu kali menjadi pemain.
Adapun
langkah-langkah
dan
aturan
dalam
permaian
Physic
circuit
initerlampir(Lampiran 4)
d. Penghargaan Tim, yaitu penghargaan yang diberikan kepada tim yang menang.
Penghitungan berdasarkan skor yang didapat masing-masing tim dan diberi
penghargaan.
Metode pembelajaran kooperatif TGT ini mempunyai kelebihan dan kekurangan.
Menurut Robert Slavin (2011) kelebihan dari pembelajaran TGT antara lain :
a. Para siswa di dalam kelas-kelas yang menggunakan TGT memperoleh teman yang
secara signifikan lebih banyak dari kelompok rasial mereka dari pada siswa yang ada
dalam kelas tradisional.
b. Meningkatkan perasaan/persepsi siswa bahwa hasil yang mereka peroleh tergantung
dari kinerja dan bukannya pada keberuntungan.
c. TGT meningkatkan harga diri sosial pada siswa tetapi tidak untuk rasa harga diri
akademik mereka.
d. TGT meningkatkan kekooperatifan terhadap yang lain (kerja sama verbal dan
nonberbal, kompetisi yang lebih sedikit)
e. Keterlibatan siswa lebih tinggi dalam belajar bersama, tetapi menggunakan waktu
yang lebih banyak.
f. TGT meningkatkan kehadiran siswa di sekolah pada remaja-remaja dengan gangguan
emosional, lebih sedikit yang menerima skors atau perlakuan lain
Sedangkan kelemahan TGT adalah:
a. Bagi guru
1) Sulitnya pengelompokan siswa yang mempunyai kemampuan heterogen dari
segi akademis. Kelemahan ini akan dapat diatasi jika guru yang bertindak
sebagai pemegang kendali teliti dalam menentukan pembagian kelompok.
2) Waktu yang dihabiskan untuk diskusi oleh siswa cukup banyak
b. Bagi siswa
Masih adanya siswa berkemampuan tinggi kurang terbiasa dan sulit
memberikan penjelasan kepada siswa lainnya. Untuk mengatasi kelemahan ini, tugas
guru adalah membimbing dengan baik siswa yang mempunyai kemampuan akademik
tinggi agar dapat dan mampu menularkan pengetahuannya kepada siswa yang lain.
-
Media pembelajaran
Azhar (2011) menyatakan bahwa salah satu komponen pendukung dalam pembelajaran
adalah media pembelajaran. Media pembelajaran mempunyai beberapa istilah, seperti alat
pandang-dengar, bahan pengajaran (instructional material), komunikasi pandang-dengar
(audio visual communication), pendidikan alat peraga pandang (visualeducation), teknologi
pendidikan (educational technology), alat peraga, dan media penjelas. Istilah-istilah yang
beragam tentang media pembelajaran menunjukkan beragamnya definisi dan batasan media
pembelajaran. Beberapa ciri utama media pembelajaran diantaranya merupakan media fisik
atau non fisik, karakter utamanya pada bentuk visual audio, sebagai alat bantu pada proses
belajar mengajar dan berperan dalam kerangka komunikasi dan interaksi antara guru dan
siswa dalam proses pembelajaran serta dapat digunakan secara massal, kelompok besar,
kelompok kecil dan perorangan.
Menurut Rustam (2012) media pembelajaran merupakan suatu teknologi pembawa pesan
yang dapat digunakan untuk keperluan pembelajaran, media pembelajaran merupakan sarana
fisik untuk menyampaikan materi pelajaran. Media pembelajaran merupakan sarana
komunikasi dalam bentuk cetak maupun pandang dengar termasuk teknologi perangkat keras.
Kata media merupakan bentuk jamak dari kata medius dari bahasa Latin. Medius dapat
didefinisikan sebagai tengah, perantara atau pengantar terjadinya komunikasi dari pengirim
menuju penerima. Dalam bahasa Arab, media diartikan sebagai perantara atau pengirim pesan
kepada penerima pesan (Azhar, 2011).
Menurut para pakar yaitu Gagne dan Briggs (dalam Azhar, 2011), media pembelajaran
meliputi alat yang secara fisik digunakan untuk menyampaikan isi materi pengajaran yang
terdiri dari buku, tape recorder, kaset, video camera, video recorder, film, slide (gambar),
foto, gambar, grafik, televisi dan komputer. Media sebagai suatu komponen sumber belajar
atau sebagai wahana fisik dan nonfisik yang mengandung materi instruksional di lingkungan
siswa sehingga dapat merangsang siswa untuk belajar. Berdasarkan beberapa pendapat yang
telah diungkapkan diatas, penulis dapat menyimpulkan media pembelajaran adalah segala
sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan (bahan pembelajaran) baik fisik
maupun non-fisik, sehingga dapat merangsang perhatian, minat, pikiran, dan perasaan siswa
dalam kegiatan belajar mengajar untuk mencapai tujuan belajar.
Menurut pendapat Gerlach dan Ely (dalam Azhar, 2011) ciri-ciri media ada tiga, yaitu:
a. Ciri Fiksatif (Fixative Property)
Ciri ini menggambarkan kemampuan media merekam, menyimpan, melestarikan, dan
merekonstruksi suatu peristiwa atau objek. Suatu peristiwa atau objek dapat diurut dan
dapat disusun kembali dengan media seperti fotografi, video tape, disket komputer dan
film.
b. Ciri Manipulatif (Manipulatif Property)
Transformasi suatu kejadian atau objek dimungkinkan karena media memiliki ciri
manipulatif. Kejadian yang memakan waktu berhari-hari dapat disajikan kepada siswa
dalam waktu dua atau tiga menit dengan teknik pengambilan gambar time-lapse
recording.
c. Ciri Distributif (Distributive Property)
Ciri distributif dari media memungkinkan suatu objek atau kejadian ditransportasikan
melalui ruang, dan secara bersamaan kejadian tersebut disajikan kepada sejumlah besar
siswa dengan stimulus pengalaman yang relatif sama mengenai kejadian itu.
Media pembelajaran harus memiliki ketiga ciri-ciri media di atas agar dapat dikatakan
bahwa media tersebut layak digunakan. Sebuah media yang baik harus memiliki kemampuan
menggambarkan suatu objek sesuai dengan realita, menjabarkan suatu objek secara singkat,
dan dapat dimengerti serta menarik untuk dipelajari.
Azhar (2011) mengemukakan beberapa manfaat praktis dari penggunaan media
pembelajaran di dalam proses belajar mengajar sebagai berikut:
a. Media pembelajaran dapat memperjelas penyajian pesan dan informasi sehingga dapat
memperlancar dan meningkatkan proses dan hasil belajar
b. Media pembelajaran dapat meningkatkan dan mengarahkan perhatian anak sehingga
dapat menimbulkan motivasi belajar, interaksi yang lebih langsung antara siswa dan
lingkungannya dan kemungkinan siswa untuk belajar sendiri-sendiri sesuai dengan
kemampuan dan minatnya
c. Media pembelajaran dapat mengatasi keterbatasan indera, ruang, dan waktu
d. Media pembelajaran dapat memberikan kesamaan pengalaman kepada siswa tentang
peristiwa-peristiwa di lingkungan mereka, serta memungkinkan terjadinya interaksi
langsung dengan guru, masyarakat, dan lingkungannya.
Berdasarkan uraian diatas dapat dipahami bahwa media pembelajaran adalah alat bantu
apa saja yang dapat dijadikan sebagai penyalur pesan untuk memperoleh hasil pembelajaran
yang maksimal.
Seels dan Glasgow dalam Siti Fadhillah (2014) mengelompokkan media berdasarkan
perkembangan teknologi menjadi dua kategori luas yaitu pilihan media tradisional dan
pilihan media teknologi mutakhir.
a. Pilihan media tradisional
1)
Visual diam yang diproyeksikan, contoh : proyeksi opaque (tak tembus
pandang), proyeksi overhead, slides, film strips.
2)
Visual yang diproyeksikan, contoh : gambar, poster, foto, charts, grafik,
diagram, pameran, papan info
3)
Audio, contoh : rekaman piringan, pita, kaset, reel
4)
Penyajian Multimedia, contoh : slide plus suara (tape), multi image
5)
6)
keinginan dan minat yang baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar
dan bahkan membawa pengaruh psikologis terhadap siswa (Indra dkk, 2012).
Media PhysicsCircuit
1. Pembelajaran Sains Edutainment
Edutainment terdiri dari dua kata, yaitu education dan entertainment. Kata education
berarti pendidikan dan entertainment artinya hiburan. Dari segi bahasa edutainment
memiliki arti pendidikan yang menyenangkan. Sedangkan dari segi terminologi,
edutainment as form of entertainment that designed to be educational (Zuhal Okan,
2013). Jadi, pembelajaranedutainment bisa didefinisikan sebagai proses pembelajaran
yang didesain dengan memadukan antara muatan pendidikan dan hiburan secara
harmonis, sehingga aktivitas pembelajaran berlangsung dengan menyenangkan.Zuhal
Okan (2003) menyatakan bahwa pembelajaran edutainment (educationentertainment)
adalah pendekatan pembelajaran yang menghibur dan menyenangkan dan berupaya
mengajak siswa untuk menyenangi semua mata pelajaran. Tujuan dari pembelajaran
edutainment adalah untuk merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemauan belajar
peserta didik dengan melibatkan emosi mereka melalui media visual ataupun audiovisual
seperti video, computer ataupun gambar secara menyeluruh yang berisi animasi-animasi
dan warna yang hidup. Hal ini melibatkan sebuah pengajaran interaktif dan menyeluruh
sesuai dengan prinsip bahwa pembelajaran haruslah menyenangkan, sehingga memotivasi
siswa untuk belajar. Widiyatmoko (2010) menyatakan, untuk pembelajaran IPA,
pendekatan pembelajaran yang menghibur dan menyenangkan ini disebut dengan scienceedutainment.Salah satu media yang bisa digunakan dalm pembelajaran scienceedutainment adalah media permainan, terutama permainan yang mendidik.
Robert O'Halloran (2010) menyatakan, dengan menggunakan permainan yang
mendidik dapat membantu dalam penyampaian materi pelajaran, melatih keterampilan
menyimpulkan dan menciptakan lingkungan psikologi yang sehat di kelas, selain itu
penggunaan permainan dalam pembelajaran dapat membuat siswa merasa nyaman dan
menumbuhkan rasa senang. Penggunaan permainan dalam pembelajaran dapat menjadi
aset di kelas dan mengembangkan kemampuan siswa, sebagaimana yang dikemukakan
oleh Smith (2009: 483):educational card games can be an asset in the classroom,
stimulating active imaginations and enquiring minds through play.Selain itu, Febey &
Coyne (dalam Robert O'Halloran , 2010) menyatakan bahwa media permainan
merupakan media yang efektif membantu guru dalam meningkatkan motivasi beajar
siswa agar terciptanya pembelajaran yang bermakna. Berdasarkan hal tersebut dapat
dikatakan bahwa pengunaan media permainan dalam pembelajaran (edutainment) sangat
efektif untuk terciptanya pembelajaran yang menyenangkan sehingga meningkatkan
minat dan motivasi belajar siswa.
Menurut pendapat Sadiman, dkk (2011) penggunaan permainan dalam pembelajaran
mempunyai beberapa kelebihan, yaitu :
1) Permainan adalah sesuatu yang menyenangkan untuk dilakukan dan sesuatu yang
menghibur. Permainan menjadi menarik sebab di dalamnya ada unsur kompetisi dan
keragu-raguan karena kita tidak tahu sebelumnya siapa yang akan menang dan siapa
yang akn kalah
2) Permainan memungkinkan adanya partisipasi aktif dari siswaa dalam belajar. Seperti
yang kita ketahui bahwa belajar yang baik adalh belajar yang aktif. Permainan
mempuyai kemampuan untuk melibatkan siswa dalam proses belajar secara aktif.
Dalam kegiatan belajar yang menggunaknan media permainan, peranan guru tidak
kelihatan, tetapi interaksi anatar siswa menjadi lebih menonjol. Dimana dalam
permainan setiap siswa menjadi sumbr belajar bagi sesama mereka sedangkan peranan
guru hanya sebagai fasilitator.
3) Permainan dapat memberikan umpan balik langsung. Umpan balik langsung akan
memungkin proses belajar yang lebih afektif
4) Permainan dapat dengan mudah dibuat dan diperbanyak.
Adapun perbedaan antara monopoli biasa dengan physics circuit tertera pada Tabel
2.2 berikut :
Tabel 2. Perbedaan monopoli biasa dengan Physics Circuit
Aspek Pembeda
Modal awal
Monopoli Biasa
Uang-uangan
Papan monopoli
a.
b.
c.
d.
Pembelian
Physics Circuit
Lembaran berisi materi, soalsoal dan jawaban yang telah
disesuaikan dengan tujuan
pembelajaran
Terdiri
dari a. Kompleks-kompleks terdiri
kompleks
dari komplek A-L yang
Negara, bandara,
berisi soal-soal.
stasiun
terdapat
kartu b. Kartu kesempatan diganti
menjadi Kartu Smart yang
kesempatan
berisi informasi mengenai
materi yang dimainkan.
Informasi bisa menjadi
referensi dalm menjawab
pertanyaan.
terdapat
kartu c. Kartu dana umum diganti
dana umum
menjadi katu Eksis yang
berisi
motivasi
untuk
siswa,
terdapat penjara d. Penjara digaanti dengan
(jail),
kartu
ruang BK (Bimbingan
masuk penjara
Konseling), terdapat kartu
dan kartu bebeas
masuk BKdan kartu bebas
penjaara
BK
kompleks
Pemenang
uangan
ada di kartu kompleks soal
Yang
menguasai Yang
meguasai
banyak
banyak kommplek kompleks dan mempunyai
dan
mempunyai banyak point.
banyak uang
(diadopsi dari Purwanto, 2012dan Siti Fadilah, 2013)
Adapun kelebihan dari permainan physics circuit ini adalah proses pembuatannya
yang sederhana, tidak membutuhkan ruang yang besar untuk menyimpannya, mudah
dibawa dan dipindahkan, dibuat dengan penuh warna sehingga tidak membosankan,
dapat dimainkan lebih dari 5 orang anak dan mudah digunakan. Jika diterapkan dalam
pembelajaran fisika, media physics circuit
kelompok untuk menjawab pertanyaan yang disajikan dalam kartu komplek soal, selain
itu karena bersifat edutainment maka permainan physic circuit juga dapat memicu
keaktifan siswa dalam belajar, karena dalam proses pembelajaran siswa diajak untuk
bermain dalam meningatkan pengetahuannya sesuai dengan tujuan pembelajaran yang
telah ditentukan. Sedangkan kelemahan dari permainan ini adalah tidak dapat dimainkan
perorangan, untuk memainkannya dibutuhkan tempaat yang datar, dan hanya efektif
digunakan sebagai media pada materi yang berupa konsep (Susanto, 2011).
Menurut Purwanto (2012), permainan monopoli dapat dikembangkan sebagai media
pembelajaran dengan menggunakan penyesuaian terhadap aturan main serta dengan
modifikasi papan main monopoli sedemikian rupa dengan beberapa sisipan materi yang
menjadi tujuan pembelajaran. Agar dapat digunakan sebagai media pembelajaran fisika
yang bersifat edutainment maka peneliti memodifikasi monopoli menjadi permainan
physics circuit yang berisikan materi fisika tentang Alat Optik.
-
Motivasi Belajar
Motivasi berasal dari bahasa latin yaitu movere, yang berarti menggerakkan. Motivasi
mempunyai fungsi yang sangat penting dalam suatu kegiatan karena akan mempengaruhi
keberhasilan dari suatu kegiatan tersebut. Makin tinggi motivasi menyebabkan makin
berhasilnya suatu kegiatan yang dilakukan sehingga tercapainya tujuan dari kegiatan tersebut.
Motivasi belajar dapat timbul karena faktor intrinsik, berupa hasrat dan keinginan berhasil
dan dorongan kebutuhan belajar serta harapan akan cita-cita. Sedangkan faktor ekstrinsiknya
adalah adanya penghargaan,lingkungan belajar yang kondusif, dan kegiatan belajar yang
menarik. Kedua faktor tersebut disebabkan rangsangan tertentu sehingga seseorang
berkeinginan untuk melakukan aktifitas belajar yang lebih giat dan semangat (Hamzah B
Uno, 2008).
Menurut Mc. Donald (dalam Sardiman, 2011), motivasi adalah perubahan energi dalam
diri seseorang yang ditandai dengan munculnya feeling dandidahului dengan tanggapan
terhadap adanya tujuan. Dari pengertian yang dikemukakan Mc. Donald ini mengandung tiga
elemen penting, yaitu :
a. Bahwa motivasi ini mengawali terjadinya perubahan energi pada diri setiap individu
manusia. Perkembangan motivasi akan membawa beberapa perubahan energi didalam
sistem neurophysiological yang ada pada orgasme manusia. Karena menyangkut
perubahan energi manusia (walaupun motivasi itu muncul dari dalam diri manusia),
penampakannya akan menyangkut kegiatan fisik manusia.
b. Motivasi ditandai dengan munculnya rasa feeling, afeksi seseorang. Dalam hal ini
motivasi relevan dengan persoalan-persoalan kejiwaan, afeksi dan emosi yang dapat
menemukan tingkah-laku manusia.
c. Motivasi akan dirangsang karena adanya tujuan. Jadi motivasi dalam hal ini sebenarnya
merupakan respon dari suatu aksi, yakni tujuan. Motivasi memang muncul dari dalam diri
manusia, tetapi kemunculannya karena terangsang/terdorong oleh adanya unsur lain,
dalam hal ini adalah tujuan. Tujuan ini akan menyangkut soal kebutuhan.
Oemar Hamalik (2003) mengemukakan pada pokoknya motivasi pada diri seseorang
terdiri atas dua yakni motivasi intrinsik dan ekstrinsik. Motivasi intrinsik adalah motivasi
yang tercakup dalam situasi belajar yang bersumber dari kebutuhan tujuan-tujuan siswa
sendiri. Motivasi ini juga biasa disebut motivasi murni. Motivasi intrinsik hidup dalam diri
siswa dan berguna dalam situasi belajar yang fungsional. Sedangkan motivasi ekstrinsik
adalah motivasi yang disebabkan oleh faktor dari luar sehingga mendorong semangat siswa
untuk belajar, seperti angka, kredit, ijazah, hadiah, medali dan lainnya. Motivasi ekstrinsik
juga dapat berupa persaingan dan juga hukuman. Diantara kedua motivasi tersebut,
diharapkan siswa dapat mningkatkan motivasi instrinsik. Jansen (2008) mengemukakan
beberapa strategi yang bisa digunakan untuk memunculkan motivasi instriksik, diantaranya :
a. Berikan siswa control dan pilihan. Control atas pilihan meningkatkan kegairahan siswa
dalam proses pembelajaran, karena proses siswa dan guru sama banyak dalam kegiatan
pembelajaran. Dengan demikian para siswa bisa mengekpresikan diri mereka dan merasa
dihargai
b. Pastikan kurikulum dan metode guru memenuhi kebutuhan dan tujuan para siswa.
Gunakan
persahabatan,
mitra
dan
kerja
kelompok
untuk
mendorong
kesalingketergantungan. Siswa pada umumnya melakukan hal yang baik dalam satu
lingkaran ikatan social yang positif, dan mereka lebih termotivasi ketika belajar dengan
teman-teman dalam grup atau tim
c. Berikan siswa emosi yang positif, yaitu dengan cara memberikan cerita yang bersifat
mendorong, musik, perayaan, bermain peran dan debat. Hal ini untuk menciptakan
kesenangan belajar, dan juga berikan siswa emosi merasakan keberhasilan dengan pujian,
catatan bagus seta sertifikat. Ketika siswa sudah merasakan kesenangan dalam
keberhasilan maka mereka akan kembali bekerja untuk mendaatkan keberhasilan lagi.
d. Buat siswa menarik dengan topik yang akan diajarkan. Hal ini dilakukan dengan
membuat pelajaran menjadi menyenangkan, yaitu dengan memberikan cerita inspirasi,
tantangan, kuis dan sebagainya.
Didalam motivasi belajar terdapat beberapa indikator yang menjadi acuan tingkat
motivasi belajar. Menurut Hamzah B Uno (2008), ada beberapa indikator dari motivasi
belajar, yaitu :
a.
b.
c.
d.
e.
f.
menarik dalam belajar (variasi dalaam aktivitas belajar) dan lingkungan belajar yang
kondusif.
Menurut Uno (2008) ada beberapa peranan penting dari motivasi
dalam belajar danpembelajaran, antara lain:
a. Peran Motivasi dalam Menetukan Penguatan Belajar
Motivasi dapat berperan dalam penguatanbelajar apabila seorang
anak yang belajar dihadapkan pada suatu masalah yang memerlukan
pemecahan, dan hanya dapat dipecahkan berkat bantuan hal-hal yang
pernah dilaluinya.
b. Peranan Motivasi dalam Memperjelas Tujuan Belajar
Peran motivasi dalam memperjelas tujuan belajar erat kaitannya
dengan kemaknaan belajar. Anak akan tertarik untuk belajar sesuatu
jika yang dipelajarinya sedikitnya sudah dapat diketahui atau diminati
manfaatnya bagi anak.
c. Motivasi Menetukan Ketekunan Belajar
Seorang anak yang sudah termotivasi untuk belajar sesuatu, akan
berusaha mempelajarinya dengan baik dan tekun, dengan harapan
memperoleh hasil yang baik.
9) Bintik kuning, merupakan bagian dari retina yang berfngsi sebagai tempat
terbentuknya bayangan yang jelas.
10) Saraf mata, berfungsi untuk meneruskan ransangan bayangan dari retina ke otak.
b. Pembentukan bayangan pada mata normal
melihat dengan jelas benda-benda yang letaknya jauh. Untuk dapat melihat benda
yang letaknya dekat dengan jelas, penderita hipermetropi dibantu dengan
kacamata berlensa cembung (positif).
3) Presbiopi (Mata Tua)
Orang-orang yang sudah tua, biasanya daya akomodasinya sudah berkurang.
Penderita presbiopi tidak dapat melihat benda-benda yang letaknya dekat maupun
jauh. Untuk dapat melihat jauh dengan jelas dan untuk membaca pada jarak
normal, penderita presbiopi dapat ditolong dengan kaca mata berlesa rangkap,
yaitu lensa cekung untuk melihat benda jauh dan lensa cembung untuk melihat
benda dekat.
4) Astigmatisma
Astigmatisma adalah cacat mata dimana kelengkungan selaput bening atau
lensa mata tidak merata sehingga berkas sinar yang mengenai mata tidak dapat
terpusat dengan sempurna. Cacat mata astigmatisma tidak dapat membedakan
garis-garis tegak dengan garis-garis mendatar secara bersama-sama. Cacat mata
ini dapat ditolong dengan kaca mata berlensa silinder.
2. Kamera
Kamera dipakai manusia untuk merekam kejadian penting atau kejadian yang
menarik.Bagian-bagian kamera secara sederhana terdiri dari lensa cembung, film,
diafragma dan aperture, seperti pada Gambar 3 berikut :
Kamera
Lensa
Diafragma
Aperture
Film
Fungsi
Membentuk bayangan
Mengatur intensitas cahaya yang masuk
Mengatur banyaknya cahaya yang masuk
Menangkap bayangan
3. Mikroskop
Mikroskop adalah alat yang digunakan untuk melihat benda-benda kecil agar tampak
jelas dan besar. Mikroskop terdiri daro dua lensa cembung yaitu lensa objektif (yang
berada di dekat objek yang diamati) dan lensa okeler (lensa yang dekat dengan
pengamat).
a. Bagian bagian Miroskop
Berikut bagian-bagian mikroskop tampak pada Gambar 2.6.
Lensa objektif
Meja mikroskop
Cermin
Fungsi
Lensa yang dekat dengan mata pengamat. Lensa ini
berfungsi untuk membentuk bayangan maya, tegak, dan
diperbesar dari lensa objektif
Lensa ini berada dekat pada objek yang diamati, lensa
ini membentuk bayangan nyata, terbalik, dan diperbesar
Berfungsi sebagai tempat meletakkan objek yang akan
diamati
Berfungsi untuk menangkap dan memantulkan cahaya
f ob
dan 2
membentuk bayangan nyata, terbalik, dan diperbesar. Bayangan yang dibentuk lensa
objektif merupakan benda bagi lensa okuler. Lensa okuler berperan seperti lup yang
dapat digeser-geser sehingga mata dapat mengamati dengan cara berakomodasi atau
tidak berakomodasi. Bayangan akhir yang terbentuk pada lensa okuler bersifat maya,
terbalik dan diperbesar. Berikut gambar proses pembentukan bayangan pada
mikroskop :
[1]
M tot
S , ob Sn
1
S ob f ok
[2]
S , ob
S ob
Sn
f ok
[3]
Keterangan:
M
= Perbesaran bayangan (Kali)
Sob
= Jarak bayangan lensa objektif (cm)
Sob
= Jarak benda lensa objektif (cm)
Sn
= Titik dekat mata(cm)
3) Panjang mikroskop (d)
d s' ob s ok
[4]
Lup
Lup atau kaca pembesar merupakan alat optik yang paling sederhana yang berfungsi
untuk melihat benda-benda yang kecil.Lup terdiri dari sebuah lensa cembung.Prinsip
kerja lup yaitu benda harus diletakkan antara titik fokus dengan lensa (ruang I), agar
benda tampak lebih besar.Sinar-sinar istimewa lensa cembung :
a. Sinar datang sejajar sumbu utama akan dibiaskan melalui titik fokus lensa
b. Sinar datang melalui titik fokus dibiaskan sejajar sumbu utama
c. Sinar datang melalui pusat lensa akan diteruskan tanpa dibiaskan
Ada dua cara menggunakan lup yaitu dengan mata berakomudasi dan dengan mata tak
berakomudasi.
a. Proses
pembentukan
bayangan
pada
lup
dengan
mata
berakomudasi
Teropong
Teropong atau teleskop adalah alat optik yang digunakan untuk melihat benda-benda
yang jauh sehingga tampak lebih dekat dan jelas.
a. Bagian-bagian teropong
1) Lensa okuler
Lensa okuler adalah lensa cembung yang dekat dengan mata. Lensa okuler
membentuk bayangan maya dan lebih besar.
2) Lensa objektif
Lensa objektif adalah lensa cembung yang diarahkan ke benda angkasa yang akan
diamati. Lensa objektif membentuk bayangan nyata, terbalik dan lebih kecil.
Pengamatan menggunakan teropong dilakukan dengan mata tidak berakomodasi.
b. Prinsip Kerja Teropong
Objek benda yng diamati berada di tempat yang jauh tak terhingga. Berkas cahaya
datang berupa sinar-sinar yang sejajar. Lensa objektif berupa lensa cembung yang
membentuk bayangan yang bersifat nyata, diperkecil, dan terbalik berada pada titik
fokus.
c. Macam-Macam Teropong
1) Teropong Bintang
Teropong ini digunakan untuk mengamati benda benda langit seperti bintang, bulan,
planet-planet dan benda langit lainnya sehingga terlihat lebih jelas.
2) Teropong Bumi
Teropong ini digunakan untuk mengamati benda-benda di bumi yang sangat jauh
jaraknya dari pengamat sehingga terlihat lebih dekat dan jelas
3) Teropong Panggung
Teropong ini digunakan untuk melihat pertunjukkan yang ditampilkan diatas
panggung sehingga terlihat lebih jelas.
-
Periskop
Periskop merupakan teropong yang digunakan pada kapal selam. Periskop berfungsi
untuk melihat dan mengamati benda di permukaan laut tanpa memunculkan badan kapal
selam. Sebuah periskop tersusun dari lensa objektif (mengarah ke objek), lensa okuler
(dekat dengan mata pengamat), dan sepasang prisma siku-siku sama kaki.
Berkas sinar yang berasal dari benda yang diamati masuk ke lensa objektif,
kemudian dibiaskan menuju ke prisma pertama. Sinar dari prisma pertama dipantulkan
sempurna menuju prisma kedua, kemudian menuju ke lensa okuler. Sinar yang masuk ke
lensa ini dibiaskan menuju ke mata pengamat sehingga benda yang diamati terlihat
dengan jelas dari bawah permukaan laut.
Proyektor
Proyektor adalah alat optik yang digunakan untuk memproyeksikan gambar pada
sebidang layar.
a. Bagian bagian Proyektor
1) Lampu proyektor berfungsi untuk memancarkan cahaya
2) Cermin cekung berfungsi untuk mengumpulkan cahaya agar daya pancar sinar
proyektor lebih kuat
3) Kondensor berfungsi mengatur agar sinar jatuh ke slide merata keseluruh
permukaannya
4) Filter berfungsi untuk melindungi slide dari panas yang dihasilkan oleh lampu
proyektor
5) Lensa proyektor berfungsi sebagai pembalik
b. Prinsip Kerja Proyektor
Prinsip kerja proyektor adalah memancarkan sinar pada gambar tembus cahaya.
Selanjutnya sinar itu akan diteruskan pada lensa cembung sehingga terbentuk
bayangan nyata, lebih besar dan terbalik. Selanjutnya bayangan itu ditangkap oleh
layar. Untuk mengumpulkan dan memfokuskan cahaya pada gambar tembus cahaya
pada proyektor terdapat cermin cekung dan lensa kondensor yang terdiri dari satu
atau lebih lensa cembung. Agar bayangan gambar yang tampak di layar tidak
terbalik, slide diletakkan terbalik.
5. Penelitian Fajaria Desi Pritawati (2015) yang berjudul Efektifitas Model Pembelajaran
Kooperatif Tipe Teams Game Tournament (TGT) Dengan Media Permainan Monopoli
Pada Mata Pelajaran Ekonomi Materi Pokok Pasar Modal Untuk Meningkatkan hasil
Belajar Siswa Kelas XI IIS SMA N 11 Semarang, hasil penelitiannya menyatakan media
monopoli sangat efektif digunakan pada pembelajaran kooperatif tipe TGT untuk
meningkatkan motivasi belajar siswa, sehingga hasil belajar siswa menjadi meningkat.
6. Penelitian Siti Fadilah (2014) yang berjudul Penggunaan Media Permainan Monopoli
Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa pada Pokok Bahasan Struktur Atom dan
Sistem Periodik Unsur di Kelas IX SMA 3 Bengkalis, dari hasil penellitian diketui
bahwa peningkatan prestasi belajar siswa melalui penggunaan media permainan monopoli
beradadalam kategori tinggi dengan nilai N-gain sebesar 0,76.
Jadi berdasarkan pemaparan dari peneliti sebelumnya mengenai
pembelajaran TGT dan penggunaan media monopoli dalam pembelajaran,
maka penulis tertarik melakukan penelitian yang menyajikan konsep fisika
dengan
menerapkan
menggunakan media
model
pembelajaran
kooperatif
tipe
TGT
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMP N 34 Pekanbaru, pada semester genap tahun ajaran
2015/2016.Penelitian ini dilaksanakan selama 4 (bulan) bulan dari bulan Februari sampai
bulan Mei 2016.
B. Rancangan Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian Quasi Eksperimental Design, rancangan yang
digunakan adalah Nonequivalent Control Group Desain. Penelitian ini melibatkan dua kelas,
yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol. Pada kelas eksperiment diterapkan pembelajaran
model kooperatif tipe TGT menggunakan media Physics circuit, sedangkan dikelas kontrol
diterapkan pembelajaran menggunakan model kooperatif biasa. Di dalam rancangan ini,
penelitian diawali dengan pemberian angket motivasi awal (pretest) yang diberikan kepada
kedua kelas, kemudian diberi perlakuan (treatment). Penelitian kemudian diakhiri dengan
pemberian angket motivasi akhir (posttest) yang diberikan kepada masing-masing kelas.
Rancangan Nonequivalent Control Group Desainyang digunakan sebagai berikut :
Eksperiment
O1
Kontrol
O3
O2
O4
Nomor Butir
Deskriptor
Pernyataan
Positif Negatif
- Siswa gigih dalam menyelesaikan 1, 3, 5
2, 4, 6
tugas yang sulit
- Siswa
sungguh-sungguh
mengerjakan tugas
- Siswa sabar dalam menyelesaikan 7, 10
9, 8
tugas yang sulit
Pada penelitian ini akan digunakan teknik pengumpulan data berupa angket motivasi
hasil pretest dan posttet pada materi pokok alat optik. Pengisian angket dilakukan secara
individual di dalam kelas, siswa tidak boleh memperlihatkan atau bertanya kepada siswa lain
mengenai jawaban yang akan diberikannya untuk setiap pertanyaan dalam angket.
Adapun langkah-langkah pengumpulan data didalam penelitian ini ialah:
1. Melakukan observasi
2. Menentukan kelas eksperimen dan kelas control
3. Memberikan angket awal motivasi belajar fisika (pretest) pada kelas eksperiment dan
kontrol
4. Memberikan treatmentpada kelas eksperimen dengan menerapkan pembelajaraan
kooperatif tipe TGT menggunakan permainan Physics circuit
5. Memberikan angket akhir motivasi belajar fisika (posttest) pada kelas eksperiment dan
control
6. Menskor hasil motivasi dari angket yang diperoleh yang selanjutnya data tersebut
dianalisis dan dipersiapkan untuk membuat laporan penelitian.
TS
1
4
Kategori Skor
Sangat Tinggi
Tinggi
Sedang
Rendah
Sangat Rendah
[3.2]
Untuk melihat kategori nilai N Gain ternormalisasi dapat dilihat pada Tabel 3.4.
berikut :
Tabel 3.4. Nilai N Gain Ternormalisasi dan Kategori
Rata rata N-Gain ternormalisasi
0,70 N gain
0,30 N gain< 0,70
N gain< 0,30
Klasifikasi
Tinggi
Sedang
Rendah