Anda di halaman 1dari 8

0943-SALIB TANDA KASIH

Fragmen Jum'at Agung


Disusun oleh: Yung Darius
(Berdasarkan ide cerita Oki Hermawati)
Episode 1.
Suasana black-out.
Video Klip.
Si Pincang sedang ngamen. Tiba-tiba seorang pria memarahi dan mengusirnya.
001. Pria

: (Dengan wajah kesal dan marah) Hei..! Sudah berapa kali aku bilang.. jangan
ngamen di sini.. jangan ngamen di sini.. masih bandel juga.. dasar si pincang
tak tau diri..

002. Pincang

: Saya kan tidak minta.. kalau tuan berkenan.. silakan beri sedikit sedekah..

003. Pria

: E..eh.. makin kurang ajar kamu.. berani-beraninya kamu.. mau melawan ya..
mau melawan aku..?!

004. Pincang

: Saya.. saya..

005. Pria

: Apa..?! Mau cari-cari alasan lagi.. dasar pincang bawa sial.. gara-gara kamu..
kedaiku jadi sepi.. pengunjung takut mendekat.. ayo.. cepat minggat dari sini..
atau aku hajar kamu dengan tongkat.. (mengambil sebatang tongkat kayu
dan mengacungkannya ke arah si Pincang) ayo.. cepat pergi.. atau aku hajar
kakimu yang pincang itu.. (berusaha memukul kaki si Pincang).

006. Pincang

: Ampun tuan.. ampun.. ampun.. (sambil menghindar dan pergi tergopohgopoh).

Video Klip selesai.


Cahaya fade-in. Sayup-sayup musik mengalun melankolis.
Di pentas muncul si Pengemis dan si Buta yang meraba-raba kian kemari. Si Pincang masuk
dengan tergopoh-gopoh dan napas terengah-engah.
007. Pincang

: Sial.. betul-betul sial.. baru saja mulai.. sudah kena musibah.. hhhhh.. aku
merasa hidupku makin tak berguna saja...

008. Pengemis : Hei Pincang.. apa yang terjadi denganmu hah..? kenapa hari masih sepagi ini..
sudah mengeluh panjang pendek.. kau lihat aku.. biarpun cuma seorang
pengemis.. gak pernah tuh.. aku mengeluh seperti itu..
009. Pincang

: Tentu saja.. karena orang selalu menaruh belas kasihan pada pengemis seperti
kamu.. sebaliknya.. mereka mengejek dan mengolok-olok orang cacat seperti
aku..

010. Pengemis : Apa..?! Belas kasihan..?! Hei Pincang.. jangan sembarangan kamu bicara..
aku tidak pernah minta dibelas-kasihani.. aku memang pengemis.. tapi itu
profesi pilihanku.. kalau aku mau.. aku bisa.. jadi ahli Taurat atau Imam
Besar.. aku kan lulusan lembaga kitab ternama di Yerusalem.. tapi aku tidak
mau.. karena aku lebih suka hidup bebas seperti ini.. aku juga pernah ditawari
jadi raja..
011. Pincang

: Raja apaan..?! Raja pengemis..

012. Pengemis : E..eh.. jangan sembarangan ya..! kamu mau menghina aku ya.. mau menghina
profesi ku.. dasar pincang tak tau diri..! Manusia tak berguna..!
013. Pincang

: Aku memang manusia tidak berguna.. cuma jadi caci maki orang.. dianggap
manusia yang kena kutuk.. pembawa sial.. tapi.. aku tidak mau hidup
meminta-minta..

014. Pengemis : Hei Pincang.. memangnya ngamen itu bukan minta-minta ya..
015. Pincang

: Ngamen itu jual jasa hiburan.. beda sama kamu.. cuma ulurin tangan.. minta
belas kasihan orang..

016. Pengemis : (Menjadi emosi) Tutup mulutmu Pincang..!! Kamu mau cari gara-gara sama
aku ya..! Gak kenal ya.. siapa aku..! Dasar manusia bodoh..!!
017. Pincang

: Yah.. aku memang manusia bodoh.. seorang cacat yang tidak berguna.. apalah
aku ini jika dibandingkan dengan kamu.. lulusan lembaga kitab ternama di
Yerusalem..

018. Pengemis : Sudah tau.. kenapa gak menaruh hormat padaku.. malah mencoba-coba
menghinaku..!!
019. Pincang

: Aku tidak bermaksud..

020. Buta

: (Sambil meraba-raba kian kemari) Sudah.. sudah.. tidak usah diteruskan.. kita
ini sama-sama terhormat.. sama-sama pengusaha jasa.. si Pincang pengusaha
jasa hiburan alias ngamen.. kamu Peng.. pengusaha jasa penampungan uang
receh.. dan aku.. aku pengusaha jasa bidang kesehatan alias tukang pijit.. nah..
sebagai sesama pengusaha jasa.. gak usahlah kita saling menjatuhkan..

021. Pengemis : Habis.. si Pincang sih yang mulai duluan.. dia menghina profesiku..!
022. Buta

: Kenapa.. kamu harus merasa terhina.. memangnya profesimu itu kurang


terhormat.. jasa penampungan uang receh alias..

023. Pengemis : Ah.. sudah.. sudah.. tidak usah diteruskan..! Ujung-ujungnya.. kau pun sama
saja But.. maunya menghina aku juga..
024. Buta

: Lho.. kenapa kamu punya prasangka seperti itu.. aku tidak bermaksud
2

025. Pincang

026. Buta

menghinamu.. aku hanya mencoba menyadarkan kamu.. sesuai fakta yang


ada..
: Aku setuju denganmu But.. sekalipun aku sering dihina orang.. diejek orang..
diolok-olok karena tubuhku yang tidak sempurna.. aku gak pernah
tersinggung.. sebab aku sadar.. itu memang kenyataan yang harus aku terima..
aku bukan siapa-siapa.. aku cuma seorang cacat yang hina-dina..
: Nah.. itu baru betul.. menyadari kekurangan diri sendiri.. itu membuat kita
jadi rendah hati..

027. Pengemis : Ah.. sudahlah.. pada dasarnya kalian memang dengki padaku.. karena aku gak
seperti kalian.. manusia-manusia cacat tak berguna..
028. Buta

: Oke.. oke.. kita sudahi saja omongan tak bermanfaat ini.. lebih baik.. sekarang
kita pikirkan.. bagaimana caranya membuat hidup kita lebih baik.. apa kita
mau terus-terusan hidup menderita seperti ini.. bagaimana Peng.. apa kamu
punya ide..

029. Pengemis : Aha.. tentu saja aku punya sejuta ide.. aku ini manusia cerdas.. berpendidikan
tinggi.. gak seperti kalian..
030. Buta

: Kalau begitu.. tolong bagikan idemu itu pada kami..

031. Pengemis : Apa? Berbagi dengan kalian? Tidak bisaaaa.....!!


032. Buta

: Kenapa.. bukankah kita ini teman senasib seperjuangan..

033. Pengemis : Itu menurut kalian.. karena kalian hanya memanfaatkanku selama ini..
sekarang tidak lagi.. aku mau menikmati keberhasilanku sendiri.. silakan
kalian cari jalan kalian sendiri.. maaf.. aku harus pergi sekarang.. untuk
mewujudkan impianku.. hahahaha... (melangkah pergi dengan angkuh).
034. Pincang

: Peng.. Peng..!! (Pengemis terus melangkah tanpa menoleh dan keluar)


Sungguh keterlaluan si pengemis sombong itu.. dia betul-betul egois..

035. Buta

: Sudahlah Cang.. biarkan dia melakukan apa yang baik menurut dia.. lebih
baik kita pergi sekarang.. untuk melihat.. apakah masih ada harapan untuk
memperbaiki nasib kita..

036. Pincang

: Sejujurnya saja But.. aku merasa harapan itu sudah lama musnah..

Si Buta menggapai-gapai kian kemari. Si Pincang menghampirinya dan menaruh tangan si


Buta di bahunya. Mereka berdua berjalan keluar dengan susah payah.
Cahaya fade-out. Musik mengalun sedih.
Black-out.

Episode 2.
Cahaya di bagian paduan suara fade-in sementara intro musik paduan suara dimainkan.
Paduan Suara menyanyikan lagu yang menggambarkan pelayanan Tuhan Yesus dengan
melakukan berbagai mujizat seperti mencelikkan mata orang buta, mengusir setan,
menyembuhkan orang yang kerasukan setan, dan berbagai mujizat lainnya.
037. Padus

: "..................................".

Video Klip.
Menayangkan pelayanan Tuhan Yesus seperti yang digambarkan oleh paduan suara sepanjang
lagu dinyanyikan.
Cahaya fade-out. Black-out. Paduan suara kembali ke posisi semula.
Episode 3.
Cahaya fade-in. Sayup-sayup terdengar musik lembut di latar belakang.
Si Pincang dan si Buta masuk. Mereka kelihatan letih dan lesu. Sesaat kemudian Pengemis
masuk dengan tergesa-gesa dan tampak gembira.
038. Pincang

: Hai Peng.. bagaimana.. apa kau berhasil mewujudkan idemu itu..?

039. Pengemis : Alaaahh.. lupakan saja itu.. itu tidak penting lagi sekarang.. kalau aku mau..
tentu saja aku bisa mewujudkannya.. itu cuma soal kecil.. tapi sekarang.. ada
berita gembira yang lebih besar dari itu!
040. Pincang

: Berita gembiraaa..? Maksudmu..??

041. Pengemis : Aku mau membagikan kabar gembira tentang orang yang bernama Yesus!
042. Buta

: Yesus..?? Siapa itu Yesus..??

043. Pengemis : Dia itu seorang dukun sakti..


044. Buta

: Apa..?! Dukun sakti..?!

045. Pengemis : Ah.. tidak.. tidak.. mungkin aku salah.. maksudku.. mungkin seperti orang
pintar yang sakti..
046. Pincang

: Dari mana kamu tahu.. dia itu sakti..

047. Pengemis : Di kedai-kedai dan warung-warung tempat aku mengumpulkan uang receh..
orang-orang sedang ramai memperbincangkannya.. ada yang menyebutnya
Rabbi.. ada juga yang menyebut Guru.. ah.. entahlah.. Dia itu Rabbi atau
Guru.. atau mungkin juga semacam nabi begitu..
048. Pincang

: Lalu.. apa urusannya dengan kita..?

049. Buta

: Ya.. apa urusannya dengan kita..

050. Pengemis : Begini.. kalau kita bisa mendekatinya dan meminta sedikit saja kesaktiannya
itu.. pastilah hidup kita akan berubah..
051. Pincang

: Memangnya.. punya kesaktian apa dia..??

052. Pengemis : Aku dengar.. hanya dengan tanah dan ludahnya.. Ia bisa membuat orang yang
buta sejak lahir melihat kembali..
053. Buta

: Oyaa..! Berarti aku.. aku..

054. Pengemis : Pasti.. pasti itu.. kamu pasti bisa melihat kembali..
055. Pincang

: Dan aku.. apa dia bisa menyembuhkan kakiku yang pincang..

056. Pengemis : Hei Cang.. jangankan cuma kaki yang pincang.. aku dengar.. orang yang
puluhan tahun lumpuh dan cuma berbaring saja di tilam.. dengan sekali
perintah.. orang itu bisa berdiri dan berjalan sambil membawa tilamnya..
057. Pincang

: Luar biasaaa.. yang seperti inilah yang kita butuhkan untuk mengubah nasib
kita..

058. Pengemis : Bukan cuma itu saja.. dengan sekali hardik.. ia membuat setan yang
bersemayam dalam tubuh seseorang selama bertahun-tahun.. lari terbirit-birit
sambil minta ampun..
059. Buta

: Waw.. kamu betul Cang.. kita harus segera menemukan orang ini dan
memintanya menyembuhkan kita dan..

060. Pengemis : Dan membuat kita kaya raya.. aku dengar.. dia sanggup memberi makan lima
ribu orang.. berarti dia sangat kaya bukan..?
061. Pincang

: Ya.. ya.. pastilah dia seorang yang sangat kaya dan juga murah hati.. jadi..
pastilah dia mau menolong kita.. menyembuhkan kita dan membuat kita kaya
raya.. kita harus segera mendapatkannya..

062. Pengemis : Tapi.. (terdiam beberapa saat).


063. Buta

: Ada apa Peng..?

064. Pengemis : Kita pasti tidak mudah mendekatinya.. karena orang berbondong-bondong
mengikuti dan mengelilinginya.. pasti sangat sulit untuk bisa mencapai dia..
065. Pincang

: Hmm.. lalu.. bagaimana.. apa kamu punya ide untuk mendekatinya...

066. Pengemis : Oooo.. tentu saja.. tapi aku sedang memikirkannya..

067. Buta

: Kita ikuti saja terus.. kemanapun dia pergi.. begitu ada kesempatan.. kita
segera mendapatkannya untuk meminta pertolongannya..

068. Pincang

: Ya.. ya.. aku rasa itu ide yang baik.. kita harus tak putus-putusnya mengikuti
dan mengawasi kemanapun dia pergi.. bagaimana menurut kamu Peng..

069. Pengemis : Ya.. kalian lakukan saja cara kalian.. aku akan lakukan menurut caraku..
070. Pincang

: Maksudmu.. kau tidak akan pergi bersama-sama dengan kami..

071. Pengemis : Ah.. maaf sobat.. kalau aku pergi bersama kalian.. pastilah kalian akan
menjadi beban bagiku dan menghambat usahaku untuk mendekati Yesus.. itu
berarti akan membuat tambah lama usahaku untuk mengubah nasibku.. maaf..
aku harus pergi sekarang.. (bergegas keluar tanpa menoleh).
072. Pincang

: Huh.. dasar pengemis sombong dan egois.. dia selalu saja tak ingin berbagi
keberhasilan dengan kita..

073. Buta

: Sudahlah Cang.. dengan berbagi informasi tentang Yesus.. dia sudah berbuat
baik pada kita.. ayo.. lebih baik kita segera berangkat sekarang untuk
menemukan Yesus.. agar kita segera sembuh.. nasib kita bisa berubah dan
kita menjadi.. kaya rayaaa..

Si Buta segera melangkah pergi sambil meraba-raba kian kemari. Si Pincang mengambil
tangan si Buta dan meletakkan di bahunya. Sambil tuntunan keduanya melangkah keluar.
Cahaya fade-out. Musik yang agak riuh fade-in.
Musik fade-out. Black-out.
Episode 4.
Cahaya di bagian paduan suara fade-in bersamaan dengan intro musik paduan suara
dimainkan.
074. Padus

: "Via Dolorosa"

Video Klip.
Menayangkan adegan jalan salib Yesus menuju Golgota dan disalibkan sepanjang lagu
dinyanyikan paduan suara.
Video klip menggambarkan kegelapan meliputi alam semesta, gempa bumi, diakhiri dengan
terbelahnya tirai Bait Allah.
Cahaya fade-out. Musik gegap gempita. Paduan Suara kembali ke posisi semula.
Musik fade-out. Blackt-out.
Episode 5.
Cahaya gedung dinyalakan atau jika ingin mempertahankan suasana, cahaya gedung dapat
tetap dibiarkan padam, diganti dengan cahaya fade-in ke arah Pembawa Firman Tuhan.

075. Khotbah :

.................................

Cahaya fade-out. Black-out.


Episode 6.
Cahaya fade-in. Suasana suram. Musik menggambarkan suasana duka. Si Pincang dan si Buta
masuk dengan kelelahan.
076. Pincang

: Bagaimana kita bisa mendekatinya.. kalau kondisinya seperti itu.. sudah


berhari-hari bahkan berminggu-minggu kita terus mengikutinya.. tapi
kesempatan mendekatinya tak pernah datang.. aku betul-betul lelah dan habis
pengharapan.. rasanya tak mungkin lagi kita dapat mengubah nasib kita..

077. Buta

: Sabar Cang.. sabar... kita tidak boleh cepat putus asa.. kita harus terus
berusaha.. karena inilah satu-satunya harapan untuk mengubah nasib kita..

Si Pincang dan si Buta terduduk kelelahan dan akhirnya tertidur. Cahaya meredup hingga
setengah terang.
Video Klip menampilkan sosok iblis yang tengah menyeringai dengan suara yang parau
membuat si Pincang dan si Buta tampak gelisah dalam tidurnya.
078. Iblis

: (Suara parau dan berat) Dia sudah mati... dia sudah matiiii.. tak ada lagi
pengharapan.. tak ada lagi pengharapan.. dia sudah mati.. (suaranya
menggema) percuma kalian menaruh harap padanya.. dia tak akan bisa
menolong kalian.. dia sudah mati.. dia sudah mati.. (suaranya menggema
berkepanjangan dan menyeramkan).

Si Pincang dan si Buta terbangum dengan ketakutan. Video Klip seketika berakhir.
079. Pincang

: Siapa engkau..? Siapa yang kau maksudkan.. sudah mati..

Si Pengemis masuk dengan napas terengah-engah.


080. Pengemis : Celaka.. celaka.. ada kabar buruk.. kabar buruk..
081. Buta

: Ada apa Peng.. kenapa kamu seperti orang yang habis diuber setan.. coba
tenang dulu.. kabar buruk apa..?

082. Pengemis : Dia sudah mati.. dia sudah mati..


083. Pincang

: Siapa..?!

084. Pengemis : Yesus..


085. Pincang dan
Buta
: Yesus..??!

086. Pengemis : Ya.. orang-orang bilang.. Yesus telah mati disalib.. dia telah mati.. dia telah
matiii... tamatlah harapan kita... (mulai menangis).
087. Pincang

: Betulkah dia sudah mati.. lalu bagaimana nasib kita selanjutnya.. bagaimana
dengan harapan kita untuk sembuh.. menjadi kaya.. sukses.. oooo.. musnah
sudah semua harapan... (terduduk lemas dan mulai menangis juga).

088. Buta

: Tenang dulu.. tenang.. jangan panik begitu.. kita coba cari tau dulu.. apa yang
sebetulnya terjadi.. mengapa dia harus disalib dan mati.. bukankah dia telah
menyembuhkan banyak orang dan melakukan kebaikan untuk banyak orang..
mengapa dia harus disalib.. sebaiknya kita pergi cari tau..

089. Pincang

: Baiklah.. mari kita pergi melihat.. apa yang sesungguhnya terjadi..

Si Pincang dan si Buta berjalan keluar dengan lunglai. Pengemis pun mengikuti dengan
langkah tertatih-tatih.
Cahaya fade-out. Musik bernada sedih fade-in.
Musik fade-out. Black-out.

SELESAI
Kunciran, 10 Maret 2015 Pk 20:48
Yung Darius.
deyung@yahoo.com
yungdarius.blogdrive.com
palka..blogdrive.com

Anda mungkin juga menyukai