Anda di halaman 1dari 19

2013 014 | XI MIPA-1

GELOMBANG

PEMBAHASAN
Gelombang adalah getaran yang merambat. Bentuk ideal dari suatu
gelombang akan mengikuti gerak sinusoide. Selain radiasi elektromagnetik,
dan mungkin radiasi gravitasional, yang bisa berjalan lewat ruang hampa
udara, gelombang juga terdapat pada medium (yang karena perubahan
bentuk dapat menghasilkan gaya pegas) di mana mereka dapat berjalan dan
dapat

memindahkan

energi

dari

satu

tempat

kepada

lain

tanpa

mengakibatkan partikel medium berpindah secara permanen


Jenis gelombang
Pada penjelasan di atas, telah disebutkan beberapa contoh gelombang
yang kita temui dalam kehidupan sehari-hari. Walaupun terdapat banyak
contoh gelombang dalam kehidupan kita, secara umum hanya terdapat dua
jenis gelombang saja, yakni gelombang mekanik dan gelombang
elektromagnetik. Pembagian jenis gelombang ini didasarkan pada medium
perambatan gelombang.
1. Gelombang mekanik, yaitu gelombang yang perantaranya butuh medium.
Misalnya: gelombang air, gelombang bunyi, gelombang slinki, gelombang
bunyi, gelombang permukaan air, dan gelombang pada tali.
2. Gelombang elektromagnetik, yaitu gelombang yang perambatannya tidak
memerlukan medium. Misalnya gelombang cahaya, cahaya, sinar ultra
violet, infra merah, gelombang radar, gelombang radio, gelombang TV,
sinar X, dan sinar gamma ()
Sedangkan berdasarkan arah rambatan dan getarannya, dibagi menjadi
dua, yaitu gelombang transversal dan longitudinal.
1)

Gelombang transversal, yaitu gelombang yang arah rambatannya

tegak lurus dengan arah getarannya. Contoh gelombang transversal adalah


gelombang tali. Ketika kita menggerakan tali naik turun, tampak bahwa tali

GELOMBANG

bergerak naik turun dalam arah tegak lurus dengan arah gerak gelombang.
Perhatikan Gambar 1.1.

Gambar 1.1. Gelombang transversal pada tali


Ketika kita menggerakan tali naik turun, tampak bahwa tali bergerak
naik turun dalam arah tegak lurus dengan arah gerak gelombang. Bentuk
gelombang transversal tampak seperti pada Gambar 1.2.

Gambar 1.2. Bentuk gelombang Tranversal pada tali


Pada Gambar 1.2, tampak bahwa gelombang merambat ke kanan pada
bidang horisontal, sedangkan arah getaran naik-turun pada bidang
vertikal. Garis putus-putus yang digambarkan di tengah sepanjang arah
rambat gelombang menyatakan posisi setimbang medium (misalnya tali
atau air). Titik tertinggi gelombang disebut puncak sedangkan titik
terendah disebut lembah. Amplitudo adalah ketinggian maksimum
puncak atau kedalaman maksimum lembah, diukur dari posisi setimbang.
Jarak dari dua titik yang sama dan berurutan pada gelombang disebut

GELOMBANG

panjang

gelombang

(disebut

lambda

huruf

Yunani).

Panjang

gelombang juga bisa juga dianggap sebagai jarak dari puncak ke puncak
atau jarak dari lembah ke lembah.
2)

Gelombang longitudinal, yaitu gelombang yang arah rambatannya

sejajar dengan arah getarannya (misalnya gelombang slinki). Gelombang


yang terjadi pada slinki yang digetarkan, searah dengan membujurnya
slinki berupa rapatan dan regangan. Jarak dua rapatan yang berdekatan
atau dua regangan yang berdekatan disebut satu gelombang.
Contoh: getaran sinar gitar yang dipetik, getaran tali yang digoyanggoyangkan pada salah satu ujungnya. Perhatikan Gambar 1.3.

Gambar 1.3. Gelombang Longitudinal pada slinki


Pada Gambar 1.3, tampak bahwa arah getaran sejajar dengan arah
rambatan gelombang. Serangkaian rapatan dan regangan merambat
sepanjang pegas. Rapatan merupakan daerah di mana kumparan pegas
saling mendekat, sedangkan regangan merupakan daerah di mana
kumparan pegas saling menjahui. Jika gelombang tranversal memiliki pola
berupa puncak dan lembah, maka gelombang longitudinal terdiri dari pola
rapatan dan regangan. Panjang gelombang adalah jarak antara rapatan
yang berurutan atau regangan yang berurutan. Yang dimaksudkan di sini
adalah jarak dari dua titik yang sama dan berurutan pada rapatan atau
regangan.

GELOMBANG

Salah satu contoh gelombang logitudinal adalah gelombang suara di


udara. Udara sebagai medium perambatan gelombang suara, merapat
dan meregang sepanjang arah rambat gelombang udara.

1. Gelombang Berjalan
Jika ujung salah satu tali kita ikatkan pada beban yang tergantung
pada pegas vertikal, dan pegas kita getarkan naik turun,maka getaran
pegas akan merambat pada tali seperti ditunjukkan pada Gambar 1.6. Jika
Anda

mengamati

secara

seksama,

maka

amplitudo

(simpangan

maksimum) dari gelombang yang merambat pada tali selalu tetap (tidak
berubah). Gelombang merambat yang selalu memiliki amplitudo tetap
digolongkan sebagai gelombang berjalan.

Gambar.1.6.

Gelombang

berjalan

ke Gambar.1.7.

Gelombang

kanan dengan titik asal getaran adalah berjalan ke kanan dengan


titik O.

cepat rambat v.

Ada juga gelombang merambat yang amplitudonya selalu berubah


(dalam kisaran nol sampai nilai maksimum tertentu). Gelombang
merambat seperti ini disebut gelombang stasioner. Kita awali dengan
terlebih dahulu menentukan persamaan gelombang berjalan.
Persamaan gelombang berjalan
Gelombang berjalan memiliki sifat pada setiap titik yang dilalui akan
memiliki amplitudo yang sama. Perhatikan gelombang berjalan dari
sumber P ke titik Q yang berjarak X pada Gambar 1.8. Bagaimana
menentukan

simpangan

pada

titik

P?

Simpangan

tersebut

dapat

GELOMBANG

ditentukan dari simpangan getarannya dengan menggunakan waktu


perjalanannya

Gambar 1.8. Gelombang berjalan dari P ke Q


Dari titik P merambat getaran yang amplitudonya A, periodenya T dan
cepat rambat getarannya v. Bila titik P telah bergetar t detik,
simpangannya :
yp = A sin t = A sin (2 t/T)
Dari P ke Q yang jaraknya X getaran memerlukan v/x detik, jadi ketika P
telah bergetar t detik, titik Q baru bergetar (t x/v) detik. Simpangan Q
saat itu :
yQ = A Sin
Jadi, persamaan gelombang berjalan adalah :
y = A sin 2
y = A sin
y = A sin (t kx) ................................1.3

dengan :
= panjang gelombang (m)
T = periode gelombang (s)
= frekuensi sudut
k = bilangan gelombang

1.2

GELOMBANG

2. Gelombang Statisioner
Gelombang

stasioner

adalah

gelombang

hasil

superposisi

dua

gelombang berjalan yang : amplitudo sama, frekuensi sama dan arah


berlawanan.
A. Gelombang Stationer pada ujung bebas
Salah satu contoh gelombang stationer adalah gelombang tali yang
ujung satunya digetarkan dan ujung lain bebas. Gelombang stationer
ujung bebas juga terbentuk dari dua gelombang berjalan yaitu
gelombang datang dan gelombang pantul. Perhatikan Gambar 1.10.

Gambar 1.10. Gelombang stationer ujung bebas


gelombang datang dan gelombang pantul di ujung bebas adalah 0, jadi
= 0. Ini berarti bahwa fase gelombang datang sama dengan fase
gelombang pantul. Perhatikan Gambar 1.11:

GELOMBANG

Gambar 1.11
Pemantulan pada ujung bebas menghasilkan pulsa pantul sefase
dengan pulsa datangnya. Dengan demikian jika gelombang datang yang
merambat ke kanan dapat dinyatakan dengan y1 = A sin (kx - t), maka
gelombang pantul yang merambat ke kiri tetapi sefase dinyatakan
dengan :
y2 =

A sin (-kx - t)

....

Sefase

pemantulan terhadap x = 0

Dengan menggunakan sifat trigonometri sin (-) = -sin , dapat ditulis:


y2 = -A sin (kx - t)
Hasil superposisi gelombang datang, y1, dan gelombang pantul, y2,
menghasilkan gelombang stasioner, y, dengan persamaan:
y = y 1 + y2
= A sin (kx - t) A sin (kx + t)
y = A [sin (kx - t) sin (kx + t)]
mengingat sin A sin B = 2 cos
maka
y = A 2 cos
atau dengan
y = 2 A cos kx sin t ..........................................1.9

GELOMBANG

y = As sin t ......................................................1.10
As = 2 A cos kx ..................................................1.11
B. Gelombang Stationer pada ujung tetap
Di titik pantul yang tetap gelombang datang dan gelombang pantul
berselisih fase 1/2 atau gelombang pantul berlawanan dengan phase
gelombang datang = 1/2. Perhatikan gambar 1.12.

Gambar 1.13 Gelombang stasioner ujung terikat


Ketika Anda mengirim pulsa transversal dari O ke ujung tetap B, maka
setibanya pulsa di ujung tetap B, pulsa akan dipantulkan dan dibalik
(Gambar 1.13). Hal yang sama terjadi jika Anda mengirim gelombang
harmonik dari O ke ujung tetap B. Anda telah mengetahui bahwa
gelombang datang yang merambat ke kanan dapat dinyatakan oleh y 1= A
sin (kx -t). Sedangkan gelombang pantul yang merambat ke kiri dan
dibalik (berlawanan fase) dapat dinyatakan dengan:

Y2 = -A sin(

-kx

- t) y2 = A sin (kx
+t)

Berlawanan fase Berlawanan terhadap x = 0

10

GELOMBANG

Hasil superposisi antara gelombang datang, y1, dan gelombang datang


y2 menghasilkan gelombang stasioner. Pola gelombang stasioner
addalah adanya simpul-simpul dan perut perut pada titik-titik tertentu.
Bagaimanakah persamaan simpangan pada titik sembarang P yang
terletak sejauh x dari titik tetap B (lihat gambar 1.13a)? Pada titik P,
gelombang datang y, bertindihan dengan gelombang pantul y 2.. Sesuai
dengan prinsip superposisi, simpangan titik sembarang P, diberi notasi y,
adalah resultan dari y1 dan yx.
y = y1 + y2 = A sin (kx - t) + A sin (kx + t)
y = A[ sin (kx - t) + A sin (kx +t)]
Mengingat
sin A + sin B = 2 sin
y = A x 2 sin

(A + B) cos

(kx - t) + kx + t ) cos

( A B), maka
[ (kx - t) ( kx + t )]

y = 2 A sin kx cos t
(1.12)
Atau y = As cos t
(1.13)
Dengan As = 2 A sin kx
(1.14)
Keterangan:
y = simpangan partikel pada gelombang stasioner oleh ujung tetap; A =
amplitudo gelombang berjalan; As= amplitude gelombang stasioner; x =
jarak partikel dari ujung tetap.

Efek Dopler
Fenomena perubahan frekuensi karena pengaruh gerak relatif antara
sumber bunyi dan pendengar, pertama kali diamati oleh Christian
Doppler. Jika antara sumber bunyi dan pendengar tidak ada gerakan
relatif, maka frekuensi sumber bunyi dan frekuensi bunyi yang didengar
oleh seseorang adalah sama. Namun, jika antara sumber bunyi dan si
pendengar ada gerak relatif, ternyata antara frekuensi sumber bunyi dan
frekuensi bunyi yang didengar tidaklah sama. Suatu contoh, misalnya

11

GELOMBANG

ketika Anda naik bis dan berpapasan dengan bis lain yang sedang
membunyikan klakson, maka akan terdengar suara yang lebih tinggi,
berarti frekuensinya lebih besar dan sebaliknya ketika bis menjauhi anda,
bunyi klakson terdengar lebih rendah, karena frekuensi bunyi yang
didengar berkurang. Peristiwa ini dinamakan Efek Doppler.
Jadi, Effek Doppler adalah peristiwa berubahnya harga frekuensi bunyi
yang diterima oleh pendengar (P) dari frekuensi suatu sumber bunyi (S)
apabila terjadi gerakan relatif antara P dan S. Oleh Doppler dirumuskan
sebagai :

.........................................................(3.16)
Dengan :
fP adalah frekuensi yang didengar oleh pendengar.
fS adalah frekuensi yang dipancarkan oleh sumber bunyi.
vP adalah kecepatan pendengar.
vS adalah kecepatan sumber bunyi.
v adalah kecepatan bunyi di udara.
Tanda + untuk vP dipakai bila pendengar bergerak mendekati sumber
bunyi.
Tanda - untuk vP dipakai bila pendengar bergerak menjauhi sumber bunyi.
Tanda + untuk vS dipakai bila sumber bunyi bergerak menjauhi
pendengar.

12

GELOMBANG

Tanda - untuk vS dipakai bila sumber bunyi bergerak mendekati


pendengar.

Sifat Sifat Gelombang


Pada pembahasan ini kita akan mempelajari sifat sifat gelombang
yang meliputi pemantulan, pembiasan, disperse, interferensi, difraksi dan
polarisasi.
a. Pemantulan Gelombang (Refleksi Gelombang)
Pemantulan gelombang pada tangki riak, pada pemantulan ini
diperoleh gelombang lingkaran yang pusatnya adalah sumber gelombang
S. Gelombang pantul yang dihasilkan oleh bidang lurus juga berupa
gelombang lingkaran S sebagai pusat lingkaran. Jarak S ke bidang pantul
sama

dengan

jarak

ke

bidang

pantul.

Menurut Hukum Snellius, gelombang dating, gelombang pantul, dan garis


normal berada pada satu bidang dan sudut dating akan sama dengan
sudut pantul, seperti tampak pada gambar berikut:
Untuk gelombang dua atau tiga dimensi seperti gelombang air, kita
mengenal dengan istilah sinar gelombang dan muka gelombang.
Muka Gelombang
Muka

gelombang

(Front

wave)

didefinisikan

sebagai

tempat

kedududkan titik titik yang memiliki fase yang sama pada gelombang,
pada gambar di samping ini menunjukkan lingkaran lingkaran tersebut
merupakan muka gelombang. Jarak antara muka gelombang yang
berdekatan sama dengan satu gelombang (). Sinar gelombang adalah
garis yang ditarik dengan arah tegak lurus terhadap muka gelombang

13

GELOMBANG

Bila gelombang melingkar merambat terus kesegala arah maka pada


jarak yang jauh dari sumber gelombang, kita akan melihat muka
gelombang yang hamper lurus, seperti halnya gelombang air laut yang
sampai dipantai. Muka gelombang yang seperti ini disebut sebagai muka
gelombang bidang.
b. Pembiasan Gelombang (Refraksi Gelombang)
Pada pemantulan gelombang, gelombang yang tiba di batas medium
akan dipantulkan ke arah semula. Pada pembiasan, gelombang yang
mengenai bidang batas antara dua medium, sebagian akan dipantulkan
dan sebagian lagi akan diteruskan atau dibiaskan. Gelombang yang
dibiaskan ini akan mengalami pembelokan arah dari arah semula
tergantung

pada

mediumnya.

Pada medium kedua, cepat rambat gelombang mengalami perubahan dan


perubahan ini pun tergantung pada mediumnya. Dengan kata lain,
pembiasan gelombang adalah pembelokan arah lintasan gelombang
etelah melewati bidang batas antara dua medium yang berbeda.
Secara umum sifat sifat gelombang adalah:
1) Dapat mengalami pemantulan atau refleksi;
2) Dapat mengalami pembiasan atau refraksi;
3) Dapat mengalami superposisi atau interferensi;
4) Dapat mengalami lenturan atau difraksi, dan;
5) Dapat mengalami pengutuban atau polarisasi.
c. Interferensi Gelombang
Dua gelombang disebut .sefase. jika kedua gelombang tersebut
memiliki frekuensi sama dan pada setiap saat yang sama memiliki arah
simpangan yang sama pula. Adapun dua gelombang disebut berlawanan
fase, jika kedua gelombang tersebut memiliki frekuensi sama, dan pada
setiap seal yang sama memiliki arah simpangan yang berlawanan.

14

GELOMBANG

Untuk mengamati interterensi dari dua buah gelombang dapat digunakan


sebuah tangki rink (ripple tank). Pertemuan kedua gelombang akan
mengalami

interferensi..lika

pertemunan

kedua

gelombang

saling

menguatkan, disebut interf reusi maksimum atau interferensi konstruktif.


Peristiwa ini terjadi jika pada titik pertemuan tersebut kedua gelombang
sefase. Akan tetapi, jika pertemuan gelombang saling melemahkan,
disebut interferensi minimum atau interferensi destruktif. Peristiwa ini
terjadi

jika

pada

titik

pertemuan

tersebut

kedua

gelombangnya

berlawanan fase.
d. Difraksi gelombang
Peristiwa difraksi atau lenturan dapat terjadi jika sebuah gelombang
melewati sebuah penghalang atau melewati sebuah celah sempit. Pada
suatu medium yang serba sama, gelombang akan merambat lurus. Akan
tetapi, jika pada medium tersebut gelomhang terhalangi, bentuk dan arah
perambatannya

dapat

berubah.

Perhatikan Gambar diatas. Sebuah gelombang pada permukaan air


merambat lurus. Kernudian, gelombang tersebut terhalang oleh sebuah
penghalang yang memiliki sebuah celah sempit. Gelombang akan
merambat melewati celah sempit tersebut. Celah sempit seolah-olah
merupakan sumber gelomhang baru. Oleh karena itu. setelah melewati
celah sempit gelombang akan merambat membentuk Imgkaran-lingkaran
dengan celah sempit tersebut sebagai pusatnya.
e. Dispersi Gelombang
Perubahan bentuk gelombang ketika melewati suatu medium disebut
disperse

gelombang.

Gelombang longitudinal, seperti gelombang bunyi, kecil sekali mengalami


disperse atau bahkan tidak sama sekali. Sifat inilah yang digunakan
dalam pencitraan dengan mengunakan USG (Ultra Sonografi).

15

GELOMBANG

Gelombang

cahaya

mengalami

disperse.

Dengan

sifat

disperse

gelombang cahaya pada prisma, kita dapat menentukan lebar spektrum


matahari. Misalkan cahaya polikromatik (cahaya matahari) dilewatkan
pada prisma dengan indeks bias n2 dalam medium berindeks bias n1, dan
sudut pembias seperti pada gambar dibawah ini.
Besar sudut yang dibentuk antara sinar yang masuk ke prisma dan
yang keluar prisma disebutsudut deviasi, yang besarnya dapat ditulis
sebagai berikut:
D=i+r-
Keterangan:
= sudut pembias prisma
i = besar sudut cahaya dating ke prisma
r = besar sudut cahaya saat meninggalkan prisma
Dengan menggunaka hukum Snellius, kita dapat menghitung sudut
deviasi minimum sebagai berikut:
Dm=2i-
Bila sudut pembias lebih besar dari 150 ( > 150) besar sudut deviasi
minimum n1 sin ((Dm+ ))/2= n_2 sin(/2)
Bila sudut pembias lebih kecil dari 150 ( < 150) maka
Dm =(n2/n1 1)
Keterangan:
n1 = indeks bias medium di sekitar prisma, bila udara n = 1
n2 = indeks bias prisma
Dm = sudut deviasi minimum (derajat)

16

GELOMBANG

Sudut Dispersi
Bila cahaya putih (polikromatik) atau cahaya matahari melewati suatu
prisma maka cahaya yang keluar dari prisma berupa spektrum cahaya
matahari yang terdiri atas warna merah, jingga, kuning, hijau, biru, nilla,
dan ungu. Penguraian warna polikromatik menjadi warna monokromatik
yang disebabkan oleh perbedaan cepat rambat dari masing masing
warna disebut dengan disperse. Setiap warna cahaya memiliki sududt
deviasi

minimum

masing

masing.

Selisih deviasi warna ungu dengan warna merah disebut sudut dispersi.
Jadi, lebar sudut disperse atau lebar spectrum matahari dapat dinyatakan
sebagai berikut:
= (n- 1) (nm- 1) atau
= (n- nm )
Dengan:
n = indeks bias sinar ungu
nm = indeks bias sinar merah
= sudut disperse
= sudut pembias prisma
f. Polarisasi Gelombang
Gelombang

yang

hanya

merambat

pada

satu

bidang

disebut

gelombang terpolarisasi linier, sedangkan gelombang yang merambat


tidak pada satu bidang disebut gelombang takterpolarisasi.
Gelombang terpolarisasi linier pada arah vertical
(b) Gelombang terpolarisasi linier pada arah horizontal
(c) Gelombang takterpolarisasi

17

GELOMBANG

Gelombang cahaya terpolarisasi adalah gelombang cahaya yang


getarannya hanya dalam satu bidang, proses untuk mengubah cahaya
takterpolarisasi menjadi cahaya terpolarisasi dikenal sebagai polarisasi.

18

GELOMBANG

Contoh Soal & Pembahasan


Sebuah gelombang berjalan pada sebuah tali memenuhi persamaan
simpangan y = 2 Sin (10t (x/25)) dimana y dan x masing-masing
dalam cm dan t dalam sekon. Tentukan berap kecepatan rambat
gelombang tersebut?
y = 2 Sin (10t (x/25))
kalau kita bentuk dalam persamaan y = 2 Sin (t kx) akan menjadi y
= 2 Sin (10t (x/25)) > y = 2 Sin (t kx) dari kedua persamaan
di atas didapat = 10 (diketahui = 2f)
2f = 10
2f = 10
f = 5 Hz
kx = x/25
k = /25 (k = 2/)
2/ = /25
2/ = 1/25
= 50 cm = 0,5 m
v = .f = 0,5 x 5 = 2,5 m/s

Seutas dawai mempunyai panjang 0,6 meter. Jika tegangan dawai


diatur sedemikian sehingga kecepatan gelombangnya 120 m/s, maka
frekuensi dasarnya adalah .
Pembahasan :
Diketahui :
Panjang dawai (L) = 0,6 meter
Kelajuan gelombang (v) = 120 m/s.
Ditanya :
Frekuensi dasar (f1) ?
Jawab :
Rumus frekuensi dasar (f1) gelombang stasioner atau gelombang
berdiri di mana kedua ujung dawai terikat :

19

GELOMBANG

f1 = v / 2L
Frekuensi dasar (f1) gelombang adalah :
f1 = 120 / (2)(0,6) = 120 / 1,2 = 100 hz

Anda mungkin juga menyukai