Anda di halaman 1dari 20

ANATOMI FISIOLOGI TUBUH MANUSIA

Resume
disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Anatomi Fisiologi Tubuh Manusia
yang diampu oleh
Dra. Soesy Asiah Soesilawaty, MS

Oleh :
Kelompok 7
Fitri Agustiani Azis

1300247

Rizkiani Nurrochmah

1304724

Sarip Hidayat

1301672

DEPARTEMEN PENDIDIKAN BIOLOGI


FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
BANDUNG
2016

Sarip Hidayat

ATOM, Semua zat yang berada di alam ini terdiri dari elemen-elemen yaitu zat yang tidak
bias dibagi-bagi Lagi melalui reaksi kimia biasa. Atom terdiri dari inti dan electron dalam inti
terdapat proton yang bermuatan posistif dan neutron tidak bermuatan,electron mengelilingi
ini dan bermuatan negative. Ada tiga jenis ikatan kimia ikatan ionic gaya tari menarik antara
ion yang berbeda muatan, ikatan kovalen merupakan ikatan kimia yang kuat biasanya
terdapat pada organisme organisme dan ada ikatan kovalen polar di dalam ikatan kovalen,dan
ketiga ikatan hydrogen atom hidrogrn yang bermuatan positif akan tertarik oleh atom oksigen
yang bermuatan negative.
Larutan, suatu zat akan larut dalam air bila terjadi daya Tarik listrik antara molekul zat
tersebutdengan molekul air, dan lemak dapat larut dalam bagian central dari micelle yang non
polar. Konsep dari suatu zat yang terlarut bias dinyatakan dalam gram/liter, dalam tubuh
terdapat system buffer yang berfungsi menahan perubahan pH secara drastic.
METABOLISME, di dalam tubuh selalu terjadi reaksi kimia Rreaksi-reaksi kimia tersebut
di bagi menjadi dua bagian yaitu, anabolisme dan katabolisme
Anabolisme merupakan suatu reaksi sintetis yang menyatukan beberapa molekul kecil
menjadi molekul besar sedangan katabolisme ialah suatu reaksi dekomposisi (pemecahan)
yang memecahkan molekul.
SENYAWA KIMIA DALAM TUBUH, di dalam tubuh kita terdapat berbagai macam
senyawa kimia yang di bagi menjadi senyawa anorganik dan organic
Anorganik terdiri dari air,garam-garam,asam-asam dan basa, sedangkan senyawa kimia
organic terdiri dari atom C,H,O dan kadang N dan S. dan terdiri dari senyawa
karbohidrat,lemak,protein,dan asam nukleat.
Karbohidrat memiliki fungsi yang penting untuk memenuhi energy untuk sel-sel tubuh,
karbohidrat terdiri dari monosakarida penyuplai energy utama tubuh dan terdiri dari tiga
sampai tujuh atom C, kemudian ada disakarida terdiri dari dua monosakarida dan ketiga ada
polisakarida yang terdiri dari banyak monosakarida.
Lemak memiliki fungsi sebagai cadangan makan bagi tubuh,yang terdiri dari atom-atom
hydrogen karbon dan sedikit atom oksigen,atom ini berbentuk ikatan non polar sehingga
tidak larut dalam air, lemak di bagi menjadi empat kelas yaitu trigliserida, yang terdiri dari
satu molekul gliseroldan terikat dengan tiga asam lemak, kemudian phospholipid yang
memiliki struktur seperti lemak netral hanya pada atom karbon ketiga dari gliserol tidak
terikat asam lemaktapi terikat satu senyawa phosphate dan nitrogen, dan yang ketiga Sterol
memiliki struktur dasar yang terdiri dari empat cincin karbon, dan keempat Lipoprotein
merupakan molekul-molekul lemak non polar yang di selubungi oleh mantel protein.

Protein, terdiri dari atom C,H,O,N kadang S ,merupakan molekul raksasa yang terdiri dari
subunit-subunit yang disebut asam amino.
Ikatan Peptida, merupakan ikatan yang terbentuk ketika atom karbon pada gugus karboksil
suatu molekul berbagi elektron dengan atom nitrogen pada gugus amina molekul
lainnya. ikatan peptida hanya terdapat pada protein.
Denaturasi yaitu perubahan struktur protein terutama struktur sekunder tersier dan
quartenernya .
Asam Nukleat merupakan polimer dari subunit-subunit dari nukleotida setiap nukleotida
terdiri dari satu pentose satu gugus phosphate dan satu basa nitrogen. Terdapat ARN dan ATP.
Rizkiani Nurrochmah
2.6 MEKANISME KONTROL MOLEKULER
Protein Binding Side
Protein merupakan suatu molekul khusus dengan struktur molekulnya yang
membentuk suatu struktur 3 dimensi (konformasi) tertentu. Suatu ligan adalah suatu molekul
yang bisa melekat pada bagian tertentu dari permukaan molekul protein. Bagian dari
permukaan molekul protein yang melekat dengan ligan disebut dengan binding site.
Kriteria agar ligan bisa melekat erat dengan binding site:
1. Chemical Secificity (Spesifik kimiawi), hanya ligan dengan bentuk tertentu yang bisa
melekat pada 1 binding site. Contoh: jigsaw puzzle, kunci dengan anak kunci.
2. Affinitet, makin sesuai bentuk ligan dan binding site dan makin kuat interaksi tarikmenarik bagian polarnya (ion) maka makin kuat lekatannya.
Satu binding site bisa melekatkan beberapa ligan asal bentuk-bentuknya complementer.
Saturasi
Saturasi ialah bila terdapat banyak ligan dalam larutan tapi sedikit binding site nya,
maka semua binding site akan diisi oleh ligan. Bila terdapat lebih dari satu ligan dalam satu
larutan maka akan terjadi kompetisi antara ligan-ligan tersebut untuk mengisi binding site
yang sama. Kemampuan mengisi binding site tergantung pada:
1. Konsentrasi ligan
2. Bentuk ligan dan binding site apakah komplementer
3. Affibitet ligan-binding site
Satu molekul protein bisa mempunyai satu atau lebih binding site tertentu yang bisa
mengikat zat-zat nonprotein atau protein tertentu lain hanya pada binding site tersebut.
Mekanisme ini merupakan salah satu cara yang menyebabkan satu sel bisa saling mengikat

diri dengan zat interseluler dan sel lainnya sehingga terbentuk jaringan, karena membran sel
mempunyai protein-protein yang akan mengikat zat-zat lain.
Katalis
Katalis adalah zat yang mempercepat suatu reaksi kimia tetapi tak mengalami
perubahan kimiawi setelah reaksi tersebut berlangsung.
Enzym
Enzym ialah suatu katalis untuk reaksi-reaksi kimia dalam tubuh kita. Enzym
biasanya berupa suatu protein. Didalam enzym sering terdapat bagian nonprotein yang
disebut cofactor, tanpa cofactor enzym tersebut tidak akan berfungsi. Sebagai cofactor berupa
ion-ion (misalnya Mg++, Cu++), sebagian lagi berupa molekul-molekul organik yang disebut
coenzym. Vitamin berfungsi sebagai koenzym, zat-zat yang dipercepat reaksinya disebut
substrat sedangkan hasilnya disebut produk.
Substrat bertindak sebagai ligan dan melekat pada binding site yang terletak pada
permukaan molekul enzym membentuk kompleks enzym substrat, kemudian substrat dirubah
menjadi produk dan terlepas dari enzym, dan kemudian enzym bisa mengikat substrat
lainnya.
Seluruh reaksi-reaksi kimia tubuh melibatkan enzym, tanpa enzym-enzym tersebut
reaksi akan berjalan sangat lambat. Pada organel sel, enzym-enzym yang terdapat didalam
mitokondria berbeda dengan enzym yang terdapat didalam retikulum endoplasma.
Kecepatan reaksi-reaksi yang menggunakan enzym bergantung pada:
-

Konsentrasi substrat, makin tinggi konsetntrasi substrat makin cepat


Konsentrasi produk, makin rendah konsentrasi produk makin cepat
Konsentrasi enzym
Affinitas enzym.

Fungsi coemzym ialah membawa 1 gugus kimia tertentu dari satu substrat ke substrat
lainnya melalui bantuan enzym.
Pengaturan sifat-sifat Binding Site
Struktur 3 dimensi (Stereokopis) protein tergantung kepada interaksi antara gugusgugus polar (ion) sepanjang rantai polipeptida, juga tergantung kepada molekul-molekul lain
yang terdapat pada media disekeliling molekul protein tersebut (misalnya perubahan pH,
temperatur merubah struktur protein, lihat denaturasi).

Modulasi Allosterik

Modulasi allosterik terjadi jika satu molekul protein mengADNung 2 binding site A
dan B, perlekatan ligan A pada binding site A (aktif site A) akan mengubah susunan gugus
polar protein tersebut dan menyebabkan perubahan pada bentuk binding site B. Ligan A
disebut molekul modulator, binding site A disebut regulator site dan binding site B disebut
fungsional site, proteinnya disebut allosterik protein.
Bentuk yang semula tidak komplementer terhadap ligan B menjadi komplementer
terhadap ligan B ligan B akan melekat pada Allosterik protein. Jika Allosterik protein itu
berupa enzym akan menjadi aktif.
Bentuk yang semula komplementer menjadi tidak komplementer terhadap ligan B--- ligan B
tidak dapat melekat pada fungsional site. --- enzym di nonaktifkan. Jadi seolah mematikan
enzym.
Modulasi Kovalen
Pada modulasi kovalen terjadi reaksi kimia , reaksi ini dikatalisasi oleh suatu enzym.
Contohnya yaitu enzym proteinkinase yang mentransfer Pi dari ATP ke gugus hidroksil pada
rantai samping suatu amino.
ATP + Protein---OH ADP + Protein
Phosphat yang bermuatan negatif merubah struktur protein sehingga protein-PO4
mempunyai binding site yang berbeda pada protein.
BAB III - ORGANISASI TINGKAT SEL
Sel ialah unit fungsional dasar dan struktural dasar yang hidup dari tubuh
(organisme).
Bagian-bagian sel:
1. Membran plasma: bagian luar sel yang memisahkan sel dari lingkungan sekitarnya.
2. Sitoplasma: zat diantara inti sel dengan membran plasma
3. Organel: bagian-bagian (komponen) didalam sel yang sangat spesial dan dapat
melakukan aktivitas sel yang khusus. Organel yang dikelilingi membran, misalnya
nucleus, retikulum endoplasma, apparatus golgi, mitokondria, lysosom dan
peroxisom. Yang tidak ber membran misalnya ribosom, mikrofilamen, mikrotubulus,
sentriol. Sitoplasma yang berada diluar organel disebut sitosol.
4. Inklusion: tempat-temvat penyimpanan bahan-bahan tertentu dari sel.

Membran plasma

Tebalnya 6-10 nm, terdiri dari molekul-molekul protein (50-70% berat mebran),
phosfolipid, sedikit kolestrol, air, karbohidrat dan ion-ion lain. Singer & Nicolson (1972)
mengemukakan teori fluid Mozaic dari membran plasma sebagai berikut:
Membran plasma terutama terdiri dari phosfolipid dan protein, juga terdapat sedikit
glikolipid, kolestrol air, ion-ion dan karbohidrat.
Phospolipid membentuk lipid bilayer dengan bagian polarnya menghadap molekul air
yang berada pada cairan ekstrasel dan cairan intraseluler.
Protein pada membran plasma dibagi menjadi:
A. Protein Integral
Terletak didalam phospolipid bilayer, bersifat amphiphatik dengan bagian
polarnya menghadap air. Fungsinya yaitu:
1. Beberapa jenis protein mempunyai saluran yang menembus membran yang
bisa dilewati oleh ion-ion tertentu dan air.
2. Beberapa jenis protein mempunyai binding site diluar membran plasma.
3. Beberapa jenis protein berfungsi dalam system transport zat-zat dari dan
keluar sel, misalnya dalam proses pompa Na+, K+.
4. Beberapa jenis protein lainnya berfungsi sebagai enzym.
B. Protein perifer
Protein perifer diduga erat kaitannya dengan kekuatan dan bentuk luar
membran sel, pergerakan-pergerakan sel (misalnya mikrofilamen aktin melekat
pada membran plasma yang bisa menggerakan sel).
Membran plasma bersifat asimetri karena sebelah luar mengADNung
glykoprotein dan glykolipid.
Fungsi membran plasma:
1. Membentuk suatu batas yang fleksibel membungkus dan melindungi isi sel
dan memisahkannya dari zat interseluler.
2. Membuat kontak-kontak dengan sel-sel lainnya atau zat-zat lainnya diluar sel.
3. Mempunyai reseptor-reseptor untuk hormon, enzym, nutrien, antigen atau
antibody.
4. Membran selektif permeable, menyeleksi zat-zat apa yang bisa masuk
kedalam sel dan apa yang harus dikeluarkan dari sel.
Faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya sifat selektif permeable vada
membran:
1. Molekul protein terlalu besar untuk bisa melewati protein chanel.

2. Karena phospolidid terdapat pada sebagian besar permukaan membran


plasma, zat-zat yang larut dalam lemak, misalnya O 2, CO2, hormon steroid,
asam lemak mudah menembus membran plasma (difusi).
3. Ion-ion dengan muatan yang sama dengan protein membran akan saling tolakmenolak dan mempersulit perlintasan zat-zat tersebut melalui membran.
4. Adanya molekul carier (protein integral) yang bisa memasukan atau
mengeluarkan zat-zat tertentu melintasi membran plasma tanpa peduli besar
molekulnya zat tersebut atau larut tidaknya dalam lemak.

3.2 PERGERAKAN ZAT MELINTASI MEMBRAN


A. Proses pasif
Bila zat-zat bergerak melewati membran plasma tanpa bantuan sel ini terjadi bila zat
bergerak dari konsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah. Proses pasif dibagi menjadi:
a. Difusi, ialah pergerakan molekul dari satu lokasi ke lokasi lainnya. Banyaknya
molekul yang terdifusi tergantung dari:
1. Suhu, makin tinggi suhu makin besar difusi.
2. Konsentrasi, makin besar perbedaan konsentrasi antara 2 lokasi makin besar
difusi.
3. Besarnya molekul.
4. Media, difusi di udara akan lebih mudah daripada dalam larutan, karena air
lebih rapat molekulnya daripada udara.
5. Luas permukaan, makin luas permukaan maka makin besar difusi.
Difusi melintasi membran
Kecepatan difusi suatu molekul dalam air bila harus melintasi suatu
membran jauh lebih kecil daripada difusi molekul tersebut bila hanya dalam air
saja tanpa harus melintasi membran. Membran bertindak sebagai barrier
(penahan). Bagian lipid bilayer pada membran plasma merupakan barrier yang
selektif, yang akan membiarkan molekul-molekul nonpolar misalnya CO 2, O2,
asam lemak dan hormon-hormon steroid larut didalam lipid bilayer, kemudian
berdifusi masuk kedalam sel. Sedangkan molekul-molekul polar seperti Ca++,
Na+, K+, Cl- dsb, akan ditahan diluar sulit berdifusi kedalam sel (atau sebaliknya
dari dalam keluar sel).
Molekul air dengan ikatan kovalen polar tetapi kecil dengan diameter ,3
nm ternyata bisa berdifusi melalui phospholipid bilayer, molekul air juga bisa
menembus protein channel membran.
b. Difusi berfasilitas (Facilitated difusion)

Makin tinggi konsentrasi glukosal pada cairan interstitial maka makin banyak
molekul carrier yang ditempati glukosa dan difusi berfasilitas makin tinggi. Difusi
berfasilitas yaitu aliran molekul selalu dari konsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah dan
protein carrier tidak perlu menggunakan energi untuk mentransport molekul tersebut.
Hormon insulin mempengaruhi konformasi protein carrier untuk glukosa, terutama
yang terdapat pada membran sel-sel otot dan sel lemak (tapi tidak sel-sel otak dan hati)
sehingga mempercepat difusi berfasilitas glukosa kedalam sel.
c. Osmosis
Osmosis ialah pergerakan atau difusi molekul air dari konsentrasi air tinggi ke
konsentrasi air rendah, melewati membran selektif permeabel atau semi permeabel.
Contoh: plasma darah mengADNung protein plasma, suatu molekul besar yang tidak
bisa menembus dinding kapiler darah. Tetapi dinding kapiler bisa dilewati oleh molekulmolekul kecil lainnya seperti elektrolit, glukosan dll. Sehingga konsentrasi zat-zat ini
didalam plasma bisa dikatakan sama dengan dalam cairan interstitial.
Kurang lebih 85% zat yang terlarut pada cairan interstitial (ekstra seluler) ialah Na +
dan Cl-.. sedangkan didalam sel (sitoplasma) sebagian besar terdiri dari K + dan protein.
Dengan demikian akan terjadi difusi Na+ dan Cl- masuk kedalam sel dan K+ keluar,
tetapi pada sel yang hidup hal ini diimbangi dengan proses yang disebut transport aktif.
Bila sel darah merah (eritrosit) ditempatkan pada suatu larutan NaCl yang berbedabeda konsentrasinya maka akan terjadi hal berikut:
a. Bila larutan itu mengADNung konsentrasi Na+, Cl- lebih kecil daripada
konsentrasi zat-zat terlarut didalam sitoplasma eritrosit maka air akan masuk
kedalam eritrosit. Eritrosit akan mengembung, larutan ini disebut hypotonis.
b. Bila konsentrasi Na+, Cl- diluar sel sama dengan konsentrasi zat-zat terlarut
dalam sel, maka bentuk eritrosit akan tetap karena gerakan molekul air dari luar
kedalam sel akan sama dengan dari dalam keluar sel. Larutan ini disebut
Isotonis = 0,85gr % larutan NaCl=0,15 M.
c. Bila konsentrasi Na+, Cl- diluar sel melebihi konsentrasi zat-zat didalam sel,
eritrosit akan menciut karena molekul air bergerak keluar sel. Larutan ini
disebut hypertonis.
Sentriol dan Sentrosom
Sentrosom ialah bagian sitoplasma yang terlihat agak rapat berbentuk bundar terletak dekat
nukleus, didalam sentrosom terdapat sepasang sentriol yang berkedudukan saling tegak lurus.
Sentriol bertindak sebagai pusat pengaturan pergerakan-pergerakan mitotik spindel sewaktu
mitosis.

INKLUSION
Ialah macam-macam zat organik yang kadang-kadang ada dan kadang-kadang hilang
dalam sitolasma. Contohnya: lemak, glikogen, pigmen melanin, lendir dll.
Keadaan sel darah merah dalam larutan NaCl yang konsentrasinya berbeda-beda:
a. Hypotonis, konsentrasi Na+ dan Cl- yang lebih kecil dari zat-zat terlarut di
sitoplasma mengakibatkan air masuk ke dalam erithrosit sehingga erithrosit
menggembung.
b. Isotonis, konsentrasi Na+ dan Cl- di luar sel sama dengan konsentrasi zat-zat
terlarut di dalam sel.
c. Hypertonis, konsentrasi Na+ dan Cl- di luar sel melebihi konsentrasi zat-zat di
dalam sel sehingga erithrosit menciut.
d. Filtrasi
Pergerakan molekul-molekul air dan zat-zat terlarut melewati membran selektif
permeabel yang disebabkan oleh adanya tekanan mekanis dan arah gerakannya dari
daerah bertekanan tinggi ke daerah rendah.
Contohnya pada ginjal, hanya air dan molekul-molekul kecil yang dapat melintasi
glomerulus.
e. Dialisa
Difusi zat-zat terlarut melalui membrane selektif permeabel sehingga terjadi
pemisahan molekul.
Contohnya pada proses cuci darah dan peritoneal dialisa.
B. PROSES AKTIF
Proses aktif terjadi bila sel membawa zat-zat melintasi membran sel dengan
menggunakan energi dari konsentrasi rendah ke konsentrasi tinggi.
a. Transpor Aktif Primer
Menggunakan ATP untuk mentranspor suatu molekul dari konsentrasi rendah ke
tinggi.
Jenis transport aktif primer: Pompa Na+ dan K+, Pompa Ca++, serta Pompa H+.
b. Transpor Aktif Sekunder
Konsentrasi Na+ hasil pompa Na+ K+ berdifusi kembali ke dalam sel karena perbedaan
konsentrasi dan menghasilkan energi yang bisa dipakai oleh carrier protein untuk

mentransport zat lain dari konsentrasi rendah ke tinggi.


Arah transport yang searah dengan Na+ disebut co-transport sedangkan yang

berlawanan disebut counter transport.


c. Phagositosis dan Pinositosis
Cara agar zat dapat masuk ke dalam sel tanpa menembus struktur membran plasma.

Proses phagositosis (sel makan) adalah tonjolan sitoplasma menyelubungi zat padat di

luar sel lalu terlepas dari sitoplasma dan membentuk kantung phagositik vakuola.
Proses pinositosis (sel minum) adalah cairan tertarik dan terjadi invaginasi pada

membran kemudian terlepas membentuk satu vakuola.


Eksositosis terjadi bila vakuola dalam sitoplasma yang dikelilingi membrane berfusi
dengan membran plasma lalu isinya dikeluarkan ke cairan ekstraseluler. Prosesnya
dirangsang oleh kenaikan kadar Ca++ dalam sitosol.
Mikrovili adalah tonjolan-tonjolan sitoplasma untuk memperluas sel.
Sitoplasma adalah zat-zat yang berada di antara inti sel dan membran plasma dan

terdiri dari cairan sitosol dan organel yang berfungsi sebagai tempat bereaksinya zat-zat
kimia, menerima bahan baku dari luar sel, mensintesa zat baru untuk keperluan sel, dan
mengekskresikan sampah metabolisme ke luar sel.
3.3 Organel
1. Nukleus
Terletak di tengah sel, berbentuk oval atau bulat, dibatasi membran nukleus. Di dalam
membran nukleus terdapat nukleoplasma, nukleolus, dan kromatin.
2. Ribosom
Berfungsi sebagai alat untuk sintesa protein dengan bantuan mRNA dan tRNA.
3. Retikulum endoplasma
Terdiri dari membran-mebran paralel dengan rongga pipih atau tubulus. RE kasar
memiliki ribosom sedangkan RE halus tidak memiliki ribosom. RE berfungsi untuk
membentuk system sirkulasi intraseluler, memungkinkan pertukaran zat dengan
sitosol, turut serta dalam mekanisme sitoplasma, RE halus berfungsi untuk
membentuk phospholipid, kolesterol, dan karbohidrat.
4. Apparatus Golgi
Terdiri dari kantung-kantung pipih (sisterna). Apparatus golgi aktif pada sel-sel
sekresi seperti pankreas dan kelenjar ludah.
5. Mitokondria
Berbentuk oval yang dikelilingi oleh dua membrane yang bagian dalamnya
membentuk Krista yang membatasi ruangan dalam mitokondria yang disebut matriks.
Enzim pada matriks memungkinkan terjadinya siklus Kreb.
6. Lisosom
Berbentuk oval yang dikelilingi selapis membran dan dibentuk oleh apparatus golgi,
di dalamnya terdapat sejumlah enzim pencerna.
7. Peroksisom
Mirip lisosom, namun berukuran lebih kecil mengADNung banyak enzim yang
berhubungan dengan metabolisme H2O2 dan banyak terdapat dalam sel-sel

hati.Peroksisom merupakan tempat terjadinya beta oksidasi dari asam lemak jenis
rantai panjang.
8. Mikrofilamen
Contohnya adalah

aktin

dan

myosin

yang

pergeserannya

menyebabkan

berkontraksinya sel-sel otot.


9. Intermedia Filamen
Sistem fibrosa intraseluler yang relatif stabil.
10. Mikrotubulus
Terdiri dari protein tubulin, berbentuk silinder, terdapat dalam sitoplasma sel bersama
dengan filament lainnya membentuk sitoskleleton yang memberi bentuk sel juga
berperan dalam pergerakan sel.

Fitri Agustiani Azis


1.1 SENTRIOL DAN SENTROSOM
Sentrosom memiliki bentuk bundar, agak rapat serta terletak dekat nucleus yang
didalamnya terdapat sepasang sentriol berkedudukan saling tegak lurus dan

merupakan bagian sitoplasma.


Sentriol merupakan pusat pengaturan pergerakan-pergerakan mitotic spindle (benangbenang gelendong) sewaktu mitosis.

3.4 INKLUSION

Inklusion ialah macam-macam zat organic dalam sitoplasma yang kadang ada dan

kadang hilang.
Contoh inclusion seperti lemak, glikogen, pigmen, melanin, lender, dll
3.5 ZAT EKSTRASELULER

Zat ekstraseluler merupakan zat-zat yang terdapat diluar sel, antara lain :
- cairan ekstraseluler yang terdiri dari cairan antar sel dan plasma darah (cairan
-

interstial) serta
matriks yang merupakan zat khusus dan mampu mengikat antar sel sehingga dapat

membentuk, memberi kekuatan dan elastisitas pada jaringan


Contoh zat ekstraseluler diantaranya :
- Asam Hyaluronic (pengikat antar sel, pelumas sendi, dan pemberi bentuk bola

mata),
- Chondroitin Sulfat (zat antara sel tulang dan tulang rawan),
- dan serat-serat (molekul protein seperti serat kolagen dan serat elastin)
3.6 CAIRAN TUBUH
60 % BB seseorang ialah Cairan tubuh yang terdiri dari :
- 40% BB cairan intraseluler (berada dalam sel),
- 15 % BB cairan interseluler (terletak antara sel),
- dan 5% BB plasma darah
Orang gemuk memiliki kadar air lebih rendah karena jaringan lemak mengADNung

sedikit air sedangkan seorang bayi dan seorang pria memiliki kadar air lebih banyak.
Cairan ekstraseluler mengADNung Na+, Cl- dan Ca++ lebih tinggi, sedangkan cairan

interseluler mengADNung K+, Mg++, HPO4- dan protein anion lebih banyak.
Cairan interstitial sedikit mengandung protein anion karena tidak bisa melintasi
membrane plasma maupun kapiler-kapiler darah sedangkan banyaknya Na+ dan K+
pada cairan ekstra dan intraseluler disebabkan oleh mekanisme pompa membrane
plasma

3.7 SINTESA PROTEIN


Sel-sel tubuh memproduksi dan mensekresi berbagai protein untuk keperluan sel

lainnya
Protein tersebut antara lain : protein structural, hormone enzim pencernaan (proenzim)

dan anti bodi


Setiap sel mempunyai berbagai protein yang menentukan sifat fisis dan kimiawi serta
membedakan setiap selnya. Seperti sel otot yang banyak mengandung actin dan

myosin sedangkan sel saraf tidak.


2 tahap produksi protein oleh tubuh yaitu : transkripsi dan translasi
1. Transkripsi
Transkripsi adalah proses dicopykannya informasi genetic pada ADN menuju
mARN (messengers ARN) terjadi didalam nucleus dan dikatalisasi oleh enzim
ARN polymerase.

ADN terdiri dari rangkaian nukleotida yang membentuk double helix dengan
basa nitrogen Adenin terikat Timin (A-T), Cytosin terikat guatin (C-G) melalui

ikatan Hidrogen
Saat transkripsi ikatan hydrogen terlepas dan basa nitrogennya terbuka. Di
dalam nukleoplasma terdapat nukleotida triphosphate dari ribose yang bebas
(Urasil-3P, Cytosin-3P, Guanin-3P, dan Adenin-3P) dan akan berpasangan

dengan basa nitrogen yang terbuka.


mARN dirangkai oleh Enzim ARN polymerase dimana setiap nukleotida
melepas 2 phosphat. Hanya satu strand ADN yang di transkripsi menjadi

mARN karena mengandung urutan nukleotida yang disebut promoter.


Promoter bias mengikat dan mengaktifkan ARN polymerase untuk memulai

proses transkripsi pada sense strand.


ARN polymerase mulai transkripsi pada promoter ADN membentuk mARN
dan berakhir pada urutan nukleotida terminator dimana ARN polymerase dan
mARN terlepas dari ADN, transkripsi terhenti, mARN keluar dari nucleus

melalui nuklearpore.
Gen merupakan sebagian kecil dari molekul ADN yang ditranskripsikan
menjadi mARN yang akan menghasilkan satu jenis polipeptida atau protein

pada proses translasi.


Satu molekuk ADN mengandung berbagai gen yang dapat memberi informasi

untuk membentuk protein.


mARN yang terbentuk

masing

mengalami

modifikasi

(modifikasi

postranskripsi) yaitu urutan nukleotida dari transkripsi ADN (intron)

dihilangkan sedangkan exon di pertahankan


mARN yang terdiri dari rangkaian nukleotida keluar dari nukleus melalui

nukleopore dan menuju cytosol.


Codon merupakan rangkaian nukleotida yang mengkode satu asam amino dan
terdiri dari 3 (triplet) basa nitrogen dengan kemungkinan 64 macam codon.
Dalam protein terdapat 20 macam asam amino dimana satu asam amino bias

dikode oleh beberapa codon.


Bagian lain ADN bias ditransktipsi menjadi tARN dan rARN. Bagian tARN
berikatan dengan asam amino dan ujung satunya membentuk triplet yang
disebut anti-codon yang komplementer (berpasangan) terhadap codon pada
mARN.

rARN dari transkripsi ADN bergabung dengan protein membentuk ribosom


pada nucleus, dimana ribosom terdiri dari unit kecil 40 S dan unit besar 60 S

yang akan keluar melalui nuklearpore dan masuk ke sitosol.


2. Translasi
Translasi proses menentukan urutan asam amino suatu protein yang akan
dibentuk menggunakan informasi urutan tripletbasa nitrogen pada mARN

(codon)
Codon pertama (start codon) yang masuk sitoplasma akan terikat dengan
ribosom (40 S) yang selalu berurutan AUG akan terikat dengan tARN dengan
anti codon UAC dan methionine pada ujung tARN satunya kemudian
mengikat ribosom (60 S) yang kumplit dan fungsional serta memiliki 2 lokus
(P dan A) yang akan mengikat 2 molekul tARN yang anti codonnya

komplementer terhadap codon mARN.


Codon AUG pada mARN akan mengkode asam amino methionine, codon

GUA mengkode asam amino velin.


Enzyme pada ribosom mengkatalis pembentukan ikatan peptide di antara asam
amino kedua tARN, asam amino tARN 1 akan lepas dari ribosom (lokus P),
tARN2 akan menempati lokus P, lokus A kosong dan diisi tARN 3 yang anti

codonnya komplementer terhadap codon mARN urutan ketiga.


Translasi akan terus berlangsung dimana asam amino dirangkai menjadi
polipeptida dengan kecepatan kira-kira 15 asam amino per detik dan berhenti

pada triplet urutan basa tertentu (terminate codon).


ATP diperlukan sebagai smbet energy dalam sintesis protein. Poliribosom
melekat pada untai mRNA yang sedang dalam proses sintesis satu macam

molekul protein. mARN akan rusan dan dihancurkan enzim dalam sitoplasma.
Setelah translasi protein bisa ditambah karbohidrat atau dipecah menjadi

polipeptida kecil (posttranslasi).


1 gen bisa membentuk 1 protein atau beberapa polipeptida tergantung proses

translasi.
Saat translasi, polipeptida terbentuk dengan urutannya di dalam sitoplasma

yang disebut peptide signal.


Peptide signal yang terbentuk akan berikatan dengan reseptor protein pada
permukaan reticulum endoplasma dan menarik ribosom serta protein yang di
sintesisnya akan masuk kedalam sisterna reticulum endoplasma kemudian
disekresikan kkeluar sel atau membentuk protein membrane plasma.

Jika peptida signal tidak terbentuk maka protein yang disintesa tetap berada di
sitosol dan dialih fungsikan sebagai bahan pembuat enzim untuk metabolism

sel.
RE yang dilekati ribosom disebut RE kasar
Pengaturan sintesis protein
Bakteri E.coli pada medium yang mengandung laktosa memproduksi enzim

galaktosidase dengan cepat untuk memecah laktosa.


Bila medium tidak mengandung laktosa maka galaktosidase tidak diproduksi

karena laktosa menginduksi sintesa enzim galaktosidase.


E.coli juga membutuhkan asam amino histidin untuk sintesis proteinnya
karena bila tidak ada e.coli akan memproduksi 10 enzim untuk membentuk

histidin.
Histidin menghambat (merepresi) pembentukan enzim-enzim (protein-

protein).
Gen untuk sintesis histidin terdapat pada salah satu strand ADN dan satu
mARN yang ditranskripsi dari ADN yang mengandung informasi untuk
sintesis 10 enzim, maka induksi atau represi akan mencakup seluruh gen-gen

menjadi satu kesatuan (operon).


Gen reseptor dalam ADN ditranskripsikan mARN dan dibentuk protein
reseptor dalam sitoplasma kemudian masuk kembali ke nucleus dan bagian
depan berikatan dengan operon disebut gen operator. Pengikatan ini akan
menghambat ARN polimerasi mentranskripsikan operon sehingga operon

dalam keadaan represi.


Keadaan represi membuat enzim galaktosidase tidak dibentuk, namun bila
ditambahkan laktosa makan akan mengikat protein reseptor sehingga tidak
lagi mengikat operator gen maka transkripsi mARN dimulai dan dibentuk

galaktosidase.
Bila ada histidin gen operator akan diikat oleh protein reseptor mengakibatkan

tidak ada transkripsi, dan sebaliknya.


Gen yang tidak mempunyai gen operator tidak bias diinduksi maupun
direpresi sehingga akan aktif sepanjang hidupnya, contohnya gen yang

memprogram enzim untuk glikolisis


3.8 PEMBELAHAN SEL SOMATIS
Sel telur pada manusia akan berubah menjadi zigot setelah dibuahi oleh sperma dan

akan membelah menjadi 2, 4, dst


Bila tidak ada sel yang mati, tubuh seorang dewasa hanya perlu memproduksi 46 kali
pembelahan sel.

Peristiwa molekuler pada pembelahan sel dan pengaturannya belum banyak dikeahui

karena struktur sel yang kompleks


Siklus sel ialah peristiwa satu sel dan isinya membelah menjadi dua, yang terdiri dari
2 periode : interfase dimana sel/inti sel tidak melakukan pembelahan dan mitosis
dimana inti sel melakukan pembelahan.
Sel membelah 24 jam sekali dan terdapat fase seolah-olah sedang istirahat (interfase)

yang justru aktif mermetabolisme untuk persiapan membelah. Interfase memiliki 3


fase yaitu :
- G1 (menduplikasi organel pada sitosol dan replikasi centrosome serta sintesis
protein) terjadi dengan waktu yang bervariasi, contohnya sel syaraf yang tidak
-

membelah lagi.
S (replikasi ADN membentuk copy duplikatnya tanpa bantuan informasi sel

lainnya yang prosesnya mirip transkripsi namun 1 ADN menjadi 2 ADN


G2 (sel terus tumbuh, protein dan enzim dibentuk untuk pembelahan sel, replikasi

sentromer berakhir)
Membrane nucleus, cromatin, dan nucleolus akan terlihat dengan mikroskop saat

interfase
Proses pembelahan inti (mitosis) dan pembelahan sitoplasma (sitokinesis)

merupakan proses pembelahan sel somatic


Mitosis merupakan proses pembagian yang sama rata dan memiliki 4 fase yang

berkesinambungan yaitu : prophase, metaphase, anaphase, dan telophase.


Profase - kromatin bereplikasi menjadi 2 dan memendek sehingga membentuk
batang (kromosom) dan terdiri dari 2 kromatid yang melekat pada sentromer,
kromosom bergerak menuju bidang ekuator sel. Nucleolus dan membrane nucleus
menghilang, 2 pasang sentriol berpisah menuju kutub sel dan terdapat benang

mikrotubul (mitotic spindle antara sentriol dan kromosom


Metafase kromosom bersama sentromer berada pada bidang ekuator sel.
Anafase centromere terbelah, pasangan kromatid identic bergerak kearah kutub

berlawanan dengan peran mikrotubul.


Telofase kromatid identic telah mencapai kutub berlawanan, membrane nucleus
dan nukleolus di bentuk lagi, kromatid berubah menjadi kromatin, mitotic spindle

hilang dan terbentuk 2 inti baru yang identic.


Sel yang 24 jam sekali membelah memerlukan 1 jam untuk mitosis dan sisanya

dalam kkeadaan interfase.


Sitokinesis dimulai dengan melekuknya membrane plasma sekitar bidang ekuator
sampai akhirnya sitoplasma terbelah dengan pembagian organel yang acak dan
berlangsung sejak anafase sampai telofase.

Kecepatan pembelahan dan kematian sel pada jaringan normal dikontrolsecara

genetic dengan seimbang.


Telomere ialah kompleks ADN protein yang terletak pada segmen paling ujung
cromatin dan sangat mempengaruhi pembelahan sel diduga semakin memendek

sampai tidak mampu melakukan mitosis karena terlalu pendek.


Meiosis merupakan proses pembelahan yang menghasilkan inti sel anak memiliki
setengah jumlah kromosom induk dan terjadi pada pembentukan sperma dan ovum

yang juga diikuti oleh sitokinesis.


3.9 DIFFERENSIASI SEL
Selain sel sperma dan ovum memiliki informasi genetic yang sama tapi sebagian
akan berkembang menjadi sel kelenjar, sel otot dan sel saraf. Gen pada sel otot
memproduksi miofilamen actin dan miocin sangat aktif melalui mARN, gen ini
terdapat juga pada sel saraf namun dalam keadaan nonaktif dan sebaliknya.
Mekanisme induksi dan represi pengaturan enzim menentukan keaktifan suatu gen.
Mutasi
Mutasi ialah perubahan urutan basa nitrogen ADN sehingga merubah informasi

genetisnya.
Pada replikasi ADN, Desoxynukleotida disintesis menjadi strand ADN baru yang
memungkinkan terjadi kesalahan meletakan basa nitrogen ditambah sinar-sinar
radioaktif yang mampu merusak ikatan kimiawisehingga memungkinkan terjadinya

mutasi.
Mutasi terjadi pada sisi intron yang akan hilang saat modifikasi post-transkripsi

sehingga tidak banyak berpengaruh pada jenis bentukan protein.


Fungsi protein bergantung pada binding site, bila asam amino yang berubah terletak
diluar binding site maka pengaruh pada fungsi protein akan kecil atau tidak ada dan
sebaliknya. Jika protein itu suatu enzim maka akan tidak aktif atau lebih aktif atau

akan mengkatalis reaksi kimia lainnya.


Jika sel tubuh bermutasi maka enzimnya akan tidak aktif, jika enzimnya diperlukan
untuk menghasilkan ATP maka selnya akan mati tapi organnya tidak, tapi jika enzim
diperlukan dalam pembentukan asam amino milas glutamate, sedangkan saat diet

orang itu mengandung banyak glutamate maka sel tidak mati.


Mutasi menyebabkan suatu sel :
Tetap berfungsi dengan baik, selnya mati organnya tidak, sel berubah fungsi tapi
masih hidup dengan syarat-syarat, memperbaiki fungsi sel karena terbentuk yang

lebih baik.
Mutasi dapat menyebabkan suatu organisme dan turunannya berkemampuan kecil
untuk hidup terus karena memiliki gen cacat yang diturunkan seperti phynylketonuria

Phynylketonuria merupakan penyakit kelainan metabolism sejak lahir karena gen


tidak dapat memproduksi enzim phenylalanine hidrosilase, sehingga asam amino
phenylalanine tidak dapat berubah menjadi tyrosin sehingga kadar phenylalanine

darah dan jaringan meningkat dan menimbulkan gangguan mental.


Terjadi seleksi alamiah dimana superior akan lebih bertahan
Mutasi merupakan mekanisme yang dapat menimbulkan evolusi
Aktivitas normal dari sel bergantung pada replikasi ADN tanpa cacat, makadari itu sel
dilengkapi enzim yang dapat memperbaiki ADN yang terkena mutasi, missal
seharusnya basa nitrogen C berpasangan dengan G sekarang terjadi mutasi dan C
berpasangan dengan A maka enzim akan memotong segmen nukleotida A dan

menggantinya dengan G
Kanker (Cancer) dan Tumor
Tumor merupakan benjolan karena kelainan sel yang tumbuh berlebihan dan
kehilangan fungsi yang sebelumnya dimiliki. Disebut tumor jinak bila benjolan
berada didalam jaringan biasanya dikelilingi kapsul sehingga tidak menyebar dan

tidak membahayakan sehingga dapat hilang dengan oprasi.


Disebut tumor ganas atau kanker bila benjolan berada diluar jaringan dan
menyebar serta menghasikan protein untuk nutrisi sel kanker untuk berkembang

biak
Proto oncogene (gen normal) yang berfungsi menghasilkan protein untuk
merangsang pembelahan dan pertumbuhan sel normal, bila terjadi mutasi maka

oncogene akan tubuh secara ganas dan dikenal sebagai sel kanker
Sel kanker membelah dan tumbuh dengan cepat, menekan dan menginvasi
jaringan normal serta merusak fungsi sel normal serta dapat menimbulkan
peristiwa metastasis dimana sel kanker masuk kedalam cairan lymph dan

menyebar keseluruh tubuh.


Kanker dapat menyebabkan kematian dan berkembang pada berbagai jaringan,
carcinoma sel kanker berasal dari jaringan epitel, sarcoma sel kanker berasal dari

jaringan ikat atau otot.


Kanker dini dapat dihilangkan dengan oprasi, namun jika sudah bermetastasis
biasanya

dilakukan

radiasi

dan

kemoterapi

untuk

penghambatan

penghancuran sel kanker namun juga dapat merusak sel normal.


Factor yang mempengaruhi terjadinya kanker :
- Umur
- Kerentanan genetic
- Kelainan pada kromosom
- Virus
- Factor lingkungan

dan

- Gangguan imunologi
ADN Recombinan
Tahun 1970 ditemukan enzim dari bakteri nuclease restriksi yang mampu memecah

molekul ADN menjadi pecahan kecil pada urutan basa nitrogen tertentu
Plasmid merupakan molekul ADN yang melingkar dan bereplikasi secara autonomi

dalam protoplasma beberapa bakteri.


Ujung ADN manusia terpotong dan ujung plasmid memiliki urutan basa nitrogen

yang komplementer (A-A-T-T dan T-T-A-A)


Dengan ADN ligase maka ADN manusia dan bakteri bias disatukan dengan ADN

recombinan.
Dapat dilakukan pencangkokan gen yang mengkode insulin manusia pada ADN
bakteri sehingga bakteri dapat memproduksi insulin manusia, kemudian insulin dapat

diekstraksi dari bakteri dan dipakai untukmengobati diabetes mellitus.


Namun memungkinkan terjadinya pengkodean gen pada protein yang bersifat racun

dan membahayakan manusia.


Genetic engineering merupakan teknologi yang dihasilkan dari manipylasi materi

genetic yang dapat bermanfaat ataupun menghancurkan bagi manusia.


Homeostatis
Cairan interstitial merupakan lingkunggan sebenarnya dari sel dan disebut
lingkungan dalam, sel bersifat normal bila cairan interstitial dalam keadaan

konstan dan optimal.


Homeostatis merupakan pengaturan secara fisiologi cairan interstitial agar selalu

konstan secara fisis dan kimiawi.


Contohnya ialah kemampuan buffer dari cairan tubuh, kemampuan ginjal untuk

mengeluarkan sampah metabolism.


Proses tua
Proses tua ialah perubahan suatu organisme bersamaan dengan berlalunya usia

dan waktu serta menyangkut respon homeostatis tubuh yang semakin memburuk.
tua yang terlihat : rambut beruban dan rontok, kulit keriput, massa otot berkurang,

gangguan fisiologis misalnya :


- Berkurangnya respon terhadap lingkungan luar
- Metabolism basal menurun
- Homeostatis menjadi lambat
- Otot menjadi lemah
- Koordinasi ingatan dan kepandaian berkurang
- Tulang mudah keropos
- Fungsi reproduksi berkurang
Proses tua juga merupakan berkurangnya jumlah sel tubuh (100.00 sel otak mati
setiap hari) dan sel yang tersisa terganggu fungsinya, beberapa teori tentang proses tua
:

Kerusakan ADN dan nucleoprotein


Sel sudah deprogram untuk buisa membelah sekian kali dan akan berhenti
Molekul glukosa dilekatkan dengan protein pada sel tubuh, timbul ikatan

silang sehingga sel tubuh dan zat interseluler menjadi rusak dan kaku
Dirusaknya jaringan tubuh oleh radikal bebas
erjadinya proses autoimun ( system imun menyerang sel tubuh sendiri)
Hipotalamus dan hipofise menghasilkan hormone yang menghasilkan proses

penuaan
Proses tua tidak dihentikan, tapi hidup sehat, asupan gizi, olahraga dapat mengurangi
radikal bebas sehingga ada orang yang memiliki umur biologis lebih muda dari umur
kronologisnya dan sebaliknya.

Anda mungkin juga menyukai