Anda di halaman 1dari 16

Nama : Dwiana Asmara Putri

Nim : 5213414082
LIMBAH PADAT
I. PENGERTIAN LIMBAH ATAU SAMPAH
Limbah atau sampah yaitu limbah atau kotoran yang dihasilkan karena pembuangan
sampah atau zat kimia dari pabrik-pabrik. Limbah atau sampah juga merupakan suatu
bahan yang tidak berarti dan tidak berharga, tapi kita tidak mengetahui bahwa limbah juga
bisa menjadi sesuatu yang berguna dan bermanfaat jika diproses secara baik dan benar.
Limbah atau sampah juga bisa berarti sesuatu yang tidak berguna dan dibuang oleh
kebanyakan orang, mereka menganggapnya sebagai sesuatu yang tidak berguna dan jika
dibiarkan terlalu lama maka akan menyebabkan penyakit padahal dengan pengolahan
sampah secara benar maka bisa menjadikan sampah ini menjadi benda ekonomis.
II. DEFINISI LIMBAH PADAT
Limbah padat adalah hasil buangan industri yang berupa padatan, lumpur atau
bubur yang berasal dari suatu proses pengolahan. Limbah padat berasal dari kegiatan
industri dan domestik. Limbah domestik pada umumnya berbentuk limbah padat rumah
tangga, limbah padat kegiatan perdagangan, perkantoran, peternakan, pertanian serta dari
tempat-tempat umum. Jenis-jenis limbah padat: kertas, kayu, kain, karet/kulit tiruan,
plastik, metal, gelas/kaca, organik, bakteri, kulit telur, dll
Sumber-sumber dari limbah padat sendiri meliputi seperti pabrik gula, pulp,
kertas, rayon, plywood, limbah nuklir, pengawetan buah, ikan, atau daging. Secara
garis besar limbah padat terdiri dari :
1) Limbah padat yang mudah terbakar.
2) Limbah padat yang sukar terbakar.
3) Limbah padat yang mudah membusuk.
4) Limbah yang dapat di daur ulang.
5) Limbah radioaktif.
6) Bongkaran bangunan.
7) Lumpur.
III. DAMPAK PENCEMARAN LIMBAH PADAT
Limbah pasti akan berdampak negatif pada lingkungan hidup jika tidak ada
pengolahan yang baik dan benar, dengan adanya limbah padat didalam linkungan hidup
maka dapat menimbulkan pencemaran seperti :

1. Timbulnya gas beracun, seperti asam sulfida (H2S), amoniak (NH3), methan (CH4),
C02 dan sebagainya. Gas ini akan timbul jika limbah padat ditimbun dan membusuk
dikarena adanya mikroorganisme. Adanya musim hujan dan kemarau, terjadi proses
pemecahan bahan organik oleh bakteri penghancur dalam suasana aerob/anaerob.
2. Dapat menimbulkan penurunan kualitas udara, dalam sampah yang ditumpuk, akan
terjadi reaksi kimia seperti gas H2S, NH3 dan methane yang jika melebihi NAB
(Nilai Ambang Batas) akan merugikan manusia. Gas H2S 50 ppm dapat
mengakibatkan mabuk dan pusing.
3. Penurunan kualitas air, karena limbah padat biasanya langsung dibuangdalam
perairan atau bersama-sama air limbah. Maka akan dapat menyebabkan air menjadi
keruh dan rasa dari air pun berubah.
4. Kerusakan permukaan tanah.
Dari sebagian dampak-dampak limbah padat diatas, ada beberapa dampak
limbah yang lainnya yang ditinjau dari aspek yang berbeda secara umum. Dampak limbah
secara umum di tinjau dari dampak terhadap kesehatan dan terhadap lingkungan adalah
sebagai berikut :
A. Dampak Terhadap Kesehatan
Dampaknya yaitu dapat menyebabkan atau menimbulkan panyakit. Potensi
bahaya kesehatan yang dapat ditimbulkan adalah sebagai berikut:
Penyakit diare dan tikus, penyakit ini terjadi karena virus yang berasal dari sampah
dengan pengelolaan yang tidak tepat.
Penyakit kulit misalnya kudis dan kurap.
B. Dampak Terhadap Lingkungan
Cairan dari limbah limbah yang masuk ke sungai akan mencemarkan airnya sehingga
mengandung virus-virus penyakit. Berbagai ikan dapat mati sehingga mungkin lama
kelamaan akan punah. Tidak jarang manusia juga mengkonsumsi atau menggunakan air
untuk kegiatan sehari-hari, sehingga menusia akan terkena dampak limbah baik secara
langsung maupun tidak langsung. Selain mencemari, air lingkungan juga menimbulkan
banjir karena banyak orang-orang yang membuang limbah rumah tanggake sungai,
sehingga pintu air mampet dan pada waktu musim hujan air tidak dapat mengalir dan air
naik menggenangi rumah-rumah penduduk, sehingga dapat meresahkan para penduduk.

IV. PENGOLAHAN LIMBAH PADAT


Pengolahan limbah padat dapat dilakukan dengan berbagai cara yang tentunya dapat
menjadikan limbah tersebut tidak berdampak buruk bagi lingkungan ataupun kesehatan.
Menurut sifatnya pengolahan limbah padat dapat dibagi menjadi dua cara yaitu pengolahan
limbah padat tanpa pengolahan dan pengolahan limbah padat dengan pengolahan.
1. Limbah padat tanpa pengolahan : Limbah padat yang tidak mengandung unsur
kimia yang beracun dan berbahaya dapat langsung dibuang ke tempat tertentu
sebagai TPA (Tempat Pembuangan Akhir).
2. Limbah padat dengan pengolahan : Limbah padat yang mengandung unsur kimia
beracun dan berbahaya harus diolah terlebih dahulu sebelum dibuang ke tempattempat tertentu. Pengolahan limbah juga dapat dilakukan dengan cara-cara yang
sedehana lainnya misalnya, dengan cara mendaur ulang, Dijual kepasar loakatau
tukang rongsokan yang biasa lewat di depan rumah rumah. Cara ini bisa
menjadikan limbah atau sampah yang semula bukan apa-apa sehingga bisa menjadi
barang yang ekonomis dan bisa menghasilkan uang. Dapat juga dijual kepada
tetangga kita yang menjadi tukang loak ataupun pemulung. Barang-barang yang
dapat dijual antara lain kertas-kertas bekas, koran bekas, majalah bekas, botol
bekas, ban bekas, radio tua, TV tua dan sepeda yang usang. Dapat juga dengan cara
pembakaran. Cara ini adalah cara yang paling mudah untuk dilakukan karena tidak
membutuhkan usaha keras. Cara ini bisa dilakukan dengan cara membakar limbahlimbah padat misalnya kertas-kertas dengan menggunakan minyak tanah lalu
dinyalakan apinya. Kelebihan cara membakar ini adalah mudah dan tidak
membutuhkan usaha keras, membutuhkan tempat atau lokasi yang cukup kecil dan
dapat digunakan sebagai sumber energi baik untuk pembangkit uap air panas, listrik
dan pencairan logam.
Faktor faktor yang perlu kita perhatikan sebelum kita mengolah limbah padat
tersebut adalah sebagai berikut :
1) Jumlah Limbah
Sedikit dapat dengan mudah kita tangani sendiri. Banyak dapat membutuhkan
penanganan khusus tempat dan sarana pembuangan.
2) Sifat fisik dan kimia limbah
Sifat fisik mempengaruhi pilihan tempat pembuangan, sarana penggankutan dan pilihan
pengolahannya. Sifat kimia dari limbah padat akan merusak dan mencemari lingkungan
dengan cara membentuk senyawa-senyawa baru.

3) Kemungkinan pencemaran dan kerusakan lingkungan.


Karena lingkungan ada yang peka atau tidak peka terhadap pencemaran, maka perlu kita
perhatikan tempat pembuangan akhir (TPA), unsur yang akan terkena, dan tingkat
pencemaran yang akan timbul.
4) Tujuan akhir dari pengolahan
Terdapat tujuan akhir dari pengolahan yaitu bersifat ekonomis dan bersifat non-ekonomis.
Tujuan pengolahan yang bersifat ekonomis adalah dengan meningkatkan efisiensi pabrik
secara menyeluruh dan mengambil kembali bahan yang masih berguna untuk di daur ulang
atau di manfaat lain. Sedangkan tujuan pengolahan yang bersifat non-ekonomis adalah
untuk mencegah pencemaran dan kerusakan lingkungan.

V. PROSES PENGOLAHAN LIMBAH PADAT


Dalam memproses pengolahan limbah padat terdapat empat proses yaitu pemisahan,
penyusunan ukuran, pengomposan, dan pembuangan limbah.
1. Pemisahan
Karena limbah padat terdiri dari ukuran yang berbedan dan kandungan bahan yang berbeda
juga maka harus dipisahkan terlebih dahulu, supaya peralatan pengolahan menjadi awet.
Sistem pemisahan ada tiga yaitu diantaranya :

Sistem Balistik. Adalah sistem pemisahan untuk mendapatkan keseragaman ukuran


/ berat / volume.
Sistem Gravitasi. Adalah sistem pemisahan berdasarkan gaya berat misalnya
barang yang ringan / terapung dan barang yang berat / tenggelam.

Sistem Magnetis. Adalah sistem pemisahan berdasarkan sifat magnet yang bersifat
agnet, akan langsung menempel. Misalnya untuk memisahkan campuran logam dan
non logam.

2. Penyusunan Ukuran
Penyusunan ukuran dilakukan untuk memperoleh ukuran yang lebih kecil
agar pengolahannya menjadi mudah.
3. Pengomposan
Pengomposan dilakukan terhadap buangan / limbah yang mudah membusuk, sampah kota,
buangan atau kotoran hewan ataupun juga pada lumpur pabrik. Supaya hasil pengomposan
baik, limbah padat harus dipisahkan dan disamakan ukurannya atau volumenya.
4. Pembuangan Limbah
Proses akhir dari pengolahan limbah padat adalah pembuangan limbah yang dibagi menjadi
dua yaitu :
a) Pembuangan Di Laut
Pembuangan limbah padat di laut, tidak boleh dilakukan pada sembarang tempat dan perlu
diketahui bahwa tidak semua limbah padat dapat dibuang ke laut. Hal ini disebabkan :
Laut sebagai tempat mencari ikan bagi nelayan.
Laut sebagai tempat rekreasi dan lalu lintas kapal.
Laut menjadi dangkal.
Limbah padat yang mengandung senyawa kimia beracun dan berbahaya dapat
membunuh biota laut.
b) Pembuangan Di Darat Atau Tanah
Untuk pembuangan di darat perlu dilakukan pemilihan lokasi yang harus dipertimbangkan
sebagai berikut :
Pengaruh iklim, temperatur dan angin.
Struktur tanah.
Jaraknya jauh dengan permukiman.
Pengaruh terhadat sumber lain, perkebunan, perikanan, peternakan, flora atau fauna.
Pilih lokasi yang benar-benar tidak ekonomis lagi untuk kepentingan apapun.
VI. KESIMPULAN
Pada dasarnya limbah adalah sejenis kotoran yang berasal dari hasil

pembuangan dan itu mengakibatkan dampak bagi lingkungan di sekitar tetapi sekarang
banyak ditemukan cara atau solusi untuk menangani dampak-dampak yang dihasilkan oleh
limbah, meskipun demikian pada kenyataannya cara atau solusi tersebut tidak ada hasilnya
karena masih banyak pula kita jumpai limbah atau sampah disungai dan didarat yang dapat
pula menimbulkan banjir serta kerusakan lingkungan lainnya.

LIMBAH UDARA
I.

SUMBER-SUMBER PENCEMARAN UDARA

Pencemaran udara adalah kehadiran satu atau lebih substansi fisik, kimia, atau
biologi di atmosfer dalam jumlah yang dapat membahayakan kesehatan mahkluk hidup,
mengganggu estetika dan kenyamanan, atau merusak properti.
Pencemaran udara adalah masuknya, atau tercampurnya unsur-unsur berbahaya ke
dalam atmosfir yang dapat mengakibatkan terjadinya kerusakan lingkungan, gangguan pada
kesehatan manusia secara umum serta menurunkan kualitas lingkungan.
Klasifikasi Pencemar Udara :
1. Pencemar primer : pencemar yang di timbulkan langsung dari sumber pencemaran
udara.
2. Pencemar sekunder : pencemar yang terbentuk dari reaksi pencemar-pencemar
primer di atmosfer. Contoh: Sulfur dioksida, Sulfur monoksida dan uap air akan
menghasilkan asam sulfurik.
Pengolongan sumber sumber pencemaran udara menjadi 2 :
1. kegiatan yang bersifat alami (natural) Contoh sumber alami adalah akibat letusan
gunung berapi, kebakaran hutan, dekomposisi biotik, debu, spora tumbuhan, dan
lain sebagainya.
2. kegiatan antropogenik.: Contoh pencemaran antropogenik banyak dihasilkan dari
aktivitas transportasi, industri, rokok, dari persampahan, baik akibat dekomposisi
ataupun pembakaran, dan rumah tangga.
II.
JENIS PENCEMARAN UDARA SERTA DAMPAKNYA
Udara alami tidak pernah dalam keadaan murni, karena gas-gas misal SO 2, H2S
dan CO akan dibebaskan ke atmosfer akibat proses-proses alami yang berlangsung seperti
pembusukan (putrefaction) tumbuhan atau bangkai, kebakaran hutan dan letusan gunung
berapi. Gas dan partikel padat atau cair akan disebarkan oleh angin ke seluruh bagian dan
sebagian partiikel ini akan mengendap akibat kecepatan yang dimiliki tidak dapat melawan
gaya tarik bumi. Pencemaran alami dan pencemar dari berbagai kegiatan manusia
mengakibatkan kualitas uudara tidak sesuai dengan kualitas udara bersih. Pengenceran
senyawa-senyawa pencemar ini oleh udara tidak berlangsuung secara keseluruhan pada
tiap ketinggian dan tiap saat. Difusi atmosferik adalah sangat kecil pada ketinggian
3000-4000 meter dan bahkan pada keadaan nyata senyawa pencemar tidak ditemui pada

ketinggian lebih dari 600 meter. Hambatan geologik dan hambatan manusia mengakibatkan
hambatan pada gerakan udara sehingga terjadi penurunan kemampuan pencampuran dan
pengenceran.
A. Pengolongan Senyawa Pencemaran:
1. senyawa pencemar primer : senyawa yang langsung dibebaskan dari sumber,
2. senyawa pencemar sekunder : senyawa baru yang terbentuk akibat interaksi dua
atau lebih senyawa pencemar primer selama berada di atmosfer.
B. Lima jenis senyawa pencemar yang umum dikaitkan dengan pencemaran
udara adalah:
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)

karbonmonoksida (CO)
oksida nitrogen (NOx)
oksida sulfur (SOx)
hidrokarbon
partikel/debu

Satuan konsentrasi yang digunakkan untuk menyatakan konsentrasi senyawa pencemar


adalah g/m3 yang menyatakan bobot zat dalam satu satuan m3 udara atau mg/m3 untuk
keadaan yang tercemar berat atau ppm volum yang diukur pada keadaan standar (25 C dan
1 atm).
1) Karbonmonoksida
Karbonmonoksida adalah senyawa yang mempunyai sifat tidak berwarna, tidak
berbau, tidak berasa dan berupa gas pada temperature diatas -192 C (81 K)
serta tidak larut dalam air. Pengaruh gas ini pada tumbuh-tumbuhan tidak memiliki
makna pada konsentrasi CO dibawah 100 ppm. [Stoker dan Seager, 1992] Pengaruh
gas ini pada konsentrasi tinggi mengakibatkan kematian pada manusia. Ppengaruh
ini diakibattkan peracunan hemoglobin darah oleh gas CO dan membentuk ikatan
COHb. Hemoglobin adalah wahana pengalihan oksigen (oxyhemoglobin, O2Hb)
dari paru-paru ke sel dan membawa carboxyhemoglobin dari sel ke paru-paru. Jika
udara mengandung CO, maka oksigen dan CO akan bersaing dan oksigen akan
mengalami kekalahan, karena laju pengikatan CO pada hemoglobin adalah 200 kali
lebih cepat dari pada laju pengikatan hemoglobin pada O2 atau COHb akan
terbentuk lebih dulu daripada O2Hb. Kehadiran COHb yang makin tinggi akan
mengakibatkan pengaruh yang makin berat pada manusia.

Table 2 menyatakan pengaruh % COHb dalam darah pada manusia.


% COHb
dalam
darah

Pengaruh

Kurang
dari 1

Tidak ada

1.0 2.0

Perilaku lain

2.0 5.0

Pusat syaraf terganggu, kesulitan dalam pembedaan waktu atau terang dan
gelap

>5.0

Gangguan jantung dan paru-paru

10 80

Lelah, pusing, pingsan, comma, kematian

Kegiatan manusia yang membebaskan CO ke atmosfer dapat meningkatkan dua kali


konsentrasi CO yang telah ada dalam rentang waktu antara 4-5 tahun.
Mekanisme alami untuk menyusutkkan atau menyisihkan CO dari udara telah
dijadikan pokok bahasan dan sasaran dari berbagai penelitian. Hasil penelitian ini
mencakup antara lain:

Reaksi penyisihan yang sangat lambat di atmosfer.

Laut yang merupakan sumber gas ini.

Ketidakmampuan tumbuhan untuk penyisihan gas dari atmosfer.

Penyisihan yang berlangsung dengan cepat oleh mikroba tanah. [Stoker dan
Seager, 1973]

Operasi penyisihan CO dari atmoosfer yang mencakupp natural sinks bergantung


pada strain mikroba tanah khusus yang terlibat.
2) Nitrogen Oksida

Rumus kimiawi NOx digunakan untuk menyatakan gabungan oksida nitrogen NO


(nitric oxide) dan NO2 (nitrogen dioxide). Meskipun senyawa nitrogen yang lain
juga ditemui, tetapi dua senyawa ini yang terlibat pencemaran udara di daerah
urban. Gas NO adalah gas yang tidak berwarna, tidak berbau, tetapi gas
NO2 berwarna merah coklat dan berbau yang menyengat dan menyesakkan. Gas
NO dibebaskan ke atmosfer dalam jumlah yang lebih besar daripada NO 2.
Persamaan reaksii pebentukan kedua senyawa ini dinyatakan sebagai:
N2 + O2 2NO [a]
2NO + O2 2NO2 [b]
Reaksi [a] berlangsung pada temperature diatas 1210 C yang merupakkan
temperatur pembakaran bahan bakar dengan udara. Reaksi yang dapat bersaing
adalah reaksi yang mencakup hidrokarbon yang terbebaskan bersama sama NOx.
Antar aksi hidrokarbon menghasilkan reaksi yang tak seimbangdan pengubahan NO
ke NO2 adalah lebih cepat daripada penguraian NO2 ke NO dan O sehingga
penimbunan ozon berlangsung waktu tinggal NO2 di atmosfir yang didasarkan emisi
global adalah 3 hari. Waktu tinggal ini menunjukkan peristiwa yang alami yang
mencakup pula reaksi foto kimiawi yang menghasilkan penyusutan konsentrasi
oksida ini. Hasil akhir dari proes oksida ini adalah asam nitrat yang akan
mengendap dalam bentuk garam nitrat . pernyataan persamaan reaksi untuk
peristiwa ini adalah:
2NO2 +H2O
3NO2 +H2O

HNO3 +HNO2
2HNO3 +NO

Reaksi reaksi yang berlangsung ini kurang bermakna. Jika perhitungan di


dasarkan pada konsentrasi NO, NO2, H2O di daerah urban dan laju reaksi 0,1 pbb
per jam. Hasil ini adalah sangat lambat bila dikaitkan dengan waktu tinggal yang
telahdinyatakan.
Suatu mekanisme pembentukan HNO3 di daerah yang tercemar telah
diajukan. Konsentrasi ozon akan berperan pada keadaan yang memiliki
konsentrasi NO2 maximum. Suatu rangkaian persamaan yang menyatakan
pembentukanHNO3 adalah:
O3 +NO2
NO3 +NO2
N2O5 +H2O

NO3 +O2
N2O5
2HNO3

Hal yang penting dilakukan pembentukan HNO 3 dan NO2 berlangsung


dengan cepat diikuti oleh pembentukan partikel yang mengandung senyawa
nitrat pengaruh NOx pada tumbuhan mengakibatkan kerusakan atau penyakit.
Tetapi pengaruh langsung NOx atau pengaruh senyawa pencemar skunder akibat
siklus fotolitik NO2 adalah sulit ditentukan. Kerusakan akibat NO2 di udara tampak
di daerah industry membebaskan NOx dalam konsentrasi yang tinggi misalnya
industry asam nitrat. Senyawa NO dan NO2 adalah berbahaya bagi kesehatan
manusia dan hewan. Hasil penelitian tentang uji kematian hewan menunjukan
bahwa tingkat peracunan NO2 adalah 4 kali lebih tinggi daripada tingkat peracunan
NO. konsentrasi NO dalam udara ambient dinyatakan tidak berbahaya bagi
kesehatan, tetapi bahaya akan timbul bila NO berubah ke NO 2 yang lebih
beracun di atmosfir , NO2 menyerang paru-paru dan pernafasan. Hasil pengujian
dengan hewan menyatakan bahwa konsentrasi NO 100 ppm adalah konsentrasi
yang mematikan bagi hewan. Bahan juga akan mengalami kerusakan akibat
pemaparan pada atmosfir yang mengandung gas NOx missal pemudaran warna
textile. Korosi regangan pada logam paduan nikel dapat diakibatkan pula oleh
senyawa NOx. Pegas relay telfon dapat dirusak oleh debu senyawa nitrat yang
dibentuk oleh hasil reaksi senyawa NOx di atmosfir.
3) Hidrokarbon
Uraian hidrokarbon sebagai senyawa pencemar sering dikaitkan
dengan photochemical oxidant. Senyawa hidrokarbon adalah senyawa primer
pencemar udara dan photochemical oxidant adalah senyawa sekunder pencemar
udara yang dihasilkan reaksi antara senyawa pencemar primer udara di atmosfir.
Senyawa hidrokarbon yang dicakup dalam istilah pencemaran hidrokarbon adalah
senyawa-senyawa yang mengandung unsur C dan H dalam rumus molekulnya.
Senyawa-senyawa ini dapat berada dalam bentuk fasa gas, fasa cair, atau fasa padat.
Senyawa hidrokarbon akan membentuk fasa gas jika kandungan C di dalamnya
adalah lebih kecil dari 5 bahkan kandungan atom C yang lebih banyak ditemui
dalam senyawa hidrokarbon yang berbentuk fasa padat missal aspal dan batubara.
Senyawa hidrokarbon yang dicakup dalam masalah pencemaran udara adalah
senyawa hidrokarbon yang berbentuk fasa gas dan cair yang mudah menguap.
Senyawa-senyawa ini memiliki jumlah atom C yang kurang dari 12 dan struktur
yang sederhana. Senyawa-senyawa ini dapat berupa senyawa alifatik, aromatic, atau
alisiklik.
Hidrokarbon
berperan
dalam
produksi photochemical
oxidant. NO2 juga terlibat dalam proses pembentukan ini. Dua senyawa pencemar
sekunder yang berbahaya adalah ozon dan peroxyacetylnitrate yang merupakan
senyawa tersederhana dari kelompok peroxyacetylnitrate (PAN). Ozon bukan
senyawa turunan hidrokarbon, tetapi konsentrasi ozon akan meningkat di dalam
atmosfir yang merupakan akibat dari reaksi hidrokarbon.
4) Sulfur oxide

Sulfur oxide (SOx) mungkin adalah pencemar anthropogenic yang paling


menyebar dan paling banyak dikaji diantara keseluruhan pencemar anthropogenic.
Kelompok oxide ini mencakup enam jenis oxideyang berbeda: sulfur monoksida,
sulfur trioxide, sulfur tetra oxide, sulfur sesquioxida, sulfur heptoxida. SO2 dan
O3 adalah senyawa sulfur yang menjadi perhatian dalam kajian tentang
pencemaran udara.
SO2 adalah gas yang tak berwarna, tak dapat terbakar dan tak dapat
meledak tetapi berbau yang menyengat. Nilai ambang batas rasa 784 g/m3 (0,3
ppm), nilai ambang batas bau 1306 g/m3 (0,5 ppm). Gas ini mudah larut dalam air
11,3 g/100 mL air pada 20 C dan memiliki bobot molekul 64,06 g/mol serta 2 kali
bobot udara. Perkiraan waktu tinggal gas ini dalam atmosfir berkisar antara 2 4
hari dan selama itu akan terbawa sejauh 1000 km. jadi pencemar SO2 akan menjadi
masalah internasional.
Gas SO2 adalah relative mantap di dalam atmosfir dan dapat berlaku
sebagai pelaku reduksi atau oxidasi. SO2 menghasilkan SO3, H2SO4 atau garam dari
asam sulfat akibat dari reaksi komponen lain secara foto kimia atau reaksi katalitik
di atmosfir. Reaksi reksi yang berlangsung adalah:
SO2 +H2O
SO3 +H2O

H2SO3
H2SO4

Gas SO2, H2SO4 dan garam sulfat cenderung mengganggu membrane saluran
pernafasan dan jadi pemicu penyakit pernafasan kronis terutama bronchitis.
Tumbuhan juga akan mengalami kerusakan oleh gas SO2 dan asam H2SO4 misal
tanaman yang peka pada gas adalah alfafa, kapas dan kedelai serta sayuran kacang,
bayam dan lettuce. Bahan bangunan juga akan mengalami kerusakan terutama
bahan yang mengandung senyawa karbonat missal marmer, kapur, karbonat akan
digantikan oleh sulfat dan akan terlarut oleh air. Gypsum CaSO 4 yang terbentuk
akan terbasuh oleh air dan meninggalkan permukaan yang berlubang dan
permukaan
berubah
warna.

5) Partikulat
Partikulat atau padayan renik dapat berbentuk cairan atau padatan. Partikulat ini
adalah bahan yang tersebar di udara baik cairan atau padatan yang merupakan agregat
individu dengan ukuran yang lebih besar daripada molekul tunggal tetapi lebih kecil dari

500 m. particulat ini dapat dipilah dan dibahas atas dasar warna fisik, kimia, dan biologic.
Watak fisik meliputi ukuran proses pembentukan, watak pengendapan, dan watak optic.
Watak kimia mencakup senyawa organic atau senyawa anorganik. Watak biologic berkaitan
dengan jenis bakteri, spora atau virus. Ukuran partikulat merupakan watak fisik yang
utama.
Partikel dikelompokan atas dasar pembentukan dalam : debu (dust), asap (smoke), fumes,
abu terbang (fly-ash), kabut (mist), atau spray. Empat jenis pertama berupa padatan dan dua
jenis yang lain adalah cairan. Debu dihasilkan dari pemecahan massa yang lebih besar
missal pemecahan, penggerusan atau peledakan. Debu juga dihasilkan dari proses atau
penanganan bahan misalnya batubara, semen, padi-padian atau produk samping proses
mekanik misal penggerajinan kayu. Ukuran berkisar antara 1-10000 m dan mudah
mengendap
akibat
gaya
gravitasi.
Asap adalah partikel yang halus akibat dari pembakaran tak sempurna senyawa
organic misal tembakau, kayu atau batubara. Asap ini terutama disusun oleh karbon dan
bahan lain dan berukuran 0,5-1 m. Fumes adalah partikel yang halus dan merupakan hasil
kondensasi uap bahan padat missal oksida seng, oxide timbale. Fumes ini dapat dihasilkan
dari proses sublimasi, distilasi, kalsinasi,atau pencairan logam. Ukuran fumes adalah 0,030,3
m.
Abu terbang berasal dari hasil pembakaran batubara yang berupa partikel tak terbakar
yang semula dikandung oleh batubara. Ukuran abu ini berkisar 1-1000 m. abu ini
berwatak seperti asap akibat hasil pembakaran dan berwatak pula seperti fumes akibat
kandungan bahan anorganik atau mineral. Kabut adalah butir cair yang terbentuk akibat
kondensasi uap atau disperse cairan. Ukuran kabut adalah kurang dari 10 m. jika
konsentrasi kabut ini tinggi, maka jarak pandang akan munurun. Spray merupakan
partikel cairan yang dibentuk oleh proses atomisasi cairan awal missal pestisida dan
herbisida. Ukuran partikel berkisar antara 10-1000 m.
III.

PENCEGAHAN PENCEMARAN
1) Larangan Parkir.

Membatasi jumlah mobil yang boleh parkir di suatu daerah, tapi tidak berpengaruh
apapun pada jumlah mobil yang boleh lewat.

Melarang semua kendaraan memasuki pusat-pusat kota. "Zona bebas mobil",


sebagai suatu cara untuk mengurangi pencemaran udara, dll.

Pengalaman di AS ; hanya berlaku pada daerah pariwisata atau pertokoan kecil, dan
hanya berdampak kecil pada pola transportasi kota secara total.

2) "Sel" Lalu Lintas.

Gothenburg, Swedia, membagi kotanya menjadi lima sektor 1970 : suatu cara untuk
membatasi lalu lintas dan menggalakkan transportasi umum.

Kendaraan darurat, angkutan lokal masal, sepeda dan moped dapat melintas dari
satu zona ke zona lain, tapi mobil tidak dapat.

Layanan transit yang lebih baik dan tingkat kecelakaan yang lebih rendah.

Pendekatan yang disebut "sel lalu lintas" ini, yang berasal dari Bremen, Jerman,
juga digunakan di Groningen, Belanda, dan Besancon, Prancis.

3) Pembangkit Tenaga Listrik

Teknologi mengurangi emisi SO2sampai 90 persen atau lebih.

Penggunaan alat pengubah berkatalis pada mobil dapat dilihat dari sukses besar
yang terjadi di Jerman.

"selective catalytic reduction/SCR" dapat mengurangi 90 % atau lebih nitrogen


oksida (penyebab asap kabut dan hujan asam).Efisiensinya meningkat sampai 12
persen.

4) Menghilangkan Materi Partikulat Dari Udara Pembuangan


a. Filter Udara
Filter udara dimaksudkan untuk yang ikut keluar pada cerobong atau stack, agar
tidak ikut terlepas ke lingkungan sehingga hanya udara bersih yang saja yang keluar dari
cerobong. Filter udara yang dipasang ini harus secara tetap diamati (dikontrol), kalau sudah
jenuh (sudah penuh dengan abu/ debu) harus segera diganti dengan yang baru.
Jenis filter udara yang digunakan tergantung pada sifat gas buangan yang keluar
dari proses industri, apakah berdebu banyak, apakah bersifat asam, atau bersifat alkalis dan
lain sebagainya.

b. Pengendap Siklon
Pengendap Siklon atau Cyclone Separators adalah pengedap debu / abu yang ikut
dalam gas buangan atau udara dalam ruang pabrik yang berdebu. Prinsip kerja pengendap
siklon adalah pemanfaatan gaya sentrifugal dari udara / gas buangan yang sengaja
dihembuskan melalui tepi dinding tabung siklon sehingga partikel yang relatif berat
akan jatuh ke bawah.
Ukuran partikel / debu / abu yang bisa diendapkan oleh siklon adalah antara 5 40 .
Makin besar ukuran debu makin cepat partikel tersebut diendapkan.
c. Filter Basah
Nama lain dari filter basah adalah Scrubbers atau Wet Collectors. Prinsip kerja filter
basah adalah membersihkan udara yang kotor dengan cara menyemprotkan air dari bagian
atas alt, sedangkan udara yang kotor dari bagian bawah alat. Pada saat udara yang berdebu
kontak dengan air, maka debu akan ikut semprotkan air turun ke bawah.
Untuk mendapatkan hasil yang lebih baik dapat juga prinsip kerja pengendap siklon dan
filter basah digabungkan menjadi satu. Penggabungan kedua macam prinsip kerja tersebut
menghasilkan suatu alat penangkap debu yang dinamakan.
d. Pegendap Sistem Gravitasi
Alat pengendap ini hanya digunakan untuk membersihkan udara kotor yang ukuran
partikelnya relatif cukup besar, sekitar 50 u atau lebih. Cara kerja alat ini sederhana sekali,
yaitu dengan mengalirkan udara yang kotor ke dalam alat yang dibuat sedemikian rupa
sehingga pada waktu terjadi perubahan kecepatan secara tiba-tiba (speed drop), zarah akan
jatuh terkumpul di bawah akibat gaya beratnya sendiri (gravitasi). Kecepatan pengendapan
tergantung pada dimensi alatnya.
e. Pengendap Elektrostatik
Alat pengendap elektrostatik digunakan untuk membersihkan udara yang kotor dalam
jumlah (volume) yang relatif besar dan pengotor udaranya adalah aerosol atau uap air. Alat
ini dapat membersihkan udara secara cepat dan udara yang keluar dari alat ini sudah relatif
bersih.
Alat pengendap elektrostatik ini menggunakan arus searah (DC) yang mempunyai
tegangan antara 25 100 kv. Alat pengendap ini berupa tabung silinder di mana dindingnya
diberi muatan positif, sedangkan di tengah ada sebuah kawat yang merupakan pusat
silinder, sejajar dinding tabung, diberi muatan negatif. Adanya perbedaan tegangan yang
cukup besar akan menimbulkan corona discharga di daerah sekitar pusat silinder. Hal ini
menyebabkan udara kotor seolah olah mengalami ionisasi. Kotoran udara menjadi ion
negatif sedangkan udara bersih menjadi ion positif dan masing-masing akan menuju ke
elektroda yang sesuai. Kotoran yang menjadi ion negatif akan ditarik oleh dinding tabung
sedangkan udara bersih akan berada di tengah-tengah silinder dan kemudian terhembus
keluar.

Anda mungkin juga menyukai