Nim : 5213414082
LIMBAH PADAT
I. PENGERTIAN LIMBAH ATAU SAMPAH
Limbah atau sampah yaitu limbah atau kotoran yang dihasilkan karena pembuangan
sampah atau zat kimia dari pabrik-pabrik. Limbah atau sampah juga merupakan suatu
bahan yang tidak berarti dan tidak berharga, tapi kita tidak mengetahui bahwa limbah juga
bisa menjadi sesuatu yang berguna dan bermanfaat jika diproses secara baik dan benar.
Limbah atau sampah juga bisa berarti sesuatu yang tidak berguna dan dibuang oleh
kebanyakan orang, mereka menganggapnya sebagai sesuatu yang tidak berguna dan jika
dibiarkan terlalu lama maka akan menyebabkan penyakit padahal dengan pengolahan
sampah secara benar maka bisa menjadikan sampah ini menjadi benda ekonomis.
II. DEFINISI LIMBAH PADAT
Limbah padat adalah hasil buangan industri yang berupa padatan, lumpur atau
bubur yang berasal dari suatu proses pengolahan. Limbah padat berasal dari kegiatan
industri dan domestik. Limbah domestik pada umumnya berbentuk limbah padat rumah
tangga, limbah padat kegiatan perdagangan, perkantoran, peternakan, pertanian serta dari
tempat-tempat umum. Jenis-jenis limbah padat: kertas, kayu, kain, karet/kulit tiruan,
plastik, metal, gelas/kaca, organik, bakteri, kulit telur, dll
Sumber-sumber dari limbah padat sendiri meliputi seperti pabrik gula, pulp,
kertas, rayon, plywood, limbah nuklir, pengawetan buah, ikan, atau daging. Secara
garis besar limbah padat terdiri dari :
1) Limbah padat yang mudah terbakar.
2) Limbah padat yang sukar terbakar.
3) Limbah padat yang mudah membusuk.
4) Limbah yang dapat di daur ulang.
5) Limbah radioaktif.
6) Bongkaran bangunan.
7) Lumpur.
III. DAMPAK PENCEMARAN LIMBAH PADAT
Limbah pasti akan berdampak negatif pada lingkungan hidup jika tidak ada
pengolahan yang baik dan benar, dengan adanya limbah padat didalam linkungan hidup
maka dapat menimbulkan pencemaran seperti :
1. Timbulnya gas beracun, seperti asam sulfida (H2S), amoniak (NH3), methan (CH4),
C02 dan sebagainya. Gas ini akan timbul jika limbah padat ditimbun dan membusuk
dikarena adanya mikroorganisme. Adanya musim hujan dan kemarau, terjadi proses
pemecahan bahan organik oleh bakteri penghancur dalam suasana aerob/anaerob.
2. Dapat menimbulkan penurunan kualitas udara, dalam sampah yang ditumpuk, akan
terjadi reaksi kimia seperti gas H2S, NH3 dan methane yang jika melebihi NAB
(Nilai Ambang Batas) akan merugikan manusia. Gas H2S 50 ppm dapat
mengakibatkan mabuk dan pusing.
3. Penurunan kualitas air, karena limbah padat biasanya langsung dibuangdalam
perairan atau bersama-sama air limbah. Maka akan dapat menyebabkan air menjadi
keruh dan rasa dari air pun berubah.
4. Kerusakan permukaan tanah.
Dari sebagian dampak-dampak limbah padat diatas, ada beberapa dampak
limbah yang lainnya yang ditinjau dari aspek yang berbeda secara umum. Dampak limbah
secara umum di tinjau dari dampak terhadap kesehatan dan terhadap lingkungan adalah
sebagai berikut :
A. Dampak Terhadap Kesehatan
Dampaknya yaitu dapat menyebabkan atau menimbulkan panyakit. Potensi
bahaya kesehatan yang dapat ditimbulkan adalah sebagai berikut:
Penyakit diare dan tikus, penyakit ini terjadi karena virus yang berasal dari sampah
dengan pengelolaan yang tidak tepat.
Penyakit kulit misalnya kudis dan kurap.
B. Dampak Terhadap Lingkungan
Cairan dari limbah limbah yang masuk ke sungai akan mencemarkan airnya sehingga
mengandung virus-virus penyakit. Berbagai ikan dapat mati sehingga mungkin lama
kelamaan akan punah. Tidak jarang manusia juga mengkonsumsi atau menggunakan air
untuk kegiatan sehari-hari, sehingga menusia akan terkena dampak limbah baik secara
langsung maupun tidak langsung. Selain mencemari, air lingkungan juga menimbulkan
banjir karena banyak orang-orang yang membuang limbah rumah tanggake sungai,
sehingga pintu air mampet dan pada waktu musim hujan air tidak dapat mengalir dan air
naik menggenangi rumah-rumah penduduk, sehingga dapat meresahkan para penduduk.
Sistem Magnetis. Adalah sistem pemisahan berdasarkan sifat magnet yang bersifat
agnet, akan langsung menempel. Misalnya untuk memisahkan campuran logam dan
non logam.
2. Penyusunan Ukuran
Penyusunan ukuran dilakukan untuk memperoleh ukuran yang lebih kecil
agar pengolahannya menjadi mudah.
3. Pengomposan
Pengomposan dilakukan terhadap buangan / limbah yang mudah membusuk, sampah kota,
buangan atau kotoran hewan ataupun juga pada lumpur pabrik. Supaya hasil pengomposan
baik, limbah padat harus dipisahkan dan disamakan ukurannya atau volumenya.
4. Pembuangan Limbah
Proses akhir dari pengolahan limbah padat adalah pembuangan limbah yang dibagi menjadi
dua yaitu :
a) Pembuangan Di Laut
Pembuangan limbah padat di laut, tidak boleh dilakukan pada sembarang tempat dan perlu
diketahui bahwa tidak semua limbah padat dapat dibuang ke laut. Hal ini disebabkan :
Laut sebagai tempat mencari ikan bagi nelayan.
Laut sebagai tempat rekreasi dan lalu lintas kapal.
Laut menjadi dangkal.
Limbah padat yang mengandung senyawa kimia beracun dan berbahaya dapat
membunuh biota laut.
b) Pembuangan Di Darat Atau Tanah
Untuk pembuangan di darat perlu dilakukan pemilihan lokasi yang harus dipertimbangkan
sebagai berikut :
Pengaruh iklim, temperatur dan angin.
Struktur tanah.
Jaraknya jauh dengan permukiman.
Pengaruh terhadat sumber lain, perkebunan, perikanan, peternakan, flora atau fauna.
Pilih lokasi yang benar-benar tidak ekonomis lagi untuk kepentingan apapun.
VI. KESIMPULAN
Pada dasarnya limbah adalah sejenis kotoran yang berasal dari hasil
pembuangan dan itu mengakibatkan dampak bagi lingkungan di sekitar tetapi sekarang
banyak ditemukan cara atau solusi untuk menangani dampak-dampak yang dihasilkan oleh
limbah, meskipun demikian pada kenyataannya cara atau solusi tersebut tidak ada hasilnya
karena masih banyak pula kita jumpai limbah atau sampah disungai dan didarat yang dapat
pula menimbulkan banjir serta kerusakan lingkungan lainnya.
LIMBAH UDARA
I.
Pencemaran udara adalah kehadiran satu atau lebih substansi fisik, kimia, atau
biologi di atmosfer dalam jumlah yang dapat membahayakan kesehatan mahkluk hidup,
mengganggu estetika dan kenyamanan, atau merusak properti.
Pencemaran udara adalah masuknya, atau tercampurnya unsur-unsur berbahaya ke
dalam atmosfir yang dapat mengakibatkan terjadinya kerusakan lingkungan, gangguan pada
kesehatan manusia secara umum serta menurunkan kualitas lingkungan.
Klasifikasi Pencemar Udara :
1. Pencemar primer : pencemar yang di timbulkan langsung dari sumber pencemaran
udara.
2. Pencemar sekunder : pencemar yang terbentuk dari reaksi pencemar-pencemar
primer di atmosfer. Contoh: Sulfur dioksida, Sulfur monoksida dan uap air akan
menghasilkan asam sulfurik.
Pengolongan sumber sumber pencemaran udara menjadi 2 :
1. kegiatan yang bersifat alami (natural) Contoh sumber alami adalah akibat letusan
gunung berapi, kebakaran hutan, dekomposisi biotik, debu, spora tumbuhan, dan
lain sebagainya.
2. kegiatan antropogenik.: Contoh pencemaran antropogenik banyak dihasilkan dari
aktivitas transportasi, industri, rokok, dari persampahan, baik akibat dekomposisi
ataupun pembakaran, dan rumah tangga.
II.
JENIS PENCEMARAN UDARA SERTA DAMPAKNYA
Udara alami tidak pernah dalam keadaan murni, karena gas-gas misal SO 2, H2S
dan CO akan dibebaskan ke atmosfer akibat proses-proses alami yang berlangsung seperti
pembusukan (putrefaction) tumbuhan atau bangkai, kebakaran hutan dan letusan gunung
berapi. Gas dan partikel padat atau cair akan disebarkan oleh angin ke seluruh bagian dan
sebagian partiikel ini akan mengendap akibat kecepatan yang dimiliki tidak dapat melawan
gaya tarik bumi. Pencemaran alami dan pencemar dari berbagai kegiatan manusia
mengakibatkan kualitas uudara tidak sesuai dengan kualitas udara bersih. Pengenceran
senyawa-senyawa pencemar ini oleh udara tidak berlangsuung secara keseluruhan pada
tiap ketinggian dan tiap saat. Difusi atmosferik adalah sangat kecil pada ketinggian
3000-4000 meter dan bahkan pada keadaan nyata senyawa pencemar tidak ditemui pada
ketinggian lebih dari 600 meter. Hambatan geologik dan hambatan manusia mengakibatkan
hambatan pada gerakan udara sehingga terjadi penurunan kemampuan pencampuran dan
pengenceran.
A. Pengolongan Senyawa Pencemaran:
1. senyawa pencemar primer : senyawa yang langsung dibebaskan dari sumber,
2. senyawa pencemar sekunder : senyawa baru yang terbentuk akibat interaksi dua
atau lebih senyawa pencemar primer selama berada di atmosfer.
B. Lima jenis senyawa pencemar yang umum dikaitkan dengan pencemaran
udara adalah:
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
karbonmonoksida (CO)
oksida nitrogen (NOx)
oksida sulfur (SOx)
hidrokarbon
partikel/debu
Pengaruh
Kurang
dari 1
Tidak ada
1.0 2.0
Perilaku lain
2.0 5.0
Pusat syaraf terganggu, kesulitan dalam pembedaan waktu atau terang dan
gelap
>5.0
10 80
Penyisihan yang berlangsung dengan cepat oleh mikroba tanah. [Stoker dan
Seager, 1973]
HNO3 +HNO2
2HNO3 +NO
NO3 +O2
N2O5
2HNO3
H2SO3
H2SO4
Gas SO2, H2SO4 dan garam sulfat cenderung mengganggu membrane saluran
pernafasan dan jadi pemicu penyakit pernafasan kronis terutama bronchitis.
Tumbuhan juga akan mengalami kerusakan oleh gas SO2 dan asam H2SO4 misal
tanaman yang peka pada gas adalah alfafa, kapas dan kedelai serta sayuran kacang,
bayam dan lettuce. Bahan bangunan juga akan mengalami kerusakan terutama
bahan yang mengandung senyawa karbonat missal marmer, kapur, karbonat akan
digantikan oleh sulfat dan akan terlarut oleh air. Gypsum CaSO 4 yang terbentuk
akan terbasuh oleh air dan meninggalkan permukaan yang berlubang dan
permukaan
berubah
warna.
5) Partikulat
Partikulat atau padayan renik dapat berbentuk cairan atau padatan. Partikulat ini
adalah bahan yang tersebar di udara baik cairan atau padatan yang merupakan agregat
individu dengan ukuran yang lebih besar daripada molekul tunggal tetapi lebih kecil dari
500 m. particulat ini dapat dipilah dan dibahas atas dasar warna fisik, kimia, dan biologic.
Watak fisik meliputi ukuran proses pembentukan, watak pengendapan, dan watak optic.
Watak kimia mencakup senyawa organic atau senyawa anorganik. Watak biologic berkaitan
dengan jenis bakteri, spora atau virus. Ukuran partikulat merupakan watak fisik yang
utama.
Partikel dikelompokan atas dasar pembentukan dalam : debu (dust), asap (smoke), fumes,
abu terbang (fly-ash), kabut (mist), atau spray. Empat jenis pertama berupa padatan dan dua
jenis yang lain adalah cairan. Debu dihasilkan dari pemecahan massa yang lebih besar
missal pemecahan, penggerusan atau peledakan. Debu juga dihasilkan dari proses atau
penanganan bahan misalnya batubara, semen, padi-padian atau produk samping proses
mekanik misal penggerajinan kayu. Ukuran berkisar antara 1-10000 m dan mudah
mengendap
akibat
gaya
gravitasi.
Asap adalah partikel yang halus akibat dari pembakaran tak sempurna senyawa
organic misal tembakau, kayu atau batubara. Asap ini terutama disusun oleh karbon dan
bahan lain dan berukuran 0,5-1 m. Fumes adalah partikel yang halus dan merupakan hasil
kondensasi uap bahan padat missal oksida seng, oxide timbale. Fumes ini dapat dihasilkan
dari proses sublimasi, distilasi, kalsinasi,atau pencairan logam. Ukuran fumes adalah 0,030,3
m.
Abu terbang berasal dari hasil pembakaran batubara yang berupa partikel tak terbakar
yang semula dikandung oleh batubara. Ukuran abu ini berkisar 1-1000 m. abu ini
berwatak seperti asap akibat hasil pembakaran dan berwatak pula seperti fumes akibat
kandungan bahan anorganik atau mineral. Kabut adalah butir cair yang terbentuk akibat
kondensasi uap atau disperse cairan. Ukuran kabut adalah kurang dari 10 m. jika
konsentrasi kabut ini tinggi, maka jarak pandang akan munurun. Spray merupakan
partikel cairan yang dibentuk oleh proses atomisasi cairan awal missal pestisida dan
herbisida. Ukuran partikel berkisar antara 10-1000 m.
III.
PENCEGAHAN PENCEMARAN
1) Larangan Parkir.
Membatasi jumlah mobil yang boleh parkir di suatu daerah, tapi tidak berpengaruh
apapun pada jumlah mobil yang boleh lewat.
Pengalaman di AS ; hanya berlaku pada daerah pariwisata atau pertokoan kecil, dan
hanya berdampak kecil pada pola transportasi kota secara total.
Gothenburg, Swedia, membagi kotanya menjadi lima sektor 1970 : suatu cara untuk
membatasi lalu lintas dan menggalakkan transportasi umum.
Kendaraan darurat, angkutan lokal masal, sepeda dan moped dapat melintas dari
satu zona ke zona lain, tapi mobil tidak dapat.
Layanan transit yang lebih baik dan tingkat kecelakaan yang lebih rendah.
Pendekatan yang disebut "sel lalu lintas" ini, yang berasal dari Bremen, Jerman,
juga digunakan di Groningen, Belanda, dan Besancon, Prancis.
Penggunaan alat pengubah berkatalis pada mobil dapat dilihat dari sukses besar
yang terjadi di Jerman.
b. Pengendap Siklon
Pengendap Siklon atau Cyclone Separators adalah pengedap debu / abu yang ikut
dalam gas buangan atau udara dalam ruang pabrik yang berdebu. Prinsip kerja pengendap
siklon adalah pemanfaatan gaya sentrifugal dari udara / gas buangan yang sengaja
dihembuskan melalui tepi dinding tabung siklon sehingga partikel yang relatif berat
akan jatuh ke bawah.
Ukuran partikel / debu / abu yang bisa diendapkan oleh siklon adalah antara 5 40 .
Makin besar ukuran debu makin cepat partikel tersebut diendapkan.
c. Filter Basah
Nama lain dari filter basah adalah Scrubbers atau Wet Collectors. Prinsip kerja filter
basah adalah membersihkan udara yang kotor dengan cara menyemprotkan air dari bagian
atas alt, sedangkan udara yang kotor dari bagian bawah alat. Pada saat udara yang berdebu
kontak dengan air, maka debu akan ikut semprotkan air turun ke bawah.
Untuk mendapatkan hasil yang lebih baik dapat juga prinsip kerja pengendap siklon dan
filter basah digabungkan menjadi satu. Penggabungan kedua macam prinsip kerja tersebut
menghasilkan suatu alat penangkap debu yang dinamakan.
d. Pegendap Sistem Gravitasi
Alat pengendap ini hanya digunakan untuk membersihkan udara kotor yang ukuran
partikelnya relatif cukup besar, sekitar 50 u atau lebih. Cara kerja alat ini sederhana sekali,
yaitu dengan mengalirkan udara yang kotor ke dalam alat yang dibuat sedemikian rupa
sehingga pada waktu terjadi perubahan kecepatan secara tiba-tiba (speed drop), zarah akan
jatuh terkumpul di bawah akibat gaya beratnya sendiri (gravitasi). Kecepatan pengendapan
tergantung pada dimensi alatnya.
e. Pengendap Elektrostatik
Alat pengendap elektrostatik digunakan untuk membersihkan udara yang kotor dalam
jumlah (volume) yang relatif besar dan pengotor udaranya adalah aerosol atau uap air. Alat
ini dapat membersihkan udara secara cepat dan udara yang keluar dari alat ini sudah relatif
bersih.
Alat pengendap elektrostatik ini menggunakan arus searah (DC) yang mempunyai
tegangan antara 25 100 kv. Alat pengendap ini berupa tabung silinder di mana dindingnya
diberi muatan positif, sedangkan di tengah ada sebuah kawat yang merupakan pusat
silinder, sejajar dinding tabung, diberi muatan negatif. Adanya perbedaan tegangan yang
cukup besar akan menimbulkan corona discharga di daerah sekitar pusat silinder. Hal ini
menyebabkan udara kotor seolah olah mengalami ionisasi. Kotoran udara menjadi ion
negatif sedangkan udara bersih menjadi ion positif dan masing-masing akan menuju ke
elektroda yang sesuai. Kotoran yang menjadi ion negatif akan ditarik oleh dinding tabung
sedangkan udara bersih akan berada di tengah-tengah silinder dan kemudian terhembus
keluar.