Anda di halaman 1dari 5

A.

Pengertian Bangsa
Pengertian bangsa menurut ilmu antropologi adalah pengelompokan manusia
yang keterikatannya dikarenakan adanya kesamaan fisik, bahasa, dan keyakinan.
Sedangkan menurut KBBI bangsa berarti sekumpulan manusia yang biasanya terikat
karena kesatuan bahasa serta wilayah tertentu di muka bumi.
Bangsa timbul karena gerakan kebangsaan yang berawal dari benua Eropa,
Banyak negara besar terpecah menjadi negara- negara kecil. Di Asia, banyak negara
jajahan yang memberontak untuk memerdekakan diri dari kekangan penjajah.
Menurut Ernest Renan bangsa adalah kesatuan solidaritas yang terdiri dari
orangorang yang saling merasa setia satu sama lain. Bangsa tidak bergantung pada
persamaan asal ras, suku bangsa, agama, bahasa, geografi atau hal-hal lain yang
sejenis.
Benedict Anderson mengemukakan pengertian bangsa sebagai komunitas
politik yang dibayangkan artinya tidak selalu sesuai dengan kenyataan. Komunitas
politik memiliki arti bahwa bangsa yang kecil pun belum tentu warganya saling
mengenal, terbatas atinya bangsa memiliki batas wilayah yang jelas walaupun itu
bangsa yang besar sementara berdaulat berarti bahwa bangsa tersebut dibawah
kekuasaaan suatu negara.
Otto Baurerr memiliki pandangan bahwa bangsa adalah persatuan perangai
yang timbul karena persamaan nasib. Persatuan antara orang dengan tanah airnya
merupakan syarat bangsa menurut Soekarno.
Dari beberapa pendapat para ahli dapat disimpulkan bahwa pengertian bangsa
yaitu lebih mengandung corak kerohanian daripada corak lahiriah, yaitu sekelompok
manusia yang mempunyai keinginan, kehendak, perasaan, pikiran, jiwa, semangat
untuk bersatu. Tiap- tiap bangsa memiliki ciri khas tersendiri yang melekat padanya.
Bangsa dibedakan menjadi dua yaitu bangsa alami dan bangsa negara.
B. Pengertian Negara
Negara berasal dari kata nagari atau nagara ( sansekerta ) yang berarti kota,
desa, daerah, wilayah atau tempat tinggal seorang pangeran. Banyak ahli
mengemukakan pengertian negara seperti Roger H. Soltau yang menyatakan bahwa
negara adalah alat atau wewenang yang mengatur atau mengendalikan persoalan
bersama, atas nama masyarakat. Sedangkan max waber negara adalah suatu
masyarakat yang mempunyai monopoli dalam penggunaan kekerasan fisik secara sah
dalam suatu wilayah. Para ahli lain juga mengemukakan pengertian negara seperti
Harold J. Laski, Robert M, Maclver, Kranenburg, Logeman dan masih banyak lagi.
Dari beberapa ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa negara adalah
sekelompok atau beberapa kelompok manusia yang bersama-sama mendiami suatu

wilayah tertentu dengan mengakui adanya suatu pemerintahan yang mengurus tata
tertib dan keselamatan sekelompok manusia tadi.
C. Tujuan, Sifat, dan Fungsi Negara
1. Tujuan Negara
Mewujudkan keamanan dan kebahagiaan bagi masyarakatnya. Cara
negara mewujudkan tujuannya tidak sama antara negara yang satu dengan
yang lainnya tergantung pada ideologi yang dianutnya.
2. Sifat Negara
a) Sifat memaksa
Untuk menghindari adanya anarki maka negara berkuasa
memakai kekerasan fisik secara legal.
b) Sifat monopoli
Memiliki hak superior yaitu hak yang hanya dimilik oleh
negara dan tidak dimiliki oleh organisasi masyarakat suatu negara.
c) Sifat mencakup semua
Semua peraturan berlaku bagi semua orang yang berada dalam
negara tanpa terkecuali.
3. Fungi Negara
Menurut Meriam Budiardjo fungsi negara yaitu melaksanakan
penertiban untuk tujuan bersama, mengusahakan kesejahteraan bagi rakyatnya
dan menyelenggarakan pertahanan negara.
D. Bentuk dan Susunan Negara
Menurut literatur hukum dan politik, pengertian bentuk negara berkaitan
dengan dua pilihan yaitu bentuk negara kerajaan dan bentuk negara republik. Contoh
negara kerajaan yaitu Inggris dan Belanda. Kepala negara disebut raja ( king ) atau
ratu ( queen ). Sedangkan contoh negara republik adalah republik rakyat china (RRC).
Bangunan atau susunan negara dapat dibedakan menjadi dua yaitu negara kesatuan
dan negara federal atau negara serikat.
1. Negara Kesatuan
Negara kesatuan adalah negara yang berstatus tunggal, baik dilihat dari
segi penduduknya, wilayahnya, maupun pemerintahannya. Cirinya yaitu
adanya suatu pemerintah yang utuh, adanya satu pemerintah pusat, dan adanya
kedaulatan eksternal dan internal yang berada pada satu kendali.
Sistem negara kesatuan dibedakan menjadi tiga yaitu sistem
sentralisasi, sistem desentralisasi, dan sistem dekosentrasi.
2. Negara Serikat ( Federal )
Negara serikat diartikan sebagai pembagian kekuasaan negara antara
pemerintah federal atau pemerintah pusat dan pemerintah negara bagian.
Masalah hubungan luar negeri dan perjanjian dipegang oleh pemerintah pusat

sedangkan masalah yang tidak menyangkut urusan nasional dipegang oleh


negara bagian.
Pembagian kekuasaan negara federal ada yang federal sempurna
seperti Amerika Serikat dan Australia, dan ada yang pembagiannya dirinci
antara pemerintah pusat dan negara bagian seperti Canada dan India.
Jimly Assiddiqie menambah lagi ada negara yang bernama konfederasi
dan negara superstruktural. Negara federasi merupakan persekutuan antara
negara yang berdaulat yang terikat kerja sama yang longgar, contohnya
ASEAN. Sedangkan negara superstruktural yaitu negara yang sifatnya sangat
kuat dan didalamnya terdapat fungsi kenegaraan yang lazim, contohnya Uni
Eropa.
E. Unsur-Unsur Negara
1. Wilayah
Setiap negara memiliki batas wilayah yang jelas baik itu darat, laut
maupun udara. Menurut hukum internasional semua negara sama martabatnya,
tetapi dalam kenyataannya sering negara kecil mengalami kesulitan untuk
memepertahankan kedaulatannya, apalagi jika negara tetangganya adalah
negara besar.
2. Penduduk
Penduduk adalah orang yang menempati suatu negara. Penduduk
dalam suatu negara memiliki ciri khas yang membedakan dengan negara yang
lain. Perbedaan ini tampak dari kebudayaannya, kesamaan sejarah, bahasa dan
agama. Namun demikian hal itu kadang bukan menjadi pemersatu bangsa.
Menurut Ernest Renan pemersatu bangsa adalah tercapainya hasil gemilang di
masa lampau dan keinginan untuk mencapai tujuan bersama di masa depan.
3. Pemerintahan
Pemerintah suatu negara mempunai wewenang mengatur keputusankeputusan yang mengikat suatu negaranya. Negara bersifat permanen
sedangkan pemerintah bersifat silih berganti. Kekuasaan pemerintahan dibagi
menjadi tiga yaitu legislatif, eksekutif, dan yudikatif. Sedangkan sistem
pemerintahan juga dibagi menjadi tiga yaitu sistem pemerintahan presidensil,
parlementer dan campuran.
4. Kedaulatan
Kedaulatan merupakan kekuasaan tertinggi untuk mebuat undangundang dan melaksanakannya dengan segala cara yang tersedia. Kedaulatan
umumnya bersifat yuridis karena tidak selalu sama dengan komposisi dan
letak kekuasaan politik. Dan kedaulatan tidak bersifat mutlak.
5. Warga negara

Pengertian warga negara seringkali tidak terlepas dengan penduduk,


namun pengertiannya sangat berbeda. Menurut UUD 1945 pasal 26 ayat 1
yang menjadi warga negara adalah orang bangsa Indonesia asli dan orangorang bangsa lain yang disahkan dengan undang-undang sebagai warga
negara. Sementara dalam pasal 26 ayat 2 penduduk adalah warga negara
Indonesia asli dan orang asing yang bertempat tinggal di Indonesia. Asas
kewarganegaraan dibagi menjadi dua yaitu asas Ius sanguinis dan asas Ius
soli.
a) UU Kewarganegaraan
Pasal 26 ayat (3) UUD 1945 berbunyi hal-hal mengenai warga
negara dan penduduk diatur dengan undang-undang. UU yang
mengatur kewarganegaraan adalah UU nomor 12 tahun 2006. Ada
beberapa pasal yang mengatur status kewarganegaraan dalam UU
tersebut. Sehubungan dengan UU nomor 12 tahun 2006 ada 4 asas
yang dianut yaitu asas Ius sanguinis ( law off the blood ), asas Ius soli (
law off the soil ), asas kewarganegaraan tunggal dan asas
kewarganegaraan ganda terbatas.
Dalam Undang-Undang ini tidak mengatur kewarganegaraan
ganda ( bipatride ) atau pun tanpa kewarganegaraan ( apatride ).
Kewarganegaraan ganda timbul akibat tidak seragamnya asas
kewarganegaraan. Selain asas tersebut ada beberapa asas khusus yang
menjadi dasar penyusunan Undang-undang, yaitu asas kepentingan
nasional, asas perlindungan maksimum, asas persamaan didalam
hukum, asas kebenaran substantif, asas nondiskriminatif, asas
pengakuan dan penghormatan HAM, asas keterbukaan dan asas
publisitas.
Pokok materi yang diatur UU kewarganegaraan tahun 2006 ini
meliputi siapa yang menjadi warga negara, syarat dan tata cara
memperoleh kewarganegaraan RI, kehilangan kewarganegaraan, syarat
dan tata cara memperoleh kembali status kewarganegaraan dan
ketentuan pidana.
b) Perkembangan Pengaturan Kewarganegaraan
Peraturan kewarganegaraan pada mulanya masih terkait dengan
peraturan di zaman Hindia Belanda. Sehingga Soepomo
menggolongkan orang Indonesia menjadi beberapa golongan yaitu (i)
kawulanegara dan orang asing, (ii) penduduk dan bukan penduduk

negara, (iii) orang Eropa, bumiputera, dan orang Timur Asing serta (iv)
orang belanda, kawula negara pribumi bukan orang belanda, dan
kawulanegara manca negara bukan orang belanda. Banyak perubahan
peraturan kewarganegaraan yang sudah terjadi mulai dari UU tahun 28
Juni 1850 yang diubah menjadi UU tahun 3 Mei 1851 dan pasal 5 BW
Belanda tahun 1838 yang masih menganut ius soli. Kemudian diganti
lagi dengan UU 12 Desember 1892 yang menganut ius sanguinis.
Kemudian diterbitkan lagi UU 10 Februari 1910 dan UU 10 Juni
1927. Berdasarkan UU tersebut penduduk Indonesia dibagi menjadi
orang golongan Eropa, golongan Timur Asing dan golongan Bumi
Putera. Setelah Indonesia merdeka semua peraturan tersebut berubah
karena disesuaikan dengan rezim hukum baru berdasarkan UndangUndang Dasar 1945 sebagai konstitusi proklamasi.

Anda mungkin juga menyukai