Anda di halaman 1dari 18

Penyebab dan Penanganan Anemia

Anemia adalah kondisi di mana darah Anda memiliki jumlah sel darah merah di bawah
normal. Kurangnya sel darah merah ini biasanya diindikasikan oleh hitungan hemoglobin
yang lebih rendah dari normal.
Hemoglobin adalah unsur utama penyusun sel darah merah yang merupakan protein kaya zat
besi dan berfungsi membantu sel darah merah mengangkut oksigen dari paru-paru ke seluruh
tubuh.
Bila jumlah hemoglobin Anda sedikit, sel-sel tubuh Anda akan kekurangan oksigen. Anda
akan merasa lelah, lemas dan gejala anemia lainnya. Anemia parah dan menahun (kurang dari
5 g/dl) dapat mengakibatkan kerusakan jantung, otak dan organ tubuh lain. Anemia yang
sangat parah bahkan dapat menyebabkan kematian.

Gejala
Kadar Hb Normal
Pria dewasa
Wanita dewasa
Ibu hamil
Bayi baru lahir
Anak-anak

13.5 17 g/dl
12 15 g/dl
11 12 g/dl
14 24 g/dl
11 16 g/dl

Tubuh yang mengalami anemia akan menunjukkan gejala seperti muka pucat, lelah, kurang
energi/lemas, mengantuk, dan sakit kepala. Pada kasus yang lebih parah, anemia
menyebabkan denyut jantung bertambah cepat, nafas tersengal dan pingsan.

Penyebab
Anemia terutama disebabkan oleh kehilangan darah, kekurangan produksi sel darah merah
atau perusakan sel darah merah yang lebih cepat dari normal. Kondisi tersebut dapat
disebabkan oleh:

Kurang mengkonsumsi makanan yang mengandung zat besi, vitamin B12, asam
folat dan vitamin C, unsur-unsur yang diperlukan untuk pembentukan sel darah
merah.
o Kekurangan zat besi adalah penyebab utama anemia. Sekitar 20% wanita, 50%
wanita hamil dan 3% pria mengalami kekurangan zat besi.
o Tidak mengkonsumsi daging (vegetarian) dapat menyebabkan Anda
kekurangan vitamin B12, jenis vitamin yang hanya ditemui pada makanan
hewani (daging, ikan, telur, susu). Di kalangan non vegetarian, hampir tidak

ada yang kekurangan vitamin ini karena cadangannya cukup untuk produksi
sel darah sampai lima tahun.
o Asam folat tersedia pada banyak makanan, namun terutama terdapat di
hati dan sayuran hijau mentah.

Darah menstruasi berlebihan. Wanita yang sedang menstruasi rawan terkena


anemia karena kekurangan zat besi bila darah menstruasinya banyak dan dia tidak
memiliki cukup persediaan zat besi.

Kehamilan. Wanita yang hamil rawan terkena anemia karena janin menyerap zat besi
dan vitamin untuk pertumbuhannya.

Penyakit tertentu. Penyakit yang menyebabkan perdarahan terus-menerus di saluran


pencernaan seperti gastritis, radang usus buntu,dll dapat menyebabkan anemia.

Obat-obatan tertentu. Beberapa jenis obat dapat menyebabkan perdarahan lambung


(aspirin, obat anti inflamasi,dll). Obat lainnya dapat menyebabkan masalah dalam
penyerapan zat besi dan vitamin (antacid, pil KB, obat anti artritis, dll).

Operasi pengambilan sebagian atau seluruh lambung (gastrektomi). Ini bisa


menyebabkan anemia karena tubuh kurang menyerap zat besi dan vitamin B12.

Penyakit radang kronis seperti lupus, artritis rematik, penyakit ginjal, masalah pada
kelenjar tiroid, beberapa jenis kanker, dan penyakit lainnya dapat menyebabkan
anemia karena memengaruhi proses pembentukan sel darah merah.

Penanganan

Bila Anda merasakan gejala anemia di atas dan orang-orang di sekeliling Anda
melihat Anda tampak pucat dan lelah, segeralah berkonsultasi dengan dokter.
Dokter akan menanyakan kebiasaan makan Anda dan obat yang sedang Anda minum.
Anda lalu akan mendapatkan pemeriksaan fisik, pemeriksaan darah dan pemeriksaan
penunjang lainnya untuk menentukan apakah terdapat anemia dan apa penyebabnya.

Penanganan anemia tergantung pada penyebabnya. Bila penyebabnya adalah


kekurangan zat besi, dokter akan mencari tahu dan mengatasi penyebab kekurangan
tersebut. Suplemen zat besi dalam bentuk tablet atau sirup mungkin diberikan. (Bila
anemia disebabkan oleh masalah penyerapan pasca- operasi gastrektomi, pemberian
suplemen akan diberikan secara intramuskular atau intravenal).

Pemulihan biasanya berlangsung enam hingga delapan minggu setelah


penanganan. Setelah anemia tertangani, Anda masih akan terus menerima asupan
suplemen zat besi hingga beberapa bulan untuk menjaga kondisi. Tinja Anda akan
berwarna hitam selama perawatan.

Bila anemia disebabkan penyakit tertentu, satu-satunya solusi adalah


menyembuhkan penyakitnya.

Anemia kronis yang ditandai dengan gejala parah seperti denyut jantung cepat, nafas
tersengal dan pingsan mungkin harus segera ditangani dengan transfusi darah.

Tips

Mengkonsumsi makanan yang mengandung zat besi disarankan bagi setiap


orang, terlebih bagi wanita yang menstruasi atau sedang hamil. Zat besi yang paling
mudah diserap bersumber dari daging, ayam dan ikan. Beberapa makanan seperti
sayuran, buah-buahan, sereal (yang diperkuat zat besi), telur dan kacang-kacangan
juga mengandung zat besi, namun lebih sulit dicerna. Untuk mempermudah
penyerapan zat besi, Anda dapat memakannya bersamaan dengan daging, ayam atau
ikan atau dengan buah-buahan yang kaya vitamin C.

Anda tidak memerlukan suplemen zat besi kecuali direkomendasikan dokter.


Suplemen zat besi berdosis tinggi dapat menyebabkan konstipasi dan tinja berwarna
hitam. Selain itu, penggunaan suplemen zat besi yang tidak perlu dapat
menyembunyikan masalah lain, misalnya perdarahan pada saluran pencernaan.

Wanita hamil disarankan mengkonsumsi suplemen makanan sesuai saran


dokter, termasuk yang mengandung zat besi dan asam folat untuk mencegah anemia.

Mengkonsumsi buah-buahan kaya vitamin C seperti jambu, jeruk, sirsak, pepaya,


dan anggur dapat membantu tubuh menyerap zat besi.

Menjalani diet vegetarian harus dilakukan dengan bijak karena dapat


menyebabkan kekurangan vitamin B12. Vitamin ini sangat penting bagi pembentukan
sel-sel tubuh, termasuk sel darah merah. Bila Anda tidak mengkonsumsi makanan
hewani, Anda perlu mengambil suplemen vitamin B12.

Berhati-hatilah dalam penggunaan aspirin, ibuprofen dan obat anti inflamasi


karena dapat menyebabkan iritasi lambung. Bila Anda harus mengkonsumsinya,
konsultasikan dengan dokter jika Anda punya riwayat perdarahan lambung. Dokter
mungkin akan mengganti dengan obat lain yang sesuai.

http://majalahkesehatan.com/penyebab-dan-penanganan-anemia/

Anemia Pada Remaja Putri

Anemia adalah suatu kondisi medis dimana jumlah sel darah merah atau hemoglobin kurang
darai normal. Kadar Hb normal pada remaja putri adalah 12 gr/dl. Remaja putri dikatakan
anemia jika kadar Hb <12 gr/dl (Proverawati, 2011).
Menurut Hardinsyah dkk (2007), anemia adalah suatu keadaan kekurangan kadar
hemoglobin (Hb) dalam darah yang terutama disebabkan oleeh kekurangan zat gizi
( khususnya zat besi) yang diperlukan untuk pembentukan Hb. Anemia bukan percerminan
keadaan suatu penyakit aatau gangguan fungsi tubuh. Secara fisiologis, anemia terjadi
apabila terdapat kekurangan jumlah hemoglobin untuk mengangkut oksigen ke jaringan.
Anemia merupakan suatu keadaan dimana kadar hemoglobin dan eritrosit lebih
rendah dari normal (Depkes 2008). Pada pria, hemoglobin normal adalah 14-18 gr % dan
eritrosit 4,5-5,5 jt/mm3. Sedangkan pada perempuan, hemoglobin normal 12-16 gr % dengan

eritrosit 3,5-4,5 jt/mm3. Nilai tersebut berbeda-beda untuk kelompok umur dan jenis kelamin
sebagaimana ditetapkan oleh WHO seperti tercantum pada tabel 1.
Remaja putri lebih rentan anemia dibandingkan dengan remaja laki-laki. Itu
disebabkan kebutuhan zat besi pada remaja putri adalah 3 kali lebih besar dari pada laki-laki.
Remaja putri setiap bulan mengalami menstruasi yang secara otomatis mengeluarkan darah.
Itulah sebabnya remaja putri memerlukan zat besi untuk mengembalikan kondisi tubuhnya
kekeadaan semula. Yang sangat disayangkan adalah kebanyakan dari remaja putri tidak
menyadarinya. Bahkan ketika tahu pun masih mengganggap anemia masalah sepele. Remaja
putri mudah terserang anemia karena :
1. Pada umumnya masyarakat Indonesia (termasuk remaja putri) lebih banyak
mengonsumsi makanan nabati yang kandungan zat besinya sedikit, dibandingkan
dengan makanan hewani, sehingga kebutuhan tubuh akan zat besi tidak terpenuhi.
2. Remaja putri biasanya ingin tampil langsing, sehinnga membatasi asupan makanan.
3. Setiap hari manusia kehilangan zat besi 0,6 mg yang diekskresi, khususnya melalui
feses.
4. Remaja putri mengalami haid setiap bulan, dimana kehilangan zat besi 1,3 mg per
hari, sehingga kebutuhan zat besi lebih banyak dari pada laki-laki.
Tanda-tanda Anemia
Menurut Proverawati (2011), tanda-tanda anemia pada remaja putri adalah :
1. Lesu, lemah, letih, lelah, dan lunglai (5L)
2. Sering mengeluh pusing dan mata berkunang-kunang
3. Gejala lebih lanjut adalah kelopak mata, bibir, lidah, kulit dan telapak tangan menjadi pucat.
Penyebab Anemia

Menurut Proverawati (2012), penyebab anemia adalah


1. Penghancuran sel darah merah yang berlebihan
Sel-sel darah normal yang dihasilkan oleh sumsum tulang akan beredar melalui darah ke
seluruh tubuh. Pada saat sintesis, sel darah yang belum matur (muda) dapat juga disekresi
kedalam darah. Sel darah yang usianya muda biasanya gampang pecah sehingga terjadi
anemia. Penghancuran sel darah merah yang berlebuhan dapat disebabkan oleh :
a.

Masalah dengan sumsum tulang seperti limfoma, leukemia, atau multiple myeloma.

b. Masalah dengan system kekebalan tubuh.


c.

Kemoterapi

d. Penyakit kronis seperti AIDS


2. Kehilangan darah
Kehilangan darah dapat disebabkan oleh :
a.

Perdarahan : menstruasi, persalinan

b. Penyakit : malaria, cacingan, kanker, dll


3. Penurunan produksi sel darah merah
Jumlah sel darah yang diproduksi dapat menurun ketika terjadi kerusakan pada daerah
sumsum tulang, atau bahan dasar produksi tidak tersedia. Penurunan produksi sel darah dapat
terjadi akibat :
a.

Obat-obatan/ racun

b. Diet yang rendah, vegetarian ketat


c.

Gagal ginjal

d. Genetik, seperti talasemia


e.

Kehamilan
Menurut Merryana, dkk (2012) mengatakan faktor-faktor pendorong anemia pada remaja
putri adalah

a.

Adanya penyakit infeksi yang kronis

b. Menstruasi yang berlebihan pada remaja putri


c.

Perdarahan yang mendadak seperti kecelakaan

d. Jumlah makanan atau penyerapan diet yang buruk


Dampak Anemia pada Remaja Putri
Menurut Merryana, dkk (2012), dampak anemia bagi remaja putri adalah :
1. Menurunnya kesehatan reproduksi
2. Terhambatnya perkembangan motorik, mental dan kecerdasan
3. Menurunkan kemampuan dan konsentrasi belajar.
4. Mengganggu pertumbuhan sehingga tinggi badan tidak mencapai optimal.
5. Menurunkan fisik olahraga serta tingkat kebugaran
6. Mengakibatkan muka pucat
Diagnosa Anemia
Anemia biasanya terdeteksi atau setidaknya dikonfirmasi dengan menghitung sel
darah lengkap. Secara umum, analisa sel darah lengkap dilakukan oleh dokter atau teknisi
laboratorium dengan melihat slide kaca dibuat dari sampel darah di bawah mikroskop. Saat
ini, banyak pemeriksaan ini dilakukan secara otomatis dan dilakukan oleh mesin. Ada enam
pengukuran komponen tes sel darah lengkap. Hanya tiga tes pertama yang relevan dengan
diagnosis anemia (Proverawati, 2012) yaitu :

1. Hitung sel darah merah


2. Hematokrit
3. Hemoglobin

4. Sel darah putih


5. Diferensial darah count
6. Jumlah trombosit
Pencegahan Anemia
Menurut Almatzier (2011). Cara mencegah dan mengobati anemia adalah :
1. Meningkatkan konsumsi makanan bergizi
1)

Makan makanan yang banyak mengandung zat besi dari bahan makanan hewani ( daging,
ikan, ayam, hati, telur) dan bahan makanan nabati ( sayuran berwarna hijau tua, kacangkacangan, tempe).

2)

Makan sayur-sayuran dan buah buahan yang banyak mengandung vitamin C ( daun katuk,
daun singkong, bayam, jambu, tomat, jeruk, nanas) sangat bermanfaat untuk meningkatkan
penyerapan zat besi dalam usus.

2. Menambah pemasukan zat besi kedalam tubuh dengan minum Tablet Tambah Darah (TTD).
Tablet Tambah Darah adalah tablet besi folat yang setiap tablet mengandung 200 mg Fero
Sulfat atau 60 mg besi elemental dan 0,25 mg asam folat.

Definisi Remaja Putri


Menurut (Stanley Hall, 1991)
Masa remaja merupakan masa dimana dianggap sebagai masa topan badai dan
stress (Storm and Stress).Karena mereka mereka telah memiliki keinginan
bebas untuk menentukan nasib sendiri, kalau terarah dengan baik maka ia akan
menjadi seorang individu yang memiliki rasa tanggungjawab, tetapi kalau
tidak terbimbing maka bisa menjadi seorang yang tak memiliki masa depan
dengan baik.
Menurut (Yulia S. D. Gunarsa dan Singgih D. Gunarsa, 1991) istilah asing
yang sering digunakan untuk menunjukkan masa remaja antara lain :
a. Puberty (bahasa Inggris) berasal dari istilah latin pubertas yang berarti
kelaki-lakian, kedewasaan yang dilandasi oleh sifat dan tanda kelakilakian. Pubescence dari kata pubis (pubic hair) yang berarti rambut (bulu)
pada daerah kemaluan (genetal) maka pubescence berarti perubahan yang
dibarengi dengan tumbuhnya rambut pada daerah kemaluan.
b. Adolescentia berasal dari istilah latin adolescentia yang berarti masa muda
yang terjadi antara 17 30 tahun yang merupakan masa transisi atau
peralihan dari masa kanak-kanak menunju masa dewasa yang ditandai

dengan adanya perubahan aspek fisik, psikis dan psikososial. Proses


perkembangan psikis remaja dimulai antara 12 22 tahun.
Menurut Santrock (1998) mendefinisikan pubertas sebagai masa
pertumbuhan tulang-tulang dan kematangan seksual yang terjadi pada masa
awal remaja.
Menurut Stanley Hall (dalam Santrock, 1998) usia remaja antara 12
sampai usia 23 tahun.
Menurut Erikson masa remaja adalah masa yang akan melalui krisis
dimana remaja berusaha untuk mencari identitas diri (Search for self
Identity) (Dariyo, 2004)
Definisi Pubertas
Pubertas adalah masa ketika seorang anak mengalami perubahan fisik, psikis,
dan pematangan fungsi seksual. Masa pubertas dalam kehidupan kita biasanya
dimulai saat berumur delapan hingga sepuluh tahun dan berakhir lebih kurang di usia
15 hingga 16 tahun. Pada masa ini memang pertumbuhan dan perkembangan
berlangsung dengan cepat. Pada cewek pubertas ditandai dengan menstruasi pertama
(menarche), sedangkan pada laki-laki ditandai dengan mimpi basah. Kini, dikenal
adanya pubertas dini pada remaja. Penyebab pubertas dini ialah bahwa bahan kimia
DDT sendiri, DDE, mempunyai efek yang mirip dengan hormon estrogen. Hormon
ini diketahui sangat berperan dalam mengatur perkembangan seks wanita.
Ciri Pubertas
Pada saat seorang anak memasuki masa pubertas yang ditandai dengan
menstruasi pertama pada remaja putri atau pun perubahan suara pada remaja putra,
secara biologis dia mengalami perubahan yang sangat besar. Pubertas menjadikan
seorang anak tiba-tiba memiliki kemampuan untuk ber-reproduksi.
Pada masa pubertas, hormon seseorang menjadi aktif dalam memproduksi dua
jenis hormon (gonadotrophins atau gonadotrophic hormones) yang berhubungan
dengan pertumbuhan, yaitu: 1) Follicle-Stimulating Hormone (FSH); dan 2).
Luteinizing Hormone (LH). Pada anak perempuan, kedua hormon tersebut
merangsang pertumbuhan estrogen dan progesterone: dua jenis hormon kewanitaan.
Pada anak lelaki, Luteinizing Hormone yang juga dinamakan Interstitial-Cell
Stimulating Hormone (ICSH) merangsang pertumbuhan testosterone. Pertumbuhan
secara cepat dari hormon-hormon tersebut di atas merubah sistem biologis seorang
anak. Anak perempuan akan mendapat menstruasi, sebagai pertanda bahwa sistem
reproduksinya sudah aktif. Selain itu terjadi juga perubahan fisik seperti payudara
mulai berkembang, dll.
Hemoglobin
Hemoglobin adalah metaloprotein pengangkut oksigen yang mengandung besi
dalam sel merah dalam darah mamalia dan hewan lainnya. Molekul hemoglobin
terdiri dari globin, apoprotein, dan empat gugus heme, suatu molekul organik dengan

satu atom besi. Mutasi pada gen protein hemoglobin mengakibatkan suatu golongan
penyakit menurun yang disebut hemoglobinopati, di antaranya yang paling sering
ditemui adalah anemia sel sabit dan talasemia.
Pada manusia dewasa, hemoglobin berupa tetramer (mengandung 4 subunit
protein), yang terdiri dari masing-masing dua subunit alfa dan beta yang terikat secara
nonkovalen. Subunit-subunitnya mirip secara struktural dan berukuran hampir sama.
Tiap subunit memiliki berat molekul kurang lebih 16,000 Dalton, sehingga berat
molekul total tetramernya menjadi sekitar 64,000 Dalton. Tiap subunit hemoglobin
mengandung satu heme, sehingga secara keseluruhan hemoglobin memiliki kapasitas
empat molekul oksigen (Wikipedia, 2006).
Hemoglobin adalah suatu zat di dalam sel darah merah yang berfungsi
mengangkut zat asam dari paru-paru ke seluruh tubuh, selain itu yang memberikan
warna merah sel darah merah. Hemoglobin terdiri dari 4 molekul zat besi (heme), 2
molekul rantai globin alpha dan 2 molekul rantai globin beta. Rantai globin alpha dan
beta adalah protein yang produksinya disandi oleh gen globin alpha dan beta .

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kadar Hb Remaja Putri


Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi kadar Hb turun pada remaja
yaitu :
1. Kehilangan darah yang disebabkan oleh perdarahan menstruasi
2. Kurangnya zat besi dalam makanan yang dikonsumsi
3. Penyakit yang kronis, misalnya TBC, Hepatitis, dsb.
4. Pola hidup remaja putri berubah dari yang semula serba teratur menjadi kurang
teratur, misalnya sering terlambat makan atau kurang tidur.
5. Ketidakseimbangan antara asupan gizi dan aktifitas yang dilakukan
(Wijanarka, 2007).
Konsep Penanggulangan Anemia Defisisiensi Besi
Definisi Anemia
Anemia adalah Anemia defisiensi besi (ADB) selama kehamilan
merupakan faktor risiko yang sangat menarik untuk dikaji, khususnya di
negara berkembang seperti Indonesia karena prevalensinya cukup tinggi.
Beberapa penulis telah mengindikasikan bahwa ADB selama kehamilan
berhubungan dengan kelahiran prematur, BBLR, dan pe-ningkatan kematian
perinatal (Wiriadinata, 2005).

Baik dinegara maju maupun di negara berkembang, seseorang disebut


menderita anemia bila kadar hemoglobin (Hb) kurang dari 10 gr%, disebut
anemia berat, atau bila kurang dari 6gr%, disebut anemia garavis.
Secara definisi, anemia defisiensi besi adalah anemia yang disebabkan
oleh kurangnya zat besi dalam tubuh sehingga kebutuhan besi untuk
eritropoesis tidak cukup yang ditandai dengan gambaran sel darah merah yang
hipokrom mikrositik, kadar besi serum dan saturasi (jenuh) transferin
menurun, mampu ikat besi total (TIBC) meninggi dan cadangan besi dalam
sumsum tulang dan tempat lain sangat kurang atau tidak ada sama sekali
(Gultom, 2003).
Patogenesis Anemia Defisiensi Besi
Anemia defisiensi besi terjadi sebagai akibat dari gangguan balans zat
besi yang negatif, jumlah zat besi (Fe) yang diabsorbsi tidak mencukupi
kebutuhan tubuh. Pertama -tama balans Fe yang negatif ini oleh tubuh
diusahakan untuk diatasinya dengan cara menggunakan cadangan besi dalam
jaringan-jaringan depot. Pada saat cadangan besi tersebut habis, baru anemia
defisiensi besi menjadi manifest.
Perjalanan keadaan kekurangan zat besi mulai dari terjadinya anemia
sampai dengan timbulnya gejala-gejala yang klasik, melalui beberapa tahap :
Tahap I : Terdapat kekurangan zat besi ditempat-tempat cadangan besi
(depot iron), tanpa disertai dengan anemia (anemia latent) ataupun perubahan
konsentrasi besi dalam serum (SI). Pada pemeriksaan didapati kadar feritin
berkurang.
Tahap II : Selanjutnya mampu ikat besi total (TIBC) akan meningkat
yang diikuti dengan penurunan besi dalam serum (SI) dan jenuh (saturasi)
transferin. Pada tahap ini mungkin anemia sudah timbul, tetapi masih ringan
sekali dan bersifat normokrom normositik. Dalam tahap ini terjadi eritropoesis
yang kekurangan zat besi (iron deficient erythropoesis).
Tahap III : Jika balans besi tetap negatif maka akan timbul anemia
yang tambah nyata dengan gambaran darah tepi yang bersifat hipokrom
mikrositik.
Tahap IV : Hemoglobin rendah sekali. Sumsum tulang tidak
mengandung lagi cadangan besi, kadar besi plasma (SI) berkurang. Jenuh
transferin turun dan eritrosit jelas bentuknya hipokrom mikrositik. Pada
stadium ini kekurangan besi telah mencapai jaringan-jaringan. Gejala
klinisnya sudah nyata sekali (Gultom, 2003).
Pengaruh Anemia Terhadap Kemampuan Kognitif
Kognitif dalam konteks ilmu psikologi didefinisikan secara luas
mengenai kemampuan berpikir dan mengamati, suatu perilaku yang
mengakibatkan seseorang memperoleh pengertian. Kemampuan

berkonsentrasi terhadap suatu rangsang dari luar, memecahkan masalah,


mengingat atau memanggil kembali dari memorinya suatu kejadian yang telah
lalu, memahami lingkungan fisik dan sosial termasuk dirinya sendiri. Fungsi
kognitif antara lain:
1. Taraf inteligensia: yaitu kemampuan untuk mencapai prestasi di sekolah
dan berbagai bidang kehidupan antara lain pergaulan sosial, teknis,
perdagangan, pengaturan rumah tangga.
2. Bakat khusus yaitu kemampuan yang menonjol di suatu bidang, misal
matematika, bahasa asing.
3. Organisasi kognitif menunjukkan materi yang sudah dipelajari, disimpan
dalam ingatan secara sistematis atau tidak.
4. Kemampuan berbahasa.
5. Daya fantasi, mempunyai kegunaan kreatif, antisipatif, rekreatif, dan
sosial.
6. Gaya belajar.
7. Teknik atau cara belajar secara efisien dan efektif.
Proses belajar mengajar di sekolah pada dasarnya berlangsung demi
meningkatkan makna kehidupan manusia. Bukti penelitian menyokong bahwa
besi memegang peranan penting dalam perkembangan sistem saraf pusat. Bila
terjadi deplesi besi selama proses perkembangan susunan saraf terutama pada
masa bayi akan mengakibatkan gangguan kognitif yaitu kontrol motorik,
memori, dan perhatian, rendahnya prestasi sekolah, meningkatnya problem
tingkah laku dan disiplin.
Penelitian Halterman (2001) di Amerika Serikat, mendapatkan nilai
catarata matematika pada anak yang menderita anemia defisiensi besi lebih
rendah dibanding remaja tanpa anemia defisiensi besi.
Penelitian Bidasari dkk., di daerah perkebunan Aek Nabara
bekerjasama dengan Facultas Psikologi USU (2006) pada remaja usia 1518
tahun yang menderita anemia defisiensi besi diperoleh Full IQ tidak melebihi
rata-rata dengan gangguan pemusatan perhatian dan fungsi kognitif terutama
dalam bidang aritmatika.
Anemia defisiensi besi pada periode perkembangan otak dini
menyebabkan oligodendrosit imatur yang mengakibatkan gangguan proses
mielinisasi dan transmisi saraf cenderung lebih lambat. Semakin dini usia dan
lama saat terjadi anemia dan semakin luas otak yang terkena, akan
menyebabkan gangguan fungsi kognitif semakin permanen dan sulit diperbaiki
(Lubis, 2008).
Penanggulangan Anemi

Tindakan penting yang dilakukan untuk mencegah kekurangan besi


antara lain :
1. Konseling untuk membantu memilih bahan makanan dengan kadar besi
yang cukup secara rutin pada usia remaja.
2. Meningkatkan konsumsi besi dari sumber hewani seperti daging, ikan,
unggas, makanan laut disertai minum sari buah yang mengandung
vitamin C (asam askorbat) untuk meningkatkan absorbsi besi dan
menghindari atau mengurangi minum kopi, teh, teh es, minuman ringan
yang mengandung karbonat dan minum susu pada saat makan.
3. Suplementasi besi. Merupakan cara untuk menanggulangi ADB di daerah
dengan prevalensi tinggi. Pemberian suplementasi besi pada remaja dosis
1 mg/KgBB/hari.
4. Untuk meningkatkan absorbsi besi, sebaiknya suplementasi besi tidak diberi
bersama susu, kopi, teh, minuman ringan yang mengandung karbonat,
multivitamin yang mengandung phosphate dan kalsium.
5. Skrining anemia. Pemeriksaan hemoglobin dan hematokrit masih
merupakan pilihan untuk skrining anemia defisiensi besi (Lubis, 2008).

Anemia pada remaja


2.1 Anemia
2.2.1 Pengertian
Anemia adalah suatu keadaan dimana jumlah eritrosit ( sel darah merah) atau kadar
Hb dalam darah kurang dari normal. Penyebabnya dapat bermacam-macam, seperti
perdaharan hebat, kurangnya kadar zat besi dalam tubuh, kekurangan asam folat, kekurangan
vitamin B12, cacingan leukemia ( kanker darah putih), penyakit kronis, dan sebagainya
(Adriani, 2012)
Anemia adalah suatu keadaan dimana kadar hemoglobin dan eritrosit lebih rendah
daripada normal. Pada pria kadar hemoglobin normal adalah 14-18 gr% dan eritrosit 4,5-5,5
jt/
3,5-4,5 jt/

. Sedangkan pada wanita , hemoglobin normal adalah 12-16 gr%, dengan eritrosit
. Fungsi hemoglobin dalam darah adalah mengikat oksigen di paru-paru

dan melepaskannya di seluruh jaringan tubuh yang membutuhkan, kemudian mengikat CO2
dari jaringan tubuh dan melepaskannya di paru-paru. Disamping kekurangan zat besi, nilai

hemoglobin yang rendah dapat disebabkan oleh kekurangan protein atau vitamin B6 (

).

Yang harus diingat adalah nilai hemoglobin kurang peka terhadap tahap awal kekurangan zat
besi, akan tetapi berguna untuk mengetahui berat ringannya anemia.
Pada orang sehat, butir-butir darah merah mengandung hemoglobin, yaitu sel darah
merah bertugas untuk membawa oksigen serta zat gizi lain seperti vitamin dan mineral ke
otak dank e jaringan tubuh lain. Amenia terjadi bila jumlah sel darah merah secara
keseluruhan atau jumlah Hb dalam darah merah berkurang. Dengan berkurangnya Hb atau
ataupun darah merah, tentunya kemampuan sel darah untuk membawa oksigen keseluruh
tubuh berkurang. Akibatnya tubuh juga kurang mendapat pasokan, yang menyebabkan tubuh
lemas dan cepat lelah.
2.2.2 Etiologi
Pada umumnya anemia lebih sering terjadi pada wanita dan remaja putri
dibandingkan dengan pria. Yang sangat disayangkan adalah kebanyakan penderita tidak tahu
atau tidak menyadarinya. Bahkan ketika tahupun masih menganggap anemia sebagai masalah
sepele. Remaja putri mudah terserang anemia karena:
a.

Pada umumnya masyarakat Indonesia (termasuk remaja putri) lebih banyak mengkonsumsi
makanan nabati yang kandungan zat besinya sedikit., dibandingkan dengan makanan hewani,

sehingga kebutuhan tubuh akan zat besi tidak terpenuhi.


b. Remaja putri biasanya ingin tampil langsing sehingga membatasi asupan makanan.
c. Setiap hari manusia kehilangan zat besi 0,6 mg yang di eksresi, khususnya melalui feses.
d. Remaja putri mengalami haid setiap bulan, dimana kehilangan zat besi 1,3 mg/ hari,
sehingga kebutuhan zat besi lebih banyak daripada pria.
Jenis anemia yang paling sering timbul adalah kekurangan zat besi, yang terjadi bila
kita kehilangan banyak darah dari tubuh (baik karena perdarahan luka ataupun menstrusi),
atupun makanan yang kita konsumsi kurang mengandung zat besi. Infeksi cacing tambang,
malaria ataupun disentri juga bisa menyebabkan kekurangan darah yang parah. Ada beberapa
tahap sampai tubuh kita kekurangan zat besi. Mula-mula, simpanan zat besi dalam tubuh
menurun. Dengan menurunnya zat besi, produksi hemoglobin dan sel darah merah berkurang
(Adriani, 2012).
Selain zat besi masih ada dua jenis lagi anemia yang sering timbul pada anak-anak
dan remaja Apalstic anemia terjadi bila sel yang memproduksi butir darah merah tidak dapat
menjelaskan tugasnya. Hal ini dapat terjadi karena infeksi virus, radiasi, kemoterapi atau obat
tertentu. Adapun jenis berikutnya adalah haemolityc anemia, yang terjadi karena sel darah
merah hancur secara dini, lebih cepat dari kemampuan tubuh untuk memperbaruinya.

Penyebab anemia jenis ini bermacam-macam, bisa bawaan sepert talasemia atau sickle cell
anemia. Pada kasus lain misalnya reaksi atau infeksi atau obat-obatan tertentu, sel darah
merah dirusak sendiri oleh antibody di dalam tubuh.
Penyebab anemia gizi besi adalah kurangnya asupan zat besi, berkurangnya sediaan
zat besi dalam makanan, meningkatnya kebutuhan zat besi, kehilangan darah yang kronis,
penyakit malaria, cacing tambang, infeksi-infeksi lain, serta pengetahuan yang kurang
tentang anemia zat besi.
2.2.3 Tanda dan gejala
Penderita dengan anemia dapat terganggu kegiatan sehari-hari. Adapun gejala yang
sering muncul yang sering timbul antar lain pusing, lemah, letih, lelah, dan lesu (Guntoro
Utamadi, PKBI). Guntoro juga menambahkan, kadang kala anemia tidak menimbulkan gejala
yang jelas seperti mudah lelah bila berolahraga, sulit konsentrasi, dan mudah lupa. Pada
umumnya seseorang mulai curiga akan adanya anemia bila keadaan sudah makin parah,
sehingga gejalanya kelihatan lebih jelas, seperti kulit pucat, jantung berdebar-debar, pusing,
mudah kehabisan napas ketika naik tangga, atau olahraga ( karena jantung harus bekerja lebih
keras untuk memompa oksigen ke seluruh tubuh).
Anemia pada remaja dapat berdampak pada penurunannya produktivitas kerja
ataupun kemampuan akademis sekolah, karena tidak adanya gairah belajar dan konsentrasi.
Anemia juga dapat mengganggu pertumbuhan di mana tinggi dan berat badan menjadi tidak
sempurna. Selain itu, daya tahan tubuh akan menurun sehingga mudah terserang penyakit.
Anemia juga dapat menyebabkan menurunnya produksi energy dan akumulasi laktat dalamm
otot (Moore, 1997).

2.2.4 Dampak anemia


Anemia pada remaja dapat berdampak pada menurunnya produktivitas kerja ataupun
kemampuan akademis disekolah, karena tidak adanya gairah belajar dan konsentrasi. Anemia
juga dapat mengganggu pertumbuhan dimana tinggi dan berat badan menjadi tidak sempurna.
Selain itu, daya tahan tubuh akan menurun sehingga mudah terserang penyakit. Anemia juga
dapat menyebabkan menurunnya produksi energy dan akumulasi laktat dalam otot (Adriani,
2012)
Mencegah anemia bagi remaja putri menjadi sangat penting, karena nantinya wanita
yang menderita anemia dan hamil akan menghadapi banyak risiko, yaitu:

a. Abortus
b. Melahirkan bayi dengan berat lahir rendah
c. Mengalami penyulit lahirnya bayi karena rahim tidak mampu berkontraksi dengan baik
ataupun karena tidak mampu meneran.
d. Perdarahan setelah persalinan yang sering berakibat kematian.
Anemia (kurang darah:Hb <12 gr%) sangat terkait erat dengan masalah kesehatan
reproduksi (terutama pada perempuan). Jika perempuan mengalami anemia, maka akan
menjadi sangat berbahaya pada waktu dia hamil dan melahirkan. Perempuan yang menderita
anemia berpotensi melahirkan bayi dengan berat badan lahir rendah (kurang dari 2,5 kg).
Disamping itu, anemia dapat menyebabkan kemaatian baik ibu maupun bayi pada proses
persalinan.
2.2.5 Komplikasi
Komplikasi dari anemiapun beraneka ragam, misalnya;gagal jantung kongesif (karena
otot jantung yang kekurangan oksigen tidak dapat menyesuaikan diri dengan beban kerja
jantung meningkat), parestasia, konfusi kanker, penyakit ginjal, gondok, gangguan
pembentukan heme (pigmen pembentuk warna merah pada darah yang mengandung zat besi),
penyakit infeksi kuman, thalasemia (kurang cepatnya pembuatan satu rantai/unsure
pembentuk hemoglobin), kelainan jantung, rematoid, kecelakaan hebat, meningitis, gangguan
system imun, dan sebagainya (Reksodiputro,2004). Pada anemia yang berat dapat juga timbul
gejala saluran cerna yang umumnya berhubungan dengan keadaan defesiensi zat besi seperti
anoreksia, nausea, konstipasi atau diare, dan stomatitis/sariawan di lidah dan di mulut ( Price,
1995).
2.2.6 Upaya pencegahan
a. Makan-makanan yang banyak mengandung zat besi dari bahan hewani (daging, ikan, ayam,
hati dan telur); dan dari bahan nabati (sayuran yang berwarna hijau tua, kacang-kacangan,
dan tempe). Perlu kta perhatikan bahwa zat besi yang terdapat pada daging lebih mudah
diserap daripada yang terdapat pada sayuran atau makanan olahan seperti sereal yang
diperkuat dengan zat besi.
b. Banyak makan makanan sumber vitamin C yang bermanfaat untuk meningkatkan
penyerapan zat besi, misalnya; jambu, jeruk tomat, dan nanas.
c. Minum 1 tablet penambah darah setiap hari, khususnya saat mengalami haid.
d. Bila merasakan adanya tanda dan gejala anemia, segera konsultasi ke dokter untuk dicari
penyebabnya dan diberikan pengobatan.

Menurut DeMaeyer (1995), pencegahan adanya anemia defesiensi zat besi dapat dilakukaan
dengan empat pendekatan dasar yaitu sebagai berikut :
a. Memperkaya makanan pokok dengan zat besi, seperti: hati, sayuran, berwarna hijau, dan
kacang-kacangan. Zat besi dapat membantu pembentukan hemoglobin (sel darah merah)
yang baru.
b. Pemberian suplemen tablet zat besi. Pada saat ini pemerintah mempunyai Program
Penanggulangan Anemia Gizi Besi (PPAGB) pada remaja putri, untuk mencegah dan
menanggulangi masalah anemia gizi besi melalui suplementasi zat besi.
Memberikan pendidikan kesehatan tentang pola makan sehat. Kehadiran makanan siap saji
(fast food) dapat mempengaruhi pola makann remaja (Khomsan,2003). Makanan siap saji
umumnya rendah zat besi, kalsium, riboflavin, vitamin A, dan asam folat. Makanan siap saji
mengandung lemak jenuh, kolesterol, daan natrium yang tinggi

Anda mungkin juga menyukai