Anda di halaman 1dari 22

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Tipe Penelitian
Pada penelitian ini peneliti memilih tipe pendekatan
kuantitatif.

Penelitian

dengan

pendekatan

kuantitatif

menekankan analisisnya pada data-data numerikal (angkaangka) yang diolah dengan metoda statistik. Pada dasarnya
pendekatan

kuantitatif

dilakukan

pada

jenis

penelitian

inferensial dan menyadarkan kesimpulan hasil penelitian


pada suatu probabilitas kesalahan penolakan hipotesis nihil.
Dengan

metode

kuantitatif

akan

diperoleh

signifikansi

hubungan antar variabel yang diteliti (Syarifudin, 2009).

3.2. Desain penelitian


Desain penelitian yang digunakan adalah deskriptif
dengan

pendekatan

Cross-Sectional.

Rancangan

Cross-

Sectional merupakan rancangan penelitian yang pengukuran


atau pengamatannya dilakukan secara simultan pada satu saat
(sekali waktu). Pada rancangan penelitian Cross-Sectional
dilakukan langkah-langkah yaitu mengidentifikasikan variable
penelitian,

mengidentifikasikan

subjek

penelitian,

mengobservasi variabel, dan melakukan analisis data (Hidayat,


2007).

37

3.3. Variable penelitian


Variabel pada penelitian ini terdiri dari variabel bebas
(independent) dan variabel terikat (dependen) yaitu:
1. Variabel bebas (independen)
Varibel bebas merupakan variabel yang menjadi sebab
perubahan atau timbulnya variabel terikat (dependen).
Variabel ini juga dikenal dengan nama variabel bebas
artinya bebas mempengaruhi variabel lainnya, variabel ini
punya nama lain seperti variabel prediktor, risiko, atau
kausa (Hidayat, 2007). Variabel bebas (independen) pada
penelitian ini yaitu dukungan keluarga.
2. Variabel terikat (dependen)
Variabel terikat (dependen) merupakan variabel yang
dipengaruhi atau menjadi akibat karena variabel bebas.
Variabel ini tergantung dari variabel bebas terhadap
perubahan (Hidayat, 2007). Variabel terikat (dependen)
pada penelitian ini yaitu minat dan motivasi karena pada
minat dan motivasi dapat dipengaruhi oleh dukungan
keluarga. Jadi, variabel terikat tergantung dari variabel
bebas terhadap perubahannya.

3.4. Definisi operasional variable penelitian


Definisi operasional adalah membuat variabel menjadi
lebih konkrit dan dapat diukur. Dalam mendefinisikan suatu
38

variabel, peneliti menjelaskan tentang apa yang harus diukur,


bagaimana mengukurnya, apa saja kriteria pengukurannya,
instrumen yang digunakan untuk mengukurnya dan skala
pengukurannya (Dharma, 2011). Pada definisi operasional
variabel penelitian ini, disajikan dalam bentuk tabel dibawah
ini yaitu:
Tabel 3.1 : Definisi Operasional penelitian
No

Variabel

1.

Dukungan
Keluarga

Minat

Definisi
Operasional

Cara Ukur

Alat Ukur

Variable bebas (independen)


Kuisioner
Keterlibatan
Responden
memilih
dengan 20
keluarga
salah satu pertanyaan
dalam
pilihan dari 4 mengenai
memotivasi
dan
item pilihan dukungan
jawaban
keluarga
mendorong
pada
yang
di
minat
kuisioner
dalamnya
mahasiswa
dalam memilih
lengkap
jurusan
dengan
4
komponen
keperawatan
dukungan
PSIK
FIK
keluarga
UKSW

Sesuatu yang
sesuai dengan
kehendak,
keinginan atau
kesukaan
responden

Variable terikat (dependen)


Kuisioner
Responden
memilih
dengan 10
salah satu pertanyaan
pilihan dari 4 mengenai
item pilihan minat
jawaban
mahasiswa
pada
menjadi
kuisioner
perawat

Hasil Ukur

Skala
Ukur

Pada hasil ukur


dukungan
keluarga yaitu
dengan
skala
Likert
4=Selalu
3=Sering
2=Jarang
1=Tidak pernah
Dari
skala
diatas
didapatkan nilai
rentang yaitu:
1=Rendah yaitu
18-32
2=Sedang yaitu
33-48
3=Tinggi yaitu
49-64
4=Sangat
Tinggi
yaitu
65-80

Ordinal

Pada hasil ukur


minat
mahasiswa
menjadi perawat
yaitu
dengan
skala Likert
4=Selalu
3=Sering
2=Jarang
1=Tidak pernah
Dari skala diatas
didapatkan nilai
rentang yaitu:
1=Rendah yaitu
8,7-16,2
2=Sedang yaitu
16,3-23,8
3=Tinggi yaitu

Ordinal

39

3.

Motivasi

Semua
hal
yang membuat
responden
memilih
jurusan
keperawatan
PSIK
FIK
UKSW

Umur

Jenis
Kelamin

Usia yang di
tunjukkan atau
diperoleh dari
ulangtahun
yang terakhir
Gender yang
dibagi menjadi
laki-laki
dan
perempuan

Asal

Tempat tinggal
asal
responden

Responden
memilih
salah satu
pilihan dari 4
item pilihan
jawaban
pada
kuisioner

Kuisioner
dengan 10
pertanyaan
mengenai
motivasi
mahasiswa
menjadi
perawat

Variabel Counfounding
Sesuai KTP Kuisioner
responden

Responden
mengisi
jenis
kelamin
pada
kuisioner
Responden
mengisi asal
pada
kuisioner

23,9-32,4
4=Sangat Tinggi
yaitu 32,5-40
Pada hasil ukur
motivasi
mahasiswa
menjadi perawat
yaitu
dengan
skala Likert
4=Selalu
3=Sering
2=Jarang
1=Tidak pernah
Dari skala diatas
didapatkan nilai
rentang yaitu:
1=Rendah yaitu
8,7-16,2
2=Sedang yaitu
16,3-23,8
3=Tinggi yaitu
23,9-32,4
4=Sangat Tinggi
yaitu 32,5-40

Ordinal

Jumlah waktu
dalam tahun

Rasio

Kuisioner

1. Laki-laki
2. Perempuan

Nominal

Kuisioner

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Nominal

Sumatra
Jawa
NTT
Bali
Sulawesi
Maluku
Kalimantan

3.5. Populasi dan Sampel


3.5.1. Populasi
Pada populasi penelitian ini, peneliti memilih responden
orang

tua

dan

mahasiswa

Program

Studi

Ilmu

Keperawatan FIK UKSW yang masih aktif kuliah,


angkatan 2007, angkatan 2008, angkatan 2009,

40

angkatan
pemilihan

2010

dan

angkatan

responden

Keperawatan

FIK

di

UKSW

2011.

Program

Penetapan
Studi

dikarenakan

Ilmu
peneliti

mengetahui bahwa beberapa mahasiswa di Program


Studi Ilmu Keperawatan FIK UKSW tidak ingin menjadi
perawat tetapi ada dukungan keluarga sehingga minat
dan motivasi menjadi perawat meningkat. Selain itu
juga, dikarenakan tidak memerlukan banyak biaya,
tenaga dan banyak waktu.

3.5.2. Sampel
Pada penentuan sampel, peneliti mengambil
sampel yang akan mewakili keseluruhan populasi yang
ada. Dalam hal ini peneliti menggunakan teknik
pengambilan sampel dengan purposive sampling.
Purposive sampling

adalah suatu metode pemilihan

sampel yang dilakukan berdasarkan maksud dan tujuan


tertentu yang ditentukan oleh peneliti (Dharma, 2011).
Kriteria inklusi sampel yaitu:
1. Orangtua dan mahasiswa keperawatan yang masih
aktif kuliah di PSIK FIK Universitas Kristen Satya
Wacana

41

2. Orangtua dan mahasiswa keperawatan yang berada


di pulau Jawa dan luar pulau Jawa yang dapat di
jangkau oleh peneliti
3. Bisa baca tulis
4. Bersedia menjadi responden
5. Memahami bahasa Indonesia
Kriteria eksklusi pada penelitian ini adalah responden
yang tidak memenuhi kriteria penelitian yaitu yang tidak
mengembalikan kuisioner hingga batas waktu yang
ditentukan.
Besar sampel dalam penelitian ini menggunakan
rumus sampel penelitian deskriptif kategorik sebagai
berikut:
Rumus:
N= (Z)2 P.Q
d2
Keterangan :
Z : Kesalahan tipe satu
P

: Proporsi kategorik

: 1-P

: Presisi (Dahlan, 2008)


Berdasarkan rumus di atas peneliti menetapkan

tingkat kepercayaan yang dikehendaki sebesar 95%


42

dengan hipotesis dua arah nilai =5% dan Z=1,64,


P=0,4. Peneliti mendapatkan bahwa berdasarkan data
studi pendahulu, prevalensi minat dan motivasi menjadi
perawat sedang adalah 40% dengan kesalahan prediksi
yang masih diterima (presisi d) ditetapkan sebesar
10%.
N= (Z)2 P.Q
d2
N= 1,642 x 0,4 x 0,6 = 64,55 atau 65
0,102
Berdasarkan hasil perhitungan di atas jumlah sampel
minimal 65 orang. Peneliti mengantisipasi adanya drop
out responden peneliti menambah 10% dengan rumus
yaitu:
N=

n
1-F

N=

65

= 72

(1-0,1)
Jadi, jumlah sampel yang dibutuhkan minimal adalah 72
orang (Dharma, 2011).

43

3.6. Tempat dan waktu penelitian


Penelitian dilakukan di kampus Fakultas Ilmu Kesehatan
UKSW. Penelitian ini berlangsung pada tanggal 27 Maret
2012-14 Mei 2012. Penelitian ini diadakan selama 1 bulan 19
hari pada orang tua dan mahasiswa keperawatan Program
Studi Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas
Kristen Satya Wacana yang masih aktif kuliah.

3.7. Teknik pengumpulan data


Pada teknik pengumpulan data, peneliti menggunakan
alat

ukur

pengumpulan

data

antara

lain

berupa

kuisioner/angket. Instrumen berupa angket diberikan untuk


menilai dukungan keluarga, minat dan motivasi. Menggunakan
pengukuran skala Likert yang sudah dimodifikasi dengan
pilihan jawaban tidak pernah (skor 1), jarang (skor 2), sering
(skor 3) dan selalu (skor 4) digunakan untuk mengukur
pendapat seorang individu terhadap minat menjadi perawat,
motivasi menjadi perawat dan dukungan keluarga dalam
memotivasi anak untuk menjadi perawat. Hasil pengukuran
kemudian dikategorikan sebagaimana telah ditulis dalam
definisi operasional antara lain untuk dukungan keluarga nilai
rentang yaitu sangat tinggi= 65-80, tinggi= 49-64, sedang = 3348, rendah = 18-32, untuk minat dan motivasi menjadi perawat

44

nilai rentang yaitu sangat tinggi= 32,5-40, tinggi= 23,9-32,4,


sedang = 16,3-23,8, rendah = 8,7-16,2.
Perhitungan rentang skor didapatkan melalui rumus
sebagai berikut:
i = Skor tertinggi Skor terendah
Banyaknya Kategori
Keterangan :
Skor tertinggi

: Banyaknya soal x Skor kategori tertinggi

Skor terendah

: Banyaknya soal x Skor kategori


terendah

Banyaknya kategori : Jumlah skor kategori


(Azwar, 2008)
Pada dukungan keluarga terdapat 4 komponen yaitu
dukungan

emosional,

informasi

dan

dukungan

dukungan

instrumental,

dukungan

penghargaan/penilaian.

Dalam

kuisioner penelitian dukungan keluarga sudah mencakup 4


komponen tersebut. Untuk menentukan apakah dukungan
keluarga, minat dan motivasi menjadi perawat tersebut sangat
tinggi, tinggi, sedang dan rendah maka dibuat skor nilai
tertinggi (Hidayat, 2007).
4=Sangat tinggi
3=Tinggi
2=Sedang

45

1=Rendah
Pada penelitian ini, kuisioner dukungan keluarga memiliki
1 pertanyaan yang bermakna negatif. Jadi, apabila pertanyaan
bersifat positif (favorable) maka jawaban selalu mendapat skor
4, sering mendapat skor 3, jarang mendapat skor 2 dan tidak
pernah mendapat skor 1. Sebaliknya untuk pertanyaan negatif
(unfavorable) selalu mendapat skor 1, sering mendapat skor 2,
jarang mendapat skor 3, dan tidak pernah mendapat skor 4
(Syarifudin, 2010)
Jumlah pertanyaan yang diberikan yaitu 20 per item pada
dukungan keluarga dan 10 per item pada minat dan 10 per
item motivasi. Skor tertinggi didapatkan apabila banyak yang
menjawab 4 (sangat tinggi) dan 3 (tinggi). Sedangkan skor
terendah bisa didapatkan jika pertanyaan banyak yang
menjawab 2 (sedang) dan 1 (rendah) (Hidayat, 2007).

3.8. Prosedur Penelitian


Pada penelitian ini dilakukan tahap-tahap penelitian sebagai
berikut
3.8.1. Tahap persiapan
Setelah seminar proposal maka pada tahap ini,
peneliti

melakukan

menyiapkan

persiapan

surat-surat

yang

perijinan

seperti

diperlukan

untuk

46

melakukan uji validitas dan uji reabilitas serta surat


pelaksanaan penelitian.
3.8.2. Tahap pelaksanaan penelitian
Penelitian ini, dilaksanakan pada tanggal 27
Maret 2012-14 Mei 2012 setelah melakukan uji
instrumen

pada

orang

tua

dan

mahasiswa

S1

keperawatan di STIKES Ngudi Waluyo Ungaran.


Penelitian ini dilakukan di Kampus PSIK FakuItas Ilmu
Kesehatan

UKSW.

Pada

penelitian

ini,

peneliti

menyebar kuisioner sebanyak 85 buah dari total target


75 orang. Penyebaran dilakukan selama 1 bulan 19
hari. Penyebaran kuisioner tahap pertama disebar
selama 3 minggu dan pada saat itu kuisioner kembali
52 kuisioner orangtua dan 67 kuisioner mahasiswa.
Pada

saat

penyebaran

kuisioner

tahap

kedua

bertepatan dengan waktu liburan semester sehingga


peneliti menitipkan kuisioner ke responden yang pulang
ke kampung halaman, dengan harapan kuisioner dapat
diisi oleh orangtua beserta lembar persetujuan menjadi
responden yang sebelumnya dijelaskan oleh peneliti
tentang penelitian ini. Karena penyebaran kuisioner
terhambat di liburan semester menyebabkan peneliti

47

menunggu

responden

kembali

aktif

kuliah

pada

semester berikutnya.
Pada saat pengumpulan kuisioner tahap kedua,
peneliti

kesulitan

untuk

mengumpulkan

kuisioner

dikarenakan banyak responden yang lupa membawa


atau kuisioner dihilangkan oleh responden sehingga
kuisioner yang terkumpul 80 kuisioner orangtua, 80
kuisioner mahasiswa dan yang lainnya tidak kembali.
Terdapat

4 kuisioner

orangtua

dan

kuisioner

mahasiswa yang tidak terisi lengkap, 2 kuisioner hilang


antara lain 1 kuisioner orang tua dan 1 kuisioner
mahasiswa sehingga total kuisioner yang masuk
pengolahan data sebanyak 75 kuisioner orangtua dan
75 responden mahasiswa.
3.8.3. Tahap akhir
Setelah

data

terkumpul

kemudian

peneliti

memastikan lagi kelengkapan kuisioner yaitu dengan


melakukan pengecekan untuk memastikan bahwa
semua pertanyaan pada kuisioner sudah terisi lengkap.
Peneliti

juga

melakukan

pengkodean

untuk

memudahkan dalam melakukan tabulasi dan analisa


data kemudian data di proses melalui pengolahan data
statistik.

48

3.9. Uji Validitas dan Reabilitas


Instrumen atau alat pengumpul data sebelum digunakan
dalam

pengumpulan

data,

dilakukan

uji

validitas

dan

realibilitas. Sebelum peneliti melaksanakan penelitian, peneliti


terlebih dahulu melakukan uji kuisioner yaitu uji validitas dan
reabilitas di STIKES Ngudi Waluyo Ungaran pada tanggal 5
Maret 2012-21 Maret 2012, uji kuisioner ini diadakan selama 3
minggu. Peneliti melakukan perijinan untuk melakukan uji
kuisioner yaitu dengan cara memberikan surat ijin uji validitas
dan uji reabilitas yang dibuat oleh PSIK Fakultas Ilmu
Kesehatan UKSW ke Pimpinan STIKES Ngudi Waluyo.
3.9.1. Uji Validitas
Uji validitas adalah syarat mutlak bagi suatu alat
ukur agar dapat digunakan dalam suatu pengukuran.
Validitas menunjukkan ketepatan pengukuran suatu
instrumen, artinya suatu instrumen dikatakan valid
apabila

instrumen

tersebut

mengukur

apa

yang

seharusnya diukur (Dharma, 2011).


Pada penelitian ini menggunakan instrumen
dukungan keluarga, minat dan motivasi yang telah
dibuat oleh peneliti sesuai dengan instrumen skala
Likert yang sudah dimodifikasi. Instrumen diberikan
kepada orang tua dan mahasiswa S1 keperawatan di

49

STIKES

Ngudi

Waluyo

Ungaran

dengan

jumlah

responden 20 orang yang karakteristik sama dengan


sampel yaitu responden sesuai dengan kriteria inklusi
sampel. Instrumen pengumpulan data menggunakan 4
komponen dukungan keluarga untuk mengukur tingkat
dukungan keluarga dengan jumlah 20 butir soal,
mengukur besarnya minat mahasiswa menjadi perawat
dengan jumlah 10 butir soal dan mengukur motivasi
mahasiswa menjadi perawat dengan jumlah 10 butir
soal.
Teknik

yang

digunakan

untuk

mengetahui

validitas angket menggunakan rumus pearson product


moment, setelah itu dilihat penafsiran dari indeks
korelasinya (rtabel).
Rumus pearson product moment:
rxy =

NXY- (X) (Y)


{NX2 (X2)} {NY2 (Y2)}

Keterangan:
rxy : koefisiensi korelasi
X : jumlah skor item
Y : jumlah skor total
N

: jumlah responden

50

Penguji

validitas

dengan

bantuan

program

SPSS For Windows menghasilkan nilai korelasi dan


signifikansi. Suatu item pertanyaan dikatakan valid
apabila

memiliki

nilai

rhitung>rtabel

(sesuai

nilai

ketetapan r Product Moment) (Hidayat, 2007).


Analisa uji validitas instrumen menggunakan
system computerized SPSS 16.0 dengan r tabel 0,444.
Pada uji validitas ini dilakukan melalui tiga tahap uji
validitas karena sebelumnya tahap pertama dan tahap
kedua

beberapa

item

pertanyaannya

tidak

valid

sehingga pada hasil tahap ketiga didapatkan sebagai


berikut: Hasil uji validitas kuisioner dukungan keluarga
adalah 7 soal dinyatakan tidak valid yaitu soal nomor 4
(r = 0,318), nomor 5 (r = 0,404), nomor 7 (r = 0,359),
nomor 9 (r = 0,288), nomor 18 (r = 0,257), nomor 19 (r =
0,339) dan nomor 20 (r = 0,269), namun karena
subtansi pertanyaan tersebut dianggap penting, maka
soal-soal tersebut tidak dibuang tetapi diperbaiki
struktur pertanyaannya sehingga lebih fokus dan jelas.
Hasil uji validitas terhadap kuisioner minat
menjadi perawat adalah 4 soal dinyatakan tidak valid
yaitu soal nomor 4 (r = 0,252), nomor 7 (r = 0,430),
nomor 8 (r = 0,135) dan nomor 10 (r = 0,285), namun

51

dikarenakan subtansi pertanyaan tersebut dianggap


penting, maka soal-soal tersebut tidak dibuang tetapi
diperbaiki struktur pertanyaannya sehingga lebih fokus
dan jelas.
Hasil uji validitas terhadap kuisioner motivasi
menjadi perawat adalah 3 soal dinyatakan tidak valid
yaitu soal nomor 1 (r = 0,149), nomor 2 (r = 0,390), dan
nomor 8 (r = 0,083), namun karena subtansi pertanyaan
tersebut dianggap penting, maka soal-soal tersebut
tidak dibuang tetapi diperbaiki struktur pertanyaannya
sehingga lebih fokus dan jelas.
Pada uji validitas diatas lebih jelas dapat dilihat
dilampiran 4.

3.9.2. Uji Reabilitas


Uji reabilitas adalah tingkat konsistensi dari
suatu pengukuran. Reabilitas menunjukkan apakah
pengukuran menghasilkan data yang konsisten jika
instrumen

digunakan

kembali

secara

berulang

(Dharma, 2011).
Pada penelitian ini uji instrumen dilakukan di
STIKES Ngudi Waluyo Ungaran pada orang tua dan
mahasiswa S1 keperawatan sesuai kriteria inklusi

52

dengan sampel yang berjumlah 20 orang. Dengan


pertanyaan penelitian 20 butir soal untuk dukungan
keluarga, 10 butir soal untuk minat dan 10 butir soal
untuk motivasi.
Untuk mencari reabilitas angket digunakan rumus
Alpha Cronbach:
r11 = (k)
(k-1)

(1- b2)
2t

Keterangan :
r11

: reabilitas instrumen

: banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya


soal

b2 : jumlah varians butir


2t

: varians total (Arikunto, 2006)


Jika hasil rhitung > rtabel maka item dikatakan

signifikan, begitu juga sebaliknya jika hasil rhitung < rtabel


maka

item

dikatakan

tidak

signifikan.

Instrumen

memiliki reabilitas tinggi jika nilai koefisien yang


diperoleh > 0,63 (Mahfoedz, 2007).
Pada penelitian ini, peneliti melakukan uji
reabilitas setelah kuota 20 responden orangtua dan
mahasiswa

terpenuhi.

Variabel

yang

mempresentasekan dukungan keluarga didapatkan

53

reliabel, karena nilai koefisien reabilitasnya sebesar


0,905. Dapat dikatakan variabel dukungan keluarga
reliabel karena nilai rhitung > rtabel yaitu 0,905 > 0,63.
Pertanyaan yang mempresentasekan minat menjadi
perawat didapatkan reliabel, karena nilai reabilitasnya
sebesar 0,742. Dapat dikatakan variabel minat menjadi
perawat reliabel karena nilai rhitung>rtabel yaitu 0,742
>

0,63.

Sedangkan

mempresentasekan

pada

motivasi

pertanyaan
menjadi

yang
perawat

didapatkan reliabel, karena nilai koefisien reabilitasnya


sebesar 0,748. Sehingga pada pertanyaan motivasi
menjadi perawat dapat dikatakan reliabel karena nilai
rhitung > rtabel yaitu 0,748 > 0,63.
Pada uji reabilitas diatas lebih jelas dapat dilihat
dilampiran 4.

3.10. Proses Pengolahan data


3.10.1. Editing data
Memastikan kelengkapan dan kejelasan setiap
aspek

yang

diteliti,

yaitu

dengan

melakukan

pengecekan terhadap kuisioner untuk memastikan


bahwa kuesioner telah lengkap dan jelas.

54

3.10.2. Coding data


Pengkodean dilakukan untuk memudahkan analisis.
Kegiatan pengubahan data lebih ringkas dengan
menggunakan

kode

yang

mempermudah

dalam

dirumuskan

melakukan

untuk

tabulasi

dan

tabel-tabel

dan

analisis data.
3.10.3. Tabulasi
Memasukkan

data

ke

dalam

mengatur angka-angka sehingga dapat dihitung


jumlah kasus dalam berbagai kategori.
3.10.4. Entry data
Data dari kuesioner dimasukkan ke dalam program
computerize SPSS (Statistical Packages for Social
Science).

3.11.

Analisis data
Pada analisis data peneliti memilih analisis deskriptif
yang berfungsi untuk meringkas, mengklasifikasikan dan
menyajikan data. Analisa data yang digunakan yaitu:
3.11.1. Analisa Univariat
Analisa univariat adalah untuk menjelaskan
atau mendeskripsikan karakteristik setiap variabel
penelitian (Notoatmodjo, Soekidjo. 2010). Analisa

55

univariat dilakukan untuk memberi gambaran dan


penjelasan

tentang

karakteristik

masing-masing

variabel yang diteliti.


Pada penelitian ini, variabel dependen dan
independen merupakan data kategorik, sehingga
analisis data dilakukan menggunakan proporsi untuk
mengetahui distribusi frekuensi. Pada variabel umur
menggunakan analisa data yang dilakukan untuk
mengetahui rasio ukuran-ukuran kecenderungan
pusat

(mean,

standar

deviasi,

minimal

dan

maksimal). Sedangkan, jenis kelamin dan asal


dianalisis untuk mengetahui proporsi.
Salah satu pengamatan yang dilakukan pada
tahap

analisis

deskriptif

adalah

pengamatan

terhadap tabel frekuensi. Tabel frekuensi terdiri dari


kolom-kolom
presentase

yang
untuk

memuat
setiap

frekuensi

kategori

dan

dukungan

keluarga, minat dan motivasi (Nursalam, 2008).


3.11.2. Analisa Bivariat
Analisa bivariat dilakukan untuk mengetahui
hubungan antara dua variabel (dependent dan
independent). Jenis uji statistik yang digunakan
dalam penelitian disesuaikan dengan jenis data.

56

Pada penelitian ini menggunakan uji statistic chi


square karena variabel berupa data kategorik. Chi
square menguji hipotesis apakah terdapat hubungan
antara dukungan keluarga dengan minat dan
motivasi menjadi perawat. Dengan nilai 0,05 akan
diuji apakah terdapat hubungan antara variabel
independen dan dependen. Apabila hasil uji (Pvalue)
< maka hasilnya ada hubungan antara dukungan
keluarga dengan minat

dan motivasi

menjadi

perawat pada mahasiswa keperawatan. Sehingga


kesimpulannya Ho ditolak (Ha diterima) (Dharma,
2011).

3.12.

Etika penelitian
Pada etika penelitian, masalah etika yang diperhatikan oleh
peneliti antara lain:
a. Informed Consent
Informed Consent merupakan persetujuan yang diberikan
oleh responden setelah terlebih dahulu diinformasikan
tentang maksud dan tujuan penelitian. Persetujuan
berupa tanda tangan diberikan setelah responden
memahami betul tentang partisipasinya dalam penelitian.

57

b. Anonymity (Tanpa nama)


Anonymity (tanpa nama) merupakan pemberian jaminan
dalam penggunaan subjek penelitian dengan cara tidak
memberikan atau mencantumkan nama responden pada
lembar alat ukur dan hanya menuliskan kode pada
lembar pengumpulan data atau hasil penelitian yang
akan disajikan.
c. Kerahasiaan (Confidentiality)
Kerahasiaan (Confidentiality) merupakan masalah etika
dalam memberikan jaminan kerahasiaan hasil penelitian,
baik informasi maupun masalah-masalah lainnya. Semua
informasi

yang

telah

dikumpulkan

dijamin

kerahasiaannya oleh peneliti, hanya kelompok data


tertentu yang akan dilaporkan pada hasil riset. (Hidayat,
2007).

58

Anda mungkin juga menyukai