Anda di halaman 1dari 3

NASIONAL

Selasa, 28 Juni 2011 | 10:37 WIB


Bocah Tanpa Gigi asal Subang Menderita Anodontia
Oleh: Annas Nashrullah

inilah.com
INILAH.COM, Subang - Kosasih (7) warga Desa Caracas Kecamatan Kalijati
Subang yang tidak memiliki gigi dan pori-pori, kemungkinan menderita penyakit
Anodontia.
Anodontia adalah gangguan pertumbuhan gigi atau agenesi yaitu tidak
adanya gigi. Padahal lazimnya pada usia 7 bulan, bayi sudah menunjukan
pertumbuhan gigi. Kondisi itu, menurut Wakil Direktur RSUD Ciereng Subang, dr
Dwinan Marchiawati, disebabkan beberapa faktor seperti gizi saat ibunya hamil,
kelainan genetik dan faktor lingkungan yang bisa menganggu kandungan.
Kita harus melihat apa yang dilakukan ibunya waktu masih bayi. Kita juga
harus melihat apa bocah ini sebelumnya telah tumbuh gigi atau belum sama
sekali. Jika belum sama sekali, artinya ada masalah dalam metabolisme
tubuhnya, ujar Dwinan kepada INILAH.COM, Senin (27/6/2011). Sementara itu
soal lubang pori pori yang tidak ditemukan pada kulit Kosasih, Dwinan
menyarankan agar dikomunikasikan dengan dokter anak dan dokter kulit.
Meski usianya sudah menginjak 7 tahun, Kosasih tidak seperti anak
seusianya. Iia tidak memiliki gigi dan lubang pori-pori. Sepintas bocah yang
hendak menginjak usia 8 tahun ini seperti wajah seorang kakek. Karena hingga
usianya yang sudah cukup matang, pelajar kelas 3 SD ini tidak memiliki satu gigi
pun. [den]
Sumber : http://m.inilah.com/news/detail/1647732/urlteenage

ANODONTIA
Posted on April 4, 2014 by BSTi MEU Standar Balas

A. Definisi
Anodontia, disebut juga sebagai anodontia vera, adalah suatu keadaan dimana semua benih
gigi tidak terbentuk sama sekali, baik absennya semua gigi sulung maupun gigi sulung
terbentuk lengkap namun semua gigi permanen tidak terbentuk sama sekali. Bila jumlah gigi
yang tidak terbentuk 6 atau kurang, keadaan ini disebut sebagai hipodontia. Sedangkan bila
jumlah gigi yang tidak terbentuk 6 atau lebih, keadaan ini disebut sebagai oligodontia (Arte
dan Pirinen, 2004; Wikipedia, 2011).

Anodontia, oligo-hipodontia
B. Etiologi
Anodontia dan hypodontia disebabkan kelainan genetik tetapi mutasi gen yang spesifik tidak
diketahui. Anodontia dan hypodontia kadang ditemukan sebagai bagian dari suatu sindroma,
yaitu kelainan yang disertai dengan berbagai gejala yang timbul secara bersamaan, misalnya
pada sindroma Ectodermaldysplasia. Hypodontia dapat timbul pada seseorang tanpa ada
riwayat kelainan pada generasi keluarga sebelumnya, tapi bisa juga merupakan kelainan yang
diturunkan.

C. Patogenesis
Gigi berasal dari dua jaringan embrional:ektoderm, yang membentuk enamel, dan mesoderm
yang membentuk dentin, sementum, pulpa, dan juga jaringan-jaringan penunjang.
Perkembangan gigi geligi pada masa embrional dimulai pada minggu ke-6 intrauterin
ditandai dengan proliferasi epitel oral yang berasal dari jaringan ektodermal membentuk
lembaran epitel yang disebut dengan primary epithelial band. Primary epithelial band yang
sudah terbentuk ini selanjutnya mengalami invaginasi ke dasar jaringan mesenkimal
membentuk 2 pita pada masing-masing rahang yaitu pita vestibulum yang berkembang
menjadi segmen bukal yang merupakan bakal pipi dan bibir dan pita lamina dentis yang akan
berperan dalam pembentukan benih gigi. Pertumbuhan dan perkembangan gigi dibagi dalam
3 tahap, yaitu perkembangan, kalsifikasi, dan erupsi. Tahap perkembangan gigi dibagi lagi
menjadi inisiasi, proliferasi, histodiferensiasi, morfodiferensiasi, dan aposisi. Penderita
anodontia mengalami halangan pada proses pembentukan benih gigi dari epitel mulut, yakni
pada tahap inisiasi.
D. Diagnosa
Anodontia ditandai dengan tidak terbentuknya semua gigi, dan lebih sering mengenai gigigigi tetap dibandingkan gigi-gigi sulung. Pada hypodontia, gigi-gigi yang paling sering tidak
terbentuk adalah gigi premolar dua rahang bawah, incisivus dua rahang atas, dan premolar
dua rahang atas. Kelainan ini dapat terjadi hanya pada satu sisi rahang atau keduanya
Diagnosa anodontia biasanya membutuhkan pemeriksaan radiografik untuk memastikan
memang semua benih gigi benar-benar tidak terbentuk. Pada kasus hypodontia, pemeriksaan
radiografik panoramik berguna untuk melihat benih gigi mana saja yang tidak terbentuk
E. Terapi
Bila diagnosa telah ditegakkan melalui pemeriksaan, terapi yang dapat dilakukan adalah
pembuatan gigi tiruan.
Sumber : https://gigimulutbsti.wordpress.com/tag/anodontia/

Anda mungkin juga menyukai