Anda di halaman 1dari 5

44.

Keamanan Lingkungan

Cermati : Langkah preventif untuk pencurian melalui laut,

penanggulangan bencana alam dan kebakaran hutan


Tak luput dalam menekan angka pencurian, KKP (Kementrian Kelautan dan Perikanan
Indonesia) juga senantiasa menjalankan langkah preventif dengan melakukan pengendalian untuk
mencegah pelanggaran. Contohnya seperti di wilayah kerja Stasiun PSDKP Pontianak. Dimana
armada pengawas KKP melakukan pengendalian terhadap kapal perikanan yang akan dan telah
melakukan kegiatan perikanan yakni dengan instrumen Surat Laik Operasi (SLO) dan Hasil
pemeriksaan kapal (HPK). Selama kurun waktu 2011-2014 Stasiun PSDKP Pontianak telah
menerbitkan HPK dan SLO sebanyak 80.501 buah. Sebagai catatan, sepanjang periode 2010-2014
hasil lelang sitaan tindak pidana perikanan di Stasiun PSDKP Pontianak telah menghasilkan
Pemasukan Negara Bukan Pajak (PNBP) sebesar Rp1,92 miliar.

Upaya upaya yang harus di lakukan untuk menghindari adanya pencurian ikan (Illegal
fishing )oleh kapal-kapal asing adalah;
1. Melakukan perlindungan wilayah perairan Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) untuk pencegahan
pencurian ikan (illegal fishing) di wilayah indonesia. Hal ini harus dilakukan TNI Angkatan Laut
sebagai bentuk perlindungan wilayah perairan Zona Ekonomi Eksklusif Indonesia berkewajiban
menjaga kedaulatan Indonesia serta melindungi sumber daya alam laut dari tindakan-tindakan
pencurian ikan di Zona Ekonomi Eksklusif . Salah satu faktor penyebab terjadinya praktek pencurian
ikan (illegal fishing) yang terjadi di wilayah perairan Indonesia adalah lemahnya sikap aparat yang
berkewajiban mengawasi laut Indonesia terutama perairan Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE), dan ini
tidak boleh terjadi dengan cara meningkatkan perlindungan wilayah laut, dengan menambah armada
patroli, penggunaan teknologi Vessel Monitoring System (VMS) sebuah sistem monitoring
kapal ikan dengan alat transmitor yang berfungsi untuk mengawasi proses penangkapan ikan yang
dilakukan
di
wilayah
perairan
Indonesia.
2. Melakukan tindakan hukum tegas bagi pelaku pencurian ikan (illegal fishing) yang dilakukan oleh
kapal asing di perairan zona ekonomi eksklusif (zee) berdasarkan undang-undang nomor
31 tahun 2004 tentang perikanan. Tindakan hukum yang dapat dilakukan terhadap pelaku pencurian
ikan (illegal fishing) tersebut adalah :
a.
b.
c.

Pidana penjara
Pidana denda
Penyitaan

3. Meningkatkan kompetensi nelayan tradisional dengan pemberdayaan nelayan dapat mencegah


pencurian ikan oleh kapal asing. Cara ini lebih mengedepankan partisipasi aktif para nelayan, lebih
organik dan efektif di samping dari pengawasan oleh pihak aparat di laut. Pemberdayaan nelayan
yang di maksud adalah dengan cara memfasilitasi penggunaan kapal dengan GT ( Gross Tonnage )
yang besar dengan teknologi modern, dan kompetensi yang cukup agar kapal nelayan dapat bisa
menjangkau laut leepas. Sementara ini nelayan nelayan tradisional masih beroperasi di laut pinggir
sedangkan kapal-kapal asing melakukan pencurian di laut lepas perairan Indonesia dimana
sumberdaya ikan sangat melimpah dan sangat mudah di eksploitasi oleh kapal asing. Jika nelayan

tradisional ini banyak beroperasi di laut lepas, secara alami kapal-kapal asing akan takut masuk ke
perairan indonesia

Kerusakan lingkungan semakin hari semakin terlihat jelas. Perlu kitanya kita memikirkan
upaya apa saja yang akan kita lakukan untuk memperbaiki lingkungan kita agar terciptanya K3
(ketertiban, kebersihan, dan keindahan). Langkah awal melakukan perbaikan dapat dilakukan dengan
cara memperhatikan keadaan lingkungan sekitar kita dahulu, baru kemudian lingkup nasional.
A.

Upaya-upaya Penanggulangan Bencana Alam


Mitigasi
Mitigasi dapat juga diartikan sebagai penjinak bencana alam, dan pada prinsipnya mitigasi
adalah usaha-usaha baik bersifat persiapan fisik, maupun non-fisik dalam menghadapi bencana alam.
Persiapan fisik dapat berupa penataan ruang kawasan bencana dan kode bangunan, sedangkan
persiapan non-fisik dapat berupa pendidikan tentang bencana alam.

Menempatkan Korban di Suatu Tempat yang Aman


Menempatkan korban di suatu tempat yang aman adalah hal yang mutlak diperlukan. Sesuai
dengan deklarasi Hyogo yang ditetapkan pada Konferensi Dunia tentang Pengurangan Bencana, di
Kobe, Jepang, pertengahan Januari 2005 yang lalu. Berbunyi : Negara-negara mempunyai
tanggung jawab utama untuk melindungi orang-orang dan harta benda yang berada dalam wilayah
kewenangan dan dari ancaman dengan memberikan prioritas yang tinggi kepada pengurangan resiko
bencana dalam kebijakan nasional, sesuai dengan kemampuan mereka dan sumber daya yang
tersedia kepada mereka.

Membentuk Tim Penanggulangan Bencana

Memberikan Penyuluhan-penyuluhan

Merelokasi Korban Secara Bertahap


Akibat kompleksnya permasalahan pascabencana, maka dibuatlah panduan internasional
mengenai prinsip-prinsip perlindungan pengungsi. Sebagai contoh, misalnya pasal 18 ayat (2) , Pasal
23 dinyatakan setiap manusia memiliki hak atas pendidikan ayat (1) dan pada ayat (2) dan masih
banyak lagi pasal lain yang menekankan perlunya ditindaklanjuti pemberian perlindungan terhadap
para pengungsi, baik yang disebabkan oleh bencana alam atau ulah manusia, termasuk konflik
bersenjata atau perang.

Cara Menanggulangi Kebakaran Hutan


Kebakaran hutan dalam cakupan yang luas bisa berdampak buruk pada lingkungan dan juga kesehatan
masyarakat. Untuk itu, penting kiranya kita mengetahui cara menjaga kelestarian hutan serta
mencegah maupun menanggulangi kebakaran hutan agar bencana tersebut tidak merusak lingkungan.
Beberapa cara yang cara yang dapat dilakukan untuk mencegah atau menanggulangi kebakaran hutan
antara lain:

Memperhatikan wilayah hutan dengan titik api yang cukup tinggi yang dapat memicu
terjadinya kebakaran hutan. Wilayah titik api ini harus diperhatikan ketika kemarau panjang terjadi.

Tidak membuka lahan atau perkebunan dengan cara membakar hutan.

Tidak membuang puntung rokok secara sembarangan di hutan.

Tidak meninggalkan api unggun dalam hutan. Api unggun harus dipadamkan terlebih dahulu
jika ingin meninggalkan hutan.

Melakukan patroli hutan secara berkala untuk mengecek kondisi hutan.

Melakukan pemotretan citra secara berkala terutama di wilayah dengan titik api yang tinggi.

Menyediakan mobil pemadam kebakaran yang siap untuk digunakan.

Apabila terjadi kebakaran hutan berskala kecil, maka lakukan penyemprotan secara langsung
ke daerah yang terbakar.

Jika kebakaran terjadi dalam skala besar, maka lakukan penyemprotan air dari udara
menggunakan helikopter juga membuat hujan buatan

Nilai : 70

DAFTAR PUSTAKA
Aprilya Lilly, Wujudkan Poros Maritim Dunia, KKP Komitmen Berantas Illegal
Fishing, 19 September 2016, https://kkp.go.id/index.php/pers/wujudkan-porosmaritim-dunia-kkp-komitmen-berantas-illegal-fishing/
Cahyani Novia, UPAYA-UPAYA PENANGGULANGAN BENCANA, 19 September 2016,
https://novicahyani.wordpress.com/2015/05/29/upaya-upaya-penanggulangan-bencana/
Rendra Eka, MENCEGAH ILLEGAL FISIHING OLEH KAPAL ASING, 19 September 2016,
http://biru-lautku.blogspot.co.id/2014/09/mencegah-illegal-fisihing.html
Sari Maya, Penyebab Kebakaran Hutan dan Cara Penanggulangannya, 19 September
2016, http://ilmugeografi.com/ilmu-bumi/hutan/penyebab-kebakaran-hutan-dan-carapenanggulangannya

Anda mungkin juga menyukai