Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
STABILITAS KAPAL
AGUS HERMAWAN
6511040608
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1
LATAR BELAKANG
Pada waktu bongkar muat maupun pada waktu berlayar, kapal selalu
mendapat gaya-gaya baik dari muatan yang sedang dibongkar-muat maupun
dari benda dan alam sekitarnya: ombak, arus, angin, tumbukan dengan
dermaga, kapal lain atau kandas. Gaya-gaya ini menyebabkan kapal
mengalami oleng dan gerakan-gerakan lain. Dalam cuaca buruk, gaya-gaya
ini akan menjadi semakin besar dan akan menyebabkan oleng dan gerakan
lain yang besar dan cepat, bahkan dapat menyebabkan kapal terbalik. Jadi
kita perlu tahu kemampuan kapal menghadapi gaya-gaya tersebut dan
kemungkinan kapal terbalik.
Umumnya, tanker, kapal angkut besar dan kapal penumpang punya
kestabilan yang lebih daricukup untuk memastikan bahwa peraturan
dipatuhi ketika muatannya penuh.Kapal barangkering, kapal peti kemas dan
kapal tongkang dapat berkurang kestabilannya ketika merekabermuatan;
oleh sebab itu kondisi kapal perlu dipastikan agar memenuhi peraturan
minimumkestabilan yang ada. Jika hal ini tidak diikuti maka keselamatan
kapal, kru dan barang akandipertaruhkan.
Selama bertahun-tahun, banyak klaim yang melibatkan kapal barang
danpeti kemas yang disebabkan karena kurangnya kestabilan kapal namun
kapal tetap diijinkanmelakukan pelayaran dalam kondisi tersebut.Terdapat
banyak sekali kecelakaan serupa yangmelibatkan kapal tongkang beratap
datar yang dimuati oleh muatan curah, peti kemas, potonganlogam atau
kombinasi dari ketiganya.Dalam kebanyakan kasus, kurangnya kestabilan
kapalbiasanya tidak tampak sampai adanya faktor luar yang terjadi pada
kapal seperti kondisi lautyang buruk, perubahan yang besar atau dorongan
dari kapal tunda.
4.
5.
1.3
TUJUAN
1. Menentukan titik-titik yang berhubungan dengan stabilitas
2. Menentukan macam-macam stabilitas
3. Upaya meningkatkan stabilitas kapal
4. Menentukan nilai GZ
5. Persyaratan stabilitas kapal menurut IMO
1.
BAB 2 ISI
2.1. STABILITAS KAPAL
2.1.1. Definisi Stabilitas
Sebuah kapal dapat mengoleng disebabkan karena kapal
mempunyai kemampuan untuk menegak kembali sewaktu kapal
menyenget yang dikarenakan oleh adanya pengaruh luar yang bekerja
pada kapal. Beberapa contoh pengaruh luar yang dimaksud adalah:
arus, ombak, gelombang, angin dan lain sebagainya. Dari sifat
olengnya apakah sebuah kapal mengoleng terlalu lamban, ataukah
kapal mengoleng dengan cepat atau bahkan terlalu cepat dengan
gerakan yang menyentak-nyentak, atau apakah kapal mengoleng
dengan enak, maka dibawah ini akan diberikan pengertian dasar
tentang olengan sebuah kapal.
1. Sebuah kapal yang mengoleng terlalu lamban, maka hal ini
menandakan bahwa kemampuan untuk menegak kembali sewaktu
kapal menyenget adalah terlalu kecil. Kapal yang pada suatu saat
mengoleng demikian dikatakan bahwa stabilitas kapal itu kurang
atau kerapkali juga disebut bahwa kapal itu langsar.
2. Sebuah kapal yang mengoleng secara cepat dan dengan menyentaknyentak, maka hal itu menandakan bahwa kapal kemampuannya
untuk menegak kembali sewaktu kapal menyenget adalah terlalu
besar atau kelewat besar. Kapal yang dalam keadaan demikian itu
dikatakan bahwa stabilitas kapal itu terlalu besar atau seringkali
disebut bahwa kapal itu kaku .
3. Sebuah kapal yang mengoleng dengan enak maka hal itu
menandakan bahwa kemampuannya untuk menegak kembali
sewaktu kapal menyenget adalah sedang. Kapal yang dalam
keadaan demikian itu sering kali disebut sebuah kapal yang
mempunyai stabilitas yang baik
dengan
menyengetnya
kapal,
maksudnya
bahwa
berpindahnya
kedudukan
titik
tekan
dari
V.
Semyonov-Tyan-Shansky
Theoryof
Buoyancy,
mengapung
dikedudukan
tetap
miring.
Dengan
= W x GZ.
Atau jika dituangkan dalam bentuk rumus akan berbentuk :
Mp = W x GZ
Dimana Mp adalah Momen penegak. Mungkin saja bahwa dua
kapal dengan kondisi sama ukuran, berat benaman, dan sudut
sengetnya sama besar, yang demikian itu memiliki stabilitas yang
berlainan. Adapun penjelasannya adalah sebagai berikut :
Stabilitas kedua kapal itu dapat berlainan, oleh karena besarnya
momen penegak ( Mp = W x GZ ), maka satu-satunya alasan yang
menyebabkan momen kedua kapal itu tidak sama adalah faktor GZ =
lengan penegak. Besarnya lengan penegak kedua kapal itu tidak sama
besar disebabkan oleh karena kedudukan titik berat kedua kapal itu
tidak sama tinggi (lihat gambar dibawah ini)
Lukisan : Penjelasan Perhitungan Momen Kopel ( Mp )
Mp = W x GZ
Mp = W x GZ
= 15.000 ton
= 15.000 ton
GZ
GZ
= 1 kaki, maka
Mp
meter
= 6.750 ton meter
0,
titik
lebih
rendah
dari
pada
kedudukan
titik
lebih
tinggi
dari
pada
kedudukan
memiliki stabilitas netral sama dengan nol, atau bahwa kapal tidak
memiliki
kemampuan
untuk
menegak
kembali
sewaktu
Tangki penyeimbang
Merupakan tangki yang berfungsi menstabilkan posisi kapal
dengan mengalirkan air ballast dari kiri ke kanan dan sebaliknya
kalau miring kekanan.
Sekat tangki
Sirip stabilizer
Untuk metode ini biasa menggunakan foil seperti hydrofoil.
Sistemnya memanfaatkan Cf dan Cd ketika fluida menyerang foil,
karena nilai Cf berpengaruh dengan Cd yang dapat menambah
hambatan kapal.
2.2
Tidak boleh kurang dari 0.055 meter radian sampai sudut oleng
= 30
V
d
M R =0.196 0 (KG )
L
2
Dengan
MR
V0
= displasemen (ton)
KG
penuh
bersama
barang
bawaannya,
dengan
iii.
iv.
b) Kapal Barang
i.
ii.
iii.
iv.
ii.
2.3
Perhitungan GZ
Kurva stabilitas adalah bentuk di mana untuk menyimpan
informasi yang diperlukan untuk menentukan sudut karakteristik besar
stabilitas dari kapal di displacment apapun, tetapi pada posisi yang
diasumsikan tunggal dari pusat gravitasi. Untuk operator kapal serta untuk
arsitek kapal selama proses desain, apa yang dibutuhkan adalah penentuan
lengan lurus atau saat-saat kapal bertumit ke setiap sudut sementara dalam
kondisi pembebanan yang diberikan pada satu perpindahan dan dengan
pusat gravitasi pada posisi yang berbeda dari yang diasumsikan dalam
mempersiapkan kurva silang. Kurva statik stabilitas di mana lengan lurus
diplot terhadap sudut tumit yang sesuai.
Dengan menggabungkan berat badan (baik besar dan CG) dengan sifat
hidrostatik, lengan lurus diproduksi dan stabilitas kapal dapat ditentukan.
Biasanya, lengan lurus diplot untuk berbagai sudut tumit, dimana tumit
diasumsikan oleh sumbu longitudinal. Sebuah momen tertentu, seperti yang
disebabkan
oleh
angin
dengan
kecepatan
tertentu,
juga
dapat
karena
praktek
yang
baik
dalam
pemuatan
kapal
secara
bertahap
selama
berbagai
sudut
tumit.
Tapi
stabilitas ditentukan pada asumsi sempurna integritas kedap air dari deck.
Asumsi ini tidak benar untuk sebagian besar kapal. Semua kapal yang
disediakan dalam dek untuk menyimpan kargo, akses ke ruang bawah dek,
ventilasi, pipa, dll Benar dirancang penetrasi dek dibuat weathertight, tetapi
beberapa dapat dibuat benar-benar kedap air, dan selalu ada possibilty
kesalahan manusia , yaitu, meninggalkan pintu dan membiarkan terbuka
yang harus tertutup rapat. Pada sudut tumit bagian membenamkan dek,
kemungkinan selalu ada air yang akan dikirim melalui lubang tersebut.
2.4
HYDROSTATIC CURVES
Kurva Hidrostatik adalah gambar garis lengkung yang merupakan
karakteristik dari bagian badan kapal yang tercelup di dalam air. Umumnya
terdiri dari 19 macam kurva. Masing-masing kurva diperoleh dari
perhitungan pada beberapa sarat mulai dari sarat paling bawah sampai sarat
kapal muatan penuh. Sedangkan untuk kurva Bonjean mulai dari sarat
paling bawah sampai pada geladak kapal.
Pada prinsipnya kurva adalah kumpulan dari beberapa titik. Semakin
bayak titik semakin streamline kurva tersebut. Tetapi konsekuensinya
perhitungan jadi semakin lama. Sebaliknya semakin sedikit jumlah titik
kurva semakin mendekati garis lurus. Dalam hal ini pembagian sarat
minimal 10 sarat agar diperoleh bentuk kurva yang wajar. Agar hasil kurva
lebih akurat, pada bagian setengah sarat kebawah pembagian sarat lebih
kecil dari setengah sarat diatasnya. Karena pada bagian setengah sarat ke
bawah terdapat perubahan bentuk sangat drastis. Sedangkan setengah sarat
keatas bentuk kapal cenderung lurus.
Fungsi dari kurva Hidrostatik atau Bonjean adalah untuk mengetahui
besaran kurva pada sembarang sarat mulai dari paling bawah sampai sarat
muatan penuh atau geladak kapal tanpa harus menghitung lagi sebagaimana
pada saat pembuatan kurva.
WPA = 2x1/3xhx YS
h
YS
Dimana :
WPA
L B
WPA
= panjang ( m)
= lebar (m )
Harga Cw pada sarat nol tergantung dari harga WPA. Jika WPA
nol maka, Cw berharga nol. Sebaliknya bila WPA tidak sama dengan
nol, maka WPA harganya lebih besar dari nol.
Dimana t adalah tebal pelat pada tiap WL dan 1,025 adalah berat
jenis air laut.
4. Midship Section Area (MSA)
Luas bidang tengah kapal yang dipotong vertikal melintang
kapal (station tengah) dalam satuan meter persegi.
Besarnya MSA bisa dihitung dengan cara mengukur masingmasing ^ lebar kapal untuk beberapa sarat. Dari hasil pengukuran
tersebut kemudian diintegralkan kearah vertikal.
2
Dimana :
CM
6.
MSA
B T
menghitung
KB
caranya
hampir
sama
dengan
Dimana :
h'
KB pada sarat nol akan berharga nol, karena jarak garis air
terhadap keel nol, sehingga momen statisnya jadi noljuga.
7.
TBM
IT
( YSn ) x
Atau
YS
Dimana:
YS'
( YSn ) x
Atau
YS
Dimana :
YSn
faktor
Simpson
kearah
horisontal
faktor
Simpson
kearah
horisontal
(memanjang kapal).
Karena LCF tergantung dari harga bidang garis air, maka LCF
pada sarat nol juga tergantung dari rise of floor nya kapal. Jika tidak
ada maka LCF tidak berharga nol dan begitu juga sebaliknya.
11.
LBM
12.
IL
13.
Dimana :
L B T
= panjang ( m)
= lebar ( m)
= sarat ( m )
Dimana :
B
MSA L C M
MSA
= panjang ( m)
15.
WSA = 2 x 1/3 x h x HG
HG
Pada sarat nol maka harga WSA menjadi sama dengan harga
WPA. Jadi WSA dan WPA berada pada satu titik. Sedangkan untuk
kapal yang menggunakan rise of floor, maka harga WSA tidak sama
dengan nol, karena lebar kapal pada sarat nol ada harganya.
Sebaliknya jika kapal menggunakan rise of floor, maka WSA tentu
berharga nol pula.
1.025 x
17.
(ton)
Shell Displacement
Shell Displacement adalah berat air laut yang dipindahkan
karena adanya kulit/pelat pada karene. Semua satuan displacement
dalam ton.
19.
LBM
100 L PP
2.5
F TPC
LPP
Length Overall
Length B.P
Breadth mld.
Depth mld.
: 108
: 103.8
: 19.2
: 9.3
metres
metres
metres
metres
:6
: 12.00
: 26
metres
Knots
Persons
Displacement
Volume
Draft to
Baseline
Immersed
depth
Lwl
Beam wl
WSA
104,742
19,200
2722,727
Water plane
area
1819,814
-4,030
3,212
m
m
2,200
m
m
m
m
m
m
6 m
KG
6 m
m
m
m^2
BMt
BMl
GMt
GMl
KMt
5,663
160,804
6,676
161,816
8,876
KMl
Immersion
(TPc)
MTc
RM at 1deg =
GMt.Disp.sin(1
)
164,016
Cp
Cb
Cm
0,746
0,741
0,993
Cwp
LCB from Amidsh
0,905
1,440
m^2
m
tonne/c
18,657 m
141,558 tonne.m
1067,53
0
tonne.m
m
Quantity
HULL
Engine
Cargo Oil 1 P
Cargo Oil 1 S
Cargo Oil 2 P
Cargo Oil 2 S
Cargo Oil 3 P
Cargo Oil 3 S
Cargo Oil 4 P
Cargo Oil 4 S
Cargo Oil 5 P
Cargo Oil 5 S
Fresh water
Fuel Oil
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
2
2
Total
Weight=
Weigh Long.A
t rm m
tonne
2800
400,0
515,0
515,0
645,0
645,0
660,0
660,0
660,0
660,0
530,0
530,0
90,00
150,0
9700
-10,000
-43,000
32,000
32,000
18,900
18,900
6,300
6,300
-6,300
-6,300
-19,400
-19,400
-47,000
-30,000
LCG=-1,4
Vert.Arm m Trans.A
FS
rm m Mom.
tonne.
m
3,710
0,000 0,000
2,000
0,000 0,000
5,000 -3,000 0,000
5,000
3,000 0,000
5,000 -4,100 0,000
5,000
4,100 0,000
5,000 -4,300 0,000
5,000
4,300 0,000
5,000 -4,300 0,000
5,000
4,300 0,000
5,000 -4,300 0,000
5,000
4,300 0,000
6,700
0,000 0,000
4,000
0,000 0,000
VCG=4,505 TCG=0
0
,000
FS corr.=0
VCG
fluid=4,505
Dari hasil running Hydromax didapatkan kondisi spesifik kapal dan grafik
stabilitas sebagai berikut :
4
3
Max GZ = 2,432 m at 47 deg.
GZ m
-1
-2
-3
40
80
Heel to Starboard deg.
120
160
FSM
Type
Tabel 2.3. Hasil perhitungan maxsurf menurut standar IMO A. 749 (18)
Ch.3
Heel to Stbd
(deg)
GZ (m)
GM (m)
-30
-20
-10
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
110
120
130
-2,01
-1,474
-0,739
0
0,739
1,474
2,01
2,365
2,423
2,265
1,965
1,571
1,115
0,624
0,129
-0,339
-0,742
4,020
4,310
4,256
4,295
4,256
4,310
4,020
3,679
3,163
2,615
2,091
1,595
1,115
0,634
0,137
-0,391
-0,969
Trim angle
(+ve by
stern)
-0,4
-0,1
0
0
0
-0,1
-0,4
-0,9
-1,4
-2,1
-3,4
-7,3
-90
-8
-4,2
-3
-2,5
Immersed
Depth m
9,747
8,710
7,586
6,301
7,586
8,711
9,748
10,633
11,251
11,566
11,565
11,250
11,207
12,132
12,914
13,348
13,509
Kesimpulan grafik :
Tabel 2.4. Kesimpulan Grafik Stabilitas Kapal Muatan Penuh
Code
Criteria
A.749(18) Ch3 3.1.2.1: Area 0 to
Design criteria
30
applicable to all ships
from the greater of
spec. heel angle
to the lesser of
spec. heel angle
angle of vanishing
stability
shall not be less
than (>=)
A.749(18) Ch3 3.1.2.1: Area 0 to
Design criteria
40
applicable to all ships
from the greater of
spec. heel angle
to the lesser of
spec. heel angle
Value Units
Actual Status
Pass
0,0 deg
0,0
30,0 deg
112,7 deg
30,0
0,055 m.rad
0,571 Pass
Pass
0,0 deg
0,0
40,0 deg
40,0
first downflooding
angle
angle of vanishing
stability
shall not be less
than (>=)
A.749(18) Ch3 3.1.2.1: Area 30 to
Design criteria
40
applicable to all ships
from the greater of
spec. heel angle
to the lesser of
spec. heel angle
first downflooding
angle
angle of vanishing
stability
shall not be less
than (>=)
A.749(18) Ch3 3.1.2.2: Max GZ at
Design criteria
30 or greater
applicable to all ships
in the range from
the greater of
spec. heel angle
to the lesser of
spec. heel angle
angle of max. GZ
shall not be less
than (>=)
Intermediate
values
angle at which this
GZ occurs
A.749(18) Ch3 3.1.2.3: Angle of
Design criteria
maximum GZ
applicable to all ships
shall not be less
than (>=)
A.749(18) Ch3 3.1.2.4: Initial GMt
Design criteria
applicable to all ships
spec. heel angle
shall not be less
than (>=)
n/a deg
112,7 deg
0,090 m.rad
0,960 Pass
Pass
30,0 deg
30,0
40,0 deg
n/a deg
40,0
112,7 deg
0,030 m.rad
0,389 Pass
Pass
30,0 deg
90,0 deg
47,0 deg
0,200 m
deg
30,0
47,0
2,446 Pass
47,0
Pass
25,0 deg
47,0 Pass
Pass
0,0 deg
0,150 m
4,283 Pass
Area 0 s/d 30 adalah 0,571 m-radian. (memenuhi IMO A749-18 yaitu tidak
boleh kurang dari 0,055).
Area 0 s/d 40 adalah 0,960 m-radian. (memenuhi IMO A749-18 yaitu tidak
boleh kurang dari 0.09).
Area 30s/d 40 adalah 0,389 m-radian. (memenuhi IMO A749-18 yaitu tidak
boleh kurang dari 0.03).
Lengan stabilitas maksimum (GZ maksimum pada sudut 30) 2.446 meter.
(memenuhi IMO yaitu tidak boleh kurang dari 0.2 meter)
Lengan stabilitas maksimum terjadi pada sudut oleng 47.(memenuhi IMO
yaitu Maksimum harga kurva GZ harus terjadi pada sudut lebih dari 30
tetapi tidak boleh kurang dari 25. Tetapi sesuai peraturan Bureau Veritas
untuk kapal tertentu harga maksimum kurva GZ boleh kurang dari 25 tetapi
harus mendapatkan persetujuan dari Flag Authorithies tetapi bagaimanapun
juga tidak boleh dari 20)
Tinggi MGo adalah 4.283 meter. (memenuhi IMO A749-18 yaitu tidak boleh
kurang dari 0.15m).
BAB 3 PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
1. Dalam merencanakan sebuah kapalyangmempunyai perbandingan ukuran
utamayang
penempatan
kurang
ideal
harus
tangki-tangkidengan
memperhitungkansecara
matang
memperhitungkan
luas
pada
kondisi
penuh
ataumuatan
seminimal
mungkin