Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
PERINATOLOGI/PICU/NICU
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Pelayanan kesehatan adalah upaya yang diselenggarakan oleh suatu organisasi untuk
memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah dan menyembuhkan penyakit serta
memulihkan kesehatan individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat.
Pelayanan kesehatan yang bermutu adalah pelayanan kesehatan yang dapat memuaskan setiap
pemakai jasa kesehatan sesuai dengan tingkat kepuasan rata-rata penduduk, dimana
penyelenggaraannya harus berdasarkan kode etik dan standar pelayanan profesi yang telah
ditetapkan.
Pelayanan Perinatologi merupakan pelayanan yang diberikan kepada pasien dimana pasien
memerlukan tindakan yang cepat, dan tepat serta pelayanan yang emergency untuk pasien
dengan kondisi yang kritis dan memerlukan observasi khusus dengan menggunkan peralatan
yang lengkap.
1.2 TUJUAN
1. Tujuan Umum
Acuan atau pedoman untuk meningkatkan mutu pelayanan di Ruang Perinatologi .
2. Tujuan khusus :
a. Sebagai pedoman bagi perawat Perinatologi dalam memberikan asuhan keperawatan
di Unit Perinatologi
b. Menjamin safety bagi pasien maupun petugas.
1.3 RUANG LINGKUP PELAYANAN
Unit pelayanan Perinatologi Rumah Sakit Mitra Keluarga Kelapa Gading meliputi :
1. Status pasien, meliputi pelayanan pasien rawat inap
Pelayanan Perinatologi pasien Rawat inap yaitu pasien yang membutuhkan pelayanan
Perinatoogi saat dalam perawatan di ruang rawat inap Rumah Sakit Mitra Keluarga
Kelapa Gading.
2. Lingkup pelayanan keperawatan neonatus mengacu pada empat tingkat pelayanan yaitu
2
a. Pelayanan Perina ( Pasien yang dirawat yang memerlukan Observasi Ketat dari
bayi baru lahir 1 bulan)
Merupakan pelayanan neonatus dengan pemantauan yang ketat sehingga diperlukan
perawatan yang lebih intensive berikut indikasi pasien masuk ke ruang perawatan
perinatologi sebagai berikut :
a) Bayi yang lahir dengan usia kehamilan > 32 minggu dan memiliki berat
badan >1500 gram yang tidak memiliki ketidak matangan fisiologis seperti
apnoe, prematuritas, ketidak mampuan dalam asupan oral atau menderitan
sakit yang tidak diantisipasi sebelumnya.
b) Pasien pasca ventilator selama 7 hari yang memerlukan oksigen nasal dengan
pemantauan saturasi oksigen.
c) Bayi yang memerlukan infus intra vena perifer dan mungkin nutrisi
parenteral untuk jangka waktu terbatas.
d) Bayi yang sedang dalam penyembuhan setelah perawatan intensif
e) Level II adalah kondisi gangguan hemodinamik ringan yang membutuhkan
pemantauan hemodinamik dengan Kriteria Fisiologi pernafasan > 60x/menit,
Nadi 140 -160 x/menit, kecukupan oksigen dalam darah dibawah 88%
f) Icterik Neonatorum yang perlu terapi fototherapi dan terapi cairan dengan
hasil bilirubin bayi > 16 mg/dl
g) GED sedang, Hipoglikemia dengan hasil GDS < 40 g/dl
h) Asfiksia sedang dengan kriteria fisiologis frekuensi nafas 60 80 x/menit,
retraksi ringan, sianosis, merintih yang memerlukan alat non invasif
(NCPAP).
i)
Kelainan Kongenital.
j) Premature < 37 minggu BBLR < 2000 gram tetapi belum memerlukan
peralatan invasive agresif seperti : ventilator
k) bayi dengan ibu kehamilan/persalinan resiko tinggi (PEB, DM,KPD)
b. Pelayanan NICU (Neonatus Intensive Care Unit : Bayi baru lahir 1 Bulan
Terpasang alat bantu Nafas dan Observasi Ketat)
Merupakan
pelayanan
keperawatan
neonatus
intensif
yang
memerlukan
pengawasan terus menerus dari perawat dan dokter serta dukungan fasilitas
berteknologi tinggi, berikut indikasi pasien masuk ruang NICU :
a) Bayi lahir dengan usia kelahiran < 28 minggu dengan berat lahir < 1000
gram yang memerlukan dukungan ventilasi mekanik dengan kriteria fisiologis
dari hasil foto thorak kesan HMD dengan belum terbentuknya surfaktan.
3
b) Bayi yang lahir dengan usia kelahiran < 28 minggu dan mempunyai resiko
tinggi untuk gagal nafas
c) Bayi level III adalah kondisi gawat dan reversible, pasca operasi
besar/berlangsung lama atau pasien dengan potensial kegawatan yang
membutuhkan pemantauan yang ketat dan atau terapi/tindakan agresif.
d) Bayi level III adalah pasien yang membutuhkan ventilator, Kriteria
Fisiologis : indikasi gagal nafas, aspiksia berat ( nilai apgar 1-3 ) aspirasi,
GED berat, sepsis berat, premature yang disertai dengan respiratory distress
syndrome (RDS), Aspirasi Meconium, Hypertensi Pulmonal, Pasca bedah
mayor, Kejang lama, Ketidakstabilan sirkulasi, misal : pasca bedah jantung,
pasca dan bayi dengan Ibu kehamilan/persalinan resiko tinggi
c. Pelayanan Intermedite Anak ( Pasien dengan Usia 1 Tahun 10 Tahun dengan
tidak menggunakan alat Bantu nafas).
Merupakan pelayanan anak dengan ketergantungan tinggi dimana asuhan
keperawatan pada pasien ini difokuskan pada :
a) Anak dengan kejang berulang, sesak nafas dengan bantuan oksigen lebih dari
5 lpm.
b) Pasien dengan post operasi laparatomy.
c) Pasien yang mendapatkan terapi intravena secara drip (gamaras, albumin)
Indikasi pasien masuk Intermedite anak :
a) Pasien dengan post ekstubasi/ pasca ventilator dengan kriteria fisiologis
pasien sudah lepas ventilator selama 7 hari dengan keadaan umum pasien
sudah nafas dengan spontan dan hemodinamik stabil Frekuensi pernafasan
20x/menit nadi 60 -80x/menit, saturasi > 90 %.
b) pasien yang tidak menggunakan alat bantu nafas seperti kejang demam, DHF,
Febris, anemia, ISPA, BP, diare dll
d. Pelayanan PICU (Peadiatrik Intensive Care Unit : 1 Bulan 10 Tahun
Terpasang alat bantu Nafas dan Observasi Ketat)
Merupakan pelayanan keperawatan pediatrik intensif yang memerlukan pengawasan
terus menerus dari perawat dan dokter, indikasi masuk PICU yaitu :
a) Pasien dengan resiko gagal nafas dan memerlukan batuan ventilasi mekanik
dengan kriteria fisiologis Frekuensi nafas 50 -60 x/menit, nadi 80
-100x/menit, saturasi 85 -87 % ada nya retraksi, penggunaan otot bantu
pernafasan.
b) Pasien post operasi jantung
4
2.
BAB II
STANDAR KETENAGAAN
Pendahuluan
Dalam rangka melaksanakan program pelayanan RS Mitra Keluarga Kelapa Gading Khususnya
pada pelayanan Perina, NICU,PICU, Intermedite Anak, diperlukan tenaga yang memadai agar
pelayanan yang berkualitas, aman, dan nyaman. Dapat terwujud untuk itu pola ketenagaan
diantur sebagai berikut perawat profesional sangatlah dibutuhkan. Untuk menetukan jumlah
kebutuhan tenaga perawat digunakan buku pedoman pelayanan keperawatan dirumah sakit
yang diterbitkan oleh departement kesehatan RI tahun 2005.
: Perinatologi/PICU/NICU
1.3 Pengertian
Seorang tenaga keperawatan Profesional yang bertanggung Jawab dan berwenang dalam
mengelola kegiatan pelayanan keperawatan diruang Perinatoogi/PICU/NICU.
1.4 Fungsi
Memimpin, Mengatur, Mengawasi, Membimbing pelaksanaan pelayanan keperawatan di
unit perawatan Perinatologi/PICU/NICU dengan melakukan perencanaan, koordinasi,
pengawasan, pengarahan dan evaluasi serta meningkatkan mutu pelayanan perawatan
sesuai dengan visi dan misi Rumah Sakit.
1.5 Persyaratan dan kualifikasi
a.
L/P
b.
c.
d.
Pengalaman bekerja di Rumah Sakit Mitra Keluarga Group lebih dari 5 Tahun
termasuk 2 Tahun pada sesi pelayanan tersebut.
e.
f.
Memiliki surat izin kerja yang sesuai peraturan perundangan yang berlaku (SIP dan
SIK)
g.
h.
Berkelakuan Baik
i.
b.
c.
d.
e.
Merencanakan tenaga dan membuat jadwal kerja sesuai jumlah dan kualitas kebutuhan
layanan asuhan keperawatan sehingga layanan dapat terlaksana secara optimal.
b.
Memonitor dan membagi tugas pada staf tentang pemeliharaan peralatan, mesin, alkes,
dan obat inventaris ruangan agar jumlah dan kualitasnya siap pakai dan sesuai standar.
c.
Memelihara kebersihan dan tata ruang di unitnya sesuai standar 5R (Resik, Rawat,
Rajin, Ringkas, Rapi).
d.
Membina seluruh staf yang ada di unitnya agar melaksanakan proses kerja sesuai
peraturan tata tertib di bidang keperawatan.
e.
f.
Melaksanakan evaluasi dan membuat laporan hasil kerja dan kualitas sumber daya
manusia.
g.
h.
i.
j.
k.
l.
b.
Membuat daftar kerja seefektif mungkin dan merata untuk semua staf.
9
c.
d.
e.
Bertanggung jawab atas seluruh staf dan pasien yang ada di unitnya.
f.
g.
Mengontrol proses pelayanan tiap pasien serta memberi kelengkapan informasi pada
keluarga pasien.
h.
i.
j.
Bertanggung jawab atas pemeliharaan dan kelengkapan peralatan ruangan dan seluruh
inventaris yang ada di ruangan.
k.
l.
b.
c.
d.
Evaluasi SDM tiap tahun yang diserahkan kepada atasannya serta ada rencana
pengembangan dan pembinaan SDM tiap tahun.
e.
Kepala ruang dan penanggung jawab shift mampu mendiskusikan masalah pasien baik
dengan atasannya maupun dengan tim kesehatan lain.
f.
g.
h.
Pelaksanaan Asuhan Keperawatan dilakukan kepada semua pasien sesuai dengan SPO
dan terdokumentasi dengan benar.
i.
Sarana dan prasarana yang ada dalam kondisi siap pakai baik kualitas maupun
kuantitasnya.
: Perinatologi/PICU/NICU
2.3 Pengertian
Seorang perawat Profesional yang diberikan wewenang dan tanggung Jawab dalam
mengkoordinasi kegiatan pelayanan keperawatan diruang Perinatologi/PICU/NICU dan
turut melaksanakan pelayanan keperawatan pada satu unit ruangan perawatan pada sore,
malam dan hari libur.
2.4 Fungsi
Bertanggung Jawab untuk mengkordinasi semua kegiatan atau langkah langkah asuhan
Keperawatan umum dan intensif untuk sekelompok pasien di Instalasi Perawatan Intensif
yang dilakukan oleh sekelompok /1 Group perawat.
2.5 Persyaratan dan Kualifikasi
1.
D3 keperawatan.
2.
3.
Mempunyai 1 sertifikat : kardiologi dasar atau pelatihan PICU atau NICU atau
sertifikat pelatihan Keperawatan bayi level 1,2,3.
4.
5.
6.
7.
Mengecek jumlah tenaga pada shiftnya apakah sudah sesuai dengan jadwal yang ada
(kuantitas dan kualitasnya).
2.
3.
4.
Mengecek pada pasien apakah kebutuhan layanannya sudah terpenuhi minimal 2 kali
selama shift dan memberikan bantuan secepatnya bila ada keluhan kurangnya
pelayanan.
5.
6.
Mengontrol kuantitas dan kualitas peralatan, instrumen obat dan alkes yang
dibutuhkan oleh shiftnya.
7.
Mendiskusikan kepada dokter spesialis tentang reaksi pengobatan yang penting bagi
pasien di unitnya.Bertanggung jawab atas pekerjaan anggota kelompoknya.
8.
9.
Jika ada pasien dengan masalah istimewa laporkan koordinator agar membuat
diskusi besar dengan seluruh perawat dibagian tersebut
2.
Menjadi nara sumber bagi anggota tim dan dapat berfungsi sebagai pelaksana
bila diperlukan.
3.
4.
5.
6.
2.9 Wewenang
a.
b.
c.
Mengajukan usulan penambahan atau perbaikan peralatan, mesin, obat, dan alkes
guna kelancaran kerja di unitnya
F. Dapat bertindak sebagai penyelesaian masaalah jika terjadi masalah / komplain baik
internal maupun eksternal.
G. Segera lapor dokter jika terjadi reaksi pada pelaksanaan tindakan atau pengobatan
3. Perawat Pelaksana
3.1 Nama Unit kerja
: Perinatologi/PICU/NICU
3.3 Pengertian : Seorang Perawat Profesional yang diberi wewenang dan ditugaskan di
Perinatologi/PICU/NICU
3.4 Fungsi : Melakukan Asuhan Keperawatan terhadap pasien diruang Perawatan Intensif.
3.5 Persyaratan dan Kualifikasi
a.
Pendidikan D3 keperawatan
Telah
mengikuti
pelatihan
dasar
prosedur
keperawatan
intensif
yang
f.
Mengetahui dan mengikuti kondisi serta perkembangan semua pasien yang berada
dibawah pengawasannya
b.
c.
Memelihara peralatan, mesin alkes dan obat, inventaris ruangan agar jumlah dan
kualitasnya selalu sesuai standar.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
Mencatat penggunaan obat dan alkes yang digunakan pada setiap prosedur
tindakan.
j.
Bertanggung jawab tentang kesiapan setiap prosedur dan peralatan yang akan
dilakukan.
k.
Wewenang
a. Menggunakan waktu untuk pertemuan evaluasi kerja.
b. Mengajukan usulan perbaikan Standar Prosedur Operasional kepada atasannya
untuk perbaikan kualitas layanan.
14
catatan
yang
lengkap
di
catatan
keperawatan
dan
terlaksana.
KUALIFIKASI
Dokter spesialis anak
konsultan
Intermedite anak
S1 Keperawatan pengalaman
kerja lebih dari 5 tahun
Perawat pelakasana
perinatologi/NICU
AKPER
7.
a. Shift Pagi
b. Shift Siang
c. Shift Malam
Pelatihan
1) Pelatihan perawatan NICU, PICU
2) Kegawat daruratan Neonatus.
3) Perawatan BBLR (Metode Kangguru)
4) RJP Neonatus/Anak.
5) Manajemen Laktasi
6) Perawatan bayi level 2, 3
7) KPIK 1/KPIK 2
8) Penggunaan Ventilator.
9) Penggunaan CPAP, NCPAP
10) Pengoperasian Inpus Pump/ Syinge Pump
11) Pengoperasian Inkubator dan Infant Warmer
12) Penghitungan Obat obatan
16
BAB III
STANDART FASILITAS
1.1 DENAH RUANG
17
Nama Alat
Ventilator
Infant Warmer
Incubator
Fototerapi/ Bilibleked
Infus Pump
Syringe Pump
Neopuff
Bubble CPAP dan NCPAP
Monitor Bayi dan anak ( HR, Saturasi O2, RR, TD)
Laringoscope Bayi dan anak
Oksigen Portable
Oksigen dinding
Oksigen Low Flow
Suction Dinding
Suction Portable
X-Ray Foto
Stestoskop bayi
Stestoskop Anak
Timbangan Bayi
Tempat tidur bayi
Tempat tidur anak
Jumlah
2
2
4
6
8
10
1
1
6
1
1
4
2
4
1
1
6
4
1
5
4
Nama Alat
Meja Flowsheet
Flowsheet
Pulpen 4 warna
Formulir Formulir
Buku Register Perinatologi/PICU/NICU
Rekam medis pasien
Buku Register farmasi,Laboratorium, Radiologi, dll
NO
Stok Minimal
19
LACI 1
1
Adrenalin
20
Meylon/Mbicnat
Cordaron
Lanoxin
Dobuject 250mg
Dopac 200mg
Atropin Sulfa
20
Xylocain Jelly
10
Needle No.18
11
Perfusor Tubing
12
Disp 3cc
13
Disp 5cc
14
Disp 10 cc
15
Catheter Tip
16
Isopas/Pastik
20
3/3
LACI 2
1
Tubing Oksigen
Intafix air
NGT No 5/8/10
1/1/1
Neoflon no 26
IV 300 5 x 5
Dex 5% 100cc
IV 3000 7x9cm
Dicofix Tubing
10
Vasofix No.18
11
Vasofix No.20
12
Vasofix No.22
2
20
13
14
Vasco no 7/7,5/8
1/1
1/1/1
LACI 3
1
Suction Connecting
ETT no 2/2,5/3
ETT no 3,5/4/4,5/5
Gueddle No 00/01
3/3/3
2
2/2/2
2/2/2/1
1/1/1
1/1
b)
c)
d)
Bersihkan dan keringkan alat alat sehabis pakai sesuai dengan petunjuk
21
e)
BAB IV
TATA LAKSANA PELAYANAN
Prioritas pasien keluar dari Perina berdasarkan pertimbangan medis dengan syarat :
1) Kondisi pasien stabil dengan hemodinamik (RR : 20-30x/menit, HR : 110
120 x/menit, Saturasi Oksigen : 95 100% ) seperti pada pasien dengan
Asfiksia, RDS, TTN, PDA.
2) Pasien sudah dapat memenuhi kebutuhan dasar (Makan dan minum sesuai
dengan kebutuhan cairan)
23
Ruang Perina
a) Flowsheet.
b) Timbangan bayi.
c) Tempat tidur bayi.
d) Phototerapi.
e) Inpus pump/Syinge Pump.
f) Infant Warmer /Inkubator.
g) Monitor( Nadi, Saturasi Oksigen, pernafasan )
h) O2 Central (peralatan pemberian Oksigen : Oxyhood, kateter nasal)
i) Suction.
j) Termometer.
2.
Ruangan NICU.
a) Flowsheet
b) Timbangan bayi
c) Inpus Pump/Syinge Pump
d) Tempat tidur bayi.
e) Incubator/Infant Warmer
f) Monitor lengkap (pengukuran tensi, nadi, saturasi oksigen pernafasan)
g) Oksigen central (peralatan pemberian oksigen : oyhood, kateter nasal)
h) Suction.
i) Termometer
j) Troly emergency yang berisi alat/obat untuk keadaan emergency : airway, laryngoscope,
ambu bag, adrenalin , cairan infus.
k) Ventilator.
3. Ruangan PICU
a) Flowsheet
b) Infus Pump/Syringe Pump
24
Ruang Perina
a. Obserasi keadaan umum pasien tiap 2 jam
b. Observasi tanda tanda vital tiap 2 jam
c. Pengukuran intake dan output asien tiap 3-4 jam
d. Merubah posisi 2 3 jam sekali.
b)
Ruang NICU/PICU
1) Observasi keadaan umum pasien tiap jam
2) Observasi tanda tanda vital tiap 1 jam
3) Pengukuran intake dan output cairan pasien tiap jam
4) Merubah posisi 2 -3 jam sekali.
D. Prosedur Medik
1.
Ruangan Perina
2) Pemasangan Stomach Tube
3) Pemasanagan Vena Umbilikal
4) Pemakaian Inkubator/Infant warmer
5) Pemasangan Infus
6) Pengoperasian fototerapi
7) Balance cairan
2.
Ruangan NICU
1) Pemasangan Stomach Tube
2) Pemasanagan Vena Umbilikal/ vena central
3) Pemakaian Inkubator/Infant warmer
4) Pemasangan infus
5) Pemasangan kateterpengoperasian Fototerapi
6) Intubasi dan perawatannya.
7) RJP Neonatus
8) Pemakaian Ventilator
9) Ekstubasi
10)
Fisioterapi
25
11)
Suction
12)
Balance cairan
13)
14)
Pemeriksaan AGD
3.
Ruangan PICU
1) Pemasangan Stomach Tube
2) Pemasanagan vena central
3) Pemasangan infus
4) Pemasangan Kateter
5) Intubasi dan perawatannya.
6) RJP Anak
7) Pemakaian Ventilator
8) Ekstubasi
9) Fisioterapi
10)
Suction
11)
Balance cairan
12)
13)
Pemeriksaan AGD
14)
EKG
Indikasi
a. Gagal nafas akut disertai asidosis respiratori yang tidak dapat diatasi dengan pengobatan
biasa.
b. Hypoksemia
c. Apnue
d. Secara fisiologis memenuhi kriteria
a) Volume tidal < 5 ml/kg BB
b) Tekanan Inspirasi maksimal < 25 cmH20
c) Frekuensi Pernafasan >35 x/menit
d) PaCO2 <60 mmHg pada Fi02 > 60%
e) PaCO2 > 60 mmHg
f)
2)
27
Suction digunakan untuk membantu mengeluarkan lendir dari mulut atau alat bantu nafas
pasien, tekanan suction untuk pasien adalah :
a) Bayi dengan tekanan kurang dari 100 cmH20
b) Anak dengan tekanan kurang dari 100- 120 cmH20, atau sesuai dengan SPO/PERI/54
d. Ventilator
Ventilator digunakan sesuai dengan indikasi dan pemakaian ventilator dan cara
pengoperasian sesuai dengan SPO/PERI/91
e. EKG
Untuk pasien dengan gangguan irama jantung dapat dilakukan perekaman EKG dengan alat
yang sama digunakan oleh pasien dewasa atau anak.
f. Monitor
Untuk pasien yang memerlukan observasi tanda tanad vital tiap jam ataupun tiap
15 menit perlu dipakai monitor dan pemakaian aksesoris disesuaikan dengan besar
kecilnya badan pasien.
G. Konsultasi
Orang tua pasien berhak berkonsultasi pada dokter yang merawat pada setiap dokter visit
ataupun konsultasi di poliklinik dengan perjanjian sebelumnya.
H. Indikasi dan Prosedur Pemeriksan Laboratorium dan Radiologi
Semua prosedur pemeriksaan laboratorium maupun radiologi atas instruksi dokter jaga maupun
dokter yang merawat.
I.
Pengiriman Pasien
1.
Pengiriman ke radiologi/poliklinik
Sebelum pasien dibawa ke radioogi/poliklinik perawat appoitment terlebih dahulu mendaftar
sehingga pasien tidak menunggu lama di bagian radiologi ataupun Poliklinik, pasien yang
memerlukan pendampingan anastesi perawat perlu meminta persetujuan kepada keluarga
terlebih dahulu.
2.
3.
Pengiriman rujukan
Setiap pasien yang akan dirujuk ke rumah sakit lain harus sesuai dengan SPO merujuk ke
RS luar
4.
Setelah 2 jam pasien dinyatakan meninggal oleh DPJP ataupun dokter jaga bangsal, maka
pasien diantar ke kamar jenasah.
J.
Rekam Medis
Pasien yang dirawat di NICU bila pulang paksa atau meninggal dunia, status akan
dikembalikan lagi ke rekam medis, atau bila ada pasien lama yang dirawat maka rekam medik
akan memberikan status lamanya
Identitas pasien
Cairan yang didapat pasien, dan jumlah cairan yang keluar dan masuk.
Obat obatan yang didapat pasien dan alat alat yang terpasang pada apsien
Catatan gambaran keadaaan pasien dan asuhan yang telah kita lakukan pada pasien.
b) Laporan bulanan
Laporan kepala ruang kepada manajer keperawatan
c) Laporan 3 bulan
Laporan kegiatan PERISTI terhadap manajer keperawatan, laporan ini berisi tentang :
a. Jumlah bayi yang dirawat pada perawatan level I,II,III
b. Jumlah ibu yang melahirkan
c. Jumlah ibu yang meninggal
d. Jumlah bayi yang lahir hidup
e. Jumlah bayi yang meninggal
f. Jumlah bayi yang berat badan lahirnya kurang dari 2500 gram
g. Jumlah IUFD
d) Laporan tahunan
1) Laporan kegiatan peristi terhadap penanggung jawab peristi
2) Laporan evaluasi pendidikan dan pelatihan perawat
3) Laporan orientasi untuk karyawan baru
29
BAB V
LOGISTIK
Alat Tulis
F.Tanda terima
F.Transfusi
Flowsheet
F.Penolakan
F.Persetujan
Isi Straples
Isolasi
30
Cuter
Dus Infeksi
F.Ambulance
F.Laboratorium
F.Pemakian Oksigen
F.Pengambilan hasil Laboratorium
F.Penjelasan Penyakit
F.Penyerahan Barang
F.Permintaan barang Farmasi
F.Persetujuan Konsul
F.Pesanan Pulang
F.Pindah Ruang
2.
Karbon
Kartu Perjanjian
Kertas Folio
Kertas Print
Lem
Ondner Bindex
Penggaris
Penghapus
Pensil
Plastik Kresek
Spidol
Struk Dokter
Penginputan alat kesehatan dilakukan 1 kali satu minggu setiap hari senin dan akan
diambil hari kamis, permintaan dilakukan dengan menginput dibagian farmasi dengan cara
anfrah ke bagian farmasi sesuai stok masing masing ruangan.
Alat Kesehatan Yang Di Input
Micropore
Softamen
Masker
Sarung tangan non steril
Cairan Stabimet
Cairan Stabimet
B. Perencanaan Perlatan/Peremajaan
31
Untuk perencanaan permintaan alat baru dilakukan setelah dipastikan oleh bagian maintenance
medis bahwa tidak bisa digunakan dengan cara membuat kronologis kejadian yang diketahui
oleh manager masing masing bagian bila sudah disetuji maka dikonfirmasi bagian farmasi
untuk barang barang yang akan diganti.
BAB VI
KESELAMATAN PASIEN
1.1 Pengertian
Keselamatan pasien (Patient Safety) adalah suatu sistem dimana rumah sakit membuat
asuhan pasien menjadi lebih aman, sistem tersebut meliputi :
4. Asessemen risiko
5. Identifikasi dan pengelolaan hal yang berhubungan dengan risiko pasien
6. Pelaporan dan analisis insiden
7. Kemampuan belajar dari rencana tindak lanjut yang telah ditentukan
8. Implementasi solusi untuk meminimalisir terulangnya risiko kembali
1.2 Tujuan
1. Terciptanya budaya keselamatan pasien dirumah sakit
2. Meningkatkan akuntabilitas rumah sakit terhadap pasien dan masyarakat
3. Meminimalisir serta menurunkan angka kejadian tidak diharapkan (KTD) di rumah
sakit
1.3 Standar Keselamatan Pasien
1. Seluruh unit kerja dirumah sakit wajib menerapkan dan melaksanakan program
peningkatan mutu dan keselamatan pasien sesuai dengan yang telah ditetapkan
2. Tenaga kesehatan yang terlibat dalam asuhan pasien di Rumah Sakit harus menjamin
keselamatan pasien dalam kesinambungan pelayanan, koordinasi antar tenaga dan
antar unit pelayanan sejak pasien masuk sampai keluar rumah sakit.
3. Rumah Sakit Mitra Keluarga Kelapa Gading menerapkan 7 (tujuh) standar
keselamatan pasien yang terdiri dari :
1)
2)
3)
4)
Hak pasien
Mendidik pasien dan keluarga
Keselamatan pasien dalam kesinambungan pelayanan
Penggunaan metode peningkatan kinerja untuk melakukan evaluasi dan
program peningkatan keselamatan pasien
5) Peran kepemimpinan dalam meningkatkan keselamatan pasien
6) Mendidik staf tentang keselamatan pasien
32
33
BAB VII
KESELAMATAN KERJA
A. Pendahuluan
Menurut UU No 23 Tahun 1992 menyatakan bahwa tempat kerja wajib menyelenggarakan
upaya kesehatan kerja yaitu tempat kerja yang mempunyai resiko bahaya kesehatan kerja,
mudah terjangkit penyakit atau mempunyai 10 orang. Rumah sakit adalah tempat kerja yang
termaksud dalam kategori seperti diatas, berarti wajib menerapkan upaya keselamatan dan
kesehatan
kerja.
Program
keselamatan
dan
kesehatan
kerja
diunit
34
Pemasangan hek tempat tidur pada semua tempat tidur sehingga bayi terhindar dari
jatuh.
Pemasangan alat fototerapi harus sesuai dengan SPO
Pemberian obat obatan harus sesuai dengan SPO sehingga bayi terhindar dari
pemberian obat obatan (Biknat, KCL)
Prosedur cuci tangan dijalankan untuk mencegahan infeksi nosocomial
Pemakaian APD sesuai dengan ketentuan sehingga tidak terjadi infeksi silang abtara
petugas adan pasien.
BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU
1 Pengertian
Pengendalian Mutu adalah sistem pengelolaan terhadap mutu suatu proses atau pelayanan
dalam memenuhi harapan dan keinginan konsumen atau pelanggan.
2 Tujuan Pengendalian Mutu
Tercapainya Mutu dan Keselamatan Pasien dalam pelayanan rumah sakit melalui pelaksanaan
kegiatan pelayanan kepada pasien yang memenuhi standar pelayanan, keselamatan pasien dan
memberikan kepuasan kepada pasien dan keluarga, khususnya pelayanan unit Perinatologi.
3 Sistem Pengendalian Mutu
Sistem pengendalian mutu unit Perinatologi meliputi :
1) Penetapan regulasi
Merupakan suatu proses penetapan suatu aturan yang dijadikan pedoman dalam
melaksanakan asuhan pelayanan Perinatologi, proses penetapan regulasi, meliputi:
a. Penetapan pedoman pelayanan dan pengorganisasian
b. Penetapan kebijakan pelayanan
c. Penetapan standar prosedur operasional
d. Penetapan formulir yang digunakan dalam pelayanan
e. Penetapan uraian tugas
2) Penetepan program pengendalian mutu
Merupakan proses penetapan program yang digunakan untuk mengukur efektifitas
pencapaian terhadap sasaran yang telah ditetapkan oleh unit kerja atau rumah sakit.
Program pengendalian mutu unit pelayanan Perinatologi meliputi :
a. Pengendalian indikator mutu
36
Indikator mutu adalah sasaran atau target yang ingin dicapai oleh suatu unit kerja
dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan unit kerja. Indikator mutu
ditentukan dan ditetapkan setiap tahunnya atas persetujuan Direktur rumah sakit
serta dikontrol pencapaian terkait indikator yang telah ditetapkan setiap
bulannya. Proses pengelolaan indikator mutu berkoordinasi dengan unit QMR
rumah sakit untuk proses pengumpulannya.
b. Pengukuran kepuasan pelanggan
Merupakan proses penilaian yang diberikan oleh pelanggan terhadap pelayanan
serta kinerja petugas rumah sakit, proses pengukuran kepuasan pelanggan ini
dilakukan setiap pasien melakukan pengobatan atau perawatan di rumas sakit
mitra kelaurga kelapa gading, dimana hasil dari proses pengukuran kepuasan
pelanggan akan dianalisa dan dievaluasi pelaksanaanya berkoordinasi dengan
unit pelayanan marketing (humas) setiap bulannya.
c. Pengendalian infeksi rumah sakit
Merupakan suatu proses pengendalian terhadap pengelolaan infeksi dirumah
sakit. Proses pengelolaan infeksi rumah sakit ini berkoordinasi dengan unit
pelayanan PPIRS untuk mencegah terjadinya infeksi serta memberikan
perlindungan baik bagi pasien, keluarga, maupun petugas rumah sakit.
d. Pengelolaan insiden keselamatan paisen
Merupakan proses pengelolaan terhadap insiden yang terjadi terkait dengan
keselamatan pasien, khususnya pelayanan hemodialisa. Setiap insiden yang
terjadi dianalisa dan dievaluasi dengan berkoordinasi dengan sub komite
keselamatan pasien. Setiap terjadi insiden wajib dilaporkan ke kepala ruang dan
sub komite keselamatan pasien maksiman 2 x 24 jam
e. Pelatihan dan pengembangan SDM
Merupakan suatu proses pengembangan sumber daya khususnya petugas
kesehatan unit pelayanan hemodialisa. Dalam upaya pengembangan SDM,
kepala ruang unit pelayanan hemodialisa berkoordinasi dengan bagian diklat
Rumah Sakit.
f. Penilaian kinerja
Merupakan suatu proses penilaian terhadap kinerja petugas kesehatan khusunya
unit pelayanan hemodialisa untuk mengetahui seberapa efektif pelaksanaan
suatu pelayanan yang dilakukan oleh petugas kesehatan tersebut terhadap
standar dan regulasi yang telah ditetapkan. Proses penilaian kinerja dilakukan
37
sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan oleh rumah sakit berkoordinasi
HRD rumah sakit.
3) Implementasi standar mutu
Dalam pelaksanaan kepala ruang bertanggung jawab dalam pengelolaan standar mutu
berdasarkan regulasi dan program yang telah ditetapkan. Proses pelaksanann standar
mutu mengacu kepada standar dan regulasi yang telah ditetapkan oleh rumah sakit.
4) Evaluasi standar mutu
Setiap standar mutu dan program mutu yang telah dilaksanakan harus dilakukan analisa
dan evaluasi atas pelaksanaannya. Proses evaluasi ini dilakukan untuk prose
peningkatan mutu pelayanan diperiode berikutnya.
5) Perbaikan secara terus menerus
Dalam menciptakan serta mengembangkan mutu pelayanan, dibutuhkan proses
perbaikan secara terus menerus, proses perbaikan ini dilakukan untuk mendapatkan
sistem yang ideal untuk menerapkan standar dan program yang telah berjalan di rumah
sakit Mitra Keluarga Kelapa Gading. Proses perbaikan ini harus melibatkan seluruh
perangkat kerja pelayanan atau rumah sakit.
38
BAB IX
PENUTUP
Demikianlah pedoman pelayanan ini disusun agar digunakan sebagai acuan dalam menjalankan
proses pelayanan Perinatologi dengan tujuan meningkatkan mutu dan keselamatan pasien serta
keselamatan kerja karyawan Rumah Sakit Mitra Keluarga Kelapa Gading.
Panduan ini masih jauh dari sempurna, oleh sebab itu panduan akan ditinjau kembali setiap 2
sampai 3 tahun sesuai dengan tuntutan layanan dan standar akreditasi - baik Akreditasi Nasional
2012 maupun standar Internasional.
Upaya terus menerus untuk mengacu pada standar pelayanan terbaik adalah harapan dari para
konsumen kesehatan. Melalui pelayanan prima diharapkan kulitas hidup para penderita gagal
ginjal kronis dapat ditingkatkan dan dapat berperan produktif pada bangsa dan Negara.
39