SISTEM MANUFAKTUR
DEDDY PRASETYO
1332010099 (RABU II MEJA 1)
PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PRODUKSI
LABORATURIUM PERANCANGAN
SISTEM MANUFAKTUR
sebelumnya dan melakukan revisi atas ramalan tersebut jika terjadi penyimpangan.
c. Menetapkan ukuran pemesanan barang yang ekonomis atas bahan baku yang akan dibeli.
d. Menetapkan sistem persediaan yang ekonomis.
e. Menetapkan kebutuhan produksi dan tingkat persediaan pada saat tertentu.
f. Memonitor tingkat persediaan, membandingkannya dengan rencana persediaan, dan
melakukan revisi rencana produksi pada saat yang ditentukan.
g. Membuat jadwal produksi, penugasan, serta pembebanan mesin dan tenaga kerja yang
terperinci.
C. Tingkatan Perencanaan dan Pengendalian Produksi
Sistem pengendalian dan perencanaan produksi terbagi ke dalam tiga tingkatan:
1. Perencanaan jangka panjang (long range planning)
Perencanaan ini meliputi kegiatan peramalan usaha, perencanaan jumlah produk dan
penjualan, perencanaan produksi, perencanaan kebutuhan bahan, dan perencanaan finansial.
2. Perencanaan jangka menengah (medium range planning)
Perencanaan jangka menengah meliputi kegiatan berupa perencanaan kebutuhan kapasitas
(capacity reqiurement planning), perencanaan kebutuhan material (material requirement
planning), jadwal induk produksi (master production schedule), dan perencanaan kebutuhan
distribusi (distribution requirement planning).
3. Perencanaan jangka pendek (short range planning)
Perencanaan jangka pendek berupa kegiatan penjadwalan perakitan produk akhir (final
assembly schedule), perencanaan dan pengendalian input-output, pengendalian kegiatan
produksi, perencanaan dan pengendalian purchase, dan manajemen proyek.
Kegiatan perencanaan dan pengendalian produksi meliputi:
DEDDY PRASETYO
1332010099 (RABU II MEJA 1)
PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PRODUKSI
LABORATURIUM PERANCANGAN
SISTEM MANUFAKTUR
DEDDY PRASETYO
1332010099 (RABU II MEJA 1)
PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PRODUKSI
LABORATURIUM PERANCANGAN
SISTEM MANUFAKTUR
sistem
manufaktur
termasuk
perancangan,
perencanaan,
produksi,
dan
pengendalian. Fungsi lain di luar sistem manufaktur, yaitu: akuntansi, keuangan, dan
personel.
E. Klasifikasi Sistem Manufaktur
Terdapat berbagai klasifikasi sistem manufaktur, antara lain:
1. Tipe produksi
Bertrand, Wortman & Wijngaard (1990) mengklasifikasikan sistem manufaktur
berdasarkan tipe produksi menjadi 4 kategori, yaitu:
a. Make to Stock (MTS)
Pada strategi MTS, persediaan dibuat dalam bentuk produk akhir yang siap dipak. Siklus
dimulai ketika perusahaan menentukan produk, kemudian menentukan kebutuhan bahan
baku, dan membuatnya untuk disimpan. Konsumen akan memesan produk jika harga dan
spesifikasi produk sesuai dengan kebutuhannya. Operasi difokuskan pada kebutuhan
pemenuhan tingkat persediaan dan order yang tidak diidentifikasi pada proses produksi.
Sistem produksi mengembangkan tingkat persediaan yang didasarkan pada order yang akan
datang, bukan pada order sekarang. Pada strategi ini, resiko persediaan lebih besar. Contoh
produk: makanan, minuman, mainan, dan lain-lain.
DEDDY PRASETYO
1332010099 (RABU II MEJA 1)
PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PRODUKSI
LABORATURIUM PERANCANGAN
SISTEM MANUFAKTUR
DEDDY PRASETYO
1332010099 (RABU II MEJA 1)
PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PRODUKSI
LABORATURIUM PERANCANGAN
SISTEM MANUFAKTUR
MTS
ATO
MTO
ETO
Standard
Keluarga
Tidak
Customized tot
produk
punya
tertentu
produk,customize
teristik
Produk
keluarga al
d
Kebutuhan
Dapat
Tidak
produk
diramalkan
dapat
dira
malkan
Kapasitas
Dapat
Tidak
direncanakan
dapat
diren
canakan
Waktu
Tidak
Penting
Penting
Sangat penting
produksi
penting
Perakitan
Fabrikasi,
Seluruh proses
persaingan
akhir
perakitan akhir
Kompleksitas Distribusi
Perakitan
Manufaktur
Engi
komponen
neering
bagi
pelanggan
Kunci
Logistik
Operasi
Ketidakjelasan Terendah
Operasi
DEDDY PRASETYO
1332010099 (RABU II MEJA 1)
PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PRODUKSI
Tertinggi
LABORATURIUM PERANCANGAN
SISTEM MANUFAKTUR
Fokus
Marketing/
manajemen
distribusi
Inovasi
Kapasitas
Kontrak
order
puncak
pelanggan
Fokus
Kontrol
MPS
Shop
Mana
manajemen
stock
dan
floor
jemen
order
control,
proyek
pelanggan
pelanggan
menengah
MTO Non-
Repetitif
Repetitif
Karakteristik
Pesanan
Pesanan
pesanan
berulang
tidak
dalam
berulang
waktu
atau
singkat
berulang
dalam
jangka
panjang
Tindakan
Dilakukan
Dilakukan
untuk
dengan
dengan
mengulang
meningkatkan
meningkatkan
setup
efisiensi
efisiensi
DEDDY PRASETYO
1332010099 (RABU II MEJA 1)
PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PRODUKSI
LABORATURIUM PERANCANGAN
SISTEM MANUFAKTUR
setup
setup
dan
mengatur
order
yang
akan
diproses
Kedua sistem MTO ini umumnya memiliki sistem produksi job shop, agar bisa
mengakomodasikan order dengan ukuran yang kecil dan spesifikasi setiap order yang
berbeda. Akan tetapi, untuk beberapa sistem manufaktur MTO yang berperan sebagai subkontraktor dapat memiliki sistem produksi flow shop, karena adanya kesamaan proses dalam
sistem order yang diterima, misalnya sub-kontraktor produk semi konduktor, perusahaan
pembuat tirai alumunium untuk jendela rumah dengan berbagai ukurannya, dan pabrik
pengolahan karet alami.
Sistem produksi flow shop umumnya merupakan sistem produksi untuk sistem
manufaktur make to stock (MTS) yang cenderung untuk memproduksi produk-produk dalam
jumlah besar dan variasi yang sedikit. Pada sistem manufaktur MTS, peningkatan
performansi stasiun kerja dilakukan dengan memeperbaiki cara kerja yang dilakukan di setiap
stasiun. Sistem manufaktur MTO dapat juga memiliki sistem produksi flow shop, tetapi
peningkatan performansi stasiun kerja tidak hanya dilakukan dengan memperbaiki cara kerja
melainkan juga dengan mengatur urutan order-order yang akan diproses. Parameterparameter lain yang membedakan sistem MTO repetitif dengan sistem MTS dapat dilihat
pada tabel 1.3.
DEDDY PRASETYO
1332010099 (RABU II MEJA 1)
PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PRODUKSI
LABORATURIUM PERANCANGAN
SISTEM MANUFAKTUR
MTO
MTS
Repetitif
Flow Shop
Flow Shop
Respons
Memperkecil
Mencari
terhadap
waktu
jumlah
fluktuasi
penyelesaian
inventori
demand
yang sesuai
Persediaan
Tidak
produk
ada
jadi
(siklus
ada
pemesanan
besar)
Saat
Jika
mulai
pesanan
proses
ada Sesuai
hasil
peramalan
produksi
Jumlah
yang
diproduksi
Perencenaan
produksi
Tergantung
jumlah
Sesuai
hasil
perencanaan
pesanan
produksi
Perencanaan
Perencanaan
kapasitas
jumlah
yang
diproduksi
Pada bagian sebelumnya telah dijelaskan bahwa sistem produksi untuk sistem
manufaktur MTO dapat berupa job shop maupun flow shop yang ditentukan oleh
karakteristik urutan pengertian setiap order. Sistem MTO repetitif memiliki sistem
DEDDY PRASETYO
1332010099 (RABU II MEJA 1)
PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PRODUKSI
LABORATURIUM PERANCANGAN
SISTEM MANUFAKTUR
produksi job shop, apabila urutan pengerjaannya tidak mengikuti suatu aliran urutan
pengerjaan tertentu, sedangkan sistem produksi flow shop diterapkan jika urutan pengerjaan
setiap order mengikuti urutan pengerjaan tertentu. Sistem MTO repetitif job shop dengan
urutan pengerjaan yang tidak mengikuti aliran tertentu mempunyai variasi urutan pengerjaan
yang lebih tinggi dibandingkan MTO repetitif flow shop, sehingga perkiraan saat order akan
diproses di stasiun kerja tertentu untuk MTO repetitifjob shop akan relatif lebih komplek
dibandingkan dengan MTO repetitif flow shop.
Volume produksi
Bedworth & Bailey, 1987 mengklasifikasikan sistem manufaktur menjadi 3 kategori, yaitu:
a. Produksi massa
Laju serta tingkat produksi pada produksi massa umumnya tinggi, permintaan terhadap
produk yang dihasilkan tinggi, dan peralatan umumnya mempunyai fungsi khusus. Keahlian
tenaga kerja tidak terlalu tinggi sebagai akibat dari fungsi peralatan yang khusus.
b. Produksi batch
Ukuran lot produksi adalah medium. Tujuan dilakukannya produksi batch adalah untuk
memenuhi kebutuhan konsumen terhadap produk-produk yang diperlukan secara kontinu.
Peralatan umumnya mempunyai fungsi umum tetapi dirancang untuk tingkat produksi yang
tinggi.
c. Produksi job shop
Tingkat produksi rendah, peralatan mempunyai fungsi umum, keahlian yang diperlukan
tenaga kerja cukup tinggi, biasanya membuat berdasarkan pesanan.
Aliran produksi
Fogarty et al. (1991) mengklasifikasikan sistem manufaktur berdasarkan aliran proses
menjadi 3 tipe disain manufaktur tradisional, yaitu:
a. Fixed Site (Project)
DEDDY PRASETYO
1332010099 (RABU II MEJA 1)
PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PRODUKSI
LABORATURIUM PERANCANGAN
SISTEM MANUFAKTUR
Pada tipe project, material, tools, dan personel dialokasikan pada produk yang dibuat. Secara
ekstrim dikatakan bahwa tidak ada aliran produk pada tipe ini, tetapi masih terdapat urutan
operasi. Bentuk operasi pada project digunakan ketika terdapat kebutuhan khusus/spesial
yang memerlukan kreativitas dan keunikan. Hal ini sulit diotomasikan pada proses
manufaktur, karena hanya dilakukan satu kali. Project memerlukan biaya tinggi dengan
perencanaan dan pengendalian yang sulit, sebab berat pada tahap definisi initial dengan
tingkat perubahan-perubahan dan inovasi yang tinggi.
b. Job Shop (Jumbled Flow)
Pada proses job shop, man dan machine dikelompokkan menjadi stasiun kerja (semua bor
pada satu stasiun kerja, gerinda, dan sebagainya). Aliran produk dan job hanya pada stasiun
kerja yang dibutuhkan. Keuntungannya, dengan mesin yang berfungsi umum (generalpurpose equipment) dan operator berketerampilan tinggi membuat proses manufaktur job
shop fleksibel dalam merespon perubahan disain dan volume pesanan konsumen.
Kerugiannya, tidak efisien.
c. Flow
Shop,
meliputi: small
batch
line
flow, large
flow,
DEDDY PRASETYO
1332010099 (RABU II MEJA 1)
PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PRODUKSI
LABORATURIUM PERANCANGAN
SISTEM MANUFAKTUR
3) Continuous Line Flow merefer pada proses kontinu dari fluida, bedak, logam, dan lainlain. Biasa digunakan pada industri gula, minyak, dan logam lainnya.
Tabel 1.4. Karakteristik Proses
Job
Batch Flow
Shop
Small-
Large-
Batch
Line
titive)
nuous
Flow
Kelebihan
Variasi
Kualitas
Kualitas
Kualitas
Biaya
Biaya
tinggi
tinggi
tinggi
bersaing
rendah
Fleksi
Fleksi
Fleksibilitas Fleksi
sedang
sedang
Implikasi
Standard
bilitas
rendah
Otomasi
tinggi
Perme
Berfungsi
Berfungsi
Berfungsi
Berfungsi
Berfungsi
sinan
umum
umum
umum
khusus
khusus
Strategi
Make
Assemble to Assemble
Make
Make
to
Order
to
to
Stock
Order
Stock
Order
to
DEDDY PRASETYO
1332010099 (RABU II MEJA 1)
PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PRODUKSI
LABORATURIUM PERANCANGAN
SISTEM MANUFAKTUR
Fixed position layout disebut juga layout dengan posisi tetap. Artinya pengaturan fasilitas
produksi dalam membuat produk, dengan meletakkan produk yang dibuat tetap atau tidak
dipindah-pindah. Mesin, karyawan, dan fasilitas produksi lain yang berpindah mengelilingi
produk yang dikerjakan sesuai dengan kebutuhan. Contoh: pembuatan produk pesawat
terbang, kapal laut, dan lain-lain. Fixed position layout dapat dilihat pada gambar 1.4a.
b. Process layout
Process layout disebut juga layout fungsional. Artinya pengaturan letak fasilitas produksi di
dalam pabrik didasarkan atas fungsi bekerjanya setiap mesin atau fasilitas produksi yang ada.
Mesin atau fasilitas yang memiliki fungsi yang sama dikelompokkan dan diletakkan pada
tempat yang sama. Layout ini biasanya digunakan untuk membuat barang yang beragam.
Dalam layout ini arus barang selalu berubah, tergantung pada kebutuhan mesin yang
digunakan untuk membuat suatu produk. Contoh: berbagai produk dan besi. Process
layoutdapat dilihat pada gambar 1.4b.
c. Product flow layout
Product flow layout disebut juga layout garis. Artinya pengaturan letak mesin-mesin atau
fasilitas produksi dalam suatu pabrik didasarkan atas urut-urutan proses produksi dalam
membuat suatu produk. Produk yang dikerjakan setiap hari selalu sama dan arus produk yang
dikerjakan juga selalu sama, seolah-olah menyerupai garis, meskipun tidak selalu berupa
garis lurus. Product flow layout dapat dilihat pada gambar 1.4c.
Gambar 1.4. Tipe-tipe tata letak pabrik (Groover, 1987)
(a) fixed position layout, (b) Process layout (c) Product flow layout
F. Strategi Perencanaan dan Pengendalian Produksi
Perencanaan (planning) merupakan tahap awal dalam manajemen, yaitu menentukan tujuan
terukur dan memutuskan cara pencapaiannya. Sehingga planning merupakan awal dari
pelaksanaan dan pengendalian. Tanpa perencanaan, maka tidak akan ada dasar pelaksanaan
dan evaluasi pencapaian hasil. Pelaksanaan (execution) adalah pelaksanaan dari rencana dan
DEDDY PRASETYO
1332010099 (RABU II MEJA 1)
PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PRODUKSI
LABORATURIUM PERANCANGAN
SISTEM MANUFAKTUR
pengendalian merupakan proses membandingkan antara hasil aktual dengan hasil yang
diharapkan dan memutuskan langkah berikutnya. Planning, execution, dan control merupakan
proses iteratif yang seharusnya dilakukan secara terus menerus.
Hirarki perencanaan meliputi:
1. Issues perencanaan strategis
a. Perencanaan produk yang akan dibuat
b. Perancangan sistem manufaktur
2. Issues perencanaan taktis
a. Perincian rencana strategis
b. Disagregasi rencana agregat
c. Penentuan planned order releases
3. Issues perencanaan pelaksanaan
a. Dispaching planned order releases
b. Day-by-day basis
c. Minimizing manufacturing lead time and work in process
LABORATURIUM PERANCANGAN
SISTEM MANUFAKTUR
a. Adanya rangkaian proses produksi yang terdiri atas beberapa macam pusat kerja dan diatur
dengan menggunakan komputer. Biasanya dengan CNC Machines.
b. Pengangkutan barang dilakukan secara otomatis, biasanya dengan AGV atau Automated
Guided Vehicles.
c. Bongkar muat dan pengambilan barang dilakukan secara otomatis, biasanya dengan
AS/AR atau Automated Storage and Retreival System.
Agile Manufacturing System (AMS)
AMS merupakan perusahaan yang akan mencapai keuntungan yang dicapai FMS tetapi tanpa
otomasi intensif. AMS lebih merupakan sebuah filosofis dibanding sekumpulan hardware.
Dalam satu industri, AMS biasa akan menggunakan JIT (Just in Time), pada shop floor pada
saat eksekusi, sebab teknologinya dapat dipakai dengan biaya yang efektif (cost efective).
Secara umum, AMS merupakan sistem manufaktur yang mempunyai kapabilitas yang
lengkap dalam merespon permintaan konsumen.
Sistem Manufaktur Masa Depan (SMMD) dapat dilihat pada gambar 1.7.
Gambar 1.7. Sistem Manufaktur Masa Depan
Beberapa bagian dalam sistem manufaktur masa depan antara lain:
1. EDI (Electronic Data Interchane) adalah sistem informasi dengan menggunakan komputer
yang dihubungkan dengan telepon atau alat komunikasi yang lain.
2. CAD (Computer Aided Design) adalah pembuatan disain produk dengan menggunakan
bantuan komputer. Dengan bantuan komputer dapat dibuat gambar disain dengan mudah serta
perhitungan penggunaan bahan, daya tahan produk, dan informasi lain yang berhubungan
dengan desain produk yang dibuat.
3.
CAM
(Computer Aided
Manufacturing)
adalah
penggunaan
komputer
untuk
merencanakan, mengatur, dan mengontrol kerja mesin, alat-alat, dan arus produk dalam
proses produksi.
DEDDY PRASETYO
1332010099 (RABU II MEJA 1)
PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PRODUKSI
LABORATURIUM PERANCANGAN
SISTEM MANUFAKTUR
4. CAPP (Computer Aided Process Planning) adalah penggunaan komputer untuk proses
perencanaan yang berhubungan dengan pembuatan suatu produk.
5. CAI (Computer Aided Inspection) adalah penggunaan komputer untuk melakukan
pemeriksaan produk jadi sesuai dengan spesifikasi yang telah ditentukan.
H. Rangkuman
1. Perencanaan dan pengendalian produksi merupakan perencanaan kegiatan-kegiatan
produksi, agar apa yang telah direncanakan dapat terlaksana dengan baik.
2. Tujuan utama perencanaan dan pengendalian produksi adalah memaksimumkan pelayanan
bagi konsumen, meminimumkan investasi pada persediaan, perencanaan kapasitas,
pengesahan produksi dan pengesahan pengendalian produksi, persediaan dan kapasitas,
penyimpanan dan pergerakan material, peralatan, routing dan proses planning.
3. Sistem pengendalian dan perencanaan produksi dalam sistem manufaktur terbagi ke dalam
tiga tingkatan, yaitu perencanaan jangka panjang (long range planning), perencanaan jangka
menengah (medium range planning), dan perencanaan jangka pendek (short range planning).
4. Perencanaan dan pengendalian produksi pada sistem manufaktur dipengaruhi oleh bentuk
tipe produksinya, yaitu Make to Stock (persediaan dibuat dalam bentuk produk akhir yang
siap dipak), Make to Order (mempunyai persediaan tetapi hanya dalam bentuk desain produk
dan
beberapa
bahan
sebelumnya),Assemble
baku
to
standar,
sesuai
Order (semua
dengan
subassembly
produk
masuk
yang
pada
telah
dibuat
persediaan),
dan Engineering to Order(tidak ada persediaan, produk belum dibuat sebelum ada order).
5. Perencanaan dan pengendalian produksi pada sistem manufaktur dipengaruhi pula oleh
jenis volume produksi (produksi massa, produksi batch, produksi job shop), aliran produksi
(fixed Site/project) ,job shop /jumbled flow, flow shop), dan tata letak (fixed position layout,
process layout, product flow layout).
DEDDY PRASETYO
1332010099 (RABU II MEJA 1)
PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PRODUKSI
LABORATURIUM PERANCANGAN
SISTEM MANUFAKTUR
6. Disain proses manufaktur baru, yaitu Flexible Manufacturing System (FMS) dan Agile
Manufacturing System (AMS) merupakan sistem manufaktur yang berkembang guna
merespon permintaan konsumen.
DEDDY PRASETYO
1332010099 (RABU II MEJA 1)
PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PRODUKSI