Anda di halaman 1dari 15

LABORATURIUM PERANCANGAN

SISTEM MANUFAKTUR
Rough Cut Capacity Planning (Perencanaana Kapasitas Kasar)
Perencanaan poduksi jangka menengah adalah suatu proses penyusunan
rencana produksi yang menjabarkan aggregate plan (rencana agregat) kedalam
master production schedule (jadwal induk produksi).
Rough-Cut Capacity Planning (RCCP)

adalah suatu proses penentuan

kebutuhan kapasitas untuk mendukung jadwal induk produksi. Proses ini


menggunakan satuan kebutuhan kapasitas standar yang disebut bill of capacity
untuk menentukan besarnya kapasitas stasiun kerja kritis (bottleneck work center)
serta membandingkan besar kebutuhan dengan kapasitas yang tersedia. Bila tidak
mencukupi maka berbagai kebijakan akan dipilih seperti dijelaskan dalam uraian
berikut ini.

ALDO SIRENA
1332010133
RABU 2 / GROUP 2
ROUGH CUT CAPACITY PLANNING (RCCP)

LABORATURIUM PERANCANGAN
SISTEM MANUFAKTUR
Rough-Cut Capacity Planning menghitung kebutuhan kapasitas secara kasar
dan membandingkannya dengan kapasitas yang tersedia. Perhitungan secara kasar
yang dimaksud terlihat ditunjukkan dalam dua hal yang menjadi karakteristik
RCCP yaitu: Pertama, kebutuhan kapasitas didasarkan pada Product Group
(bukan produk per produk) dan kedua tidak memperhitungkan jumlah persediaan
yang telah ada. Berikut ini dijelaskan secara sistematis cara perhitungan
kebutuhan kapasitas yang dimaksud.
Rough Cut Capacity Planning (RCCP) menentukan tingkat kecukupan
sumber daya yang direncanakan untuk melaksanakan MPS. RCCP menggunakan
definisi dari unit product loads yang disebut sebagai: profil produk-beban
(product-load profiles, bills of capacity, bills of resources, atau bill of labor).
Penggandaan beban per unit dengan kuantitas produk yang dijadwalkan per
periode waktu akan memberikan beban total per periode waktu untuk setiap pusat
kerja (work center). RCCP lebih terperinci dari RRP, karena RCCP menghitung
beban untuk semua item yang dijadwalkan dan dalam periode waktu aktual.
Apabila proses RCCP mengindikasikan bahwa MPS adalah layak, MPS akan
diteruskan ke proses MRP guna menentukan bahan baku atau material, komponen,
dan subassemblies, yang dibutuhkan. Dalam perusahaan yang berorientasi pada
kapasitas seperti industri kimia, apabila RCCP mengindikasikan terdapat masalah
dengan MPS, perencana harus mengubah MPS melalui salah satu penjadwalan
ulang pesanan-pesanan pelanggan (costumer orders) atau melalui pemberitahuan
ke bagian pemasaran untuk tidak menjual melebihi kapasitas yang ada. RCCP
didefinisikan sebagai proses konversi dari Rencana Produksi dan atau MPS ke
dalam kebutuhan kapasitas yang berkaitan dengan sumber sumber daya kritis,

ALDO SIRENA
1332010133
RABU 2 / GROUP 2
ROUGH CUT CAPACITY PLANNING (RCCP)

LABORATURIUM PERANCANGAN
SISTEM MANUFAKTUR
seperti : tenaga kerja, mesin dan peralatan, kapasitas gudang, kapabilitas pemasok
material dan parts, dan sumber daya keuangan.
Rough Cut Capacity Planning menentukan kapasitas yang dibutuhkan untuk
membuat MPS. Horizon perencanaan sama dengan MPS, biasanya satu sampai
tiga tahun. Time buckets paling umum adalah satu minggu, dan revisi secara khas
dilakukan mingguan atau bulanan. Kapasitas digambarkan dalam kaitan antara
manusia dan/atau jam mesin dengan work center.
Seperti pada MPS dalam hubungannya dengan spesifikasi produk akhir,
RCCP dapat mempertimbangkan perubahan pada product mix. Bagaimanapun,
RCCP tidak mempertimbangkan inventories dari komponen yang siap untuk
diproduksi dan dalam penyimpanan atau pekerjaan dalam proses, gambaran
singkatnya adalah kapasitas diperlukan mungkin salah. Sumber lainnya dari
kesalahan potensial adalah bahwa MPS tidak secara akurat merefleksikan
pengaruh dari ukuran lot.
RCCP digunakan untuk membuat keputusan pada penyesuaian kapasitas
pada rentang waktu medium. Keputusan mungkin melibatkan penyesuaian dari
standar mesin, pengaturan sub kontrak, atau relokasi kekuatan kerja. Teknik yang
digunakan dalam RCCp terdiri dari bill of capacity dan time-phased bills of
capacity.
Rough Cut Capacity Planning (RCCP) merupakan urutan kedua dari
hierarki perencanaan prioritas-kapasitas yang berperan dalam mengembangkan
MPS. RCCP melakukan validasi terhadap MPS yang juga menempati urutan
kedua dalam hierarki perencanaan prioritas produksi. Guna menetapkan sumbersumber spesifik tertentu, khususnya yang diperkirakan akan menjadi hambatan

ALDO SIRENA
1332010133
RABU 2 / GROUP 2
ROUGH CUT CAPACITY PLANNING (RCCP)

LABORATURIUM PERANCANGAN
SISTEM MANUFAKTUR
potensial (potential bottleneck), adalah cukup untuk melaksanakan MPS. Pada
dasarnya RCCP didefinisikan sebagai proses konversi dari rencana produksi
dan/atau MPS ke dalam kebutuhan kapasitas yang berkaitan dengan sumbersumber daya kritis seperti: tenaga kerja, mesin dan peralatan, kapasitas gudang,
kapabilitas pemasok material dan parts, dan sumber daya keuangan. RCCP serupa
dengan Perencanaan Kebutuhan Sumber

Daya

(Resource Requirements

Planning, RRP), kecuali bahwa RCCP adalah lebih terperinci daripada RRP
dalam

beberap

hal,

seperti:

RCCP

didisagregasikan

ke

dalam level

item atau sku (stockkeeping unit); RCCP didisagregasikan berdasarkan periode


waktu harian atau mingguan; dan RCCP mempertimbangkan lebih banyak sumber
daya produksi.
Pada dasarnya terdapat empat langkah yang diperlukan untuk melaksanakan
RCCP, yaitu:
1.

Memperoleh informasi tentang rencana produksi dari MPS.

2.

Memperoleh informasi tentang struktur produk dan waktu tunggu (lead times).

3.

Menentukan bill of resources.

4.

Menghitung kebutuhan sumber daya spesifik dan membuat laporan RCCP.

ALDO SIRENA
1332010133
RABU 2 / GROUP 2
ROUGH CUT CAPACITY PLANNING (RCCP)

LABORATURIUM PERANCANGAN
SISTEM MANUFAKTUR

Sebuah tingkat tinggi kapasitas sistem perencanaan sering dikembangkan pada


tingkat keluarga yang menyediakan pemeriksaan keseluruhan sumber daya kritis
dan memverifikasi kelayakan dari jadwal produksi master dan penjualan dan
rencana operasi. Ini menggunakan tagihan sumber daya untuk item atau keluarga
yang menentukan persyaratan untuk sumber daya utama saja, karena bertentangan
dengan semua operasi seperti dilakukan pada routing. Persyaratan sumber daya
dari S & OP dan MPS disarankan dibandingkan dengan ketersediaan, secara
mingguan atau bulanan secara keseluruhan, dan menunjukkan proyeksi atas dan di
bawah situasi kapasitas yang dapat mempengaruhi keberhasilan penyelesaian
rencana.

ALDO SIRENA
1332010133
RABU 2 / GROUP 2
ROUGH CUT CAPACITY PLANNING (RCCP)

LABORATURIUM PERANCANGAN
SISTEM MANUFAKTUR

RCCP ( perencanaan kapasitas kasar ) ini termasuk dalam perencanaan


kapasitas jangka panjang. RCCP menentukan kebutuhan kapsitas yang diperlukan
untuk melaksanakan MPS. Horizon waktu sama dengan MPS, biasanya 1 sampai
dengan 3 tahun. RCCP ini akan mengkonversi MPS menjadi kebutuhan
kebutuhan kapasitas untuk sumber daya utama dan kemudian menentukan apakah
MPS tersebut layak dengan keterbatasanketerbatasan kapasitas ang ada. Jika
MPS tidak layak, maka MPS harusa dapat direvisi sehingga dapat sesuai dengan
keterbatasan kapasitas yang ada atau mungkin dapat pula terjadi revisi terhadap
perencanaan produksi agregat.

ALDO SIRENA
1332010133
RABU 2 / GROUP 2
ROUGH CUT CAPACITY PLANNING (RCCP)

LABORATURIUM PERANCANGAN
SISTEM MANUFAKTUR
Tujuan RCCP adalah untuk mengkonversikan rencana level atas (high level
plan) ke dalam kebutuhan sumber daya yang dibutuhkan (misalnya jumlah mesin)
untuk melaksanakan rencana tersebut.

Mengkoversi penjualan dan rencana operasi ke dalam kebutuhan kapasitas


(kira-kira) untuk 12 18 bulan ke depan. Alasan diperlukannya RCCP adalah :

Untuk menggambarkan

view/gambaran

kedepan untuk kebutuhan

kapasitas, sehingga rencana tersebut dapat divalidasi.

Untuk mengatur perubahan sebagai akibat dari perubahan pasar dan


kondisi manufaktur, serta juga akibat performansi aktual yang mungkin
berubah dari rencana.

Untuk mengkoneksikan cara perusahaan untuk beroperasi dengan sumber


daya yang ada.

Dampak jika tidak adanya RCCP pada planning perusahaan yaitu :

Jika rencana tidak dicek validitasnya, sistem perencanaan tersebut akan


menyebabkan proses yang terputus. Satu bagian organisasi akan cenderung
berpegang pada interest-nya saja, tanpa melihat interest pihak lain.

ALDO SIRENA
1332010133
RABU 2 / GROUP 2
ROUGH CUT CAPACITY PLANNING (RCCP)

LABORATURIUM PERANCANGAN
SISTEM MANUFAKTUR

The only way to have a company game plan that everyone operates to is
to have a valid game plan from the start.

Jadi, sebenarnya, RCCP atau rough cut capacity planning adalah :

Finally, rough-cut capacity planning is the key function for driving


medium-term capital planning. Here the basic idea is to predict when
additional capacity will be required in advance of that need becoming
crisis, and then use the basic numbers and the process that predicted that
need to justify capital expenditures.

Capital Planning is something every company does: rough-cut capacity


planning ensure that the way the company wants to operate and the capital
plan that guarantees that it is possible are consistent with each other.

Teknik teknik RCCP


RCCP memperkenalkan tiga teknik dasar, yaitu :
1.

Pendekatan total faktor ( Capacity Planning Using Overall


Factor Approach = CPOF )
CPOF membuthkan tiga masukan yaitu MPS, total waktu yang diperlukan

untuk memproduksi suatu produk dan proporsi waktu penggunaan sumber.

CPOF mengkalikan waktu total tiap famili terhadap jumlah MPS untuk
memperoleh total waktu yang diperlukan pabrik untuk mencapai MPS. Masing
masaing sumber dengan mengkalikan total waktu terhadap proporsi penggunaan
sumber.

ALDO SIRENA
1332010133
RABU 2 / GROUP 2
ROUGH CUT CAPACITY PLANNING (RCCP)

LABORATURIUM PERANCANGAN
SISTEM MANUFAKTUR
2.

Pendekatan daftar tenaga kerja ( Bill Of Labour Approach =


BOLA )

Teknik ini didapat dengan cara jumlah kebutuhan kapasitas yang diperlukan
diperoleh dengan mengkalikan waktu tiap komponen yang tercantum pada daftar
tenaga kerja dengan jumlah produk dari MPS.

3.

Pendekatan profil sumber ( Resource Profile Approach = RPA )

RPA merupakan teknik perencanaan kapasitas kasar yang paling terperinci


tetapi tidak serinci perencanaan kebutuhan kapasitas (capacity requirement
planning).

Utilitas, digambarkan sebagai perbandingan antara jam pemanfaatan (aktual)


fasilitas terhadap jam kerja yang tersedia (kapasitas): atau perbandingan jumlah
unit yang dihasilkan (kapasitas). Makin rendah tingkat utilisasi suatu fasilitas
berarti makin tinggi waktu menganggur (idle time = v). Atau dapat dituliskan
dengan rumus 1 . Angka utilisasi tidak dapat lebih dari 1.0 (100%).

Efisiensi

merupakan

ukuran

jumlah

input

yang

digunakan

dalam

menghasilkan sejumlah output tertentu; makin tinggi efisiensi berarti makin


sedikit jumlah input digunakan dalam menghasilkan output tersebut. Faktor
efisiensi dapat lebih besar dari 1.0

ALDO SIRENA
1332010133
RABU 2 / GROUP 2
ROUGH CUT CAPACITY PLANNING (RCCP)

LABORATURIUM PERANCANGAN
SISTEM MANUFAKTUR
RCCP (perencanaan kapasitas kasar) ini termasuk dalam perencanaan
kapasitas jangka panjang. RCCP menentukan kebutuhan kapasitas yang
diperlukan untuk melaksanakan MPS (Master Production Schedule).

Kebutuhan data rencana kapasitas dengan semua faktor yaitu:

MPS (merupakan output dari Disagregasi dan atau Aggregate Plan)

Waktu proses setiap operasi dan mesin

Proporsi waktu proses di setiap mesin

Apa saja teknik yang ada di dalam RCCP?

ALDO SIRENA
1332010133
RABU 2 / GROUP 2
ROUGH CUT CAPACITY PLANNING (RCCP)

LABORATURIUM PERANCANGAN
SISTEM MANUFAKTUR
CPOF (Capacity Planning Overall Factor/Pendekatan total faktor)
CPOF membutuhkan tiga masukan yaitu MPS. Waktu total yang
diperlukan untuk memproduksi suatu produk dan proporsi waktu penggunaan
sumber. CPOF mengalikan waktu total tiap family terhadap jumlah MPS untuk
memperoleh total waktu yang diperlukan pabrik untuk mencapai MPS. Total
waktu ini kemudian dibagi menjadi waktu penggunaan masing-masing sumber
dengan mengalikan total waktu terhadap proporsi penggunaan sumber.

Langkah-langkah RCCP dengan CPOF


1. Hitung alokasi waktu mesin untuk sebuah produk (atau komponen) pada
setiap mesin, lalu hitung total waktunya.
2. Hitung proporsi waktu proses untuk setiap mesin.
3. Tentukan

nilai

waktu

yang

dibutuhkan

untuk

mengerjakan

produk/komponen sesuai dengan jumlah rencana produksi (MPS)

ALDO SIRENA
1332010133
RABU 2 / GROUP 2
ROUGH CUT CAPACITY PLANNING (RCCP)

LABORATURIUM PERANCANGAN
SISTEM MANUFAKTUR
4. Tentukan nilai waktu pada masing-masing mesin berdasarkan proporsi
waktu prosesnya.
5. Hitung kapasitas waktu tersedia yang mungkin untuk setiap mesin
(pertimbangkan, maintenance, libur, dll)
6. Buat grafik, lalu cek apakah seluruh periode (bulan) nilai waktu (poin 4)
semuanya dibawah kapasitas tersedia (poin 5), jika ya, maka MPS valid,
jika tidak MPS perlu direvisi.

BOLA (Bill Of Labour Approach / Pendekatan daftar tenaga kerja)


Jumlah kebutuhan kapasitas yang diperlukan diperoleh dengan mengalikan waktu
tiap komponen yang tercantum pada daftar tenaga kerja dengan jumlah produk
dari MPS.

RPA (Resource Profile Approach / Pendekatan profil sumber)


Merupakan teknik perencanaan kapasitas kasar yang paling rinci tetapi tidak
serinci perencanaan kebutuhan kapasitas (Capacity Requirement Planning).

ALDO SIRENA
1332010133
RABU 2 / GROUP 2
ROUGH CUT CAPACITY PLANNING (RCCP)

LABORATURIUM PERANCANGAN
SISTEM MANUFAKTUR

Rough Cut Capasity Planning (RCCP) yaitu urutan kedua dari hirarki
perencanaan prioritas kapasitas yang berperan dalam mengembangkan MPS.
RCCP melakukan validasi terhadap MPS yang juga menempati urutan kedua
hirarki perencanaan prioritas produksi. Guna menempatkan sumber-sumber
spesifik tertentu, khususnya yang diperkirakan akan menjadi hambatan potensial
(potential bottlenecks) adalah cukup untuk melaksanakan MPS. Dengan demikian
kita dapat membantu manajemen untuk melaksanakan RCCP, dengan memberikan
informasi tentang tingkat produksi dimasa mendatang yang akan memenuhi
permintaan total itu. Dalam RCCP terdapat juga Lead Time Offset. Berikut adalah

ALDO SIRENA
1332010133
RABU 2 / GROUP 2
ROUGH CUT CAPACITY PLANNING (RCCP)

LABORATURIUM PERANCANGAN
SISTEM MANUFAKTUR
pemahaman mengenai Lead Time Offset. Jumlah waktu di antara saat pesanan
dilakukan dan saat penerimaan produk jadinya.
Dalam perencanaan material, semua komponen yang dibutuhkan biasanya
sudah siap sesaat sebelum waktu duedate-nya (atau kurang sedikit dari waktu lead
time-nya). Perlu dipahami bahwa seluruh komponen tidak perlu diproduksi dari
awal secara bersama-sama. Misalnya, jika ada komponen yang biaya inventorinya sangat tinggi, maka sebaiknya produk tersebut belum dipesan sebelum waktu
yang tepat.
Oleh karena itulah, dibutuhkan lead time offset. Dimana komponen yang
memiliki lead time offset tidak mesti dikerjakan dari awal atau tidak selalu
dikerjakan pada saat duedate-nya. Komponen yang

harus selesai sebelum

duedate-nya biasanya memiliki lead time yang lebih pendek.


Perencanaan agregat menyangkut penentuan jumlah dan kapan produksi
akan dilangsungkan dalam waktu dekat, sering kali 3 sampai 18 bulan ke depan.
Tingkat permintaan yang telah diramalkan dipenuhi dengan menyesuaikan tingkat
produksi, tingkat kebutuhan tenaga kerja, tingkat persediaan, waktu lembur,
tingkat nilai subkontrak dan semua variabel lain yang dapat dikendalikan.
Rencana agregat juga dikaitkan dengan sasaran-sasaran strategis bisnis dari
perusahaan.
Konsep dari perencanaan agregrat adalah untuk menghitung jumlah
produk yang harus diproduksi dengan mengelompokkan produk-produk ke dalam
famili dan menemukan produk pengganti yang representatif untuk kesemua
produk dalam famili. Untuk produsen mobil, output memberikan informasi
mengenai berapa mobil yang harus diproduksi (famili), tetapi bukan berapa mobil

ALDO SIRENA
1332010133
RABU 2 / GROUP 2
ROUGH CUT CAPACITY PLANNING (RCCP)

LABORATURIUM PERANCANGAN
SISTEM MANUFAKTUR
yang berpintu dua, dan berapa yang berpintu empat atau warna merah atau
hijaukah yang akan diproduksi (item). Satuan mobil didasarkan pada satu jenis
mobil, misalnya mobil berpintu dua, yang dinamakan satuan agregat. Jenis mobil
lain dikonversikan ke satuan agregat ini dengan menggunakan faktor konversi
yang dapat berupa waktu baku pengerjaan, bahan baku yang digunakan dan lain
sebagainya. Proses pemisahan rencana agregat menjadi rencana yang lebih rinci
disebut disagregasi; dimana hasilnya adalah Jadwal Induk Produksi (JIP) atau
Master Production Schedule (MPS). Perencanaan agregat berfungsi untuk
menetapkan kerangka kerja untuk penjadwalan induk produksi dan pelaksanaan
manufaktur.
Material Requirements Planning ( MRP) menggunakan suatu Master
Production Schedule ( MPS) dari item akhir untuk menentukan jumlah dan waktu
produksi dari part komponen. MRP adalah insentive kapasitas, yang secara
implisit berasumsi bahwa kapasitas yang tersedia cukup untuk memproduksi
komponen pada waktu komponen tersebut diperlukan.
Suatu masalah yang biasanya ditemui waktu mengoperasikan sistem MRP
adalah keberadaan dari overstated MPS. Suatu overstated MPS adalah suatu
kondisi dimana lebih banyak produksi yang dilepaskan daripada yang dapat
dipenuhi perusahaan. Pengakuratan MPS yang berkenaan dengan kapasitas adalah
suatu langkah yang sangat penting di dalam MRP. Langkah validasi ini disebut
RCCP. Lebih jelasnya RCCP digunakan untuk menguji kelayakan kapasitas dari
suatu rencana jadwal induk produksi, sebelum MPS tersebut ditetapkan.

ALDO SIRENA
1332010133
RABU 2 / GROUP 2
ROUGH CUT CAPACITY PLANNING (RCCP)

Anda mungkin juga menyukai