DAN
PENGELOLAAN SAMPAH DENGAN 6M
Disusun untuk memenuhi tugas matakuliah Ekologi Lanjut yang dibimbing oleh
Dr. Fatchur Rohman, M.Si dan Dr. Dahlia M.Si
OLEH
Agung Fauzi Hidayatullah
160341800384
Amining Rahmasiwi
160341800334
Maesarah
160341801075
A. Latar Belakang
Dewasa ini manusia kurang akan kesadaran terhadap lingkungan sendiri.
Banyak diantara mereka yang kurang mengerti akan kebersihan lingkungan,
sehingga mereka dengan mudah membuang limbah yang sangat berbahaya bagi
lingkungan. Berbagai aktivitas yang sehari-hari dilakukan oleh manusia seperti
mandi, mencuci dan berbagai aktifitas lain sering dianggap sebagai hal sepele,
namun ternyata menghasilkan sisa buangan yang membahayakan bagi manusia
dan lingkungan. Dari sekian banyak aktifitas manusia ternyata yang paling
berbahaya adalah buangan rumah tangga. Buangan rumah tangga, baik berupa
sampah padat maupun air cucian kamar mandi serta buangan tinja yang dibuang
ke badan air akan mempengaruhi kondisi badan air tersebut. Semakin padat
penduduk yang berada di suatu permukiman akan semakin banyak pencemaran
yang terjadi.
Pencemaran dapat berupa pencemaran air,
penduduk,
mengganggu
keindahan,
menyebabkan
penurunan kesehatan
kecelakaan
serta
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam makalah ini adalah sebagai berikut.
1. Apa yang dimaksud pencemaran?
2. Bagaimana bentuk pencemaran lingkungan di lingkungan rumah tangga ?
3. Apa saja yang dapat dilakukan dalam upaya pengelolaan sampah?
C. Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Memahami tentang pencemaran
2. Memahami bentuk- bentuk pencemaran di lingkungan rumah tangga
3. Megetahui upaya upaya pengelolaan sampah
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Pencemaran
1. Pengertian sampah
Menurut Undang-Undang No.18 Tahun 2008, sampah adalah sisa kegiatan
sehari-hari manusia atau proses alam yang berbentuk padat. Dalam pengertian lain
sampah adalah segala sesuatu yang tidak dikehendaki oleh yang punya dan
bersifat padat, ada yang mudah membusuk terutama terdiri dari zat-zat organik,
seperti sisa sayuran, sisa daging, daun dan sebagainya. Sedangkan yang tidak
membusuk dapat berupa kertas, plastik, karet, logam, kaca, dan sebagainya
(Slamet, 1994). Sehubungan dengan hal tersebut, maka Leonardo (1990),
mengatakan bahwa limbah padat merupakan salah satu bentuk limbah yang
terdapat di lingkungan masyarakat, orang awam menyebutnya dengan sampah.
Menurut Riyadi (1986), Sampah dalam ilmu kesehatan lingkungan sebenarnya
hanya sebagian dari benda atau hal-hal yang dipandang tidak dapat digunakan
lagi, tidak dipakai, tidak disenangi, atau harus dibuang sedemikian rupa sehingga
tidak sampai mengganggu kelangsungan hidup.
Sampah merupakan bagian yang tidak disukai dan secara ekonomis tidak
ada harganya. Tergantung dari tingkat hidup masyarakat, sumber dan macamnya
sampah itu berbeda-beda. Menurut Hamza (1987), mengatakan bahwa sampah
baik kualitas maupun kuantitas sangat dipengaruhi oleh berbagai kegiatan dari
taraf hidup masyarakat. Beberapa faktor penting yang mempengaruhi kualitas dan
kuantitas sampah antara lain:
a. Jumlah penduduk, dapat dipahami dengan mudah bahwa semakin banyak
penduduk, maka semakin banyak pula sampah yang diproduksi. Pengelolaan
sampah ini berpacu dengan lajur pertambahan jumlah penduduk.
b. Keadaan sosial ekonomi, semakin tinggi keadaan sosial ekonomi masyarakat,
maka semakin banyak pula perkapita sampah yang dibuang.
c. Kemajuan teknologi, kemajuan teknologi akan menambah jumah ataupun
kualitas sampah, karena pemakaian bahan baku yang sangat beragam.
Secara umum dapat disimpulkan bahwa semakin majunya tingkat kebudayaan
masyarakat, maka semakin kompleks dan beragam pula sampah yang ditemui.
2. Pengertian Rumah Tangga
Dari banyak pengertian sampah yang telah dikemukakan oleh beberapa pakar
tersebut maka sebelum mengetahui pengertian sampah rumah tangga terlebih
dahulu harus diketahui pengertian rumah tangga yaitu :
Menurut UU. No. 23 Tahun 2004 dijelaskan bahwa lingkup dari rumah tangga
terdiri dari:
Orang yang bekerja membantu rumah tangga dan menetap dalam rumah tangga
tersebut.
Dalam ilmu sosial, rumah tangga didefinisikan sebagai bagian terkecil dari
UU
No.18
Tahun
2008
tentang
Pengelolaan
Sampah
mendefinisikan sampah rumah tangga sebagai sampah yang berasal dari kegiatan
sehari-hari dalam rumah tangga, tidak termasuk tinja dan sampah spesifik
(sampah yang mengandung bahan beracun). Selajutnya Widyatmoko (2002),
mengelompokkan sampah rumah tangga yaitu sampah yang berasal dari kegiatan
rumah tangga yang terdiri dari bermacam-macam jenis sampah sebagai berikut:
a. Sampah basah atau sampah yang terdiri dari bahan organik yang mudah
membusuk yang sebagian besar adalah sisa makanan, potongan hewan,
sayuran, dan lain-lain.
b. Sampah kering yaitu sampah yang terdiri dari logam seperti besi tua,
kaleng bekas dan sampah kering non logam, misalnya kertas, kaca,
keramik, batu- batuan, dan sisa kain.
5
c. Sampah lembut, misalnya debu yang berasal dari penyapuan lantai rumah,
gedung dan penggergajian kayu.
d. Sampah besar atau sampah yang terdiri dari bangunan rumah tangga yang
besar, seperti meja, kursi, kulkas, radio dan peralatan dapur.
4. Timbulan sampah
Menurut SNI timbulan sampah adalah volume sampah atau berat sampah
yang dihasilkan dari jenis sumber sampah diwilayah tertentu persatuan waktu.
Timbulan sampah adalah sampah yang dihasilkan dari sumber sampah. Timbulan
sampah sangat diperlukan untuk menentukan dan mendesain peralatan yang
digunakan dalam transportasi sampah, fasilitas recovery material, dan fasilitas
Lokasi Pembuangan Akhir (LPA) sampah. Bila pengamatan lapangan belum
tersedia, maka untuk menghitung besaran sistem, dapat digunakan angka timbulan
sampah sebagai berikut:
a. Satuan timbulan sampah kota sedang = 2,75-3,25 L/orang/hari atau 0,0700,080 kg/orang/hari.
b. Satuan Timbulan sampah kota kecil = 2,5-2,75 L/orang/hari atau 0,6250,70 kg/orang/hari
Keterangan : Untuk kota sedang jumlah penduduknya 100.000<p<500.000.
Untuk kota kecil jumlah penduduknya < 100.000.
Prakiraan timbulan sampah baik untuk saat sekarang maupun dimasa
mendatang merupakan dasar dari perencanaan, perancangan dan pengkajian
sistem pengelolaan persampahan. Prakiraan timbulan sampah merupakan langkah
awal yang biasa dilakukan dalam pengelolaan persampahan. Satuan timbulan
sampah biasanya dinyatakan sebagai satuan skala kuantitas perorang atau perunit
bangunan dan sebagainya. Rata- rata timbulan sampah tidak akan sama antara satu
daerah dengan daerah lainnya, atau suatu negara dengan negara lainnya. Hal ini
disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain: jumlah penduduk dan tingkat
pertumbuhannya, tingkat hidup, perbedaan musim, cara hidup dan mobilitas
penduduk, iklim,dan cara penanganan makanannya.
5. Pengertian Pencemaran
kurang
atau
tidak dapat
berfungsi
lagi
sesuai
bahan
kimia
dalam
limbah
cair
berupa
bahan
organik,
tercemar
limbah
domestik
yang
kaya
zat
organik,
maka
memungkinkan bakteri tumbuh subur dan menghabiskan oksigen terlarut, hal ini
akan mengakibatkan lingkungan berubah menjadi anaerob. Keadaan demikian
menyebabkan penurunan polulasi organisme yang tidak toleran terhadap
kekurangan oksigen. Sebaliknya spesies yang toleran terhadap kondisi
kekurangan oksigen akan meningkat populasinya karena spesies kompetitornya
berkurang (Sastrawijaya, 1991).
b. Limbah Padat Domestik
Limbah padat merupakan limbah yang bersifat padat terdiri dari zat
organik dan zat anorganik yang dianggap tidak berguna lagi dan harus dikelola
di luar dapur. Di dasar lubang diberi ijuk dan drum dimasukkan ke dalam lubang
tersebut. Kemudian dibuat saluran air limbah dari pasangan batu bata. Drum
ditutup dengan kayu atau kalau ingin lebih tahan lama dicor dengan campuran
semen dan pasir yang diberi penguat besi. Proses pembuatan selengkapnya
disajikan dalam Gambar 2, 3, 4 dan 5.
10
12
secara
berantai
penampungan/pewadahan,
dengan
urutan
pengumpulan,
yang
berkesinambungan
pemindahan,
yaitu:
pengangkutan,
pembuangan/pengolahan.
Penampungan sampah
Penampungan sampah adalah suatu cara penampungan sampah sebelum
dikumpulkan, dipindahkan, diangkut dan dibuang ke TPA. Tujuannya
adalah menghindari agar sampah tidak berserakan sehingga tidak
menggangu lingkungan (SNI 19-2454-2002).
Pengumpulan sampah
Pengumpulan sampah adalah cara proses pengambilan sampah mulai dari
tempat penampungan sampah sampai ke tempat pembuangan sementara.
Pola pengumpulan sampah pada dasarnya dikempokkan dalam 2 (dua)
13
2015).
Pengangkutan sampah
Pengangkutan adalah kegiatan pengangkutan sampah yang telah dikumpulkan
di tempat penampungan sementara atau dari tempat sumber sampah ke tempat
pembuangan akhir.
14
Mengurangi
Mengurangi berarti suatu upaya mengurangi jumlah sampah yang kita
timbulkan. Hal-hal yang bisa dilakukan antara lain:
hati-hati dalam
berbelanja, membuat kartu ucapan dari bahan sisa, memperbaiki pakaian dan
peralatan yang bisa digunakan, sebisa mungkin menunda pembelian barang
baru, menyewa saja barang yang dapat digunakan jika memungkinkan, pilih
produk yang mudah didaur ulang.
Menggunakan Kembali
Menggunakan kembali berarti memanfaatkan kembali sampah rumah tangga
yang masih dapat dipergunakan. Contoh yang bisa dilakukan antara lain:
menggunakan kembali botol dan bahan plastik yang masih bisa digunakan.
Mengganti
15
Memisahkan
Mendaur Ulang
Mendaurulang berarti menggunakan kembali suatu bahan sampah tetapi
telah mengalami proses pengolahan kembali. Contohnya kardus, kertas,
kaleng, gelas kaca dapat dijadikan bahan daur ulang yang hasilnya nanti
dapat dijual dan bernilai ekonomi.
Mengomposkan
Mengomposkan berarti membuat kompos dari bahan sampah rumah
tangga yang telah dipilah. Pengomposan dilakukan dengan memanfaatkan
sampah basah yang mudah membusuk. Sampah yang sudah membusuk ini
kemudian akan diolah dengan berbagai starter dan metode sehingga
menjadi pupuk yang berguna bagi kesuburan tanaman ataupun dapat dijual
sebagai bisnis usaha keluarga.
16
17
BAB III
PENUTUP
1.1 Kesimpulan
1. Pencemaran adalah Pencemaran adalah masuknya suatu komponen atau
bahan
DAFTAR RUJUKAN
18
Contoh
Timbulan
Dan
Komposisi
Sampah
Perkotaan.
(online),
(http://server2.docfoc.us/).
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 1982 tentang Pokok
Pengelolaan Lingkungan Hidup. (online),
(http://sipongi.menlhk.go.id/cms/images/files/1022.pdf)
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan
Sampah. (online), (http://www.menlh.go.id/DATA/UU18-2008.pdf)
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan
Lingkungan Hidup. (online), (http://hukum.unsrat.ac.id/uu/uu_23_97.htm)
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2004 tentang Rumah
Tangga. (online), (https://www.hukumonline.com)
Widiyanto, A.F., dkk. 2015. Polusi Air Tanah Akibat Limbah Industri dan Limbah
Rumah Tangga. Jurnal Kesehatan Masyarakat 10 (2).246-254
Widyatmoko, H dan Sintorini. 2002. Menghindari, Mengolah dan Menyingkirkan
Sampah. Jakarta : Abdi Tandur.
20