KARET
MAKALAH
UNTUK MEMENUHI TUGAS BUDIDAYA TANAMAN PERKRBUNAN
Dosen Pengampu:
Ir. Sarman S.M.P
DISUSUN OLEH:
ALBERT P.S
JEKI OKTAR PUTRA (D1A014078)
FITRIA (D1A0141085)
ANANDA PUTRI (D1A014114)
AGROEKOTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS JAMBI
2015
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan kehadirat Tuhan YME, karena dengan karunia-Nya
kami dapat menyelesaikan makalah budidaya tanaman perkebunan berjudul
PEMBIBITAN BATANG BAWAH DAN BATANG ATAS TANAMAN
KARET. Meskipun banyak hambatan yang kami alami dalam proses
pengerjaannya, tetapi kami berhasil menyelesaikan makalah ini tepat pada
waktunya.
Tidak lupa kami sampaikan terimakasih kepada dosen pembimbing yang
telah membantu dan membimbing kami dalam mengerjakan makalah ini. Kami
juga mengucapkan terimakasih kepada teman-teman mahasiswa yang juga sudah
memberi kontribusi baik langsung maupun tidak langsung dalam penulisan
makalah ini.
Kami menyadari bahwa dalam menyusun makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan, untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun guna sempurnanya makalah ini. Kami berharap semoga makalah ini
bisa bermanfaat bagi kami khususnya dan bagi pembaca pada umumnya.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................1
DAFTAR ISI...........................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................3
1.1 latar belakang....................................................................................4
1.2 rumusan masalah...............................................................................4
1.3 tujuan................................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN
2.1
2.1.2
Pengolahan lahan.............................................................8
2.1.3
Penanaman.......................................................................8
2.1.4
Pemeliharaan...................................................................10
2.1.5
Pengendalian gulma.........................................................10
2.1.6
Pengemasan entres..........................................................10
2.2.3
2.2.3.1
2.2.3.2
25
3.2 Saran
25
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................26
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Tanaman karet yang memiliki nama latin Hevea braziliensis ini
mempunyai arti penting dalam aspek kehidupan sosial ekonomi masyarakat
Indonesia, yaitu sebagai salah satu komoditas penghasil devisa negara serta
penyedia lapangan kerja bagi penduduk di wilayah pengembangannya. Sampai
saat ini, permintaan karet alam dan karet sintetik masih cukup signifikan karena
didorong oleh pertumbuhan industri otomotif yang tentunya memerlukan ban
yang berbahan baku karet sintetik dan karet alami. Memperhatikan adanya
peningkatan permintaan dunia terhadap komoditi karet dimasa yang akan datang,
maka upaya untuk meningkatkan pendapatan petani melalui peremajaan,
perluasan dan intensifikasi tanaman karet merupakan langkah yang efektif untuk
dilaksanakan.
Sebagian besar petani karet masih menggunakan benih tidak unggul. Disisi
lain, kondisi pertanaman juga dalam keadaan tua atau rusak sehingga tingkat
produktivitasnya rendah. Produktivitas tanaman karet dalam satuan kg karet
kering per hektar per tahun sangat ditentukan oleh mutu benih atau bahan tanam
yang digunakan. Untuk memperoleh tanaman karet yang berproduksi tinggi, maka
harus menggunakan benih klon unggul bersertifikat yang direkomendasi oleh
Pusat Penelitian atau Balai Penelitian Karet.
penggunaan benih unggul bermutu yang baru mencapai 35% dari 18 juta
ha areal perkebunan, sehingga target sasaran 3% dari areal setiap tahun harus
diganti dengan benih unggul bermutu (Ditjenbun, tanpa tahun). Maka jumlah
benih unggul bermutu yang dibutuhkan sangat besar
Penggunaan bibit karet bermutu merupakan salah satu kunci sukses menuju
agribisnis karet yang menguntungkan secara berkesinambungan. Di lapangan bibit
karet dikategorikan bermutu apabila secara fisik memenuhi ukuran per tumbuhan
yang normal, secara fisiologis memiliki daya hidup yang baik dan secara genetis
terdiri dari klon anjuran yang asli dan murni. Bibit yang memenuhi syarat
fisiologis dan agronomis dapat diperoleh melalui pemilihan bahan tanam yang
memenuhi standar dan pemeliharaan yang baik.
Guna memperoleh benih karet unggul bermutu bersertifikat harus melalui
perbanyakan secara vegetatif. Perbanyakan secara vegetatif dilakukan dengan
okulasi, yang komponennya terdiri dari batang atas berupa mata tunas (entres) dan
batang bawah yang merupakan semaian dari biji.
1.2 Rumusan masalah
-
Perlakuan apa saja yang harus di lakukan untuk batang atas ttanaman
karet?
Perlakuan apa saja yang harus di lakukan untuk batang bawah ttanaman
karet?
1.3 tujuans
-
Untuk mengetahui Perlakuan apa saja yang harus di lakukan untuk batang
atas tanaman karet.
Untuk mengetahui Perlakuan apa saja yang harus di lakukan untuk batang
bawah ttanaman karet.
BAB II PEMBAHASAN
Pembibitan merupakan salah satu faktor terpenting yang menunjang
keberhasilan budidaya tanaman karet dan tanaman tahunan pada umumnya.
Kesalahan dalam pembibitan berakibat pada kerugian jangka panjang baik dari
segi tenaga, biaya, dan waktu. Pembibitan pada tanaman karet harus benar-benar
diperhatikan agar tanaman berproduksi baik dan berkelanjutan.
Tanaman karet umumnya diperbanyak secara vegetative dengan metode
okulasi. Pemilihan batang atas dan batang bawah harus diperhatikan kompabilitas
nya sehingga okuasi dapat berhasil. Selain itu, pemilihan batang atas dan batang
bawah akan berpengaruh terhadap ketahanan tanaman terhadap cekaman
lingkungan, serangan hama dan patogen, serta untuk memperoleh hasil yang
optimal.
induk
mempunyai
bagian
yang
berbeda-beda
fase
terbentuk paling akhir ini justru bersifat lebih kompleks, dewasa (mature) dan siap
untuk memasuki masa berbunga dan berbuah (generatif).
Pengambilan entres dari pucuk tajuk pohon akan tetap membawa sifat
dewasa atau generatif. Penyambungan entres dengan batang bawah akan
menghasilkan bibit yang sudah membawa sifat dewasa tersebut. Hal ini
menyebabkan bibit hasil penyambungan atau okulasi lebih cepat berbuah daripada
tanaman yang berasal dari biji.
Kriteria tanaman yang dapat dijadikan sebagai batang atas adalah sebagai berikut.
Cabang dari pohon yang sehat, pertumbuhannya normal dan bebas dari
serangan hama dan penyakit
banyak sifat yang disukai konsumen dalam satu tanaman, maka semakin tinggi
pula nilai ekonomi (harga) tanaman tersebut. Tanaman tersebut dapat digolongkan
sebagai tanaman unggul.
jenis klon untuk batang atas yang telah direkomendasikan adalah klon
penghasil lateks yaitu IRR 104, IRR 220, BPM 24, PB 260, PB 340 , RRIC 100,
BPM 1, BPM 1.
Lahan kebun entres diusahakan pada tempat yang datar (kemiringan 010%), buatkan tersa gulud anar rorak-rorakuntuk memperkecil bahaya
erosi
Tanahnya subur, bahan organik tinggi, bebas dari hama dan sumber
penyakit.
Dekat dengan sumber mata air untuk memudahkan penyiraman, jika tidak
ada hujan.
Mutu fisik batang atas juga menyangkut kesegaran kayu okulasi. Kayu
okulasi sebagai sumber mata okulasi sebaiknya segera dipakai setelah
pemotongan dari tanaman induknya. Mata tunas yang baik adalah yang berasal
dari kebun entres yang sehat, umurnya hampir sama dengan umur bibit batang
bawah dan jenis mata untuk okulasi coklat (umur batang bawah 7 bulan dan
berwarna coklat) adalah mata ketiak daun. Standar mutu mata okulasi atau entres
ialah (Siagian, 2010):
Umur kayu okulasi setelah penyerongan kurang dari 3 hari dan jaringan
masih segar
Mata tunas yang berasal dari ketiak daun digunakan untuk okulasi coklat
(umur batang bawah 7 bulan dan berwarna coklat) dan mata sisik yang
berasal dari daun yang rudimenter digunakan untuk okulasi tanaman muda
(3-4 bulan).
Jenis pupuk
Umur
tanaman(tahun
)
Urea
Sp 36
KCL
Kleserite
(g/pohon
(g/pohon
(g/pohon
(g/pohon
tahun)
tahun)
tahun)
tahun)
Frekuensi
pemupuka
n
30
30
25
10
2kali/tahun
30
40
30
10
2kali/tahun
10
60
40
40
15
2kali/tahun
Diatas 3
60
40
40
15
2kali/tahun
11
Dari satu ranting dapat dihasilkan 3-5 mata entres yang baik/ produktif.
12
Pada waktu diangkut entres yang sudah dibungkus tidak boleh terkena
sinar matahari langsung dan ditaruh di dekat mesin, karena entres akan
mengalami kekeringan.
Entres harus diletakkan mendatar agar cairan dalam entres tidak bergerak
turun akibat gaya gravitasi, sehingga kulit batang entres tidak akan
mengerut dan sulit untuk dikelupaskan dari kayunya.
Jangan melakukan pengambilan cabang entres setelah turun hujan. Bila ini
terpaksa dilakukan, maka setelah cabang entres dipotong dari pohon
induknya, segera dikeringanginkan, baru kemudian dibungkus.
13
14
(daging biji) berwarna putih sampai kekuningan berarti kumpulan biji itu layak
untuk dikecambahkan, sedangkan jika endosperm kebanyakan biji yang dipecah
tersebut sudah berwarna hitam berarti kumpulan biji tersebut sudah tidak layak
dikecambahkan
karena
dipastikan
daya
tumbuhnya
rendah.
Pengujian tingkat kesegaran biji karet juga dapat dilakukan dengan cara
perendaman. Biji-biji yang 2/3 bagiannya masuk ke dalam air layak
dikecambahkan, sedangkan biji yang mengambang sebaikgnya dipisahkan dan
dibuang.
c. Mozaik dan Kecerahan Cangkang
Biji karet yang layak dikecambahkan umumnya memiliki mozaik (alur
warna) yang terlihat jelas dan kilauan yang cerah pada cangkangnya. Biji yang
demikian biasanya memiliki tingkat kesegaran yang masih normal dan daya
tumbuh yang tinggi. Untuk menguji mozaik dan kecerahan cangkang dapat
dilakukan dengan sistem sampel dari kumpulan biji karet untuk kemudian diamati
dengan mata telanjang. Jika persentase biji yang memiliki mozaik dan kecerahan
cangkang yang jelas mencapai minimal 80%, berarti kumpulan biji tersebut sudah
siap
untuk
dikecambahkan.
,
Dari beberapa pengujian di atas, saat ini tentu kita sudah memperoleh biji
karet yang siap untuk dikecambahkan. Biji-biji tersebut tidak boleh dibiarkan
terlalu lama. Minimal 2 hari biji-biji tersebut harus sudah diletakan di bedengan
persemaian untuk dikecambahkan.
Setelah biji karet yang memenuhi standar untuk dikecambahkan diperoleh,
langkah selanjutnya yang harus dilakukan dalam penyiapan batang bawah okulasi
karet adalah mengecambahkan biji-biji tersebut sebelum dipindahkan ke lahan
pembibitan utama. Pengecambahan umumnya dilakukan di bedengan persemaian
yang letaknya tidak jauh dari tempat penanaman kecambah.
16
a. Media Persemaian
Media yang digunakan untuk mengecambahkan biji karet dibedengan
berupa tanah topsoil yang di lapisan atasnya dilapisi pasir setebal 1 cm. Media ini
harus bebas dari jamur sehingga sebelum digunakan harus terlebih dahulu
disemprot menggunakan fungisida Dithane M-45 0.2%. Media dapat digunakan
berulang-ulang maksimal hingga 3 kali proses pengecambahan.
17
b. Teknik Pengecambahan
Setelah biiji yang memenuhi syarat, bedengan, dan media pengecambahan
siap, hal selanjutnya yang harus dilakukan adalah menanam biji karet hingga
menjadi kecambah. Mengecambahkan biji karet dilakukan dengan membenamkan
2/3 bagian biji ke dalam media pasir. Pembenaman biji dilakukan dengan bagian
muka biji yang memiliki garis pusar (perut biji) menghadap ke bawah dan
punggung biji menghadap ke atas.
18
Umur Bibit
(Bulan)
Dosis (gr/pohon)
Urea
SP-36
KCl
Kieserite
12
12
19
d. Seleksi
Pada umur 2 bulan dan 4 bulan dilakukan seleksi terhadap bibit. Bibit-bibit
yang tumbuh tidak normal dibuang antara lain batang bengkok, kerdil, tumbuh
terbalik, tumbuh dua tunas, berindikasi akar bengkok dan daun menguning terus.
Indikasi akar bengkok adalah pertumbuhan melengkung pada permukaan tanah
dan internode tumbuh lebih pendek.
e. pengokulasian
Bibit batang bawah dapat diokulasi pada umur 6 12 bulan. Jika semua
norma-norma kerja dari sejak pengadaan biji, pengecambahan, pengolahan lahan
pembibitan, pemeliharaan pembibitan batang bawah, dan seleksi bibit dilakukan
dengan baik maka diharapkan persentase bibit yang dapat diokulasi akan tinggi (>
90 %).
f.
stum
dibongkar
dilakukan
perempelan
terhadap
akar
20
2.2.3
21
Ilustrasi Pengajiran pada lahan pembibitan batang bawah tanaman karet sebelum
dilakukannya penanaman (doc. Teguh Yuono)
Pengajiran
Pengajiran dilakukan dengan membuat mal dari bambu yang ditandai pada pada
jarak yang sesuai dengan jarak tanam yang digunakan. Pada jarak sesuai dengan
tanda di mal, ajir bambu kecil ditancapkan sebagai tanda bahwa disitulah letak
sebaiknya tanah ditugal dan kecambah ditanam.
Penanaman
Pada ajir yang sudah ditancapkan, tanah ditugal sedalam maksimal 10 cm
sebagai lubang tanam untuk menanam kecambah biji karet. Kecambah yang sudah
ditanam kemudian ditutup dengan sekam padi untuk meminimalkan penguapan
air di sekitar kecambah.
Penyiraman
22
Kecambah yang ditanam setiap pagi dan sore harus disiram secara rutin
terutama apabila penanaman dilakukan pada musim kemarau. Di skala perusahaan
besar biasanya penyiraman dilakukan dengan teknologi sprinkler sehingga
kebutuhan air bibit dapat terpenuhi secara otomatis.
Pemeliharaan
Pemeliharaan bibt batang bawah sebetulnya tidak terlalu rumit.
Pemeliharaan yang hanya meliputi pengendalian gulma, hama, dan penyakit
dilakukan secara tentatif. Bila ada serangan, tindakan pemeliharaan baru
dilakukan. Pemeliharaan yang paling penting pada bibit batang bawah karet
adalah mengendalikan serangan jamur Colletotrichum sp dan serangan jamur akar
putih. Kedua jamur ini sering kali menyerang pada bibit tanaman yang ditanam
pada bekas lahan produksi. Pengendalian kedua jamur ini dapat dilakukan dengan
pemusnahan tanaman yang terserang dan aplikasi fungisida Dithane M-45.
Ilustrasi - Bibit batang bawah yang sudah tumbuh usia 6 bulan (doc. Teguh
Yuono)
Pemupukan
23
Rotasi (kali/bulan)
Dosis (gr/tanaman)
0,5
2-5
5-10
10
(BST)
Setelah bibit batang bawah tumbuh, pada usia 3 bulan bibit tersebut siap
untuk diokulasi hijau, sedangkan apabila akan menggunakan okulasi coklat bibit
tersebut harus dibiarkan hingga usia minimal 10 bulan. Untuk melakukan okulasi,
selain alat berupa pisau okulasi dan plastik pembalut, Anda juga harus
menyiapkan entres (batang atas) yang diperoleh dari tanaman unggul.
2.2.3.2. persiapan penanaman bibit di polybag
Bibit SOMT ditanam di polybag hingga tumbuh daun payung dua.
Polybag yang digunakan berukuran 20 x 40 cm. Kantong polybag yang telah
berisi tanah disusun secara barisan masing-masing 3 baris dengan jarak antar baris
70 cm. Penyiraman dilakukan setiap hari selama 3 bulan kecuali jika terjadi hujan.
Penyiangan gulma dalam polybag dilakukan secara manual dengan rotasi 1 bulan
sekali. Sedangkan di luar polybag dapat dilakukan dengan manual atau kimiawi.
Penunasan (pewiwilan) harus dilakukan terhadap tunas-tunas yang keluar bukan
dari mata okulasi dengan rotasi 2 minggu sekali menggunakan pisau tunas.
Pemupukan dilakukan dengan pupuk majemuk NPKMg 15-15-6-4. Pada
bulan pertama 5 g/polybag dan bulan-bulan berikutnya 7,5 g/polybag. Pemupukan
dapat juga dilakukan dengan pupuk tunggal :
24
Umur Bibit
(bulan)
SP-36
KCl
Kieserit
Penanaman stum mata tidur yang paling baik adalah menanam semua bibit
dalam polybag yang diatur di tempat pembibitan kecil dan disiram setiap
hari
Pertumbuhan tunas harus diawasi untuk menghindari pertumbuhan tunas
25
b. stum mini
stum mini adalah bibit stum mata tidur yang di tumbuhkan dipembibitan
selama 6-8 bulan sebelum pembongkaran sehingga bibit ini memiliki mata lebih
banyak dari bibit stum mata tidur
c. bibit dalam polibeg
Bibit dalam polibeg adalah bibit okulasi yang ditumbuhkan dalam polibeg
mempunyai dua atau tiga payung daun bibit dalam polibeg dapat dibuat dari stum
mata tidur atau batang bawah yg di okulasi dalam polibeg.
26
3.2 Saran
Bibit batang atas atau entres harus mempunyai keunggulan dalah bidang
penghasil lateks yang baik sebaiknya bibit batang atas atau entres di ambil dari
kebun pembibitan entres sehingga entres yang di dapat adalah entres dengan bibit
yang sudah jelas diketahui keunggulannya dan di ambil dari kebun entres bukan
dari kebun produksi, karena dikhawatirkan penggambilan entres dari kebun
produksi akan merusak kebun produksi tersebut.
Bibit batang bawah sebaiknya di ambil dari biji yang baik yang telah
memenuhi kriteria dan dari indukan yang jelas pula. Sehingga batang bawah
tanaman karet yang akan di okulasi memiliki keunggulan sebagai batang bawah
yang baik.
27
DAFTAR PUSTAKA
Arislaporan praktikum ilmu tanaman perkebunan (agh 341) penanaman batang
bawah
dan
pohon
entres
karet.
29
januari
2016.
http://pradana15.blogspot.co.id/2014/07/laporan-praktikum-ilmutanaman.html
Bibit Karet Okulasi Unggul .PEMBIBITAN KARET.30 januari 2016.
https://www.facebook.com/notes/bibit-karet-okulasi-unggul/pembibitankaret/101775466642131/
Budiyanto.14 februari 2016 . Makna/Pengertian Bibit Stum Mata tidur pada
Tanaman
Karet
http://kebunkaret.blogspot.co.id/2013/02/maknapengertian-bibit-stum-mata-tidur.html
Ernaningtyas,yeti. STANDAR MUTU BAHAN TANAM KARET (Hevea
brasiliensis) UNTUK BATANG ATAS DAN BATANG
BAWAH.30januari2016.https://www.facebook.com/permalink.php?story
_fbid=222529854538031&id=177228485734835
Fithriyyah,Dina. KRITERIA BENIH KARET YANG BAIK DAN
BERMUTU.30 januar2016.http://ditjenbun.pertanian.go.id/tanhun/berita253-kriteria-benih-karet-yang-baik-dan-bermutu.html
Gtune,andy.
PEMBIBITAN
KARET.29
januari
2016._https://gtuneland.wordpress.com/2011/03/13/pembibitan-karet/
Joewono,Teguh. Penyediaan Batang Bawah untuk Okulasi Tanaman Karet.29
januari
2016.http://elearningatp.blogspot.co.id/2014/08/setelah-lahan
pembibitan-batang-bawah.html
Joewono,Teguh.Persiapan Lahan untuk Pembibitan Batang Bawah Tanaman
Karet.29
januari2016.http://elearningatp.blogspot.co.id/2014/08/persiapan
lahanpembibitan-batang-bawah.html
Joewono,Teguh. Seleksi Biji untuk Persiapan Batang Bawah Okulasi Bibit
Tanaman
Karet
.29
januari
2016.http://elearningatp.blogspot.co.id/2014/08/biji-batang-bawahuntuk-okulasi.html
Maju,tresno.bibit karet unggul pb260 berlabel/bersertifikat .14 februari
2016.http://stummatatidur.blogspot.co.id/.
28
29