Anda di halaman 1dari 7

Budaya Maritim Indonesia

Kilasan sejarah itu tentunya memberi gambaran, betapa kerajaan-kerajaan di


Nusantara dulu mampu menyatukan wilayah nusantara dan disegani bangsa lain
karena, paradigma masyarakatnya yang mampu menciptakan visi Maritim sebagai
bagian utama dari kemajuan budaya, ekonomi, politik dan sosial.

Kekuatan maritim bangsa Indonesia sejak dahulu sudah tidak diragukan lagi. Itu
dibuktikan dengan adanya pelabuhan dan syahbandar. Bisa dikatakan bahwa
karakter maritim bangsa Indonesia sudah kuat sejak dahulu sebelum kebudayaan
Eropa. Namun, nenek moyang bangsa Indonesia malas mencatat sejarah.
Masyarakat pesisir pada umumnya sebagian besar penduduknya bermata
pencaharian di sektor pemanfaatan sumberdaya kelautan (marine resource based).
Komitmen dari Pemerintahan Jokowi untuk menempatkan lautan sebagai masa depan bangsa
maritim ini dibuktikan dengan dibentuknya kementerian baru dalam kabinetnya. Kementerian
Koordinator Bidang Maritim. Komitmen dan konsistensi pemerintahan Jokowi ini mulai terlihat
hasilnya dengan adanya peningkatan jumlah tangkapan ikan oleh nelayan kita paska
pemberantasan illegal fishing oleh Menteri Kelautan dan Perikanan.
Tak berhenti disini, kebijakan pemberantasan illegal fishing melalui penenggelaman kapal
tersebut diikuti dengan pembembangunan industri perikanan nasional. Nelayan mulai diberikan
modal kerja dan kapal baru (3.500 kapal hingga 2019). Kesejahteraan nelayan mulai
diperhatikan dengan pemberian 1 juta BPJS Kesehatan dan juga BPJS Ketenagakerjaan yang
kini sedang dalam proses penyelesaian admnistrasinya.

Kini, setelah hampir dua tahun sang nahkoda membawa nafas perubahan di negeri maritim ini,
beberapa kebijakannya untuk mewujudkan Lima Pilar Poros Maritim telah mulai nampak
perkembangannya. Tol Laut yang dibangun sebagai sarana mewujudkan konektivitas antar
daerah atau wilayah sudah mampu menurunkan harga kebutuhan pokok masyarakat di
Indonesia Timur. Tol Laut yang digagas oleh Presiden Jokowi bukan hanya bermakna lalu
lalang kapal-kapal di perairan nusantara, namun lebih daripada itu Tol Laut adalah
terbangunnya konektivitas antar pulau di negeri maritim yang menciptkan pertumbuhan dan
menggerak ekonomi di wilayah-wilayah pesisir atau pinggiran. Rule the sea, rule the world.
VIsi Misi

Kementerian Bidang Kemaritiman Republik Indonesia mendukung visi Presiden untuk :


Terwujudnya Indonesia yang berdaulat, mandiri dan berkepribadian berlandaskan gotong
royong.
Misi yang dijalankannya adalah :
Mewujudkan Indonesia menjadi negara maritim yang mandiri, maju, kuat, dan berbasiskan
kepentingan nasional.

Rakyat harus didorong untuk mencintai laut, karena laut adalah masa depan kita. Oleh
karena itu, kita sedang mengembangkan apa yang disebut dengan sustainable ocean,
pesan Menko Rizal Ramli saat penyerahan kartu BPJS Ketenagakerjaan kepada seribu
nelayan Banyuwangi di Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Muncar, Banyuwangi.
Sustainble ocean itu di antaranya dengan membuka kampung wisata nelayan yang
hijau. Green fishing village. Hal ini untuk mengatasi tak menentunya hasil laut. Kita
mendorong adanya penambahan penghasilan bagi nelayan di darat, tambahnya.
Ya, untuk menjadi bangsa maritim yang besar, kita tak dapat hanya bertumpu semata
kepada lautannya saja. Namun juga perlu untuk meletakkan dasar kehidupan
masyarakat yang ada di daratan agar dapat mengembangkan perekonomiannya.

Sejak abad ke-9 Masehi, bangsa Indonesia telah berlayar mengarungi lautan ke barat
Samudera Hindia hingga Madagaskar dan ke timur hingga Pulau Paskah.Ini menjadi bukti
bahwa masyarakat Indonesia memiliki peradaban dan budaya maritim yang maju sejak dulu
kala.Seiring semakin ramainya aktivitas melalui laut, lahirlah kerajaan-kerajaan bercorak
maritim dan memiliki armada laut besar.Perkembangan budaya maritim pun membentuk
peradaban bangsa yang maju di zamannya.
Pada era Kerajaan Sriwijaya, Majapahit hingga Demak, nusantara tampil sebagai kekuatan
besar yang disegani negara di kawasan Asia dan dunia.Sebagai kerajaan maritim yang kuat di
Asia Tenggara, Sriwijaya (683-1030 M) telah mendasarkan politik kerajaannya pada
penguasaan alur pelayaran dan jalur perdagangan serta menguasai wilayah-wilayah strategis
yang digunakan sebagai pangkalan kekuatan laut.Angkatan laut Kerajaan Sriwijaya
ditempatkan di berbagai pangkalan strategis dan mendapat tugas mengawasi, melindungi
kapal-kapal dagang yang berlabuh, memungut biaya cukai, serta mencegah terjadinya
pelanggaran laut di wilayah kedaulatan dan kekuasaannya.

Ketangguhan maritim juga ditunjukkan era Kerajaan Singosari di bawah pemerintahan


Kertanegara pada abad ke-13.Kekuatan armada laut yang tidak ada tandingan, pada 1275
Kertanegara mengirimkan ekspedisi bahari ke Kerajaan Melayu dan Campa untuk menjalin
persahabatan agar bersama-sama dapat menghambat gerak maju Kerajaan Mongol ke Asia
Tenggara. Pada 1284, mereka menaklukkan Bali dalam ekspedisi laut ke timur.
Puncak kejayaan maritim nusantara terjadi pada masa Kerajaan Majapahit (1293-1478).Di
bawah Raden Wijaya, Hayam Wuruk dan Patih Gajah Mada, Majapahit berhasil menguasai dan
mempersatukan nusantara. Pengaruhnya bahkan sampai ke negara-negara asing, seperti
Siam, Ayuthia, Lagor, Campa (Kamboja), Anam, India, Filipina, China.
Kejatuhan Majapahit diikuti munculnya Kerajaan Demak. Kebesaran Kerajaan Demak jarang
diberitakan, tetapi bukti kekuatan maritim Kerajaan Demak mampu mengirim armada laut yang
dipimpin Pati Unus yang bergelar Pangeran Sabrang Lor membawa 100 buah kapal dengan
10.000 prajurit menyerang Portugis di Malaka.
Kilasan sejarah itu memberi gambaran, betapa kerajaan-kerajaan di nusantara dulu mampu
menyatukan wilayah nusantara dan disegani bangsa lain karena kehebatan armada niaga,
keandalan manajemen transportasi laut, dan armada militer yang mumpuni. Sejarah telah
mencatat dengan tinta emas, bahwaSriwijaya dan Majapahit pernah menjadi center of
excellence di bidang maritim, kebudayaan, dan agama di seluruh wilayah Asia Tenggara.
Kejayaan para pendahulu negeri ini terbangun karena kemampuan mereka membaca potensi
yang dimilikihingga membentuk budaya negara maju. Ketajaman visi dan kesadaran terhadap
posisi strategis nusantara telah membawa bangsa ini besar dan disegani negara lain.

Bukti budaya maritime


Keadaan dan Masalah Maritim Indonesia
Pembangunan maritim Indonesia harus menggali potensi maritim untuk
membulatkan

akselerasi

Kenyataannya

selama

Pembangunan

ini

potensi

Nasional

maritim

belum

yang

diselenggarakan.

mendapatkan

prioritas

penanganan secara proporsional sehingga berbagai kendala tak pernah dapat


diatasi secara tuntas, terutama menyangkut upaya memelihara langkah dan
keterpaduan

pembangunan.

Pembangunan

maritim

memerlukan

sistem

pengelolaan terpadu wilayah pesisir dan lautan. Dalam pengelolaan ini berbagai
masalah akan muncul, berbagai konflik akan terjadi yang disebabkan oleh adanya
degradasi mutu dan fungsi lingkungan hidup yang antara lain disebabkan karena
musnahnya hutan bakau, rusaknya terumbu karang, abrasi pantai, intrusi air lautm

pencemaran lingkungan pesisir dan laut serta perubahan iklim global. Berbagai
masalah berakar dari:
1.

Masing masing pelaku pembangunan dalam menyusun perencanaan sangat


terikat pada sektornya sendiri tanpa adanya sistem koordinasi baku lintas sektor.

2.

Belum adanya lembaga yang berwenang penuh baik di pusat maupun di daerah
yang mempunyai wewenang penentu dalam pembangunan maritim secara utuh

3.

Belum lengkapnya peraturan perundang-undangan yang mengatur kewenangan


pengelolaan sumberdaya maritim.

4.

Belum lengkapnya tataruang yang mencakup wilayah pesisir dan laut nasional
yang dapat dijadikan sebagai induk perencanaan bagi daerah.
Untuk dapat menjamin efektifitas pembangunan maritim, berbagai masalah
tersebut harus dapat diatasi secara tuntas, paling tidak yang terkait dengan:

1.

Penataaan peraturan perundang-undangan dalam pengelolaan pembangunan


maritim yang bersifat lintas sektoral

2.

Pembentukan wadah untuk penyusunan dan penerapan mekanisme perencanaan


dan pengawasan terpadu, pengelolaan yang dikoordinasikan serta pengendalian
yang sinkron

3.

Penciptaan dan peningkatan sumberdaya maritim handal dan profesional.

4.

Penataan peraturan perundang- undangan disertai upaya penegakan peraturan


hukum yang konsisten

5.

Penetapan tata ruang maritim disertai pola pengelolaan, pemanfaatan dan


pendaya gunaannya

6.

Sistem pengumpulan dan pengelolaan informasi maritim yang dapat diakses


secara luas.

7.

Memperbesar kemampuan pengadaan sumber dana yang dapat diserap dalam


upaya pembangunan maritim dengan kemudahannya

8.

Pembentukan wadah untuk menyuburkan upaya penelitian dan pengembangan


maritim untuk dapat mempermudah penerapan ilmu dan teknologi kelautan,
utamanya bagi nelayan tradisional
II. 3 Kendala Umum dalam Pemanfaatan Wilayah Nusantara
Adapun berbagai kendala umum yang muncul dalam rangka pemanfaatan
laut wilayah nusantara untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat, terkait dengan
fungsi dan kedudukan laut berikut :

1.

Lautan sebagai sumber pemenuhan kebutuhan dasar manusia. Pemanfaatan laut


terutama sebagai sumber pangan belum optimal. Pemanfaatan perikanan baru
sekitar 35 % dari potensi yang ada. Masalah yang dihadapi adalah : kualitas tenaga

kerja dalam eksploitasi dan budidaya laut masih kurang. Jumlah dan tingkat
teknologi sarana penangkapan dan pengelolaan masih perlu ditingkatkan
2.

Lautan dan dasar lau sebagai sumber bahan dasar dan sumber energy. Berbagai
mineral dan bahan baku industri letaknya pada laut yang kedalamannya lebih dari
200 m. masalah yang dihadapi dalam pemanfaatan laut sebagi sumber bahan baku
dan sumber energy adalah kurangnya tenaga ahli dan terampil yang mampu
mengeksploitasi dan mengeksplorasi sumber- sumber tersebut di dalam , disamping
masalah permodalannya

3.

Lautan sebagai medan kegiatan industri. Pemanfaatan laut sebagai medan


kegiatan industri belum efektif dan efesien. Masalahnya antara lain adalah belum
meratanya kegiatan industri

4.

Laut sebagai tempat bermukim dan bermain. Pemanfaatan laut sebagai tempat
bermukim bagi sebagian suku laut seperti suku Badjo, suku anak lau, belumlah
diatut dan dikelola dengan baik. Demikian halnya laut sebagai tempat bermain/
olahraga seperti selancar, diving, dsb.

5.

Laut sebagai medan hamkamnas. Bidang hamkamnas sangan dominan pada laut
sebagai media penting dalam kegiatan hamkamnas. Permasalahan yang dihadapi
adalah terbatasnya sarana untuk pertahanan dan keamanan di laut.

6.

Laut sebagai zona ekonomi ekslusif Indonesia. Dengan diberlakukannya konvensi


PBB tentang hukum laut tahun 1982 (UNCLOS 82) maka Indonesia sebagai salah
satu Negara yang diuntungkan, masalahnya adalah semua potensi sumberdaya
yang terdapat di ZEEI yang hak pengelolaannya diberikan kepada Indonesia belum
bisa diketahui secara pasti, apalagi dimanfaatkan sebagai sumber pambangunan.

potensi maritim belum mendapatkan prioritas penanganan secara proporsional


sehingga berbagai kendala tak pernah dapat diatasi secara tuntas, terutama
menyangkut

upaya

memelihara

langkah

dan

keterpaduan

pembangunan.

Pembangunan maritim memerlukan sistem pengelolaan terpadu wilayah pesisir dan


lautan.
c) Terdapat berbagai kendala umum yang muncul dalam rangka pemanfaatan laut
wilayah nusantara untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat, terkait dengan fungsi
dan kedudukan laut, seperti kurangnya tenaga ahli, belum meratanya kegiatan
industri, maupun belum adanya pengaturan dan pengelolaan yang baik/

Sebuah trasformasi besar sedang terjadi di abad ke-21 ini. Pusat gravitasi geo-ekonomi dan geopolitik dunia sedang bergeser dari Barat ke Asia Timur. Negara-negara Asia sedang bangkit.
Momentum ini, akan sangat baik dalam menunjang cita-cita Indonesia sebagai poros maritim dunia.

Untuk menjadi sebuah negara maritim, maka infrastrukur antar pulau dan sepanjang pantai di setiap
pulau merupakan hal yang harus dibangun dan dikembangkan. Jalan antarpulau ini harus benar-benar
dapat direalisasikan untuk mempercepat transportasi antar pulau di Indonesia.
Indonesia memiliki potensi besar menjadi poros maritim dunia mengingat Indonesia berada di daerah
equator, antara dua benua Asia dan Australia, antara dua samudera Pasifik dan Hindia, serta negaranegara Asia Tenggara. Untuk dapat menjadi poros maritim dunia maka sistem pelabuhan di Indonesia
harus dimodernisasi sesuai dengan standar internasional sehingga pelayanan dan akses di seluruh
pelabuhan harus mengikuti prosedur internasional.
Untuk mewujudkan Indonesia sebagai poros maririm dunia, Presiden Jokowi memaparkan lima pilar
utama yang akan menjadikan Indonesia mewujudkan cita-citanya sebagai poros maritim dunia.
Kelima pilar itu yakni pertama, pembangunan kembali budaya maritim Indonesia.
Sebagai negara yang terdiri atas 17 ribu pulau, bangsa Indonesia harus menyadari dan melihat
dirinya sebagai bangsa yang identitasnya, kemakmurannya, dan masa depannya, sangat ditentukan
oleh bagaimana kita mengelola samudera, katanya.
Pilar kedua adalah komitmen menjaga dan mengelola sumber daya laut dengan fokus membangun
kedaulatan pangan laut melalui pengembangan industri perikanan dengan menempatkan nelayan
sebagai pilar utama. Kekayaan maritim kami akan digunakan sebesar-sebesarnya untuk kepentingan
rakyat kami.
Pilar ketiga adalah komitmen mendorong pengembangan infrastruktur dan konektivitas maritim
dengan membangun tol laut, pelabuhan laut, logistik, dan industri perkapalan, serta pariwisata
maritim.
Diplomasi maritim yang mengajak semua mitra Indonesia untuk bekerja sama pada bidang kelautan
adalah pilar keempat agenda pembangunan itu.
Bersama-sama kita harus menghilangkan sumber konflik di laut, seperti pencurian ikan,
pelanggaran kedaulatan, sengketa wilayah, perompakan, dan pencemaran laut, ujarnya.
Terakhir adalah sebagai negara yang menjadi titik tumpu dua samudera, Indonesia berkewajiban
membangun kekuatan pertahanan maritim.
Hal ini diperlukan bukan saja untuk menjaga kedaulatan dan kekayaan maritim kami, tetapi juga
sebagai bentuk tanggung jawab kami dalam menjaga keselamatan pelayaran dan keamanan maritim,
katanya.

Cita-cita dan agenda di atas akan menjadi fokus Indonesia di abad ke-21. Indonesia akan menjadi
Poros Maritim Dunia, kekuatan yang mengarungi dua samudera. Sebagai bangsa bahari yang
sejahtera dan berwibawa, kata Presiden Jokowi dengan tegas.

Anda mungkin juga menyukai