Anda di halaman 1dari 4

Balasan.

Kali ini senjaku bersama gitar dan kopi, tepat di beranda belakang kontrakan di kota
semi-metropolitan. Senja memang suatu hal yang sangat cocok untuk mengadu dan ceritaku
selalu sama, Seharusnya kau tercatat di Rekor Muri sebagai pencerita senja.
Terdengar suara gembok pagar depan berbunyi, seorang kurir pos berdiri dengan senyum
yang terlatih dan terpaksa, Mas, ada kiriman pos untuk alamat XXXX. Ternyata yang
menyebabkan Mas Kurir Pos bekerja mengedarkan surat atau kiriman paket sampai sesenja ini
adalah motor buntut kantornya dan aplikasi Poke-Go. Sampean kekinian sisan, Mas. Sambil
tersenyum kembali ke beranda belakang, masih terdengar suara Mas Kurir Pos men-starter motor buntut kantornya.
Tidak ada nama atau alamat pengirim. Pada penutup surat terdapat tanda tangan pengirim
dan bekas lem yang tak rapi. Terdapat dua kemungkinan; Pertama, pengirim surat misterius ini
terlalu terburu-buru untuk sekedar membubuhi lem yang tak akan memakan waktu lima menit,
atau yang Kedua adalah Mas Kurir telah melanggar kode etik Kantor Pos untuk tidak melihat isi
surat, menimbang surat misterius ini lumayan tebal namun tak berat: bisa jadi uang, pikirnya.
Namun untuk jaman Milinum Pentium core i7 seperti ini, siapa gerangan yang masih
membudayakan mengirim surat melalui pos ?
Kopi hitam sudah mulai dingin diiringi senja yang telah menenggelamkan nirwana.
Senja, Kopi dan Gitar adalah pelarian juga teman terindah untuk sekedar membunuh waktu atau
meregangkan otot kepala. Aku tak bisa membayangkan ketika mereka bertiga dipertemukan
dengan kamu, sulit kutemukan kata-kata yang cocok untuk kalian. Perhatianku tertuju pada surat
misterius ini, ternyata isinya adalah empat buah foto senja beserta note ditiap fotonya dan sebuah
kertas A4 kusut yang terlipat rapi, kertas ini sepertinya sudah mengalami perjuangan yang sangat
hebat sampai sekusut ini.

1. 30/06/2016
Pantai Lovina, Bali

2. 30/06/2016
Pantai Lovina, Bali

3. 01/07/2016
Tol Surabaya

4. 10/07/2016
Sindu Kusuma Edupark, Jogja

Maaf baru bisa balas. Sudah berapa lama ? Dua atau tiga tahun ? Terima kasih, potongan
senja yang kamu kirim sangat bagus. Sudah terpajang megah di ruang tengah, sangat serasi
dengan konsep minimalis rumahku. Kamu memang selalu bisa menyempurnakan. Dari teman
lama. Adalah jawaban untuk segala pertanyaan mengenai senjamu, termasuk juga tunanganku.
Sebagai iktikad baik, telah kupotong rapi empat buah senja sekaligus, semoga kamu suka. Sehat
selalu, salam hangat.
Mendadak hujan malam ini setelah sore yang begitu dramatis. Ku urungkan niat untuk
membeli nasi goreng ujung gang, beralih pada santapan khas tanggal tua; mie rebus, telur dan
nasi adalah menu yang terlalu nyaman dan pas di perut dan saku. Mendadak pula tubuh ini
diguyur kenangan setelah menerima suratmu; tunangan ? Aku bahkan untuk sekedar teman chat
harus mengunduh Tinder.
Sudah tiga tahun berlalu sejak kukirim potongan senja beserta bingkainya. Bagaimana
jerih payah kala itu untuk memotong senja yang begitu elok dan melarikannya, menjadi
tersangka atas tuduhan memotong senja secara illegal demi obsesimu kepada senja.
Menghabiskan tabungan demi memaksa Kantor Pos untuk bersedia mengirimkan surat cinta
beserta senjanya.
Terima kasih, senja yang kamu kirim sangat indah; sepertinya kameramu baru ya ?
Semoga hidupmu bersamanya sehangat dan setenang senja seperti doa-doa mu dulu bersamaku.
Tapi maaf, suratmu tidak bisa kubalas dalam waktu dekat karena sepertinya membutuhkan waktu
untuk membalasnya. Seperti halnya kamu.

Anda mungkin juga menyukai