KLIEN
mengucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing dan semua pihak yang telah
membantu kami dalam proses penyusunan makalah ini hingga selesai.
Makalah ini berisi tentang Asuhan Keperawatan pada Pasien Hipoparatiroid.
Makalah ini bertujuan agar pembaca mengetahui bagaimana memberikan asuhan
keperawatan pada pasien hipoparatiroid yang benar.
Kami menyadari makalah yang kami buat tidaklah sempurna. Oleh karena itu,
apabila ada kritik dan saran yang bersifat membangun terhadap makalah ini, kami
sangat berterima kasih. Demikian makalah ini kami susun. Semoga dapat
bermanfaat bagi kita semua.
Penyusun
DAFTAR ISI
Kata pengantar.............................................................................................
Daftar isi.......................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang...........................................................................
1.2 Rumusan Masalah......................................................................
1.3 Tujuan.........................................................................................
1.3.1 Tujuan Umum ......................................................................
1.3.2 Tujuan Khusus .......................................
1.4 Manfaat .....................................................................................
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Anatomi dan Fisiologi Kelenjar Paratiroid ....................
2.1.1 Anatomi .......................................
2.1.2 Fisiologi .......................................
2.2 Definisi Hipoparatiroid ..................................
2.3 Klasifikasi Hipoparatiroid ...............................................
2.4 Etiologi Hipoparatiroid ....................................................
2.5 Patofisiologi Hipoparatiroid .............................................
2.6 Manifestasi Klinis Hipoparatiroid.....................................
2.7 Komplikasi Hipoparatiroid.......................................
2.8 Pemeriksaan Diagnostik Hipoparatiroid....................................
2.9 Penatalaksanaan Hipoparatiroid ..........................................
2.10 WOC (Terlampir) .......................................
BAB III ASUHAN KEPERAWATAN
3.1 Studi Kasus .............................................................................
3.2 Pengkajian ...........................................................................
3.3 Pemeriksaan Penunjang ..........................................................................
3.4 Analisa Data ...........................................................................
3.5 Diagnosa Keperawatan .........................................................................
3.6 Intervensi Keperawatan ..............................................................
3.7 Evaluasi ..............................................................................
BAB 4 PENUTUP
4.1 Kesimpulan ..............................................................................
4.2 Saran ..............................................................................
DAFTAR PUSTAKA ..............................................................................
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kelenjar paratiroid adalah suatu organ dalam sistem endokrin yang
berfungsi mensekresi parathormon (PTH), senyawa tersebut
membantu
ke
tingkat
penurunan
hormon
paratiroid
(PTH).
Pada
hipokalsemia
ini
diantaranya
bisa
menyebabkan
iritabilitas
tindakan
menghilangkan
gejala
hipoparatiroidisme
serta
hipokalsemia.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Anatomi dan Fisiologi Kelenjar Paratiroid
2.1.1 Anatomi
Kelenjar paratiroid tumbuh dari jaringan endoderm, yaitu sulcus pharyngeus
ketiga dan keempat. Kelenjar paratiroid yang berasal dari sulcus pharyngeus
keempat cenderung bersatu dengan kutub atas kelenjar tiroid yang membentuk
kelenjar paratiroid dibagian kranial. Kelenjar yang berasal dari sulcus
pharyngeus ketiga merupakan kelenjar paratiroid bagian kaudal, yang kadang
menyatu dengan kutub bawah tiroid. Akan tetapi, sering kali posisinya sangat
bervariasi. Kelenjar paratiroid bagian kaudal ini bisa dijumpai pada
posterolateral kutub bawah kelenjar tiroid, atau didalam timus, bahkan berada
dimediastinum. Kelenjar paratiroid kadang kala dijumpai di dalam parenkim
kelenjar tiroid.
Secara normal ada empat buah kelenjar paratiroid pada manusia, yang
terletak tepat dibelakang kelenjar tiroid, dua tertanam di kutub superior kelenjar
tiroid dan dua di kutub inferiornya. Namun, letak masing-masing paratiroid dan
jumlahnya dapat cukup bervariasi, jaringan paratiroid kadang-kadang ditemukan
di mediastinum.
2.3 Klasifikasi
Hipoparatiroid dapat berupa hipoparatiroid neonatal, simpel idiopatik
hipoparatiroid, dan hipoparatiroid pascabedah.
1. Hipoparatiroid neonatal
Hipoparatiroid neonatal dapat terjadi pada bayi yang dilahirkan oleh
ibu yang sedang menderita hiperparatiroid. Aktivitas paratiroid fetus
2.
2.4 Etiologi
Paratiroid akan melakukan pengaturan terhadap kadar kalsium dalam darah
sehingga kadar kalsium akan menjadi normal sebagai bentuk homeostasis tubuh,
namun dalam beberapa kondisi hormon paratiroid akan mengalami pengurangan
dalam tubuh yang bisa disebabkan oleh bebrapa hal, dan diantaranya adalah:
1. Kelainan kongenital, berupa tidak adanya kelenjar paratiroid yang
disebabkan oleh beberapa faktor seperti terkena sindrome Di George,
sindrom ini menyebabkan komplikasi dimana kadar kalsium dalam
darah mengalami penurunan
2. Destruksi
autoimun
kelenjar
paratiroid,
seperti
HAM
kelenjar
paratiroid,
hipo
atau
hipermagnesemia
dapat
menyebabkan hipokalsemia.
5. Penyakit infiltratif pada kelenjar paratiroid ( penyakit wilson)
6. Metastase pada kelenjar paratiroid
Jika kadar kalsium dan PTH keduanya rendah, maka akan terdapat
keadaan hipoparatiroid. Sebagai alternative, jika kadar kalsium rendah dan
kadar kadar PTH nya tinggi maka kemungkinan:
1. Defisiensi vit D yang menyebabkan hipokalsemia dan direspon oleh
kelenjar paratiroid.
2. PTH yang abnormal atau tidak berfungsi.
3. Reseptor PTH yang resisten terhadap PTH
Penyebab hipopartiroidisme yang paling sering ditemukan adalah sekresi
hormon paratiroid yang kurnag adekuat akibat suplai darah terganggu atau
setelah jaringan kelenjar paratiroid diangkat pada saat dilakukan
tiroidektomi, paratiroidektomi, atau diseksi radikal leher. Atrofi kelenjar
paratiroid
yang
etiologinya
tidak
diketahui
merupakan
penyebab
Rubenstein
(2007)
juga
berpendapat
bahwa
etiologi
hipoparatiroidisme yaitu:
1. Idiopatik.
2. Pascabedah tiroid dan paratiroid.
3. Pseudohipoparatiroidisme (penurunan sensitivitas terhadap PTH)
2.5 Patofisiologi
Gejala hipoparatiroidisme disebabkan oleh defisiensi parathormon yang
mengakibatkankenaikan kadar fospat darah (Hiperfospatemia) dan penurunan
konsentrasi kalsium darah (hipokalsemia) tanpa adanya parathormon akan
terjadi penurunan obsorpsi intestinalkalsium dari makanan dan penurunan
resorpsi kalsiun dari tulang dan di sepanjang tubulusrenalis penurunan eskresi
fospat melalui ginjal menyebabkan hipofospaturia, dan kadarkalsiun serum
yang rendah mengakibatkan hipokalsiuria.
2.6 Manifestasi klinis
Hipoparatiroid ini biasanya bisa terjadi akibat operasi kelenjar tiroid yang
kurang cermat, sehingga kelenjar paratiroid ikut terangkat. Hipoparatiroid
buatan seperti ini akan menimbulkan gejala klinis (Manuaba, 2007):
1. Kesemutan di tangan, jari, dan sekitar mulut
2. Kram otot parah dari seluruh tubuh
3. Kejang-kejang. Hal ini dikarenakan kalsium yang memiliki beberapa
fungsi utama di dalam tubuh kita termasuk memberikan energi listrik
untuk seluruh sistem saraf, menyediakan energi listrik untuk kontraksi
otot, dan memberikan kekuatan untuk tulang.
4. Hipokalsemia menyebabkan iritabilitas sistem neuromuskuler yang
berupa tetanus. Tetanus merupakan hipertoni otot yang menyeluruh
disertai tremor dan kontraksi spasmodik atau tak terkoordinasi yang
terjadi dengan atau tanpa upaya untuk melakukan gerakan voluntir.
5. Tetanus Laten
Pada tetanus laten, ditunjukkan oleh tanda Trousseau atau tanda
Chvostek yang positif diantaranya:
mmol/L)
dan
menghilangkan
gejala
hipoparatiroidisme
serta
BAB 3
ASUHAN KEPERAWATAN
3.1 Studi Kasus
Tn. A usia 57 tahun datang ke rumah sakit pada tanggal 7 Maret 2015 dengan
keluhan sering mengalami kejang 1 bulan terakhir. Saat pengukuran TTV
didapatkan TD : 90/80 mmHg, suhu : 370C, nadi : 88x/menit, RR : 20x/menit dan
suara nafas stridor. Hasil uji laboratorium menunjukan kalsium 3-5 mg/dL
(normalnya 8.510.5 mg/dl), kadar fosfat 6.0 mg/dL (normalnya 2.5-4.5 mg/dL).
Keluarga pasien mengatakan bahwa saat di rumah pasien sering mengeluh sakit
kepala, sulit nafas saat kejang, kejang/kekakuan dirasakan pada muka, terkadang
pada tangan dan kaki, dan akhir-akhir ini pasien tidak mau makan dikarenakan
susah menelan. Berat badan pasien turun dari 65kg menjadi 62kg. Terdapat Tanda
Chvostek atau Trousseaus positif pada pasien. Pasien mengatakan pernah
mengalami operasi bedah leher 2 bulan yang lalu.
3.2 Pengkajian
1. Identitas
Nama
: Tn.A
Usia
: 57 tahun
Jenis Kelamin
: Pria
Etiologi
Penurunan kalsium dalam
mengeluh
kali
saat
darah
sulit
terjadi
kejang
Iritabilitas neuromuscular
Kejang otot pada
bronkus/laring
DO :
Suara nafas stridor
DS :
Pasien
Masalah Keperawatan
Pola nafas tidak efektif
Sulit bernafas
Pola nafas tidak efektif
Iritabiltas neuromuscular
mengeluh
sulit
Sulit menelan
Disfagia
Intake nutrisi kurang
Tetanus laten
Intoleransi Aktivitas
Ekstremitas kaku
Defisiensi parathormon
Peningkatan kadar fosfat
dalam darah & penurunan
DO : -
Risiko Cidera
Iritabilitas sistem
neuromuscular
Tetanus
Kejang
Risiko cidera
3.5 Diagnosa Keperawatan
1. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan spasme laring akibat aktivitas
kejang.
2. Nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan intake nutrisi inadekuat.
3. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kekakuan ekstremitas.
4. Resiko cidera berhubungan dengan kejang yang diakibatkan oleh
hipokalsemia.
3.6 Intervensi Keperawatan
Diagnosa Keperawatan: Pola nafas tidak efektif
Tujuan : Pola nafas kembali efektif
Kriteria Hasil :
1. RR 16-20 kali/menit
2. Ekspansi paru mengembang
Intervensi
Rasional
1. Kaji upaya pernapasan dan kualitas 1. Untuk mengetahui suara dan keadaan
suara napas setiap 2 jam
jalan nafas
2. Auskultasi untuk mendengar stridor 2. Untuk mengetahui adanya stridor yang
laring tiap 4 jam
3. Baringkan
pasien
pemberian
oksigen
dari klien
2. Untuk meningkatkan motivasi klien
3. Dorong
memilih
untuk makan
3. Memudahkan klien untuk menelan dan
tinggi
pasien
untuk
dalam tubuh
5. Untuk menentukan diet yang sesuai
dengan kebutuhan klien
dalam
beraktivitas
sesuai
dengan
kemampuannya
4. Untuk menghindari risiko cidera saat
klien melakukan aktivitasnya
5. Menumbuhkan motivasi klien untuk
melakukan
kemampuannya
aktivitas
sesuai
Rasional
memantau
perkembangan
sampai 4 jam
keadaan umum pasien
2. Pantau fungsi jantung secara terus 2. Untuk mengetahui perkembangan
menerus
keadaan kerja jantung klien
3. Bila pasien dalam tirah baring berikan 3. Mengurang risiko klien terjatuh dari
bantalan
pada
tempat
tidur
dan
tempat tidur
untuk
berjalan,
singkirkan
akibat
benda-benda
tajam
menangani
kejang
gejala
dini
dan
dalam
dengan
3.7 Evaluasi
1. Dx 1 : Pola nafas efektif, RR 16-20 kali permenit, TTV dalam batas normal,
Ekspansi paru mengembang.
2. Dx 2 : Nutrisi adekuat, masukan makanan dan cairan adekuat, energi adekuat,
BB normal.
BAB 4
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Hipoparatiroid adalah gangguan endokrin pada kelenjar paratiroid karena
penurunan atau penggunaan hormone paratiroid yang tidak mencukupi,
ditandai dengan peka rangsang neuromuscular dan peningkatan reflex tendon
dalam. Hipoparatiroid dapat berupa hipoparatiroid neonatal, simpel idiopatik
hipoparatiroid, dan hipoparatiroid pascabedah. Tanda dan gejala dari
hipoparatiroid Kesemutan di tangan, jari, sekitar mulut, Kram otot parah dari
seluruh tubuh, kejang-kejang, hipokalsemia, tetanus laten, tetanus yang nyata
(overt). Hipoparatiroid gangguan yang jarang terjadi tapi bisa terjadi pada
anak-anak sampai lansia.
4.2 Saran
Sebaiknya kita mengetahui tanda dan gejala dari hipoparatiroid sebelum
kita terkena penyakit ini. Karena penyakit ini bisa menyerang kelenjar
paratiroid kita. Apabila kita mengetahui gejala awal dari penyakit ini, kita
bisa mencegah agar tidak semakin parah dengan memeriksakan diri secepat
mungkin ke dokter atau ke sarana kesehatan terdekat.
DAFTAR PUSTAKA
Baradero, Mary SPC etc. 2009. Seri Asuhan Keperawatan Klien Gangguan
Endokrin. Jakarta : EGC
Rumahorbo, Hotma. 2000. Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan System
Endokrin. Jakarta: EGC
Wiwik M, Ira Sari Yudaniayanti, Nusdianto Triakoso. J. Penelit. Med. Eksakta.
Vol. 8, No. 1, April 2009: 31-38
http://journal.unair.ac.id/filerPDF/05%20vol%208%20no%202%20April
%202009%20FKH%20 wiwik%20misako_%2031-38.pdf (diakses pada 7 Maret
2015 pk 10.00 WIB)
Parathyroid Clinic, Norman. 2009. Symptoms of Parathyroid Disease and
Hyperparathyroidism_ Parathyroid Symptoms_ High Calcium, Tiredness,
Osteoporosis,
Fatigue,
Weakness,
Lack
of
Energy,
and
others.