Anda di halaman 1dari 14

PRAKTIKUM FISIKA LISTRIK

PERCOBAAN L2 JEMBATAN WHEATSTONE


I.

TUJUAN
1. Memahami prinsip kerja Jembatan Wheatstone.
2. Menentukan besarnya hambatan dengan menggunakan metoda Jembatan Wheatstone.
3. Dapat merangkai rangkaian Jembatan Wheatstone.

II.

ALAT-ALAT
1. Sumber tegangan (DC).
2. Bangku hambatan.
3. Komutator.
4. Galvanometer/Zerodetector.
5. Meja ukur lengkap.
6. Kabel kabel penghubung (11 buah).
7. Kabel dengan kontak geser.
8. Hambatan yang diukur besarnya (2 buah).

III.

TEORI
Jembatan Wheatstone merupakan suatu susunan rangkaian listrik untuk mengukur
suatu tahanan yang tidak diketahui besarnya dengan cara membandingkan dengan hambatan
yang besarnya telah diketahui dimana arus yang mengalir pada galvanometer sama dengan nol.
Susunan rangkaian listrik Jembatan Wheatstone bisa dilihat pada gambar berikut.
C
Rb
I3
A

Rx
IG
G

I4
I2

I1
R1

R2
D

Gambar 1
Prinsip kerja Jembatan Wheatstone yaitu ketika arus masuk melewati rangkaian, maka
jarum pada galvanometer akan menyimpang artinya ada arus yang melewatinya yaitu antara
titik C dan D ada beda potensial. Dengan mengatur besarnya Rb juga hambatan geser untuk
menentukan nilai R1 dan R2 (pada prakteknya R1 dan R2 merupakan sebuah kawat A-B) akan
dapat di capai galvanometer G tak teraliri arus (Ig=0), artinya tak ada beda potensial antara
titik C dan D. Sehingga :
Vc=Vd(1)
Maka diperoleh persamaan:
Rx=(R2/R1)Rb(2)
C

K
G

Rb

I3

I4

I2

I1
A

Rx

D
L1

L2

ST

AC

Gambar 2
Keterangan gambar :
K

= komutator untuk mengubah arah arus

Rb

= hambatan yang diketahui nilainya (bangku hambatan)

Rx

= hambatan yang ingin dicari besarnya

= galvanometer

= kawat hambatan lurus pada mistar

ST

= sumber tegangan

Keterangan posisi
L1 di sisi 1 dengan hambatan R1
L2 di sisi 2 dengan hambatan R2
Rb di sisi 3 dengan hambatan Rb
Rx di sisi 4 dengan hambatan Rx
Jika kawat A-B serba sama dengan hambatan tiap satuan panjang, maka persamaan
(2) menjadi:
Rx

L2
xRb
L1

Rx

atau

L2
xRb
L1

.(3)

Disini terlihat bahwa besaran-besaran yang diperlukan hanyalah perbandingan antara L2 dan
L1, atau panjang kawat AD dan DB.

IV.

TUGAS PENDAHULUAN
1. Apa yang anda ketahui tentang jembatan wheatstone?
Jawab:
Jembatan wheatstone merupakan suatu metoda dengan susunan rangkaian listrik yang
digunakan untuk mengukur tahanan yang besarnya belum diketahui dengan cara
membandingkan dengan tahanan yang besarnya telah diketahui dan arus yang mengalir
pada galvanometer sama dengan nol.

2. Tuliskan rumus hambatan pada suatu kawat, bila kawat serba sama, buktikan hubungan :
L2 R2

L1 R1

Jawab:
Untuk dua buah kawat dengan luas penampang dan hambatan jenis tertentu, dapat
diketahui hambatannya sebagai berikut.

R1 = 1

l1
A1

; R2 = 2

l2
A2

Dengan :
R = Hambatan ()
= Hambatan jenis suatu bahan (.m)
l = panjang kawat (m)
A = luas penampang kawat (m2)
Bila dua buah kawat tersebut serba sama berarti hambatan jenis dan luas penampangnya
sama (1= 2 dan A1=A2.), maka

R2/R1 = (2

l2
A2

)/(1

l1
A1

) = l2/l1 (terbukti)

3. Apakah persyaratan untuk suatu galvanometer?


Jawab:

Peka terhadap arus kecil.

Tidak dipengaruhi medan magnet dan medan listrik dari luar.

Dapat mengukur besarnya arus dengan dua arah, atau tegangan yang dengan dua
polaritas (yang berbeda untuk tiap terminalnya).

4. Buktikan rumus (2)!


Jawab:
Rx=(R2/R1)Rb
Pada keadaan setimbang IG = 0;
maka VCD=0; Vc=Vd; I3 =I4, I1 = I2.
VAB = I3Rb + I4Rx; I3 =I4

= I3(Rb + Rx)
VAB = I1R1 + I2R2; I1 = I2
= I1(R1 + R2)
I3(Rb + Rx) = I1(R1 + R2)(1)
VAC = VAD ; Vc=Vd
I3Rb = I1R1(2)
Substitusi persamaan (2) ke persamaan (1)
( Rb Rx )

Rb
( R1 R 2)
R1

Rb + Rx = Rb +

Rb
R1

x R2

Rx = (R2/R1)Rb(terbukti)
5. Apa fungsi dari:
a)

Sumber tegangan DC

b)

Galvanometer

c)

Resistor
Jawab:
a) Menyuplai tegangan dan mengalirkan arus searah.
b) Sebagai pendeteksi adanya arus yang mengalir atau mengukur arus yang sangat kecil,
batas ukurnya microampere.

c) Sebagai penahan arus sementara sebelum arus tersebut diproses dan disalurkan pada
komponen elektronika lainnya, sebagai pembagi/pembatas arus, penurun tegangan
dan pembagi tegangan.

6. Apakah yang dimaksud dengan rangkaian seri dan paralel. Gambarkan rangkaiannya,
serta beri tanda kutub positif dan negatifnya! dan bagaimana mencari hambatan
penggantinya!
Jawab:
Menurut pemasangannya, komponen-komponen pada rangkaian seri dipasang berderet
yang mengakibatkan tiap komponen dilalui arus yang sama baik besar maupun arahnya

sedangkan pada rangkaian paralel dipasang berjejer mengakibatkan tiap komponen


tegangannya sama baik besar dan polaritasnya.
Pada rangkaian seri jumlah node(titik acuan) yang ada minimal 3 node sedangkan
rangkaian paralel 2 node saja.
Contoh rangkaian seri:

cara mencari Rtotal = R1 + R2 + R3 + ..+ Rn ;


n = banyaknya resistor
Contoh rangkaian paralel:

cara mencari Rtotal :


1
1
1
1
1

...
Rtot R1 R 2 R3
Rn

Rtot

; n = banyaknya resistor

1
1
1
1
1

...
R1 R 2 R3
Rn

7. Apa gunanya komutator? Gambarkan skema dan bagaimana cara kerjanya?


Jawab:

komutator
beban

Sumber
tegangan
DC

output

DC

Untuk

membalik/menukar

polaritas

terminal outputnya, mengubah arah arus, atau menyearahkan arus.


Skema 1:
(Tuas komutator ke sebelah kanan)

komutator
beban

output

Sumber
tegangan
DC
DC

Skema 2:
(Tuas komutator ke sebelah kiri)

Penjelasan:
Arus(dalam hal ini yang bernilai positif) mengalir dari kutub positif menuju ke kutub
negatif, maka dengan menukar polaritas (kutub positif/negatif) akan mengakibatkan
perubahan arah arus dan alirannya searah.
Cara kerja:
Komutator terdiri dari dua buah skala yang masing-masing mempunyai arus terminal
kontak.

S1 anak terminal kontak 1 dan 2 -> terminal kontak 1 dihubungkan dengan 4


S2 anak terminal kontak 3 dan 4 -> terminal kontak 3 dihubungkan dengan 2
Jika kutub C dan D dihubungkan dengan (+)(-), kemudian S1 terhubung pada kontak 1
dan 3. Maka pada terminal A (+) dan B (-). Jika S1 dan S2 terhubung dengan 3 dan 4,
maka terminal A(-) dan B(+).
V.

PROSEDUR PERCOBAAN
1. Catat keadaan ruang sebelum percobaan!
2. Susunlah rangkaian seperti pada gambar 2 dengan menggunakan Rx1, komutator(K) dalam
keadaan terbuka, kondisi awal Rb = 0, dan belum dihubungkan dengan sumber tegangan!
3. Pasang arus mula-mula minimum, dengan cara mengatur hambatan pengatur yang ada
pada sumber tegangan.
4. Setelah diperiksa oleh asisten, letakkan kontak geser kira-kira ditengah L, kemudian
hubungkan komutator dengan sumber arus!
5. Atur simpangan galvanometer (5-10 A) dengan mengatur hambatan putar pada sumber
arus!
6. Usahakan agar simpangan jarum galvanometer (G) menjadi nol dengan cara mengubahubah besarnya hambatan pada bangku hambatan(Rb)! Catat besarnya hambatan Rb yang
digunakan!
7. Buatlah arus menjadi maksimum sedikit demi sedikit(simpangan jarum G tidak pada posisi
nol lagi)!
8. Atur posisi kontak geser (D) sehingga diperoleh simpangan jarum galvanometer pada
posisi nol, kemudian catat panjang L1!
9. Baliklah arah arus dengan mengubah posisi komutator, kemudia ulangi langkah IV.8!
10. Putar hambatan putar pada sumber arus hingga minimum, kemudia buat komutator dalam
keadaan terbuka, dan matikan sumber arus!
11. Tukar posisi Rb dan Rx(Rb menjadi di sisi 4 dan Rx di sisi 3)!
12. Ulangi langkah IV.2 s.d. IV.12 untuk kedudukan ini!
13. Ulangi langkah IV.2 s.d. IV.11 untuk Rx2, Rx1 dan Rx2 dirangkai seri, juga Rx1 dan Rx2
dirangkai paralel!
14. Catat keadaan ruang setelah percobaan!

VI.

DATA PENGAMATAN
Tabel Keadaan Ruang

Awal

Akhir

(2,60 0,05) 10

(2,60 0,05) 10

Tekanan

(7,3950 0.0038)

(7,3950 0.0038)

(mmHg)

102

102

Kelembaban

(6,00 0,05) 10

(6,00 0,05) 10

Temperatur
(C)

(%)

Tabel Pengamatan
Sisi

Rx

Rb ()

Rx1

100

Rx2

200

Rxseri

300

Rxparalel

65

Rx1

105

Rx2

200

Rxseri

305

Rxparalel

70

L (cm)
L1+
L150,5
50,5
(5,0500,005) 10
(5,0500,005) 10
50,3
50,3
(5,0300,005) 10
(5,0300,005) 10
50,3
50,3
(5,0300,005) 10
(5,0300,005) 10
50,1
50,1
(5,0100,005) 10
(5,0100,005) 10
49,1
48,5
(4,9100,005) 10
(4,8500,005) 10
50,4
50,4
(5,0400,005) 10
(5,0400,005) 10
50,2
50,2
(5,0200,005) 10
(5,0200,005) 10
49,3
49
(4,9300,005) 10
(4,9000,005) 10

VIII.

TUGAS AKHIR DAN PERTANYAAN


1. Gambarkan rangkaian serta skema peralatan yang saudara rangkaikan! Beri tanda kutub
positif dan negatif bila perlu!
Jawab:
C

K
G

Rb

I3

I4

I2

I1
A

Rx

D
L1

L2

2. Hitung harga masing-masing Rx!


Jawab:
Rx1 = (9,90 0,02)10
Rx2 = (2,004 0,004)102
Rx seri = (3,019 0,006)102
Rx paralel = (6,618 0,013)10

ST

AC

3. Hitung Rx seri dan Rx paralel menurut teori!


Jawab:
Rx seri = (2,994 0,006) 102
Rx paralel = (6,628 0,013)10
4. Hitung Rx seri dan Rx paralel menurut hasil percobaan!
Jawab:
Rx seri = (3,019 0,006) 102
Rx paralel = (6,618 0,013)10
5. Bandingkan hasil perhitungan jawaban no.3 dan 4!
Jawab:
Hasil percobaan :
Rx seri = 301,885 atau (3,019 0,006) 102
Rx paralel = 66,184 atau (6,618 0,013)10
Hasil perhitungan teori:
Rx seri = 299,44 atau (2,994 0,006) 102
Rx paralel = 66,284 atau (6,628 0,013)10
Menurut hasil percobaan, nilainya lebih mendekati nilai Rb.
6. Hitung nilai L2 pada rangkaian berikut jika arus yang mengalir ke galvanometer (Ig=0)!
R2

R1

L1
Jawab:
L2 = R2/R1 x L1

L2

7. Bila hasil pengukuran hanya tergantung pada penentuan panjangnya dua bagian kawat
yang diukur A-B, maka ketelitian terjadi bila D terletak di tengah-tengah A-B. Jelaskan dan
buktikan!
Jawab:
Pada metoda jembatan wheatstone tingkat ketelitian hanya bergantung pada panjang L1
dan L2, maka ketelitian yang paling besar terjadi ketika panjang L1=L2. Hal ini
dikarenakan pada kondisi tersebut perbandingan antara ketidakpastian terhadap hasil
pengukurannya paling minimum terjadi.

8. Jika sumber arus diperbesar, kepekaan akan menjadi besar. Mengapa demikian?
Jawab:
Kepekaan suatu galvanometer akan terlihat dari gerak jarum. Suatu galvanometer
dikatakan mempunyai kepekaan yang tinggi bila untuk arus yang sangat kecil dapat
menimbulkan gerakan jarum penunjuk. Karena galvanometer dibuat dengan spesifikasi
demikian. Karena itu, semakin besar arus yang mengalir melewati galvanometer akan
mengakibatkan semakin jauh simpangan jarumnya, atau kepekaannya semakin besar.
9. Apa gunanya tahanan putar pada sumber tegangan!
Jawab:
Tahanan putar dalam sumber tegangan berfungsi untuk mengatur besar kecilnya
tegangan/arus output dari sumber tegangan tersebut atau dengan kata lain, pengaturan arus
minimum/maksimum.
IX.

ANALISIS
Dari hasil percobaan yang telah dilakukan, diperoleh data pengamatan dan hasil akhir
perhitungan dalam menentukan nilai Rx yang belum diketahui. Hingga diperoleh hasil
sebagai berikut.

Rx1
Rx2
Rxseri
Rxparalel

Rb (3) ( )

Rb (4) ( )

100
200
300
65

105
200
305
70

Rx ( )

Rx ( )

Secara percobaan

Secara Teori

99,0436
200,4
301,885
66,184

299,44
66,284

Menurut tabel pengamatan, nilai Rb saat beralih posisi tidak jauh berbeda nilainya,
Pengaruhnya pada L1+ dan L1- terjadi perbedaan nilai. Namun, nilai Rx yang diperoleh cukup
mendekati nilai Rbnya. Nilai Rx secara percobaan dan teori pun tidak jauh berbeda.
Beberapa hal yang menjadi kendala atau berpengaruh terhadap hasil percobaan, diantaranya:
1. Tegangan yang dihasilkan dari power supply, karena sumber dari PLN tidak selalu tepat
220 V, seringkali menurun.
2. Arus pada galvanometer yang diatur tidak selalu tetap posisinya seperti pada awal
pengukuran, sehingga dapat berpengaruh pada nilai Rb.
3. Nilai besaran Rb pada bangku hambatan yang belum dapat dipastikan nilai R sebenarnya.
4. Terlalu lama menentukan besaran Rb sehingga kawat memuai dan terlalu lama saat
pembacaan skala di penggaris sehingga jarum galvanometer berubah.
5. Untuk rangkaian seri akan didapat suatu hambatan pengganti (Rxs) yang lebih besar dari
kedua hambatan penyusunnya (Rx1 dan Rx2) dan apabila terdapat perbedaan yang cukup
besar antara kedua hambatan penyusunnya (misal Rx1>>Rx2) maka hambatan
penggatinya (Rxs) dapat disamakan dengan hambatan terbesar (Rx1) antara kedua
hambatan tersebut. Hal ini dikarenakan sifat hambatan total suatu rangkaian seri adalah
penjumlahan dari masing-masing hambatan penyusunnya.
Rtotal = R1 + R2 + R3 + ..+ Rn
Untuk rangkaian paralel akan didapat suatu hambatan pengganti (Rxp) yang lebih kecil
dari kedua hambatan penyusunnya (Rx1 dan Rx2) dan apabila terdapat perbedaan yang
cukup besar antara kedua hambatan penyusunnya (misal Rx1>>Rx2) maka hambatan
penggatinya(Rxp) dapat disamakan dengan hambatan terkecil (Rx2) antara kedua

Rtot
hambatan tersebut, karena

1
1
1
1
1

...
R1 R 2 R3
Rn

6. Ketidakidealan komponen listrik (adanya toleransi hambatan), pengukuran yang dilakukan


adalah pengukuran tunggal dapat terjadi kesalahan dalam pengamatan, komponen yang
dihubungkan tidak terhubung dengan sempurna sehingga timbul rugi-rugi daya.
X.

KESIMPULAN
Dari percobaan modul L2 ini dapat disimpulkan,

1. Prinsip kerja Jembatan Wheatstone yaitu ketika arus masuk melewati rangkaian, maka jarum pada
galvanometer akan menyimpang artinya ada arus yang melewatinya yaitu antara titik C dan D (pada
gambar) ada beda potensial. Dengan mengatur besarnya Rb juga hambatan geser untuk menentukan
nilai R1 dan R2 (pada prakteknya R1 dan R2 merupakan sebuah kawat A-B) akan dapat dicapai
galvanometer G tak teraliri arus (Ig=0), artinya tak ada beda potensial antara titik C dan D sehingga
Vc=Vd.
2. Nilai hambatan (Rx) yang diperoleh dari percobaan ini sebagai berikut.
Rb (3) ( )

Rb (4) ( )

100
200
300
65

105
200
305
70

Rx1
Rx2
Rxseri
Rxparalel
XI.

Rx ( )

Rx ( )

Secara percobaan

Secara Teori

99,0436
200,4
301,885
66,184

299,44
66,284

DAFTAR PUSTAKA
1. Andar Soeprapto, Drs., Ridwan Muhammad, ST., MT., dkk. 2015. Buku Petunjuk
Praktikum Fisika Dasar. Institut Teknologi Nasional: Bandung.

Anda mungkin juga menyukai