Anda di halaman 1dari 3

KELOMPOK 3D

1. Afrida Nur Aini (2312030077)


2. Ginanjar Adi P

(2312030088)

3. Ahmad Atiq M

(2312030090)

4. Dian Amalia W

(2312030094)

PENGELOLAAN LIMBAH B3 MEDIS RUMAH SAKIT KHUSUS


DI SURABAYA TIMUR
Data timbulan dan komposisi limbah B3 medis diperoleh dengan pengukuran
langsung di lima titik sampel. Timbulan limbah B3 medis rata-rata tiap pasien perhari RSB,
RS. Bedah, RSGM, RSJ berturut-turut adalah 0,102 kg/org.hari, 0,994 kg/org.hari, 1,66
kg/org.hari, 0,032 kg/org.hari, 0,006 kg/org.hari. Komposisi terbesar dari keseluruhan rumah
sakit khusus adalah limbah infeksius. Berdasarkan Kepmenkes No.1204 tahun 2004,
pengertian limbah medis padat yaitu limbah padat yang terdiri dari limbah infeksius, limbah
patologi, limbah benda tajam, limbah farmasi, limbah sitotoksis, limbah kimiawi, limbah
radioaktif, limbah kontainer bertekanan, dan limbah dengan kandungan logam berat yang
tinggi. Rumah sakit menghasilkan limbah B3 medis dari kegiatan pelayanan kepada pasien,
meliputi:

Limbah patologis: terdiri dari jaringan-jaringan, organ, bagian tubuh, plasenta,


bangkai binatang, darah dan cairan tubuh.

Limbah radioaktif: dapat berfase padat, cair maupun gas yang terkontaminasi dengan
radionuklisida dan dihasilkan dari analisis in-vitro terhadap organ tubuh dalam
pelacakan atau lokalisasi tumor, maupun dihasilkan dari prosedur therapetis.

Limbah kimiawi: dapat berupa padatan, cairan maupun gas.

Limbah berpotensi menularkan penyakit (infectious): mengandung mikroorganisme


patogen yang dilihat dari konsentrasi dan kuantitasnya bila terpapar dengan manusia
akan dapat menimbulkan penyakit.

Benda-benda tajam digunakan dalam kegiatan rumah sakitBenda tajam


terkontaminasi oleh darah, cairan tubuh, bahan mikrobiologi atau bahan sitotoksik.

Limbah farmasi (obat-obatan): produk-produk kefarmasian, obat-obatan dan bahan


kimiawi.

Limbah sitotoksik: bahan yang terkontaminasi obat sitotoksik selama peracikan,


pengangkutan atau tindakan terapi sitotoksik.
Limbah B3 medis dibutuhkan pengelolaan secara benar meliputi pemberian simbol

dan label, pengemasan, penyimpanan, pengumpulan, dan pengangkutan. Hal tersebut penting
untuk menghindari terjadinya pencemaran lingkungan sekitar.
Pengelolaan limbah B3 medis meliputi reduksi, pemilahan, pewadahan, pengumpulan
dan pengangkutan. Pengelolaan yang dilakukan rumah sakit khusus dibutuhkan perbaikan
dan kesesuaian dengan peraturan yang berlaku.
Pengelolaan yang telah dilakukan oleh rumah sakit khusus di Surabaya Timur yaitu:
a. Reduksi
Seluruh rumah sakit khusus meliputi RSB. Pura Raharja, RSB. Putri, RS. Bedah Surabaya,
RSGM. Unair, RSJ. Menur telah melakukan upaya reduksi sesuai dengan Kepmenkes No.
1204 Tahun 2004. Upaya reduksi tersebut meliputi:
1. Menyeleksi bahan-bahan yang kurang menghasilkan limbah sebelum membelinya.
2. Menggunakan sedikit mungkin bahan-bahan kimia.
3. Mengutamakan metode pembersihan secara fisik daripada secara kimiawi.
4. Mencegah bahan-bahan yang dapat menjadi limbah seperti dalam kegiatan perawatan dan
kebersihan.
5. Memonitor alur penggunaan bahan kimia dari bahan baku sampai menjadi limbah bahan
berbahaya dan beracun.
6. Memesan bahan-bahan sesuai kebutuhan
7. Menggunakan bahan-bahan yang diproduksi lebih awal untuk menghindari kadaluarsa
8. Menghabiskan bahan dari setiap kemasan
9. Mengecek tanggal kadaluarsa bahan-bahan pada saat diantar oleh distributor.
b. Pemilahan dan Pewadahan
Pemilahan yang telah dilakukan yaitu memilah menjadi 2 jenis yaitu limbah benda tajam dan
lmbah non tajam. Sedangkan pewadahan yang dilakukan yaitu menggunakan container HDPE
untuk limbah non tajam dan Jurigen untuk limbah benda tajam.
c. Pengumpulan
Pengumpulan dilakukan setiap hari dengan frekuensi pengumpulan 1-2 kali dalam 1 hari.
Pengumpulan dengan menggunakan cara manual tanpa troli dan menggunakan troli
pengumpul tanpa simbol.

d. Pengolahan Setempat
Pengolahan setempat dilakukan oleh pihak rumah sakit yang memiliki incinerator atau furnace
dengan suhu rata-rata kurang dari 1000C. Rumah sakit khusus yang memiliki dan
menggunakan incinerator dengan suhu >1000C hanya RSJ. Menur.
e. Pengangkutan
Pengangkutan dilakukan oleh pihak rumah sakit khusus apabila tidak dapat mengolah limbah
B3 medis sendiri. Pengangkutan menuju Rumah Sakit Umum yaitu RSU. Dr. Soetomo dan
RSU. Haji. Kendaraan pengangkut yang digunakan yaitu becak, sepeda motor, dan pick-up
dengan penutup terpal. Frekuensi pengangkutan berbeda-beda yaitu 1-2 kali dalam seminggu
hingga 1 kali dalam sebulan.
Komposisi limbah B3 medis dari keseluruhan jenis rumah sakit khusus adalah sama yaitu
limbah infeksius, limbah infeksius benda tajam, limbah toksik farmasi, limbah patologi dan
limbah radiologi. Komposisi terbesar yang dihasilkan oleh rumah sakit khusus yaitu limbah
infeksius.
Rekomendasi pengelolaan limbah B3 medis untuk setiap rumah sakit khusus yaitu:
a. Pemilahan: Pemilahan dibedakan menjadi 5 jenis yaitu limbah infeksius, limbah infeksius
benda tajam, limbah toksik farmasi, limbah toksik kimia, limbah patologi dan limbah
radiologi.
b. Pewadahan: Warna kontainer harus sesuai dengan karakteristiknya, dilengkapi simbol dan
label, kontainer harus kuat dan tertutup rapat.
c. Pengumpulan dan penyimpanan: Harus menggunakan troli atau kontainer kuat dan tertutup,
petugas harus menggunakan APD, Waktu penyimpanan < 24jam, lokasi pengumpulan berjarak
>300m dari fasilitas umum.
d. Pengolahan setempat: insinerasi dengan suhu>1000C, Terdapat tulisan berbahaya terbaca
jarak 10 m, tinggi cerobong harus lebih tinggi dari bangunan sekitarnya.
e. Pengangkutan: Kendaraan pengangkut yaitu mobil box tertutup, Petugas pengangkut
menggunakan APD, Pengangkutan dilengkapi surat pengangkutan limbah B3 medis.

Keterangan mengerjakan :
Afrida Nur Aini
Ginanjar Adi P
Ahmad Atiq M
Dian Amalia W

Anda mungkin juga menyukai