Anda di halaman 1dari 11

SOFTWARE DERIVE SEBAGAI MINDTOOLS DALAM BELAJAR

MATEMATIKA DI PERGURUAN TINGGI


Fahinu
Program Studi Pendidikan Matematika
Jurusan PMIPA FKIP Universitas Haluoleo Kendari
ABSTRAK
Artikel ini membahas potensi software Derive yang dapat digunakan untuk mendukung
pembelajaran matematika di perguruan tinggi. Proses pembelajaran yang melibatkan
media software komputer, memunculkan pembaharuan dalam pembelajaran matematika
dimana software komputer digunakan sebagai alat bantu berpikir atau mindtools. Dosen
dapat mengembangkan keterampilan berpikir mahasiswa melalui kegiatan elaborasi,
eksplorasi, dan konfirmasi. Kegiatan elaborasi, mahasiswa menyusun instruksi-instruksi
secara terurut sehingga memungkinkan untuk meningkatkan motivasi dan kebermaknaan
belajar. Kegiatan eksplorasi, mahasiswa menyusun dan memvalidasi informasi sebagai
input bagi kegiatan belajar. Kegiatan konfirmasi, mahasiswa dapat mengkonstruksi
kembali pengetahuannya setelah membanding antara hasil pengerjaan manual dengan
hasil pengejaan dengan software. Dengan demikian dalam pembelajaran matematika
menggunakan software derive dapat meningkatkan dan mengembangkan keterampilan
mahasiswa.
Kata Kunci: Derive, mindtools,
konfirmasi,dan keterampilan berpikir.

belajar

matematika,

elaborasi,

eksplorasi,

PENDAHULUAN
Dewasa ini komputer telah dan akan menjadi bagian dari kehidupan masyarakat
kita sehari-hari. Dalam dunia pendidikan, komputer sudah digunakan dan dirasakan
manfaatnya, seperti dalam tutorial maupun inovasi-inovasi pembelajaran. Penggunaan
komputer dalam pembelajaran matematika di Perguruan Tinggi mempunyai daya tarik
tersendiri bagi mahasiswa. Menempatkan pemecahan masalah sebagai pusat dan kegiatan
awal dalam pembelajaran matematika akan membantu mahasiswa dalam bereksplorasi,
berkreasi, kemampuan memberikan alasan (reasoning) dan bahkan beradaptasi akan
suatu perubahan. Oleh karena itu, mereka perlu dibiasakan dengan berbagai masalah
yang harus diselesaikan dan diberi kebebasan dalam mengungkapkan gagasan
pemecahannya dan memberikan penjelasan bagaimana cara dia memecahkan masalah.

Pembelajaran dengan komputer memunculkan pembaharuan dalam pembelajaran


matematika dimana komputer digunakan sebagai alat bantu berpikir atau mindtools.
Mahasiswa mengembangkan kerangka berpikirnya dengan bantuan komputer (Jonassen,
2000). Sebagai mindtools komputer bukan hanya jadi dosen yang memaparkan suatu
materi tetapi juga sebagai partner intelektual, membantu mahasiswa mengkonstruksi
pengetahuannya, mendukung kemampuan eksplorasi mahasiswa pada suatu topik
tetentu, dan membantu siswa memahami keterkaitan antar konsep ( Jonassen, 2000).
Ketrampilan melakukan perhitungan matematik memang tidak dapat diabaikan.
Tetapi perlu diingat bahwa matematika tidak sekedar aritmetika (ilmu hitung). Konsepkonsep maupun teknis dan proses perhitungan seharusnya juga dipelajari dengan terlebih
dulu memberikan masalah-masalah yang terkait. Masalah teknis perhitungan yang lebih
rumit dapat dikerjakan dengan program komputer tertentu. Bagi mahasiswa perlu
diajarkan bagaimana menggunakan komputer untuk membantu mereka menerapkan ideide matematik untuk situasi masalah matematik. Dengan menggunakan komputer,
mahasiswa dapat lebih memusatkan pada pengembangan strategi pemecahan masalah.
Dengan menggunakan komputer mahasiswa dimungkinkan merepresentasikan
gagasannya dalam berbagai cara, baik tulisan, gambar maupun verbal. Visualisasi dan
animasi konsep matematik dengan mudah dapat dilakukan dengan memanfaatkan
komputer. Visualisasi dan animasi akan membantu mahasiswa memahami konsep
matematika yang abstrak dari hal-hal yang lebih kongkrit. Selain itu mahasiswa
diharapkan dapat diajak mengajukan pertanyaan, membuat dugaan dan lebih jauh
mengskplorasi konsep-konsep matematika.
Software saat ini makin banyak diciptakan yang dapat digunakan sebagai mindtools
dalam pembelajaran matematika. Dalam kategori spreadsheet, misalnya: Excel, kategori
konstruksi geometri, misalnya: Wingeom, kategori pengeplot grafik, misalnya Winplot dan

kategori sistem komputasi simbolik, misalnya: Derive. Keempat program ini telah dan terus
dikaji dan dikembangkan oleh para pengembangnya.

Salah satu tujuan Program Studi Pendidikan Matematika Jurusan PMIPA FKIP
Universita Haluoleo Kendari adalah menyiapkan calon guru matematika untuk mampu
menggunakan komputer sebagai mindtools matematik dalam menumbuhkan dan
mengembangkan kemampuan berpikir siswa. Oleh karena itu, perlu mengintegrasikan
komputer dalam pembelajaran matematika. Derive mempunyai potensi yang besar untuk
digunakan dalam pembelajaran matematika baik di sekolah menengah maupun di
perguruan tinggi. Derive mempunyai kemampuan yang sangat baik dalam perhitungan
secara simbolik, komputasi bilangan secara eksak dan akurat, menampilkan grafik fungsi
dalam dimensi dua dan tiga.
Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan, penulis ingin membagikan
pengetahuan dan pengalaman serta mengembangkan Derive sebagai mindtool matematik
dalam pembelajaran matematika di perguruan tinggi, khususnya di Program Studi
Pendidikan Matematika Jurusan PMIPA FKIP Univeritas Haluoleo Kendari.
SISTEM KOMPUTER ALJABAR DERIVE
Derive adalah suatu program aplikasi sistem komputer aljabar dikembangkan di
Honolulu Hawaii pada tahun 1988 dan sekarang dimiliki oleh Torrent Texas Instrument.
Program ini telah banyak digunakan oleh kalangan pelajar, pendidik, matematikawan,
statistikawan, ilmuwan dan insinyur untuk mengerjakan komputasi numerik dan
simbolik (Garvan, 2002). Versi Derive terbaru saat ini adalah Derive 6.1. Beberapa
kemampuan dan kelebihan Derive adalah: 1) dapat mengerjakan komputasi bilangan
secara exact, 2) dapat mengerjakan komputasi numerik untuk bilangan yang sangat
besar, 3) dapat mengerjakan komputasi simbolik dengan sangat baik, 4) mempunyai

banyak perintah bawaan dalam library dan paket-paket untuk pengerjaan matematika
secara luas, 5) mempunyai fasilitas untuk pengerjaan pengeplotan dan animasi untuk
grafik baik dimensi dua maupun dimensi tiga, 6) mempunyai suatu antarmuka berbasis
worksheet, 7) mempunyai fasilitas untuk membuat dokumen dalam beberapa format, dan
8) mempunyai fasilitas bahasa pemrograman, yang dapat digunakan untuk menuliskan
fungsi, paket, jendela interaktif, dan sebagainya.
a.

Komputasi dengan Derive


Berikut diberikan beberapa contoh kemampuan komputasi dengan menggunakan

Derive. Derive mampu melakukan komputasi aritmatika secara exact, seperti untuk
bilangan rasional, irrasional, konstanta dan bilangan kompleks.

Derive dapat mengerjakan komputasi simbolik dengan sangat baik. Beberapa di


antaranya adalah seperti dalam berikut :

Algoritma matematik Derive ditempatkan dalam help sebagai library sehingga


memudahkan mahasiswa untuk mencari dan menggunakannya. Library Derive dibagi
dalam dua kelompok: library utama (main library) dan paket (package).

b.

Visualisasi dengan Derive


Derive mempunyai fasilitas untuk memvisualisasikan fungsi atau persamaan

matematik, dengan melukiskan grafiknya baik untuk dimensi dua maupun dimensi tiga.
Untuk melukiskan grafik fungsi dapat digunakan icon grafik untuk memplot seperti pada
contoh berikut.

c.

Jendela Interaktif dengan Derive


Dengan menggunakan icon dapat dibuat jendela, dialog, dan antarmuka visual

yang lainnya. Pemakai dapat melakukan perhitungan, atau pengeplotan fungsi, contoh
sederhananya.

ELABORASI,
EKPLORASI , DAN KONFIRMASI DALAM BELAJAR
MATEMATIKA DENGAN DERIVE
Elaborasi
Teori elaborasi adalah teori mengenai desain pembelajaran dengan dasar
argumen bahwa pelajaran harus diorganisasikan dari materi yang sederhana menuju pada
harapan yang kompleks dengan mengembangkan pemahaman pada konteks yang lebih
bermakna sehingga berkembang menjadi ide-ide yang terintegrasi. Pendekatan elaborasi
berkembang sejalan dengan tumbuhnya perubahan paradigma pembelajaran yang
berpusat pada guru menjadi berpusat pada siswa sebagai kebutuhan baru dalam
menerapkan langkah-langkah pembelajaran. Teori ini pun memberikan perhatian pada
aspek kognitif yang kompleks dan pembelajaran psikomotor. Ide dasarnya adalah siswa
perlu mengembangkan makna kontekstual dalam urutan pengetahuan dan keterampilan
yang berasimilasi.

Menurut Reigeluth (1999), teori elaborasi mengandung beberapa nilai lebih,


seperti

1)

Terdapat

urutan

instruksi

yang

mencakup

keseluruhan

sehingga

memungkinkan untuk meningkatkan motivasi dan kebermaknaan, 2) Memberi


kemungkinan kepada mahasiswa untuk mengarungi berbagai hal dan memutuskan urutan
proses belajar sesuai dengan keinginannya, 3) Memfasilitasi mahasiswa dalam
mengembangkan proses pembelajaran dengan cepat, dan 4) Mengintegrasikan berbagai
variabel pendekatan pembelajaran sesuai dengan desain teori.
Contoh:
Dosen menggunakan model pembelajaran yang sesuai dengan pembelajaran berbasis
komputasi dan menyiapkan Lembar kerja Mahasiswa (LKM) untuk mengeksplorasi
konsep matematika dengan derive. Misalkan:
1. Tulislah ekpresi y = a(x-h)2+k lalu enter.
2. Klik icon gambar.
3. Buatlah Slider Bar untuk a, h, dan k.
4. Eksplorasi pengaruh a, h, dan k terhadap grafik fungsi dengan Slider Bar
5. Eksplorasi (h,k) terhadap grafik fungsi dengan Slider Bar
6. Apakah (h,k) = (h,f(h); f(h) = k?
Eksplorasi
Eksplorasi adalah upaya awal membangun pengetahuan melalui peningkatan
pemahaman atas suatu fenomena. Strategi yang digunakan memperluas dan
memperdalam pengetahuan dengan menerapkan strategi belajar aktif.

Pendekatan

pembelajaran yang berkembang saat ini secara empirik telah melahirkan disiplin baru
pada proses belajar. Tidak hanya berfokus pada apa yang dapat siswa temukan, namun
sampai pada bagaimana cara mengeksplorasi ilmu pengetahuan. Istilah yang populer
untuk menggambarkan kegiatan ini ialah explorative learning.

Jaringan komputer pada saat ini telah dikembangkan menjadi media yang efektif
sebagai penunjang efektifitas pelaksanaan pembelajaran eksploratif. Pendekatan belajar
yang eksploratif tidak hanya berfokus pada bagaimana mentransfer ilmu pengetahuan,
pemahaman, dan interpretasi, namun harus diimbangi dengan peningkatan mutu materi
ajar. Informasi tidak hanya disusun oleh guru. Perlu ada keterlibatan siswa untuk
memperluas, memperdalam, atau menyusun informasi atas inisiatifnya. Dalam hal ini
siswa menyusun dan memvalidasi informasi sebagai input bagi kegiatan belajar
(Adelsberger, 2000).
Eksplorasi merupakan proses kerja dalam memfasilitasi proses belajar siswa dari
tidak tahu menjadi tahu. Siswa menghubungkan pikiran yang terdahulu dengan
pengalaman belajarnya. Mereka menggambarkan pemahaman yang mendalam untuk
memberikan respon yang mendalam juga. Bagaimana membedakan peran masingmasing dalam kegiatan belajar bersama. Mereka melakukan pembagian tugas seperti
dalam tugas merekam, mencari informasi melalui internet serta memberikan respon
kreatif dalam berdialog. Di samping itu siswa menindaklanjuti penelusuran informasi
dengan

membandingkan

hasil

telaah.

Secara

kolektif,

mereka

juga

dapat

mengembangkan hasil penelusuran informasi dalam bentuk grafik, tabel, diagram serta
mempresentasikan gagasan yang dimiliki.
Pelaksanaan kegiatan eksplorasi dapat dilakukan melalui kerja sama dalam
kelompok kecil. Bersama teman sekelompoknya siswa menelusuri informasi yang
mereka butuhkan, merumuskan masalah dalam kehidupan nyata, berpikir kritis untuk
menerapkan ilmu yang dimiliki dalam kehidupan yang nyata dan bermakna. Melalui
kegiatan eksplorasi siswa dapat mengembangkan pengalaman belajar, meningkatkan

penguasaan ilmu pengetahuan serta menerapkannya untuk menjawab fenomena yang


ada. Siswa juga dapat mengeksploitasi informasi untuk memperoleh manfaat.
Contoh:
Eksplorasi lah pengaruh a, h, dan k terhadap grafik fungsi dengan Slider Bar

Konfirmasi
Kebenaran ilmu pengetahuan itu relatif. Sesuatu yang saat ini dianggap benar
bisa berubah jika kemudian ditemukan fakta baru yang bertentangan dengan konsep
tersebut. Oleh karena itu, sikap keilmuan selalu terbuka dalam memperbaiki pengetahuan
sebelumnya berdasarkan penemuan terbaru. Sikap berpikir kritis dan terbuka seperti itu
telah membangun sikap berpikir yang apriori, yaitu tidak meyakini sepenuhnya yang
benar saat ini mutlak benar atau yang salah mutlak salah. Cara berpikir seperti itu
tercermin dalam istilah mental model yang mendeskripsikan sikap berpikir seseorang
dan

bagaimana

pikirannya

berproses

dalam

kehidupan

nyata.

Hal

tersebut

merepresentasikan proses perubahan sebagai bagian dari persepsi intuitif. Mental model
itu membantu seseorang dalam mendefinisikan maupun menetapkan pendekatan untuk

memecahkan masalah (wikipedia). Dengan sikap berpikir seperti itu mahasiswa dapat
mengembangkan, mengembangkan ulang, dan menggugurkan pengetahuannya jika telah
menemukan kebenaran yang lain.
Contoh:

Misalkan seorang mahasiswa menghitung dx secara manual akan menjawab

hasilnya adalah -2, tetapi setelah mengerjakannya dengan derive hasilnya adalah (tak
hingga). Hal ini menyebabkan terjadinya konfirmasi pengetahuan mahasiswa untuk
memutuskan mana yang benar dan mana yang salah.
PENUTUP
Teknologi komputer dapat digunakan untuk mengembangkan keterampilan
berpikir mahasiswa. Penggunaan komputer dalam pembelajaran matematika di
Perguruan Tinggi membantu mahasiswa dalam dalam bereksplorasi, berkreasi,
kemampuan memberikan alasan (reasoning) dan bahkan beradaptasi akan suatu
perubahan. Mahasiswa dapat merepresentasi gagasannya dalam berbagai cara, baik
tulisan, gambar maupun verbal; Visualisasi dan animasi konsep matematik dengan
mudah dapat dilakukan dengan memanfaatkan komputer. Dengan kata lain, komputer
dalam proses pembelajaran merupakan alat bantu berpikir atau mindtools.
DAFTAR PUSTAKA
Heimo H. A. ( 2000). http://www.informs sim.org/wsc00papers/232.PDF
Jonassen, D.H. 1996. Computer as Mindtools for Schools: Engaging Critical Thinking.
2nd edition. New Jersey: Prentice-Hall, Inc.
Reigeluth, C. (1999) Elaboration Theory. http://tip.psycology.org/reigeluth.html
Townsley, L. (2004). CAS as a Tool for Teaching and Learning Mathematics, USA:
Benedictine University

Anda mungkin juga menyukai