Disusun oleh
Dewani Sheila A (15010114120058)
Amalia Sari R
(15010114130115)
Ridya Dara Z
(15010114140164)
Jerry Pebrian
(15010114120046)
Dewi Sawitri
(15010114130118)
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2016
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, minimalnya lapangan pekerjaan dan
menurunnya tingkat pendidikan sangat berpengaruh terhadap munculnya masalah-masalah
sosial dalam masyarakat. Masalah-masalah sosial dalam masyarakat tersebut sering disebut
sebagai patologi sosial. Beberapa bentuk dari berbagai macam masalah-masalah sosial
yang sering muncul dalam masyarakat antara lain seperti kenakalan remaja, kriminalitas,
prostitusi , perjudian serta banyaknya pengangguran. Pada dasarnya masalah-masalah
tersebut muncul karena kurang adanya kesadaran dan lingkungan negative dimana individu
tumbuh. Selain itu pemerintah juga mempunyai peranan penting untuk menentukan dan
memastikan baik buruknya pola tingkah laku dalam masyarakat. Peran serta orang tua dan
lingkungan positif sangat berpengaruh untuk memperbaiki masalah sosial yang muncul. Dari
uraian-uraian diatas, maka perlu untuk dibahas lebih lanjut mengenai definisi dan berbagai
macam masalah-masalah sosial yang ada di dalam masyarakat serta bagaimana upaya yang
bisa dilakukan untuk mencegah dan menanggulangi hal-hal tersebut.
B. Rumusan Masalah
1. Apa definsi patologi sosial ?
2. Apa aspek-aspek penyimpangan sosial ?
3. Apa saja macam-macam deviasi dan lingkungan ?
4. Apa jenis-jenis patologi sosial ?
5. Apa saja yang menyebabkan timbulnya patologi sosial ?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui definisi patologi social
2. Untuk mengetahui aspek-aspek penyimpangan social
3. Untuk mengetahui macam-macam deviasi dan lingkungan
4. Untuk mengetahui jenis-jenis patologi social
5. Untuk mengetahui penyebab patologi sosial
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi Patologi Sosial
Secara etimologis, kata patologi berasal dari kata Pathos yang berarti
disease/penderitaan/penyakit dan Logos yang berarti berbicara tentang/ilmu. Jadi,
patologi adalah ilmu yang membicarakan tentang penyakit atau ilmu tentang penyakit.
Konsep patologi ini bermula dari pengertian penyakit di bidang ilmu kedokteran dan
biologi yang kemudian diberlakukan pula untuk masyarakat karena menurut penulis
google bahwa masyarakat itu tidak ada bedanya dengan organisme atau biologi sehingga
dalam masyarakatpun dikenal dengan konsep penyakit. Kartini Kartono mengemukakan
patologi Sosial adalah semua tingkah laku yang bertentangan dengan norma kebaikan,
stabilitas lokal, pola kesederhanaan, moral, hak milik, solidaritas kekeluargaan, hidup
rukun bertetangga, disiplin, kebaikan dan hukum formal.
Menurut Koe Soe Khiam (dalam Kartono, 2009) patologi sosial adalah suatu
gejala dimana tidak ada persesuaian antara berbagai unsur dari suatu keseluruhan
sehingga dapat membahayakan kehidupan kelompok atau yang merintangi pemuasan
keinginan fundamental dari anggota-anggotanya, akibatnya pengikatan sosial patah sama
sekali. Menurut Soejono Soekanto dalam (Kartono 2005) masalah sosial adalah suatu
ketidaksesuaian antara unsur-unsur kebudayaan atau masyarakat yang membahayakan
kelompok sosial. Jadi dapat disimpulkan bahwa patologi sosial tingkah laku yang
dianggap sebagai perilaku yang tidak pantas, melanggar norma dan adat-istiadat yang
dapat membahayakan kelompok sosial.
B. Aspek-aspek Tingkh Laku yang Menyimpang
1.Aspek lahiriah, yang bisa kita amati dengan jelas. Aspek ini bisa dibagi dalam dua
kelompok yaitu:
a. Deviasi lahiriah verbal dalam bentuk kata-kata makian, kata-kata kotor yang tidak
senonoh dan cabul, dialek-dialek politik dalam dunia politik dan criminal.
b. Deviasi lahirian nonverbal, yaitu semua tingkah laku yang nonverbal yang nyata
kelihatan.
2.Aspek aspek simbolik yang tersembunyi, khususnya mencangkup sikap-sikap, emosiemosi, sentimen-sentimen, dan motivasi-motivasi yang mengembangkan tingkah laku
menyimpang. Sebagian besr dari tingkah laku penyimpangan misalnya kejahatan, pelacuran,
kecanduan narkotika itu tersamar dan tingkah laku yang nampak itu merupakan puncak kecil
dari gunung es raksasa yang tampak mengapung di permukaanlaut, sedangkan bagian
terbesar dari gunung itu sendiri tersembunyi di balik permukaan air.
C. Macam-macam Penyimpangan dan Lingkunganya
Deviasi atau penyimpangan sifatnya bisa tunggal maupun jamak. Deviasi selalu
berlangsung dalam konteks sosio-kultural dan antar personal. Sehubungan dengan lingkungan
sosio-kultural ini, deviasi tingkah laku dapat dibagi menjadi deviasi individual, deviasi
situasional, dan deviasi sistematik (Kartono, 2009).
1. Deviasi Individual
Deviasi individual merupakan deviasi yang muncul sebagai akibat dari gejala
personal atau individual. Sebab timbulnya deviasi individual adalah adanya ciri-ciri unik
dari individu itu sendiri. Deviasi jenis ini seringkali sifatnya simtomatik, yaitu
disebabkan oleh konflik-konflik intrapsikis yang kronis.
Konflik-konflik semacam ini mengakibatkan keterbelahan pribadi seseorang
menjadi kacau dan kepribadiannya tidak terintegrasi dengan baik. Individu yang
termasuk deviasi individual misalnya: anak-anak luar biasa, fanatisi, idiot savant dan
individu-individu psikotis.
2. Deviasi Situasional
Deviasi jenis ini disebabkan oleh pengaruh bermacam-macam kekuatan
situasional/ sosial diluar individu atau oleh pengaruh situasi, dimana pribadi yang
bersangkutan menjadi bagian integral dari dirinya.
Situasi dan kondisi sosial atau sosiokultural yang selalu berulang-ulang dan terusmenerus akan mengkondisionisasi dan memperkuat deviasi-deviasi sehingga kumulatif
sifatnya. Deviasi sosial yang kumulatif itu merupakan produk dari konflik kultural yaitu
produk dari periode-periode dengan banyak konflik kultural. Konflik budaya atau
kultural ini dapat diartikan sebagai:
a. Konflik antara individu dengan masyarakat.
b. Konflik antara nilai-nilai dan praktik-praktik dari atau lebih kelompok-kelompok
sosial.
c. Konflik-konflik introjeksi yang berlangsung dalam diri seorang yang hidup dalam
lingkungan sosial penuh dengan nilai dan norma-norma yang bertentangan.
b.
Selain macam deviasi diatas, terdapat macam deviasi yang lain berdasarkan sifatnya,
yaitu:
a.
Penyimpangan
primer
(primary
deviation). Penyimpangan
primer
adalah
penyimpangan yang dilakukan seseorang yang hanya bersifat temporer dan tidak
berulang-ulang.
tergantung pada untung-untungan saja, juga kalau kemungkinan bertambah besar, karena
permainan lebih pandai atau lebih cakap. Main judi mengandung segala pertaruhan tentang
keputusan perlombaan atau permainan lain yang tidak diadakan oleh mereka yang turut
berlomba atau main itu, demikian juga segala pertaruhan lainnya.
Bermacam-macam bentuk permainan anak-anak itu sudah mengandung unsur
perjudian secara kecil-kecilan, karena di dalamnya ada unsur pertaruhan. Contohnya
permainan kelereng, yang menang akan mendapatkan hadiah beberapa kelereng, dan orang
bertaruh kecil pada permainan dakon. Hal ini dapat memicu terjadinya perjudian karena
mengandung unsur perjudian.
Dampak Perjudian
Kebiasaan berjudi mengkondisikan mental individu menjadi ceroboh, malas, mudah
berspekulasi, dan cepat mengambil risiko tanpa pertimbangan. Ekses lebih lanjut antara lain
sbb :
1) Mendorong orang untuk melakukan penggelapan uang dan melakukan tindakan korupsi
2) Energi dan pikiran jadi berkurang, karena sehari-harinya didera oleh nafsu judi dan
kerakusan ingin menang dalam waktu pendek
3) Badan menjadi lesu dan sakit-sakitan, karena kurang tidur, serta selalu dalam keadaan
4)
5)
6)
7)
sumber kekayaan Negara dengan menggunakan wewenang, dan kekuatan formal misalnya
hukum dan kekuatan senjata untuk memperkaya diri sendiri. Oleh karena itu korupsi yang
merupakan tindakan tercela yang dapat dikategorikan ke dalam bentuk perbuatan kejahatan,
berikut perbuatan-perbuatan yang termasuk dalam korupsi:
a) Penggelapan
b) Penyogokan
c) Penyuapan
d) Kecerobohan administrasi dengan intensi mencuri kekeyaan Negara
e) Pemerasan
f) Penggunaan kekuatan hukum atau kekuatan bersenjata untuk imbalan dan upah materi
g) Barter kekuasaan politik dengan sejumlah uang
h) Eksploitasi
i) Pemerasan formal oleh oknum pegawai dan pejabat resmi
Korupsi Di Era Modernisasi
Korupsi memang berlangsung pada senua lapisan masyarakat, namun pada masyarakat
yang sedang menjalani modenrisasi, korupsi menjadi hal yang paling banyak terjadi. Korupsi
kerap keali melibatkan pejabat Negara. Tugas dan tanggung jawab dicampuradukan dengan
kepentingan kemuliaan sendiri. Dengan kata lain, sebagai imbalan dari pelaksanaan tugas dan
tanggung jawab, para pejabat mersa berhak untuk mendapatkan hadiah tertentu. Mereka juga
diperbolehkan mengangkat sanak saudara menjadi pegawai atau pejabat. Jadi, tidak ada
oembatasan antara kewajiban formal terhadap Negara dengan loyalitas tehadap keluarga sendiri,
sehingga memudahkan timbulkan nepotisme dan korupsi (Kartono, 2009):
c.Kriminalitas
Crime atau kejahatan adalah bentuk dari tingkah laku individu yang sifatnya asosial,
bertentangan dengan norma-norma sosial, merugikan masyarakat, dan melanggar hukum serta
undang-undang pidana. Tingkah laku criminal dilakukan oleh siaapun, baik wanita maupun pria
dapat berlangsung pada usia anak, dewasa maupun lansia. Tindak kejahatan bias dilakukan
secara sadar, uaitu dipikirkan, direncanakan, dan diarahkan. Bisa juga secara tidak sadar
didorong oleh dorongan oaksaab yang sangat kuat (Kartono, 2009). Penulis Grafolo dalam
Kartono, 2009 membagi tipe penjahat dalam :
a.Pembunuh-pembunuh
b.Penjahat dengan tempraen sangat agresif
d.Penjahat dengan sifat tidak jujur
Pergundikan: pemeliharaan istri tidak resmi, istri gelap atau perempuan piaraan.
tertentu.
Gadis Bar atau B-girls: yaitu gadis-gaids yang bekerja sebagai pelayan-pelayan bar
Fungsi Pelacuran
tertentu.
Menjadi sumber hiburan bagi kelompok dan individu mempunyai jabatan/pekerjaan,
misalnya: pedagang, sopir-sopir, pengemudi, anggota tentara, pelaut, polisi, buayabuaya seks, playboy, pria-pria yang single tidak kawin atau yang baru bercerai, lakilaki iseng dan kesepian, mahasiswa, anak-anak dan remaja yang ingin tahu, suamisuami yang tidak puas di rumah, para olahragawan yang tengah ditatar dalam pusat
pelatihan, pegawai negeri yang belum sempat memboyong keluarganya di tempat
kerja yang baru; pengikut-pengikut kongres, seminar, rapat kerja, musyawarah
e.Mental Disorder
Mental disorder adalah bentuk gangguan dan kekacauan fungsi mental, atau kesehatan
mental yang disebabkan oleh gangguan kegagalan bereaksinya mekanisme adaptasi dari fungsifungsi kejiwaan terhadap stimuli ekstern dan ketegangan-ketegangan, sehingga muncul
gangguan fungsi atau gangguan struktur dari suatu bagian, satu organ, atau sistem
kejiwaan/mental. Gangguan mental itu merupakan totalitas kesatuan ekspresi proses
persaingan
dan
konflik
terbuka
maupun
tersembunyi.
Konflik
ini
mempersempit pilihan orang untuk mengembangkan aspirasi dan ambisinya. Frustasi yang
timbul
karena kegagalan
mencapai
tujuan atau
obyektif
tertentu
memudahkan
persaingan
dan
konflik
terbuka
maupun
tersembunyi.
Konflik
ini
mempersempit pilihan orang untuk mengembangkan aspirasi dan ambisinya. Frustasi yang
timbul
karena kegagalan
mencapai
tujuan atau
obyektif
tertentu
memudahkan
Faktor Keluarga
Keluarga merupakan cermin utama bagi seorang anak. Faktor keluarga disini meliputi
bagaimana orang tua dalam mendidik seorang anak, perhatian orang tua terhadap anak,
interaksi orang tua dengan anak, keadaan ekonomi keluarga serta kepedulian orang tua
terhadap anak tersebut. Disini orang tua sangat berperan penting dalam mendidik seorang
anak untuk menjadikan anak tumbuh dengan baik dan tidak terjerumus ke dalam masalah
sosial..
2.
Faktor Lingkungan
Lingkungan merupakan faktor kedua yang berpengaruh terhadap munculnya masalah sosial.
Misalnya seseorang yang berada di lingkungan yang tidak baik seperti lingkungan orangorang pemabuk, suka main judi dan senang berkelahi, maka seseorang tersebut cepat atau
lambat akan mudah terjerumus ke dalam kumpulan orang-orang tidak baik itu. Norma-norma
(aturan-aturan) yang tidak ditegakkan di dalam masyarakat juga iku menyumbang akan
munculnya masalah sosial.
3.
Faktor Pendidikan
Pendidikan merupakan modal utama yang sangat diperlukan bagi seseorang untuk
menjalankan hidupnya dengan baik. Baik itu pendidikan formal (pendidikan di sekolah)
maupun non formal (pendidikan dalam keluarga, lingkungan masyarakat dan pergaulan).
Dengan pendidikan seseorang mengetahui mana yang baik dan mana yang buruk,
mengetahui mana yang harus dilakukan dan mana yang tidak seharusnya dilakukan.
Sehingga dengan pendidikan yang baik seseorang tidak akan terjerumus ke dalam
permasalahan sosial.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Patologi sosial adalah ilmu tentang gejala-gejala sosial yang dianggap sakit
yang disebabkan oleh faktor-faktor sosial. Jadi ilmu tentang penyakit masyarakat.
Maka penyakit masyarakat itu adalah segenap tingkah laku manusia yang dianggap tidak
sesuai, melanggar norma-norma umum dan adat istiadat, atau tidak integrasinya dengan
tingkah laku umum. Jenis-jenis perilaku yang melanggar norma umum antara lain ada
perjudian, korupsi, kriminalitas, dan prostitusi. Perilaku tersebut muncul disebbkan oleh
beberapa faktor yaitu faktor keluarga, pendidikan dan lingkungan serta faktor lainnya.
DAFTAR PUSTAKA
Kartono, K. (2005). Patologi Sosial. Jakarta : RajaGrafindo Persada
Kartono, K. (2009). Patologi sosial (jilid 1). Jakrta: Rajawali pers.