Anda di halaman 1dari 29

BAB I

PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Osteoartritis (OA, dikenal juga sebagai artritis degeneratif, penyakit
degeneratif sendi), adalah kondisi di mana sendi terasa nyeri akibat inflamasi
ringan

yang

timbul

karena

gesekan

ujung-ujung

tulang

penyusun

sendi.Osteoartritis (OA) adalah bentuk dari arthritis yang berhubungan


dengan degenerasi tulang dan kartilago yang paling sering terjadi pada usia
lanjut. Osteoartritis, yang juga disebut dengan penyakit sendi degeneratif,
artritis degeneratif, osteoartrosis, atau artritis hipertrofik, merupakan salah
satu masalah kedokteran yang paling sering terjadi dan menimbulkan gejala
pada orang orang usia lanjut maupun setengah baya. Terjadi pada orang dari
segala etnis, lebih sering mengenai wanita, dan merupakan penyebab tersering
disabilitas jangka panjang pada pasien dengan usia lebih dari 65 tahun. Lebih
dariSepertiga orang dengan usia lebih dari 45 tahun mengeluhkan gejala
persendian yang bervariasi mulai sensasi kekakuan sendi tertentu dan rasa
nyeri intermiten yang berhubungan dengan aktivitas, sampai kelumpuhan
anggota gerak dan nyeri hebat yang menetap, biasanya dirasakan akibat
deformitas dan ketidakstabilan sendi. Degenerasi sendi yang menyebabkan
sindrom klinis osteoartritis muncul paling sering pada sendi tangan, kaki,
panggul, dan spine, meskipun dapat terjadi pada sendi synovial mana pun.
Prevalensi kerusakan sendi synovial ini meningkat dengan bertambahnya usia.
Pada sendi, suatu jaringan tulang rawan yang biasa disebut dengan nama
kartilago biasanya menutup ujung-ujung tulang penyusun sendi. Suatu lapisan
cairan yang disebut cairan sinovial terletak di antara tulang-tulang tersebut dan
bertindak sebagai bahan pelumas yang mencegah ujung-ujung tulang tersebut
bergesekan dan saling mengikis satu sama lain.
Pada kondisi kekurangan cairan sinovial lapisan kartilago yang
menutup ujung tulang akan bergesekan satu sama lain. Gesekan tersebut akan

1 | Page

membuat lapisan tersebut semakin tipis dan pada akhirnya akan menimbulkan
rasa nyeri.
Setiap

orang

Masyarakatawam dan

pasti
bahkan

pernah

mengalami nyeri

beberapa dokter (secara

keliru)

sendi.
langsung

beranggapan karena disebabkan oleh rematik atau asam urat. Sebagian lagi
berpikir akibat osteoporosis. Namun kenyataannya penyebab utamanya nyeri
sendi (khususnya yang dialami oleh yang berusia lebih dari 45 tahun)
adalah osteoartritis.

Penyebabosteoartritis bermacam-macam.

Beberapa

penelitian menunjukkan adanya hubungan antara osteoarthritis dengan


reaksi alergi, infeksi, dan invasi fungi (mikosis). Riset lain juga menunjukkan
adanyafaktor keturunan (genetik) yang terlibat dalam penurunan penyakit ini.
Namun demikian, beberapa faktor risiko terjadinya osteoartritisadalah sebagai
berikut:
1. Wanita berusia lebih dari 45 tahun.
2. Kelebihan berat badan.
3. Aktivitas
fisik yang

berlebihan,

seperti

para olahragawan danpekerja kasar.


4. Menderita kelemahan otot paha.
5. Pernah mengalami patah tulang disekitar sendi yang

tidak

mendapatkan perawatan yang tepat.


B.Rumusan Masalah
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Apa defenisi penyakit osteoartheritis?


Bagaimana etiologi terjadinya osteoartheritis?
Bagaimana patofisiologi dari osteoartheritis?
Apa saja manifestasi klinis dari osteoartheritis?
Bagaimana prosedur pengobatan osteoartheritis ?
Bagaimana pemeriksaan diagnostik osteoartheritis?
Bagaimana konsep asuhan keperawatan dari osteoartheritis?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui defenisi penyakit osteoartheritis.
2. Untuk mengetahui etiologi terjadinya osteoartheritis.
2 | Page

3.
4.
5.
6.
7.

Untuk mengetahui patofisiologi dari osteoartheritis.


Untuk menegetahui manifestasi klinis dari osteoartheritis.
Untuk mengetahui prosedur pengobatan osteoartheritis .
Untuk menegetahui pemeriksaan diagnostik osteoartheritis.
Untuk mnegetahui konsep asuhan keperawatan dari osteoartheritis.

BAB II
KONSEP MEDIS

3 | Page

A. Definisi Osteoarthritis
Osteoartritis yang dikenal sebagai penyakit sendi degeneratif atau
osteoartrosis (sekalipun terdapat inflamasi) merupakan kelainan sendi
yang

paling

sering

ditemukan

dan

kerapkali

menimbulkan

ketidakmampuan (disabilitas). (Smeltzer, C Suzanne, 2002 hal .1087).


Osteoartritis merupakan golongan rematik sebagai penyebab
kecacatan yang menduduki urutan pertama dan akan meningkat dengan
meningkatnya usia, penyakit ini jarang ditemui pada usia di bawah 46
tahun tetapi lebih sering dijumpai pada usia di atas 60 tahun. Faktor umur
dan jenis kelamin menunjukkan adanya perbedaan frekuensi (Sunarto,
1994, Solomon, 1997).
Osteoartheritis adalah suatu bentuk penyakit sendi yang sering di
jumpai, meliputi bermacam-macam kelainan dengan penyebab yang
berbeda (Rosyidin Khalid,2013)
Jadi osteoarthritis adalah inflamasi yang terjadi pada sendi dengan
kausa yang berbeda-beda.
Osteoarthritis (OA) atau penyakit degenerasi sendi ialah suatu
penyakit kerusakan tulang rawan sendi yang berkembang lambat yang
tidak diketahui penyebabnya, meskipun terdapat beberapa factor resiko
yang berperan. Keadaan ini berkaitan dengan usia lanjut, terutama pada
sendi-sendi tangan dan sendi besar yang mananggung beban dan secara
klinis ditandai oleh nyeri, deformitas, pembesaran sendi dan hambatan
gerak.

B. Etiologi
Penyebab dari osteoartritis hingga saat ini masih belum terungkap, namun
beberapa faktor resiko untuk timbulnya osteoartritis antara lain adalah :
1. Umur
Dari semua faktor resiko untuk timbulnya osteoartritis, faktor
ketuaan adalah yang terkuat. Prevalensi dan beratnya orteoartritis
semakin meningkat dengan bertambahnya umur. Osteoartritis

4 | Page

hampir tak pernah pada anak-anak, jarang pada umur dibawah 40


tahun dan sering pada umur diatas 60 tahun.
2. Jenis kelamin
Wanita lebih sering terkena osteoartritis lutut dan sendi , dan lelaki
lebih sering terkena osteoartritis paha, pergelangan tangan dan
leher. Secara keeluruhan dibawah 45 tahun frekuensi osteoartritis
kurang lebih sama pada laki dan wanita tetapi diatas 50 tahun
frekuensi oeteoartritis lebih banyak pada wanita dari pada pria hal
ini menunjukkan adanya peran hormonal pada patogenesis
osteoartritis.
3. Genetic
Faktor herediter juga berperan pada timbulnya osteoartritis missal,
pada ibu dari seorang wanita dengan osteoartritis pada sendi-sendi
inter falang distal terdapat dua kali lebih sering osteoartritis pada
sendi-sendi tersebut, dan anak-anaknya perempuan cenderung
mempunyai tiga kali lebih sering dari pada ibu dananak perempuan
dari wanita tanpa osteoarthritis.
4. Suku
Prevalensi dan pola terkenanya sendi pada osteoartritis nampaknya
terdapat perbedaan diantara masing-masing suku bangsa, misalnya
osteoartritis paha lebih jarang diantara orang-orang kulit hitam dan
usia dari pada kaukasia. Osteoartritis lebih sering dijumpai pada
orang orang Amerika asli dari pada orang kulit putih.
Hal ini mungkin berkaitan dengan perbedaan cara hidup maupun
perbedaan pada frekuensi kelainan kongenital dan pertumbuhan.
5. Kegemukan
Berat badan yang berlebihan nyata berkaitan dengan meningkatnya
resiko untuk timbulnya osteoartritis baik pada wanita maupun pada
pria. Kegemukan ternyata tak hanya berkaitan dengan osteoartritis
pada sendi yang menanggung beban, tapi juga dengan osteoartritis
sendi lain (tangan atau sternoklavikula).
C. Patofisiologi
Osteoartheritis (juga disebut dengan

penyakit

degeneratif

sendi,hiperartheritis, artritis senescent, dan osteoartheritis)

5 | Page

Reaksi per

Adalah gangguan yang berkembang secara lambat,tidak simetris ,dan


noninflamasi yang terjadi pada sendi-sendi yang menahan berat tubuh
.osteoartheritis ditandai dengan degenarasi kartilago sendi dan oleh
pembentukan tulang baru pada bagian pinggir sendi . kerusakan pada
sendi-sendi akibat penuan diperkirakan memainkan peran penting dalam
perkembangan

osteoarthritis.

Perubahan

degeneratif

menyebabkan

kartilago yang secara normal halus ,putih, tembus cahaya menjadi buram
dan kuning ,dengan permukaan yang kasar dan area malacia (pelunakan).
Ketika lapisan kartilago menjadi lebih tipis ,permukaan tulang tumbuh
semakin dekat satu sama lain. inflamasi sekunder dari membran sinovial
mungkin

mengikuti

pada

saat

permukaan

sendi

menipiskan

kartilago,tulang subkondrial meningkat kepadatannya dan menjadi


skleorosis.(Stenley Mickey,2007).

Reaksi faktor R dgn

antibodi ,faktor
metabolik,infeksi
dg kecendrungan
virus

nyeri

Kurang informasi
tentang proses
penyakit

Defesiensi
pengetahuan

Reaksi

Sinovial menebal

Deformitasi sendi
gangguan citra
tubuh
Infiltrasi ke dlm os
subcondria

Hambatan nutrisi
pd kartilago

Hilangx
resiko kekuatan
cedera

Kerusakan
kartilago dan
Mudah
Tendon
danluksasi
ligamen
tulang
Hambatanmobili
melemah
dan
subluksasi
Kekakuan
tas fisik sendi

Kartilago

6 | Page

Ankilosis
Adhesifibrosa
pada

ankilosis
tulang
permukaan
sendi
Terbatasnya
gerakan
Defisit
perawatan
Erosi
kartilago

D. Manifestasi Klinis
1. Nyeri sendi: keluhan utama
2. Hambatan gerakan sendi: gangguan ini biasanya semakin berat
dengan pelan-pelan sejalan dengan bertambahnya rasa nyeri.
3. Nyeri bertambah dengan aktifitas ,membaik dengan istirahat ,tersa
paling

nyeri

pada

akhir,dan

seiring

denganmemburuknya

penyakit,menjadi parah ,sampai pada tahap dimana pergerakan


minimalsaja sudah menimbulkan rasa nyeri dan gangguan tidur.
4. Kekakuan paling ringan pada pagi hari namun terjadi berulangulang sepanjang hari dengan periode istirahat.
5. krePrepitasi: rasa gemeretak (kadang-kadang dapat terdengar) pada
6.
7.
8.

sendi yang sakit


Pembesaran sendi (deformitas)
Perubahan gaya berjalan.
Tanda-tanda peradangan: tanda-tanda peradangan pada sendi
(nyeri tekan, gangguan gerak, rasa hangat yang merata dan warna

kemerahan)
E. Pemeriksaan Diagnostic

7 | Page

1. Pemeriksaan serologi (untuk indikasi inflamasi) dan cairan sinovial


dalam batas normal ,pemeriksaan mikroskopis.
2. Foto rontgent polos menunjukkan penurunan progresif massa
kartilago sendi sebagai penyempitan rongga sendi
3. Pemeriksaan zat besi dan kalsium
F. Penatalaksanaan
1. Terapi non farmakologis
a. Edukasi
Edukasi atau penjelasan kepada pasien perlu dilakukan agar
pasien dapat mengetahui serta memahami tentang penyakit
yang dideritanya , bagaimana agar penyakitnya tidak
bertambah semakin parah,dan agar persendianyya tetap
terpakai.
b. Terapi fisik atau rehibilatasi
Pasien dapat mengalami kesulitan berjalan akibat rasa sakit.
Terapi

ini

dilakukan

untuk

melatih

pasien

agar

persendiannya tetap dapat dipakai dan melatih pasien


melindungi sendi yang sakit.
c. Penurunan berat badan
Berat badan yang berlebihan merupakan faktor yang
memperberat osteoartheritis. Oleh karena itu , berat badan
harus dapat dijaga agar tidak berlebihan dan diupayakan
untuk melakukan penurunan berat badan apabila badan
berlebihan.
2. Terapi farmakologis
Penanganan terapi farmakologis melingkupi penurunan rasa nyeri
yang

timbul

,mengoreksi

gangguan

yang

timbul

dan

mengidentifikasi manifestasi manifestasi klinis dari kestabilan


sendi.
a. Obat

antiinflamasi

nonsteroid(

AINS)

,inhibitor

siklooksigenase-2 (COX 2), dan asetaminofen


Untuk mengobati rasa nyeri yang timbul pada OA
lutut,penggunaan obat AINS dan inhibitor COX-2 dinilai
lebih efektif dari pada penggunaan asitaminofen.namun
karena resiko toksitasi obat ains lebih tinggi dari pada
asitaminofen ,asitaminofen tetap menjadi obat pilihan
8 | Page

utama dalam penanganan rasa nyeri pada OA. Cara lain


untuk mengurangi dampak toksisitas dari obat ains adalah
dengan cara mengombinasikannya dengan menggunakan
inhibitor COX-2.
b. Chondroprotective agent
Adalah obat obatan yang dapat menjaga atau merangsang
perbaikan dan kartilago pada pasien OA .obat-obatan yang
termasuk dalam kelompok obat ini adalah: tetrasiklin, asam
hialuronat,kondroitin

sulfat,

glikosaminoglikan,vitamin

C .dll.
3. Terapi pembedahan
Terapi ini diberikan apabila terapi farmakologis tidak berhasil
untuk mengurangi rasa sakit dan juga untuk melakukan koreksi
apabila terjadi deformitas sendi yang mengganggu aktivitas seharihari.

BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN

9 | Page

A. Pengkajian
1. Identitas pasien
Berisikan nama,

jenis

kelamin,

umur,

no.MR

,status

perkawinan, pekerjaan, pendidikan terakhir, alamat,dll.


Tekanan darah : biasanya meningkat
pernafasan
: biasanya meningkat
Suhu
: biasanya meningkat
Nadi
: biasanya meningkat
2. Riwayat kesehatan
a. Riwayat kesehatan dahulu
Biasanya klien pernah mengalami trauma, biasanya klien pernah
mengalami infeksi pada sendi, biasanya klien pernah mengalami
fraktur, biasanya klien pernah melalukan diet.
b. Riwayat kesehatan sekarang
Biasanya klien mengeluh sering mengalami nyeri sendi, biasanya
klien sering mengeluh hambatan dalam bergerak, biasanya klien
sering mengeluh kaku sendi ketika bangun pagi.
c. .Riwayat kesehatan keluarga
Biasanya keluarga pernah menderita penyakit yang sama, yaitu
osteoarthritis,
3. Pemeriksaan fisik
a. Aktivitas/Istirahat
Gejala: Nyeri sendi karena gerakan, nyeri tekan, memburuk dengan
stress pada sendi : kekakuan pada pagi hari.
Keletihan
Tanda: MalaiseKeterbatasan rentang gerak ; atrofi otot, kulit :
kontraktur atau kelainan pada sendi dan otot
b. Kardiovaskuler
Gejala : Jantung cepat, tekanan darah menurun
c. Integritas Ego
Gejala: Faktor-faktor stress akut atau kronis : Misalnya finansial,
pekerjaan, ketidakmampuan, factor-faktor hubunganKeputusasaan
dan ketidak berdayaanAncaman pada konsep diri, citra tubuh,
identitas pribadi misalnya ketergantungan pada orang lain
d. Makanan Atau Cairan
Gejala: Ketidakmampuan untuk menghasilkan/ mengkonsumsi
makanan/ cairan adekuat : mual.Anoreksia,Kesulitan untuk
mengunyah
Tanda: Penurunan berat badan
10 | P a g e

Kekeringan pada membran mukosa


e. Higiene
Gejala: berbagai kesulitan untuk melaksanakan aktivitas pribadi,
ketergantungan pada orang lain.
f. Neurosensori
Gejala: kebas/kesemutan pada tangan dan kaki, hilangnya sensasi
pada jari tangan
Tanda: Pembengkakan sendi
g. Nyeri / Kenyamanan
Gejala: fase akut dari nyeriTerasa nyeri kronis dan kekakuan.
h. Keamanan
Gejala: Kesulitan dalam menangani tugas/pemeliharaan rumah
tanggaKekeringan pada mata dan membran mukosa
1. Interaksi Sosial
Gejala: kerusakan interaksi dan keluarga / orang lsin : perubahan
peran: isolasi

B. Diagnosa keperawatan
1. Nyeri akut b/d penurunan fungsi tulang
2. Hambatan mobilitas fisik b/d kekakuan sendi,kerusakan integritas
struktur tulang
3. Resiko cidera b/d penurunan fungsi tulang
4. Defisit perawatan diri b/d penurunan fungsi tulang
5. Defisiensi pengetahuan b/d kurangnya informasi tetntang penyakit.

11 | P a g e

12 | P a g e

C. Intervensi
D.
n

E. Diagnosa keperawatan

F. Tujuan

dan

Kriteria

G. Intervensi

Hasil

13 | P a g e

H.

I. Domain 12: kenyamanan

X. NOC :

J. Class 1: kenyamanan fisik

K. Code: 00132
L. Diagnosa : nyeri akut
M. Definisi :
N. Sensori yang tidak menyenangkan dan
O. emosional yang muncul secara aktual atau

Lakukan

nyeri (tahu Penyebab

presipitasi
Observasi reaksi nonverbal dari

mampu

menggunakan

tehnik

nonfarmakologi untuk

potensial
P. kerusakan jaringan atau menggambarkan
adanya
Q. kerusakan

(Asosiasi

Studi

Nyeri

mendadak

mengurangi
nyeri,mencari bantuan)
Melaporkan
bahwa
nyeri

Internasional):
atau

pelan

intensitasnya dari
S. ringan sampai berat yang dapat diantisipasi
dengan
T. akhir yang dapat diprediksi dan dengan
durasi

Pain Level,
Pain control,
Comfort level
Kriteria Hasil :
Mampu
mengontrol
nyeri,

pengalaman

R. serangan

Y. Pain Management

berkurangDengan

pengkajian

secara komprehensif termasuk


lokasi,

karakteristik,

frekuensi, kualitas dan faktor

ketidaknyamanan
Gunakan teknik
terapeutik

pengalaman nyeri pasien


Kaji kultur yang mempengaruhi
respon nyer
Evaluasi pengalaman

tim kesehatan

nyeri (skala,intensitas,

masa lampau
Bantu pasien

nyeri)

komunikasi

untuk mengetahui

manajemen nyeri
Mampu
mengenali
dan

durasi,

nyeri

masa lampau
Evaluasi bersama pasien dan

menggunakan

frekuensi

nyeri

tanda

lain tentang

ketidakefektifan kontrol nyeri


dan

keluarga

untuk mencari dan menemukan


14 | P a g e

U. kurang dari 6 bulan.

Menyatakan

V. Batasan karakteristik :

nyaman setelah nyeri

Laporan secara verbal atau non verbal


Fakta dari observasi
Posisi antalgic untuk menghindari nyeri
Gerakan melindungi
Tingkah laku berhati-hati
Muka topeng
Gangguan tidur (mata sayu, tampak capek,

sulit atau gerakan kacau, menyeringai)


Terfokus pada diri sendiri
Fokus menyempit (penurunan persepsi
waktu,kerusakan proses berpikir, penurunan

interaksidengan orang dan lingkungan)


Tingkah laku distraksi, contoh : jalanjalan,menemui

orang

lain

aktivitas, aktivitasberulang-ulang)
Respon
autonom
diaphoresis,perubahan

rasa

tekanan

dan/atau
(seperti
darah,

perubahan nafas,nadi dan dilatasi pupil)


Perubahan autonomic dalam tonus otot
(mungkin dalam rentang dari lemah ke

berkurang
Tanda vital
rentang normal

dukungan
Kontrol lingkungan
dapat

dalam

seperti

yang

mempengaruhi
suhu

nyeri

ruangan,

pencahayaan dan kebisingan


Kurangi faktor presipitasi nyeri
Pilih dan lakukan penanganan
nyeri

(farmakologi,

non

farmakologi dan inter personal)


Kaji tipe dan sumber nyeri
untuk menentukan intervensi
Ajarkan tentang teknik non
farmakologi
Berikan
analgetik

untuk

mengurangi nyeri
Evaluasi keefektifan

kontrol

nyeri
Tingkatkan istirahat
Kolaborasikan dengan dokter
jika ada keluhan dan tindakan
nyeri tidak berhasil
Monitor penerimaan

pasien

15 | P a g e

kaku)
Tingkah

tentang manajemen nyeri


laku

gelisah,merintih,

ekspresif

(contoh

menangis,

Z.

waspada,

AA.

iritabel, nafas panjang/berkeluh kesah)


Perubahan dalam nafsu makan dan minum.
W. Faktor yang berhubungan Agen injuri

AB.

(biologi, kimia, fisik, psikologis)

Analgesic

Administration
Tentukan lokasi, karakteristik,
kualitas,

dan

derajat nyeri

sebelum pemberian obat


Cek instruksi dokter tentang
jenis obat, dosis, dan frekuensi
Cek riwayat alergi
Pilih analgesik yang diperlukan
atau kombinasi darianalgesik
ketika pemberian lebih dari satu
Tentukan pilihan analgesik
tergantung tipe dan beratnya
nyeri
Tentukan analgesik pilihan, rute
pemberian, dan dosis optimal
Pilih rute pemberian secara
IV, IM untuk pengobatan nyeri
16 | P a g e

secara teratur
Monitor vital sign
dan

sesudah

sebelum
pemberian

analgesik pertama kali


Berikan analgesik tepat waktu
terutama saat nyeri hebat
Evaluasi efektivitas analgesik,
tanda

dan

gejala

(efek

samping)

AC. AD.

Domain 4 :aktivitas/istirahat

AO.

2.

Class 2 : Aktivitas / Latihan

AP.Joint Movement :

AE.

NOC :

AZ.

NIC :

BA.

Exercise

therapy

17 | P a g e

AF.Code: 0085

Active

AG.

Diagnosa: hambatan mobilitas fisik

AH.

Definisi :

AI. Keterbatasan

dalam

AQ.

ambulation
Mobility

Level
kebebasan

untuk

pergerakan

AR.

sebelm/sesudah
Self care :

ADLs

AJ. fisik tertentu pada bagian tubuh atau satu


atau lebih

AS.

Transfer

AK.

ekstremitas

AT.Kriteria Hasil :

AL.

Batasan karakteristik :

AU.

Postur tubuh yang tidak stabil selama

meningkat
aktivitasFisik

melakukan kegiatan rutin harian


Keterbatasan kemampuan untuk melakukan

keterampilan motorik kasar


Keterbatasan kemampuan untuk melakukan

keterampilan motorik halus


Tidak ada koordinasi atau pergerakan yang

tersentak-sentak
Keterbatasan ROM
Kesulitan berbalik (belok)
Perubahan gaya berjalan

peningkatan mobilitas

AX.

Memverbalis
dalam

meningkatkan
(Misal

dalam

AV.Mengerti tujuan dari

asikan perasaan

kekuatan
dankemampuan

sign

latihan

dan

lihat respon pasien saat latihan


Konsultasikan dengan terapi
fisik tentang rencana ambulasi

menggunakan

Klien

vital

sesuai dengan kebutuhan


Bantu
klien
untuk

performance

AW.

Monitoring

tongkat saat

berjalan dan cegah terhadap


cedera
Ajarkan pasien atau tenaga
kesehatan lain tentang teknik
ambulasi
Kaji kemampuan pasien dalam
mobilisasi
BB.
Latih

pasien

dalam

pemenuhan kebutuhan ADLs


secara

mandiri

sesuai

kemampuan
Dampingi dan Bantu pasien saat
18 | P a g e

penurunan kecepatan berjalan, kesulitan


memulai jalan, langkah sempit, kaki diseret,

berpindah

mobilisasi

AY.Memperagakan

goyangan yang berlebihan pada posisi

penggunaan alatBantu
untuk

lateral)
Penurunan waktu reaksi
Bergerak menyebabkan

pendek
Usaha yang kuat untuk perubahan gerak
(peningkatan

perhatian

lain,mengontrol

nafas

untuk

perilaku,

menjadi

(walker

mobilisasi

dan

bantupenuhi

kebutuhan ADLs ps.


Berikan alat Bantu jika klien
memerlukan.
Ajarkan pasien

bagaimana

merubah posisi dan berikan


bantuan jika diperlukan
BC.

aktivitas

fokus

dalam

anggapan ketidakmampuan aktivitas)


Pergerakan yang lambat
Bergerak menyebabkan tremor

AM.

Faktor yang berhubungan :

Pengobatan
Terapi pembatasan gerak
Kurang pengetahuan tentang kegunaan

pergerakan fisik
Indeks massa tubuh diatas 75 tahun

percentil sesuai dengan usia


Kerusakan persepsi sensori

19 | P a g e

Tidak nyaman, nyeri


Kerusakan
muskuloskeletal

neuromuskuler
Intoleransi aktivitas/penurunan kekuatan

dan stamina
Depresi mood atau cemas
Kerusakan kognitif
Penurunan kekuatan otot, kontrol dan atau

masa
Keengganan untuk memulai gerak
Gaya hidup yang menetap,

digunakan,deconditioning
Malnutrisi selektif atau umum

AN.
BD. BE.
3.

tidak

Resiko cedera

BF.Defenisi:

Berisiko

BH.
mengalami

cedera

NOC

BI. Kriteria hasil

berinteraksi dengan sumber adaptif dan

Klien

sumber defensif individu.

cedera
Klien

Faktor resiko:

Eksternal

BJ.NIC

RISK KONTROL

sebagai akibat kondisi lingkungan yang

BG.

dan

Manejemen

lingkungan

terbebas

menjelaskan

BK.
dari

mampu

Sediakan

lingkungan

aman untuk pasien


Identifikasi

yang

kebutuhan

keamanan pasie n sesuai dengan

20 | P a g e

Biologis(mis,tingkat

imunisasi

kimia(mis,racun.polutan,obat,agene
farmasi.,alkohol,nikotin

pengawet ,kosmetik ,pewarna.)


Manusia
(mis,agens
nosokomial,pola ketegangan ,atau
faktor

koknitif

,afektif,

psikomotor)
Cara pemindahan/transpor
Nutrisi(misl,desin,struktur

dan

dan peralatan)
Internal
Profil
darah
abnormal(

dan

yang

mis,leukositosis

/leukopenia

,gangguan

koagulasi

,trombositopenia,sel

sabit

,talasemia,

mampu

menjelaskan

factor

resiko

faktor

penurunan

dari

lingkungan

/perilaku

personal
Mampu memodifikasi
hidup

untuk

menvegah injury
Menggunakan fasilitas
kesehatan yang ada
Mampu
mengenali
perubahan
kesehatan

kondisi fisik fungsi kognitif


pasien dan riwayat penyakit

injury/cedera
Klien

gaya

pengaturan komunitas ,bangunan

untuk

mencegah

komunitas, mikroorganisme )
Zat
ns

cara/metode

status

terdahulu pasien
Menghindari lingkungan yang
berbahaya(misalnya
memindahkan perabotan.)
Memasang side rail tempat tidur
Menyediakan tempat tidur
aman dan nyaman dan bersih
Menempatkan saklar lampu
ditempat yang mudah dijangkau
pasien
Membatasi pengunjung
Menganjurkan keluarga untuk
menemani pasien
Mengontrol
lingkungandari
kebisingan
Memindahkan

barang-barang

yang dapat membahayakan


Berikan penjelasan pada pasien
dan keluarga atau pengunjung

homoglobin)
21 | P a g e

Disfungsi biokimia
Usia

BL. BM.
4.

adanya
perkembangan

kesehatan

(fisiologis,psikososial)
Disfungsi efektor
Disfungsi imun-autoimun
Disfungsi integratif
Malnutrisi
Fisik (misl,integritas kulit tidak

penyakit.

utuh,gangguan mobilitas,)
Psikososial (orientasi afektif)
Disfungsi sensorik
Hipoksia jaringan
Defisit perawatan diri

BN.

Definisi :

BO.

Gangguan

BX.

kemampuan

untuk

Daily Living (ADLs)


BY.

BP.diri
Batasan

karakteristik

mandi,

ketidakmampuan

untuk

berpakaian,
BS.ketidakmampuan

untuk

makan,

dan

badan
Menyatakan

penyebab

NIC :

CB.

Self Care assistane :

ADLs
kemempuan

untuk perawatan

Klien terbebas dari bau

status

CA.

Monitor

Kriteria

Hasil :

ketidakmampuan untuk
BR.

NOC :

Self care : Activity of

melakukan ADL pada


BQ.

perubahan

klien

diri yang

mandiri.
Monitor kebutuhan klien untuk
alat-alat

bantu

kenyamanan terhadap

kebersihan

kemampuan

berhias, toileting dan makan.

untuk

diri,

untuk
berpakaian,

22 | P a g e

ketidakmampuan

melakukan ADLs
Dapat
melakukan

BT.untuk toileting
BU.

Faktor

yang

berhubungan

kelemahan, kerusakan
BV.

kognitif atau perceptual, kerusakan

neuromuskular/
BW.

otot-otot saraf

ADLS denganbantuan
BZ.

Sediakan bantuan sampai klien


mampu

secara

utuh untuk

melakukan self-care.
Dorong
klien

untuk

melakukan aktivitas sehari-hari


yang normal sesuai kemampuan
yang dimiliki.
Dorong
untuk
secara
bantuan

mandiri,
ketika

melakukan
tapi

beri

klien

tidak

mampu melakukannya.
Ajarkan klien/ keluarga untuk
mendorong kemandirian, untuk
memberikan

bantuan hanya

jika pasien tidak mampu untuk


melakukannya.
Berikan aktivitas rutin seharihari sesuai kemampuan.
Pertimbangkan usia klien jika
mendorong

pelaksanaan

23 | P a g e

aktivitas sehari-hari.
CD. CE.
5.

Defesiensi pengetahuan

CF.Definisi :
CG.

Tidak

adanya

atau

kurangnya

informasi kognitif
CH.

karakteristik

ketidakakuratan

CS.Teaching : disease Process

process
Kowledge

Berikan
:

health

CQ.

mengikuti

tingkat

penilaian

tentang

pengetahuan

pasien

spesifik
Jelaskan

Pasien dan keluarga

patofisiologi

dari

penyakit dan bagaimana hal ini


berhubungan dengan anatomi

menyatakan

instruksi,

NIC :

tentang proses penyakit yang

Kriteria

Hasil :

memverbalisasikan adanya
CJ. masalah,

Kowlwdge : disease

Behavior

sehubungan dengan topic spesifik.

CI. Batasan

CP.NOC :

CC.
CR.

CK.

perilaku tidak sesuai.

pemahaman

tentang

dan fisiologi, dengan cara yang

CL.

Faktor yang berhubungan :

penyakit,

kondisi,

tepat.
Gambarkan tanda dan gejala

CM.

keterbatasan

kognitif,interpretasi

terhadap informasi
CN.

yang salah, kurangnya

keinginan

untuk mencari informasi, tidak mengetahui


sumber-sumber informasi.
CO.

prognosis dan program


pengobatan
Pasien dan keluarga
mampu melaksanakan
prosedur

yang

dijelaskan secara benar


Pasien dan keluarga

yang

biasa

muncul

pada

penyakit, dengan cara yang


tepat
Gambarkan

proses

penyakit,

dengan cara yang tepat


Identifikasi
kemungkinan

24 | P a g e

mampu

menjelaskan

kembali

apa

yang

dijelaskan perawat/tim
kesehatan lainnya

penyebab, dengna cara yang


tepat
Sediakan

informasi

pada

pasien tentang kondisi, dengan


cara yang tepat
Hindari harapan yang kosong
Sediakan bagi keluarga atau
SO informasi tentang kemajuan
pasien dengan cara yang tepat
Diskusikan perubahan gaya
hidup

yang

diperlukan

mungkin

untuk mencegah

komplikasi di masa yang akan


datang

dan

atau

proses

pengontrolan penyakit
Diskusikan pilihan terapi atau
penanganan
Dukung
pasien
mengeksplorasi
mendapatkan second
dengan cara yang

untuk
atau
opinion
tepat atau
25 | P a g e

diindikasikan
Eksplorasi

kemungkinan

sumber atau dukungan, dengan


cara yang tepat
Rujuk pasien pada grup atau
agensi

di

komunitas

lokal,dengan cara yang tepat


Instruksikan pasien mengenai
tanda

dan

gejala

melaporkan
perawatan

pada

untuk
pemberi

kesehatan,dengan

cara yang tepat

26 | P a g e

CT.Implementasi
CU. Melaksanakan tindakan sesuai dengan intervensi yang telah
di rencanakan dan di lakukan sesuai dengan kebutuhan klien/pasien
tergantung pada kondisinya. Sasaran utama pasien meliputi peredaan
nyeri, mengontrol ansietas, pemahaman dan penerimaan penanganan,
pemenuhan aktivitas perawatan diri, termasuk pemberian obat, pencegahan
isolasi sosial, dan upaya komplikasi.
CV.

Implementasi yang merupakan komponen dari proses

keperawatan adalah katagori dari prilaku keperawatan dimana tindakan


yang diperlukan untuk mencapai tujuan dan hasil yang dipekirakan dari
asuhan keperawatan dilakukan dan diselesaikan.
implementasi dari rencana asuhan keperawatan
perencanaan dari proses keperawatan.

Dalam teori,

mengikuti komponen

Namun demikian, di banyak

lingkungan perawatan kesehatan, implementasi mungkin dimulai secara


langsung setelah pengkajian (Potter & Perry, 2005).
CW.
CX.
CY.

Evaluasi
Melakukan pengkajian kembali untuk mengetahui apakah semua

tindakan yang telah dilakukan dapat memberikan perbaikan status

kesehatan terhadap klien. Hasil yang di harapkan :


Mengalami peredaan nyeri
Tampak tenang dan bebas mampu menyalankan aktivitas
Tidak terjadi resiko cedera
Memperhatikan aktifitas perawatan diri secara efektif

CZ.
DA.
DB.
DC.
DD.

BAB IV

27 | P a g e

DE.

PENUTUP

A. KESIMPULAN
DF.Osteoartritis (AO) adalah gangguan sendi yang bersifat kronis disertai
kerusakan tulang dan sendi berupa disentegrasi dan pelunakan progresif
yang diikuti dengan pertambahan pertumbuhan pada tepi tulang dan tulang
rawan sendi yang disebut osteofit, dan fibrosis dan kapsul sendi. Kelainan
ini timbul akibat mekanisme abnormal proses penuaan, trauma atau
kelainan lain yang menyebabkan kerusakan tulang rawan sendi. Keadaan
ini tidak berkaitan dengan faktor sistemik atau infeksi.
DG.
Beberapa penyebab dan faktor predisposisi adalah sebagai berikut:
Usia/Umur,

Jenis

Kelamin,

Ras,

Faktor

Keturunan,

Faktor

Metabolik/Endokrin, Faktor Mekanik, Diet.


DH.
B. SARAN
DI. Setelah membaca makalah ini diharapkan teman-teman dapat mengerti apa
itu penyakit osteoartheritis sekaligus pencegahannya. Dan teman-teman
bisa memberikan saran agar makalah ini kedepannya menjadi lebih baik.
DJ.
DK.
DL.
DM.
DN.
DO.
DP.
DQ.
DR.
DS.
DT.
DU.
DV.
DW.

DAFTAR PUSTAKA

Rosyidi Kholid,(2013), Muskuloskaletal,Jakarta,Trans info media.


Smeltzer C. Suzannne, (2002 ), Buku Ajar Keperawatan Medikal
Bedah,Alih Bahasa Andry Hartono, dkk., Jakarta, EGC.

28 | P a g e

Stanley Mickey, (2007),Buku Ajar Gerintik,Jakarta,EGC.


Amin & Hardi (2015), Aplikasi Askep Berdasarkan Diagnosa Medis &
Nanda Nic-Noc, Yogyakarta ,Mediaaction.

DX.
DY.

29 | P a g e

Anda mungkin juga menyukai