Anda di halaman 1dari 17

TUGAS MAKALAH KONSERVASI TANAH DAN AIR

KEGIATAN PRO DAN KONTRA


PEMBANGUNAN UNNES DALAM KONSERVASI
AIR
Dosen Pengampu

: Drs. Suroso, M.Si


Wahyu Setyaningsih, S.T, M.T

Disusun oleh : 1. Rifa Zakaria


2. Devy Kurniati

(3211414019)
(3211414021)

3. M Randi Pratama (3211414038)


4. Heni Kristina W (3211414051)

JURUSAN GEOGRAFI
FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

KATA PENGANTAR
Puji syukur kami tujukan kepada Allah Swt yang telah memberi kita nikmat
sehat dan karuniaNya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas mata kuliah konservasi
tanah dan air yang berjudul KEGIATAN PRO DAN KONTRA PEMBANGUNAN
UNNES DALAM KONSERVASI AIR dengan baik. Shalawat serta salam semoga tetap
senantiasa dilimpahkan kepada Nabi Muhammad Saw, besrta seluruh keluarga dan para
sahabatnya.
Makalah ini dibuat secara berkelompok yang berguna untuk mengetahui
kegiatan apa saja yang merupakan usaha pendukung konservasi dan berlawanan
konservasi di Universitas Negeri Semarang, yang mana kita tahu bahwa Unnes
mempunyai semboyan akselerasi konservasi bertaraf internasional. Mengerjakan secara
berkelompok juga membantu kami bekerja sama, mengompakan dan saling bertukar
fikiran satu sama lain yang membuat kami menambah semangat belajar.
Pembuatan makalh ini tentulah masih banyak kekurangan . Untuk itu kami
sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca untuk perbaikan ke
depannya. Semoga makalah ini dapat meberikan pengetahuan dan manfaat lainnya untuk
para pembaca. Sekian, terima kasih.

Semarang, 24 Maret 2016

Penulis

DAFTAR ISI
Judul
Kata Pengantar
Daftar isi
BAB Pendahuluan
Latar belakang
Rumusan masalah
Tujuan penulisan
BAB II Pembahasan
Konsep dasar konservasi
Kegiatan pro dan kontra konservasi air di Unnes
BAB III Penutup
Simpulan
Saran
Peta Konservasi air Unnes
Daftar Pustaka

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Universitas Negeri Semarang (Unnes) merupakan universitas yang peduli lingkungan
yang mempunyai semboyan universitas akselerasi konservasi bertaraf internasional.
Universitas konservasi adalah konsep yang memadukan antar pedagogi dan ekologi
dengan mempertimbangkan sumber daya hayati dan lingkungan universitas sehingga
mewarnai pelaksanaan dan pengembangan tri dharma perguruan tinggi. Universitas
konservasi dilaksanakan dengan memperhatikan kaidah atau aspek-aspek konservasi
yaitu pemanfaatan secara lestari, pengawetan, penyisihan, perlindungan, perbaikan, dan
pelestarian.
Unnes sebagai universitas konservasi tentunya sudah melakukan kegiatan-kegiatan yang
merupakan cerminan universitas konservasi. Salah satu kegiatan Unnes yang peduli
lingkungan adalah konservasi air. Konservasi air merupakan upaya meresapkan air ke
dalam tanah, sehingga air dapat masuk melalui rongga-rongga dalam tanah dan tanah
mampu menyimpan air. Kegiatan konservasi air mengupakan agar air hujan tidak terlalu
cepat dibuang ke laut melalui saluran dan sungai, namun agar dapat ditahan pada
kawasan hulu sungai untuk memperbesar resapan air ke dalam tanah. Peresapan air dapat
dilakukan secara alamiah atau buatan, melalui vegetasi tanaman keras, embung, sumur
resapan ataupun biopori.
Konservasi air yang baik dapat menyimpan air dikala berlebihan dan menggunakan
sedikit mungkin untuk keperluan yang produktif. Konservasi air berjalanan beriringan
dengan konservasi tanah. Konservasi tanah merupakan upaya menjaga agar struktur
tanah tidak terdispersi dan mengatur kekuatan gerak dan jumlah aliran permukaan.
Apabila kestabilan tanah tidak seimbang atau mengalami kerusakan, maka air yang kita
butuhkan juga akan mengalami gangguan.
Unnes sudah sering melakukan konservasi tanah dan air melalui beberapa cara, antara
lain melakukan penanaman pohon di area kampus ataupun di daerah lain, membuat
bendungan air seperti embung FBS dan DAS FIK, membuat selokan agar aliran tetap
lancar, biopori dan lainnya. Semua kegiatan tersebut sangat menunjang konservasi air
maupun tanah di Unnes.
Unnes tiap tahunnya mengalami perkembangan dan semakin dikenal masyarakat luas
yang membuat Unnes melakukan pembangunan dan penambahan fasilitas gedung untuk
menunjang kegiatan akademik. Kegiatan tersebut berdampak positif juga berdampak
negatif. Dampak positifnya adalah tentu saja kita akan menggunakan gedung tersebut
yang dilengkapi fasilitas yang lengkap yang akan membuat kita semangat belajar dan
diharapkan prestasi kita ikut meningkat. Sedangkan untuk dampak negatifnya adalah luas

lahan untuk konservasi berkurang, hal itu jelas bertentangan sekali untuk Unnes yang
mempunyai julukan universitas konservasi. Hal tersebut juga akan berdampak pada
lingkungan sekitar, seperti susahnya air di daerah Sekaran dan Banaran pada musim
kemarau. Untuk itu sangat diperlukan kesimbangan antara pembangunan dengan
konservasi tanah dan air.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa konsep dasar dari konservasi air?
2. Apa saja kegiatan yang mendorong kegiatan konservasi air di Unnes?

3. Apa saja kegiatan yang menghambat atau bertolak belakang kegiatan konservasi air
di Unnes?
4. Apa saja upaya untuk menyeimbangkan antara pembangunan dengan konservasi
yang ada di Unnes?

1.3 Tujuan Penulisan


1. Mahasiswa mengetahui konsep dasar konservasi air
2. Mahasiswa mengetahui kegiatan-kegiatan yang mendorong konseravasi air yang ada
di Unnes.
3. Mahasiswa mengetahui kegiatan-kegiatan yang menghambat atau betolak belakang
konservasi air di Unnes.
4. Mahasiswa mengatahui upaya penyeimbangan antara pembangunan dengan
konservasi yang ada di Unnes.

BAB II
PEMBAHASAN
1. Konsep Dasar Konservasi Air

Konservasi air pada prinsipnya adalah penggunaan air hujan yang jatuh ke tanah
untuk pertanian seefisien mungkin dan mengatur waktu aliran agar tidak terjadi banjir
yang merusak serta terdapat cukup air pada musim kemarau. Namun seiring
perkembangan zaman yang menimbulkan dampak positif dan negatif lingkungan
konservasi air tidak hanya untuk pertanian melainkan untuk berbagai macam kegiatan
dan kebutuhan, seperti untuk minum, memasak, mencuci, tenaga pembangkit
listrik,dan lainnya. Konservasi air berhubungan erat juga dengan konservasi tanah.
Setiap perlakuan yang diberikan pada sebidang tanah akan mempengaruhi tata air
pada tempat itu dan tempat-tempat di hilirnya. Maka dari itu, tindakan konservasi
tanah adalah juga tindakan konservasi air.
Metode konservasi air dan tanah dibagi menjadi tiga macam metode yaitu :
1. Metode Vegetatif, yaitu suatu cara pengelolaan lahan miring dengan menggunakan
tanaman sebagai saran konservasi tanah (Seloliman,1997). Metode vegetatif untuk
konservasi tanah dan air terdapat hal yang perlu diperhatikan yaitu usaha pokok
dalam pengawetan tanah dan air yang meliputi :
*Pengelolaan lahan untuk mencegah dan mengurangi erosi.
*Pengelolaan air, yaitu merupakan usaha usaha pengembangan sumber daya air
dalam hal kualitas air, pegelolaan vegetasi pada hutan tangkapan air dan DAS
dengan cara menanam bambu dan rerumputan di pinggir sungai atau dengan cara
penanaman tanaman semusim untuk di daerah datar.
2. Metode Mekanik, yaitu cara pengelolaan lahan dengan menggunakan sarana fisik
sepertitanah dan batu sebagai konservasi tanahnya. Tujuannya untuk
memperlambat aliran air di permukaan, mengurangi erosi serta menampung dan
mengalirkan aliran air permukaan.
3. Metode Kimia, yaitu metode yang menggunakan cara atau usaha untuk
pencegahan erosi dengan pemanfaatan soil conditioner atau bahan-bahan
pemantap tanah dalam hal memperbaiki struktur tanah.
Konservasi tanah dan air di Indonesia bukan merupakan hal baru. Pada masa
kerajaan Majapahit petani telah mengenal sistem persawahan lengkap dengan
pengairan, sistem subak di Bali juga sudah dilakukan pada zaman kerajaan. Sistem
bertani pada lahan sawah merupakan contoh klasik konservasi yang dapat berfungsi
efektif dalam mempertahankan kesuburan tanah sehingga produktivitas tetap terjaga.
Konservasi air pada zaman sekarang ini sangat diperlukan karena kebutuhan
manusia terhadap air sangat meningkat seiring pertumbuhan penduduk yang tinggi
di setiap wilayah. Kebutuhan air yang tinggi jika tidak disikapi dengan baik maka
akan menimbulkan beberapa dampak negatif pada manusia itu sendiri. Seperti yang
kita ketahui jumlah air tawar di bumi ini hanya 3 % sedang 97% lainnya berupa air
laut. Hal tersebut yang melatar belakangi Universitas Negeri Semarang peduli
dengan lingkungan sehingga dikenal dengan Kampus Konservasi.
2. Kegiatan Pro dan Kontra Konservasi Air di Unnes

Universitas Negeri Semarang (Unnes) terletak di daerah pegunungan dengan


topografi yang beragam dan secara administratif lokasi Unnes termasuk bagian dari
wilayah kecamatan Gunungpati Kota Semarang yang sejak dulu telah difungsikan
sebagai area resapan air guna menjaga siklus hidrologi dan penyedia air bagi
kehidupan daerah Kota Semarang. Fungsi ini perlu dijaga agar tidak terjadi bencana
dan utamanya krisis air di kawasan Semarang dan sekitarnya. Lokasi kampus Unnes
yang berada di daerah perbukitan dan dikelilingi beberapa tipe habitat seperti hutan,
sawah, ladang, kebun campuran dan pemukiman memiliki tingkat keanekaragaman
hayati (biodeversity) baik flora maupun fauna yang tinggi.
Unnes sudah sering melakukan kegiatan konservasi tanah dan air melalui beberapa
cara, antara lain melakukan penanaman pohon di area kampus ataupun di daerah
lain, membuat bendungan air seperti embung FBS dan DAS FIK, membuat selokan
agar aliran tetap lancar, biopori dan lainnya. Semua kegiatan tersebut sangat
menunjang konservasi air maupun tanah di Unnes.
a. Embung Fbs
Merupakan sebuah kolam kecil yang berada disebelah Fakultas Bahasa dan Seni
(FBS) berfungsi sebagai irigasi dan pengairan bagi penduduk yang bermukim di
sekitar Unnes. Awalnya sebelum dibangun embung ini, air disekitar Unnes susah
didapatkan sehinga pada waktu itu Unnes membangun embung untuk membantu
pengairan penduduk setempat.

Gambar 1. Embung Fbs

Adanya embung Fbs tersebut kebutuhan air tercukupi disekitar Unnes, selain itu embung
tersebut menjadi tempat ikan-ikan berkembang biak dan tempat bersantai bagi sebagian besar
mahasiswa Unnes.

b. Hutan Mini
Lahan Unnes yang luas sebuah kampus yang didalamnya banyak terdapat gedung dan
bangunan-bangunan pendukung lainnya, masih banyak lahan kosong Unnes sebagai tempat
penyerapan air hujan. Lihat saja pada Kebun Biologi yang ditanami berbagai macam tanaman
buah dan obat-obatan, juga hutan mini disepanjang jalan Unnes.

Gambar 2. Hutan Mini


Banyak tumbuh pepohonan hijau besar yang rindang dan suasana tenang kampus konservasi.
Pepohonan tersebut dapat membantu penyerapan air hujan dan melindungi wilayah ini dari
tanah longsor karena lokasinya yang berada di dataran tinggi (perbukitan).
c. Biopori
Merupakan lubang atau rongga di dalam atau di atas permukaan tanah yang terbentuk secara
alami atau buatan. Secara alami biopori terbentuk akibat adanya pergerakan akar tanaman
atau fauna tanah seperti rayap, semut, cacing dan lainnya. Sedangkan secara buatan, biopori
dibuat dengan menggunakan suatu alat dengan kedalaman antar 80 cm 100 cm dan
diameter 10 cm 30 cm.

Gambar 3. Biopori Buatan


Fungsi dari biopori adalah untuk menjadi lubang resapan air hujan sehingga air hujan
dapat meresap kembali ke dalam tanah. Selain itu dengan adanya biopori maka tanah
mampu memperbesar daya tampungnya terhadap air hujan yang masuk ke dalam tanah,
mengurangi genangan air di permukaan tanah dan pada akhirnya mengurangi volume
limpahan dan aliran air hujan ke saluran atau sungai.
Hampir tiap tahun Unnes melakukan kegiatan biopori di daerah sekitar Unnes yang
bekerja sama dengan mahasiswa, maupun instansi lain di luar Unnes. Hal itu merupakan
program Unnes dalam kgiatan mengoptimalkan konservasi air.
d. Selokan
Setiap membangun bangunan apapun harus diiringi saluran air atau selokan unuk
memperlancar aliran air. Manfaat lain dari selokan yang ada disekitar Unnes antara lain :
Sebagai saluran pembuangan air kotor (limbah) yang nantinya disalurkan ke tempat
yang lebih rendah seperti sungai.
Sebagai saluran yang menampung air hujan dari sekeliling saluan tersebut, seperti
air limpasan dari jalan raya dan permukaan tanah.
Mencegah banjir, karena air yang tergenang di pemukaan air tanah akan segera
dialirkan ke tempat yang lebih rendah.
Menjaga kondisi permukaan jalan raya tetap kering dan tidak tergenang air.

Gambar 4. Selokan
Dari semua itu tiap-tiap sudut gedung yang ada di Unnes sudah mempunyai selokan
sehingga kemungkinan kecil Unnes terjadi banjir yang berkepanjangan.

e. Bendungan FIK
Bendungan FIK dibangun sebagai penghalang yang dibangun melintang pada aliran sungai
untuk tujuan menampung genangan air. Bangunan dengan ketinggian 5 meter ini ini
mempunyai fungsi yang lain:
Mengalirkan air.
Menyangga kejadian puncak hujan.
Melepas air secar bertahap.
Memelihara kualitas air.
Mengurangi pembuangan massa (seperti tanah longsor)

Gambar 5. Bendungan FIK


Pada bendungan Fik ini sangat membantu bagi mahasiswa Unnes maupun warga sekitar
Unnes ketika musim penghujan yang curah hujannya sangat tinggi, maka bendungan tersebut
sangat berguna untuk menampungnya dan air tidak percuma mengalir begitu saja. Sehingga
sangat membantu untuk warga sekitar saat musim kemarau. Bendungan ini terdapat juga
jembatan yang dibelakangnaya kolam renang Tirta Nagari yang terlihat indah, maka disini
juga dijadikan referensi untuk hunting foto.
f. DAS Pemalijratun Rusunawa
DAS adalah suatu hamparan kawasan yang menerima, mengumpulkan air hujan, sedimen,
dan unsur hara yang terbawa oleh aliran air hujan yang jatuh ke permukaan bumi yang
letaknya disekitar induk sungai. DAS yang terletak di sebelah timur rusunawa putri unnes
bernama DAS Pemalijratun. DAS ini dimanfaakan penduduk sekitar dalam kegiatan seharihari, seperti mandi, sumber air untuk kegiatan rumah tangga, perairan untuk lahan pertanian
dan lainnya.

Gambar 6. DAS Pemalijatrun


Unnes sebagai kampus konservasi memang sudah melakukan banyak hal untuk menunjang
konservasi di area Sekaran dan Banaran, Gunung Pati, namun seiring perkembangan Unnes
yang dikenal masyarakat luas membuat Unnes terus melakukan pembangunan struktur
maupun infrastruktur untuk menunjang kegiatan perkuliahan bagi mahasiswa maupun civitas
academik Unnes. Dari kegiatan tersebut Unnes telah membangun beberapa bangunan yang
telah mengurangi area konservasi. Diantaranya hal-hal untuk pembangunan namun kontra
dengan konservasi di Unnes sebagai berikut :
1. Pembangunan Gedung
Pembangunan gedung di Unnes pada tahun 2013 sampai sekarang terbilang besar-besaran,
mulai dibangunnya gedung FE, gedung IKM, Gedung FBS dan gedung-gedung lainnya dekat

pintu gerbang utama Unnes. Adanya pembangunan gedung-gedung tersebut telah mengurangi
lahan untuk hutan mini di sekitar Unnes yang dulu penuh dengan pepohonan.

Gambar 7. Pembangunan Gedung FE


Seperti contoh pembangunan gedung FE yang telah mengurangi lahan untuk hutan mini dan
mempersempit area aliran air sungai disebelah kirinya akan meyebabkan aliran menjadi tidak
lancar. Selain itu juga pembangunan gedung FE telah mengurangi area parkir, sehingga
banyak mahasiswa yang kehabisan area parkir ketika perkuliahan.
2. Bangunan penduduk yang berada di dekat area Unnes
Adanya bangunan penduduk seperti indekos, fotokopi, warung di sekitar area Unnes
menimbulkan sampah-sampah yang tidak dibuang pada tempatnya. Sampah atau limbah
tersebut dibuang sembarangan bahkan dibuang di area sungai sekitar Unnes seperti di sungai
samping kiri gedung FE yang baru.

Gambar 8. Sungai samping kiri gedung baru FE


Dari gambar diatas dapat kita lihat bahwa air sungainya terlihat hitam, dan ditumbuhi
tanaman liar air yang menyebabkan aliran airnya tidak lancar dan tergenang. Aktifitas warga
yang gemar membuang sampah dan limbah sembarangan pada air tersebut dapat
menghambat konservasi air di Unnes.
3. Penggunaan air yang berlebihan
Kita tahu bahwa penduduk (mahasiswa dan warga asli Sekaran, Banaran) yang berada di
sekitar Unnes mencapai 40.000 jiwa. Luas daerah Sekaran yang tidak begitu luas dengan
penduduk yang mencapai 40.000 penggunaan airnya pasti sangat tinggi. Banyak sumur bor di
daerah Sekaran yang kedalamannya lebih dari 15 meter, karena susahnya air dalam tanah
ketika musim kemarau maka tiap indekos terus mengebor sumur sampai kedalaman lebih dari
15 meter. Padahal jarak antar indekos satu dengan yang lain sangat berdekatan. Jika
penggalian atau pengeboran tiap sumur diperdalam terus dan terus, maka bisa mengakibatkan
nanti bisa terjadi tanah ambrol ke bawah karena tanah yang menopang bangunan terlalu kecil.
Para penghuni indekos yang tidak hemat air merupakan kegiatan yang menghambat
konservasi air di Unnes, dan kurangnya pepohonan di daerah sekitar indekos Unnes juga
menghambat konservasi air terbukti pada musim kemarau banyaknya indekos yang megalami
kekeringan.
3. Upaya Keseimbangan Antara Pembangunan dan Konservasi
Upaya untuk menyeimbangkan antara pembangunan dan konservasi di Unnes pada dasarnya
adalah kesadaran individu masing-masing untuk peduli terhadap lingkungan. Adapun upaya
yang menyeimbangkan antara pembangunan dan konservasi antara lain :
1. Melakukan penanaman di luar Unnes, karena seperti yang kita ketahui lahan Unnes
berkurang untuk konservasi maka diperlukan pengganti lahan untuk penanaman pohon di
luar Unnes agar kesimbangan tetap terjaga.
2. Mensosialisasikan ke mahasiswa maupun penduduk sekitar Unnes tentang arti
pentingnya konservasi.
3. Melakukan pembangunan yang peduli dan memperhatikan lingkungan sekitar.
4. Membuang sampah atau limbah pada tempatnya.
5. Tidak ikut merusak lingkungan.

BAB III
PENUTUP
1. Saran
Sebagai Kampus konservasi Unnes harus lebih peduli lagi pada hal-hal sepele yang
menghambat konservasi air di Unnes. Mahasiswa dan warga di sekitar Unnes juga harus
turut berpartisipasi peduli lingkungan dan konservasi air karena air merupakan kebutuhan
pokok tiap hari yang selalu dibutuhkan. Jika nanti daerah Unnes kesulitan air ketika musim
kemarau, maka patut dipertanyakan julukan konservasinya karena daerah konservasi
tentunya menjadi daerah yang subur, berlimpah sumber daya alamnya, beragam flora
faunanya dan mnausianya memiliki jiwa peduli lingkungan yang tinggi.
2. Kesimpulan
Dari beberapa uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa ada tiga metode konservasi air
dan tanah dibagi menjadi tiga macam metode yaitu :
1. Metode Vegetatif, yaitu suatu cara pengelolaan lahan miring dengan menggunakan
tanaman sebagai saran konservasi tanah (Seloliman,1997).
2. Metode Mekanik, yaitu cara pengelolaan lahan dengan menggunakan sarana fisik
sepertitanah dan batu sebagai konservasi tanahnya.
3. Metode Kimia, yaitu metode yang menggunakan cara atau usaha untuk pencegahan
erosi dengan pemanfaatan soil conditioner atau bahan-bahan pemantap tanah dalam hal
memperbaiki struktur tanah.
Unnes sebagai kampus konservasi telah melakukan beberapa hal yang mendorong kegiatan
konervasi air, antara lain: adanya hutan mini di sepanjang jalan Unnes, pendirian embung FBS,
biopori, bendungan FIK, DAS Pemalijatrun dan masih banyak lainnya. Adanya hal-hal tersebut
dapat memperlancar konservasi air, sehingga air bisa selalu tersedia di musim apapun.
Unnes semakin dikenal masyarakat luas sehingga membuat Unnes melakukan pembangunan
saran dan prasarana untuk menunjang perkuliahan yang semakin meningkat. Pembangunan
tersebut berdampak positif dan negatif. Adapun dampak negatifnya adalah memperlambat
konervasi air yang ada di Unnes, antara lain: pembangunan gedung-gedung baru yang
mempersempit hutan mini, pembuangan sampah atau limbah sembarangan di sungai sekitar
Unnes, serta penggunaan air yang berlebihan.
Unnes sebagai kampus konservasi yang telah dikenal masyarakat luas harus bisa
menyeimbangkan antara pembangunan dan konservasi, agar infrastruktur sarana dan prasarana
di Unnes meningkat juga lingkungan alam sekitar Unnes tetap terjaga.

DAFTAR PUSTAKA
Tim MKU PLH. 2014. Pendidikan Lingkungan Hidup. Semarang: Universitas Negeri
Semarang.
Citra Google map Unnes

http://geoenviron.blogspot.co.id/2013/01/konservasi-tanah-dan-airkonservasi.html
http://dokumen.tips/documents/psda-konservasi-tanah-dan-air-secaramekanis-2.html

Anda mungkin juga menyukai