Anda di halaman 1dari 3

Dampak Positif dan Negatif Desentralisasi

Segi Ekonomi
Dari segi ekonomi banyak sekali keuntungan dari penerapan sistem desentralisasi ini dimana
pemerintahan daerah akan mudah untuk mengelola sumber daya alam yang dimilikinya, dengan
demikian apabila sumber daya alam yang dimiliki telah dikelola secara maksimal maka pendapatan
daerah dan pendapatan masyarakat akan meningkat. Seperti yang diberitakan pada majalah Tempo
Januari 2003 Desentralisasi: Menuju Pengelolaan Sumberdaya Kelautan Berbasis Komunitas Lokal.
Tetapi, penerapan sistem ini membukan peluang yang sebesar-besarnya bagi pejabat daerah (pejabat
yang tidak benar) untuk melalukan praktek KKN. Seperti yang dimuat pada majalah Tempo Kamis 4
November 2004 (www.tempointeraktif.com) Desentralisasi Korupsi Melalui Otonomi Daerah.
Setelah Gubernur Nanggroe Aceh Darussalam, resmi menjadi tersangka korupsi pembelian genset
senilai Rp 30 miliar, lalu giliran Gubernur Sumatera Barat Zainal Bakar resmi sebagai tersangka kasus
korupsi anggaran dewan dalam APBD 2002 sebesar Rp 6,4 miliar, oleh Kejaksaan Tinggi Sumatera
Barat. Dua kasus korupsi menyangkut gubernur ini, masih ditambah hujan kasus korupsi yang
menyangkut puluhan anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah di berbagai wilayah di Indonesia,
dengan modus mirip: menyelewengkan APBD.
Segi Sosial Budaya
Dengan diadakannya desentralisasi, akan memperkuat ikatan sosial budaya pada suatu daerah. Karena
dengan diterapkannya sistem desentralisasi ini pemerintahan daerah akan dengan mudah untuk
mengembangkan kebudayaan yang dimiliki oleh daerah tersebut. Bahkan kebudayaan tersebut dapat
dikembangkan dan di perkenalkan kepada daerah lain. Yang nantinya merupakan salah satu potensi
daerah tersebut.
Sedangkan dampak negatif dari desentralisasi pada segi sosial budaya adalah masing- masing daerah
berlomba-lomba untuk menonjolkan kebudayaannya masing-masing. Sehingga, secara tidak langsung
ikut melunturkan kesatuan yang dimiliki oleh bangsa Indonesia itu sendiri.
Segi Keamanan dan Politik
Dengan diadakannya desentralisasi merupakan suatu upaya untuk mempertahankan kesatuan Negara
Indonesia, karena dengan diterapkannya kebijaksanaan ini akan bisa meredam daerah-daerah yang
ingin memisahkan diri dengan NKRI, (daerah-daerah yang merasa kurang puas dengan sistem atau apa
saja yang menyangkut NKRI). Tetapi disatu sisi desentralisasi berpotensi menyulut konflik antar
daerah. Sebagaimana pada artiket Asian Report 18 juli 2003 Mengatur Desentralisasi Dan Konflik
Disulawesi Selatan
..Indonesia memindahkan kekuasaannya yang luas ke kabupaten-kabupaten dan kota-kota
tingkat kedua pemerintahan daerah sesudah provinsi diikuti dengan pemindahan fiskal cukup
banyak dari pusat. Peraturan yang mendasari desentralisasi juga memperbolehkan penciptaan kawasan
baru dengan cara pemekaran atau penggabungan unit-unit administratif yang eksis. Prakteknya, proses
yang dikenal sebagai pemekaran tersebut berarti tidak bergabung tetapi merupakan pemecahan secara
administratif dan penciptaan beberapa provinsi baru serta hampir 100 kabupaten baru.

Dengan beberapa dari kabupaten itu menggambarkan garis etnis dan meningkatnya ekonomi yang
cepat bagi politik daerah, ada ketakutan akan terjadi konflik baru dalam soal tanah, sumber daya atau
perbatasan dan adanya politisi lokal yang memanipulasi ketegangan untuk kepentingan personal.
Namun begitu, proses desentralisasi juga telah meningkatkan prospek pencegahan dan manajemen
konflik yang lebih baik melalui munculnya pemerintahan lokal yang lebih dipercaya..
Dibidang politik, dampak positif yang didapat melalui desentralisasi adalah sebagian besar keputusan
dan kebijakan yang berada di daerah dapat diputuskan di daerah tanpa adanya campur tangan dari
pemerintahan di pusat. Hal ini menyebabkan pemerintah daerah lebih aktif dalam mengelola
daerahnya.
Tetapi, dampak negatif yang terlihat dari sistem ini adalah euforia yang berlebihan di mana wewenang
tersebut hanya mementingkat kepentingan golongan dan kelompok serta digunakan untuk mengeruk
keuntungan pribadi atau oknum. Hal tersebut terjadi karena sulit untuk dikontrol oleh pemerintah di
tingkat pusat.
KEUNTUNGAN DAN KELEMAHAN KEBIJAKAN DESENTRALISASI
Kebijakan desentralisasi yang memberi banyak peluang kepada daerah agar dapat mengatur dan
mengurus rumah tangga daerahnya sendiri ini, tentu membawa banyak dampak baik segi keuntungan
maupun daer segi kelemahan. Berkenaan dengan itu, penulis akan menjabarkan beberapa keuntungan
dan kelemahan kebijakan desentralisasi.
A. KEUNTUNGAN DESENTRALISASI
Menurut Smith (1985) dalam Hanif Nurcholis menjelaskan bahwa kebijakan desentralisasi ini memiliki
keuntungan-keuntungan sebagai berikut:
1.
Desentralisasi diterapkan dalam upaya pendidikan politik
2.
Untuk latihan kepemimpinan politik
3.
Untuk memelihara stabilitas politik
4.
Untuk mencegah konsentrasi kekuasaan di pusat.
5.
Untuk memperkuat akuntabilitas publik.
6.
Untuk meningkatkan kepekaan elit terhadap kebutuhan masyarakat lewat pendekatan pelayanan
publik.
Menurut Smith, keenam hal tersebut di atas bisa tercapai apabila administrasi pemerintah tertata
dengan baik. Dalam rangka menyelenggarakan pemerintahan daerah diperlukan admininstrasi
pemerintahan daerah yang respon dengan aspirasi dam kebutuhan masyarakat. Oleh karena itu, dengan
memahami system administrasi demikian pada tingkat daerah maka hubungan saling terkait antara
semua komponen yang terdapat dalam administrasi pemerintahan daerah sebagai satu kesatuan untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan semakin cepat tercapai. Hal ini sangat dibutuhkan kemitraan
dari semua komponen darah.
Berkaitan dengan keuntungan desentralisasi, Sarundajang mengemukakan beberapa keuntungan
kebijakan desentralisasi sebagai berikut:
1.
Mengurangi bertumpuknya pekerjaan di pusat pemerintahan
2.
Dalam menghadapi masalah yang amat mendesak membutuhkan tindakan yang lebih cepat,
sehingga daerah tidak perlu menunggu instruksi dari pemerintah pusat.
3.
Dapat mengurangi birokrasi dalam arti yang buruk karena setiap keputusan dapat segera
dilaksanakan.
4.
Dalam system desentralisasi, dapat diadakan pembedaan dan pengkhususan yang berguna bagi
kepentingan tertentu,yakni daerah dengan lebih mudah menyesuaikan diri dengan kebutuhan khusus
daerah.

5.
Dengan adanya desentralisasi territorial, daerah otonom dapat merupakan semacam laboratorium
dalam hal-hal yang berhubungan dengan pemerintahan, yang dapat bermanfaat bagi seluruh wilayah
negara. Hal yang baik diterapkan pada seluruh wilayah negara sedangkan yang kurang baik dibatasi
pada daerah tertentu saja.
6.
Mengurangi kemungkinan kesewenang-wenangan dari pemerintah pusat.
7.
Dari segi psikologi, desentralisasi dapat lebih memberikan kewenangan memutuskan yang lebih
besar kepada daerah.
8.
Desentralisasi akan memperbaiki kualitas pelayanan karena lebih dekat dengan masyarakat yang
dilayani.
Sehubungan dengan pendapat ditarik kesimpulan bahwa desentralisasi membawa banyak keuntungan
yang dapat membuat daearh lebih mandiri, kuat dan dapat menyelenggarakan pemerintahan dengan
daya, inovatif dan kreativitas tinggi untuk mensejahterakan rakyat di daerahnya.
B. KELEMAHAN DESENTRALISASI
Adapun kelemahan desentralisasi dalam pelaksanaannya, antara lain:
kelemahan desentralisasi antara lain, menurut Agus Sumarsono (dalam makalahnya Otonomi Daerah
dan good governace dalam rangka mewujudkan keberhasilan pembangunan daerah (2010 ; hal. 4)
dikatakan bahwa:
a.
Karena jumlah organ-organ pemerintah bertambah banyak sejalan dengan kewenangan yang
dimiliki daerah, maka struktur pemerintahan bertambah kompleks sehingga mempersulit koordinasi.
b.
Hubungan keseimbangan dan keserasian antara berbagai macam kepentingan daerah mudah
terganggu.
c.
Desentralisasi teritorial dapat mendorong timbulnya sentimen kedaerahan (etnocentries).
d.
Pengambilan keputusan memerlukan waktu yang lama karena melalui perundingan yang rumit.
e.
Penyelenggaraan desentralisasi memerlukan biaya yang lebih banyak dan sulit dilaksanakan
secara sederhana dan seragam.
Selanjutnya, Kelemahan-kelemahan desentralisasi menurut Dewi Erowati yaitu:
a.
Karena besarnya organ-organ pemerintah, maka struktur pemerintahan bertambah kompleks yang
mempersulit koordinasi.
b.
Keseimbangan dan keserasian berbagai macam kepentingan daerah akan lebih terganggu.
c.
Dapat mendorong timbulnya daerahnisme ataupun provinisme
d.
Keputusan yang diambil memerlukan waktu yang lama, karena memerlukan perundingan yang
bertele-tele.
e.
Dalam penyelenggaraan desentralisasi diperlukan biaya yang lebih banyak.
f.
Sulit untuk memperoleh keseragaman/uniform dan kesederhanaan
g.
Desentralisasi pada taraf tertentu akan mengancam integrasi politik, mengganggu stabilitas
nasional dan pada akhirnya mengancam pemerintah pusat.
h.
Jika desentralisasi diterapkan secara mutlak dalam sistem pemerintahan negara maka ada
beberapa ancaman lain yang bisa menyertainya, seperti: dalam meningkatkan perbedaan/kesenjangan
yang tajam antar daerah (dispariy), dan bahkan justru dapat mengurangi efisien.

Anda mungkin juga menyukai