Anda di halaman 1dari 32

PROPOSAL KERJA PRAKTEK

GAS PROCESSING FACILITIES


SAKA INDONESIA PANGKAH LTD

Disusun oleh :
Dina Adelina

(2315106003)

JURUSAN TEKNIK KIMIA


FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
SURABAYA
2016

LEMBAR PERSETUJUAN PROPOSAL


KERJA PRAKTEK MAHASISWA
JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS
TEKNOLOGI INDUSTRI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA

2016
Surabaya, 20 Juli 2016

Hormat saya,

Dina Adelina
2315 106 003

Mengetahui dan Menyetujui,

Ketua Jurusan

Sekretaris Program Studi Sl


ia Fri-ITS

Fadlilatul Taufany, S.T., Ph.D

NJP. 19810713 200501 1 001

11

KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas
berkat dan perlindugan-Nya, penyusun dapat menyelesaikan proposal kerja praktek
ini dengan baik.
Adapun maksud dan tujuan dari proposal ini untuk memenuhi persyaratan
kerja praktek guna melengkapi kurikulum di Program Studi Teknik Kimia, Fakultas
Teknologi Industri, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya.
Pada kesempatan ini pula penyusun mengucapkan terimakasih kepada :
1. Bapak Juwari, S.T., M.Eng., Ph.D. selaku Ketua Jurusan Program Studi Teknik
Kimia Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi Sepuluh Nopember,
Surabaya.
2. Bapak Fadlilatul Taufany, S.T., Ph.D. selaku koordinator kerja praktek yang telah
memberikan petunjuk dalam pembuatan proposal ini.
3. Rekan-rekan mahasiswa yang telah banyak memberikan bantuan hingga
terselesaikannya proposal ini.
4. Semua pihak yang telah membantu baik moral maupun spiritual.
Penyusun menyadari bahwa proposal ini masih jauh dari sempurna, oleh
karena itu penyusun mengharapkan adanya kritik dan saran yang bersifat membangun
untuk memperbaiki proposal ini.

Surabaya, 20 Juli 2016


Hormat saya,

Penyusun

iii
iv

DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .............................................................................................. i
HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................ ii
KATA PENGANTAR ............................................................................................ iii
DAFTAR ISI........................................................................................................... iv
DAFTAR GAMBAR .............................................................................................. v
DAFTAR TABEL .................................................................................................. vi
BAB 1. PENDAHULUAN ..................................................................................... 1
A. LATAR BELAKANG .............................................................................. 1
B. TUJUAN DAN MANFAAT..................................................................... 2
C. TINJAUAN UMUM ................................................................................. 3
C.1 EKSPLORASI .................................................................................... 3
C.1.1 ASPEK RESERVOIR.............................................................. 4
C.2 PRODUKSI ........................................................................................ 9
C.2.1 HIDROKARBON .................................................................... 10
C.2.2 TIPE HIDROKARBON ........................................................... 10
C.2.3 PENGGUNAAN HIDROKARBON ........................................ 11
C.3 FASILITAS PRODUKSI GAS .......................................................... 12
C.3.1 TEORI PEMISAHAN LPG ..................................................... 13
C.3.2 GAS PROCESSING................................................................. 18
BAB II. PELAKSANAAN KP .............................................................................. 22
A. WAKTU PELAKSANAAN ..................................................................... 22
B. RUANG LINGKUP KP ............................................................................ 22
C. PESERTA ................................................................................................. 23
BAB III. PENUTUP ............................................................................................... 24
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................. 25
LAMPIRAN

iii
iv

DAFTAR GAMBAR
Gambar I.1 Petroleum Sistem .................................................................................. 5
Gambar I.2 Water Drive Reservoir .......................................................................... 8
Gambar I.3 Gas Cap Drive Reservoir ...................................................................... 8
Gambar I.4 Depletion Drive Reservoir .................................................................... 9
Gambar I.5 Model Tiruan Metana ........................................................................... 11
Gambar I.6 DAP Sektor Hulu dan Hilir Gas ........................................................... 12
Gambar I.7 Kolom Destilasi .................................................................................... 13
Gambar I.8 Separator ............................................................................................... 16
Gambar I.9 Contoh DAP LPG Plant ....................................................................... 19

DAFTAR TABEL
Tabel I.1 Tekanan Uap Hidrokarbon ....................................................................... 14
Tabel I.2 Spesifikasi Produk LPG............................................................................ 19

vi

BAB 1
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Kerja praktek adalah salah satu mata kuliah prasyarat dalam kurikulum akademik
di Program Studi Teknik Kimia, Fakultas Teknologi Industri, dengan bobot akademis 2
sks yang wajib ditempuh oleh mahasiswa Teknik Kimia Strata 1 (S1) di Institut
Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya.
Melalui kerja praktek mahasiswa diharapkan tidak hanya mengerti tentang
pelaksanaan kerja secara teoritis, namun juga dapat mengerti aplikasinya di lapangan.
Kerja Praktek (KP) ini merupakan sebagian visualisasi dari mata kuliah yang telah
ditempuh seperti teknologi pemisahan, intrumentasi dan pengendalian proses, dan proses
industri kimia.
Perkembangan ilmu dan teknologi dalam dunia industri kimia yang semakin
canggih menuntut mahasiswa teknik kimia untuk memahami aplikasi dari teori-teori
yang telah dipelajari. Bertujuan untuk memberikan tambahan pengetahuan serta
wawasan mengenai aplikasi ilmu-ilmu teknik kimia dalam industri, diharapkan
mahasiswa dapat lebih memahami tentang proses kimia yang berlangsung dalam suatu
pabrik kimia, serta menjadi suatu bahan pembanding antara ilmu yang didapatnya di
bangku kuliah dengan kondisi nyata di industri guna pemahaman lebih lanjut.
Selain itu, dengan adanya kerja praktek ini diharapkan dapat menjadi jembatan
yang menghubungkan antara dunia pendidikan dengan dunia industri, sehingga dapat
mewujudkan

kerjasama

yang

menguntungkan

antara

kedua

belah

pihak.

B. TUJUAN DAN MANFAAT


Kerja praktek yang akan dilaksanakan ini bertujuan untuk :
1. Memenuhi syarat dalam menyelesaikan studi di Jurusan Teknik Kimia,
Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi Sepuluh Nopember.
2. Mengetahui secara langsung bentuk, fungsi, proses pemisahan minyak dan
gas, maupun cara kerja dari peralatan yang digunakan, dan menambah
pengalaman kerja di lapangan.
Kerja praktek yang akan dilaksanakan ini memiliki manfaat untuk :
1. Menambah pengalaman praktek di lapangan dan menerapkan serta
mengaplikasikan ilmu-ilmu yang telah didapat di bangku kuliah dalam dunia
industri secara nyata, sehingga pada nantinya dapat digunakan sebagai bekal
di kemudian hari.
2. Mempelajari dan memahami mengenai kondisi industri minyak dan gas
secara langsung, khususnya pada kondisi operasi, proses pemisahan minyak
dan gas, serta proses dalam pembuatan gas LPG yang diterapkan pada
peralatan operasi yang ada di Saka Indonesia Pangkah Ltd., sehingga dapat
melakukan persiapan sebelum masuk kedalam dunia tersebut.
3. Dapat mengaplikasikan teori dan konsep-konsep dalam perkuliahan Proses
Industri

Kimia,

Instrumentasi

dan

Pengendalian

Proses,

Teknologi

pemisahan, utilitas, dan seluruh praktikum yang telah diberikan.


4. Menjadi referensi atau acuan dalam tugas desain pabrik kimia pada semester
selanjutnya, sehingga sudah mendapat pandangan secara nyata dalam sebuah
industri.

C. TINJAUAN UMUM
Kegiatan minyak dan gas bumi terbagi menjadi dua, yaitu : kegiatan hulu migas
(upstream) dan kegiatan hilir migas (downstream). Kegiatan usaha hulu migas adalah
mencari (eksplorasi) dan mengangkat migas dari dalam perut bumi (eksploitasi).
Sedangkan kegiatan hilir migas meliputi pengolahan migas serta mendistribusikan dan
memperdagangkan hasil olahan migas.
C.1 Eksplorasi
Kegiatan eksplorasi memerlukan suatu kajian yang panjang dan kompleks,
karena cadangan migas tidak dapat dilihat secara kasat mata, dan berada jauh di bawah
permukaan tanah. Cadangan migas atau hidrokarbon di Indonesia umumnya berada di
cekungan belakang busur (back arc basin) yakni cekungan sedimen yang terletak di
belakang busur vulkanik. Migas juga terdapat di cekungan tepi benua (continental
margin). Untuk mencari lokasi cadangan migas perlu studi Geologi dan Geofisika yang
cermat. Dalam studi geologi para ahli geologi melakukan survei untuk memetakan
kondisi permukaan bumi secara detail. Survei dilakukan dengan meneliti batuan yang
terbentuk di lokasi tertentu. Para ahli geologi memetakan sebaran batuan, formasi
batuan, umur batuan, kandungan mineral pada batuan, fosil, geokimia, stratigrafi
(susunan lapisan batuan), sedimentasi, serta struktur geologi.
Sedangkan studi Geofisika meliputi survei seismik yang dilakukan untuk
memetakan kondisi lapisan bebatuan di bawah permukaan tanah. Gambaran lapisan
bebatuan diperoleh dengan mencatat gelombang pantulan getaran dari dalam tanah pada
kedalaman tertentu dan direkam oleh alat pencatat penerima getaran, semacam alat
pendeteksi gempa. Di darat, getaran itu diperoleh dengan cara meledakkan dinamit yang
ditanam pada kedalamam tertentu. Sedangkan dalam survei seismik laut, sumber getaran
dibuat dari pelepasan tekanan tinggi dari alat yang disebut air gun.
Berdasarkan hasil studi Geologi dan Geofisika, suatu lokasi dinyatakan memiliki
prospek cadangan migas bila memenuhi seluruh kriteria sistem hidrokarbon (petroleum
system), yang meliputi adanya batuan sumber (source rock), migrasi, reservoir (tempat
dimana hidrokarbon tertampung), perangkap reservoir (reservoir trap), dan batuan
3

lapisan penyekat (seal rock). Dengan mengacu pada data yang diperoleh, masing-masing
kriteria diberi bobot penilaian. Bobot penilaian dari masing-masing kriteria itu kemudian
dikalkulasikan untuk menentukan resiko pengeboran eksplorasi atau sering disebut
sebagai geological chance factor.
Hasil studi Geologi dan Geofisika yang menyatakan adanya prospek cadangan
hidrokarbon ditindak lanjuti dengan melakukan pengeboran sumur eksplorasi. Namun,
sekalipun pengeboran eksplorasi berhasil menemukan cadangan hidrokarbon, tetapi
perlu dilakukan pembuktian apakah cadangan itu cukup ekonomis untuk diproduksikan.
Caranya dengan melakukan pengeboran deliniasi untuk menentukan batas-batas terluar
kandungan migas.
Beberapa tahapan pada operasi pemboran yaitu :
a. Pemboran eksplorasi
Pemboran yang dilakukan untuk membuktikan ada tidaknya hidrokarbon
serta untuk mendapatkan data-data bawah permukaan sebanyak mungkin.
b. Pemboran deliniasi
Pemboran yang bertujuan untuk mencari batas-batas penyebaran migas.pada
lapisan penghasilnya.
c. Pemboran pengembangan
Pemboran yang akan difungsikan sebagai sumur-sumur produksi.
d. Pemboran sumur-sumur sisipan ( Infil )
Pemboran yang letaknya diantara sumur-sumur yang telah ada dengan tujuan
untuk mengambil hidrokarbon dari area yang tidak terambil oleh sumursumur sebelumnya yang telah ada.
C.1.1 Aspek Reservoir
Reservoir adalah batuan yang poros dan permeabel dimana sebagai tempat
akumulasinya hidrokarbon yang ada di bawah permukaan tanah. Proses akumulasi
minyak bumi di bawah permukaan haruslah memenuhi beberapa syarat, yang merupakan
komponen

suatu

reservoir

minyak

dan

gas

bumi.

Berikut 7 petroleum sistem yang menjadi syarat adalah:


a. Source Rock
b. Batuan Reservoir
c. Lapisan penutup (cap rock)
d. Perangkap reservoir (reservoir trap)
e. Maturasi (Generasi)
f. Migrasi
g. Kondisi reservoir (tekanan dan temperature)

Gambar I.1 Petroleum System


Cakupan aspek reservoir hydrocarbon pada dasarnya harus mengenali distribusi
karakteristik reservoir yang ada pada suatu lapangan migas. Distribusi karakteristik
reservoir meliputi distribusi sifat fisik batuan reservoir, sifat fisik fluida reservoir, dan
kondisi reservoirnya. Karakteristik reservoir dapat diperoleh dari kegiatan coring dan
analisa core, well logging, well testing dan analisa fluida reservoir. Setelah memperoleh
data distribusinya, maka dapat dilakukan perhitungan untuk memperkirakan besarnya
cadangan

pada

reservoir.

Dari analisa-analisa yang dilakukan akan didapatkan data-data karakteristik dari


batuan atau formasi yang dicerminkan oleh sifat fisik batuan reservoir yaitu :
1. Porositas
Adalah perbandingan volume kosong atau volume pori dengan volume
batuan total (Hawkins, B.C. Craft M. , Applied Petroleum Reservoir
Engineering Second Edition, 1991, hal 9). Dimana porositas itu sendiri akan
dinyatakan dengan fraksi atau persen. Data porositas ini nantinya akan
digunakan dalam perhitungan cadangan.
2. Permeabilitas
Adalah

kemampuan batuan untuk meloloskan fluida. Permeabilitas ini

didasarkan dari percobaan H. Darcy menggunakan sampel batuan. Dalam


percobaan Henry Darcy menggunakan batupasir tidak kompak yang dialiri
air. Batu pasir silindris yang porous ini 100% dijenuhi cairan dengan
viskositas (cp), dengan luas penampang A (cm2), dan panjangnya L (cm).
Kemudian dengan memberikan tekanan masuk P1 (atm) pada salah satu
ujungnya maka terjadi aliran dengan laju sebesar Q (cm3/sec), sedangkan P2
(atm) adalah tekanan keluar. Dengan mengatur laju Q sedemikian rupa
sehingga tidak terjadi aliran turbulen, maka diperoleh harga permeabilitas
absolute batuan. Adapun dia melakukan percobaan dengan menggunakan
beberapa asumsi yaitu Resevoir homogen, fluida satu fasa, incompressible
fluid, aliran laminar, fluida steady state flow, dan kondisi aliran yang
isothemal.
3. Saturasi
Adalah perbandingan volume pori yang diisi oleh fluida dengan volume pori
total (Hawkins, B.C. Craft M. , Applied Petroleum Reservoir Engineering
Second Edition, 1991, hal 11). Saturasi oil ini dinyatakan dengan fraksi atau
persen. Saturasi minyak ini selanjutnya akan menggambarkan hubungannya
dengan tekanan kapiler, permeabilitas dan pengaplikasiannya dalam
perhitungan

cadangan.
6

4. Kompresibilitas
Adalah kemampuan batuan untuk ditekan atau menggambarkan perubahan
volume dalam perubahan tekanan.
5. Tekanan Kapiler
Didefinisikan sebagai perbedaan tekanan yang ada antara permukaan dua
fluida yang tidak tercampur (cairan-cairan atau cairan-gas) sebagai akibat
dari terjadinya pertemuan permukaan yang memisahkan mereka. Tekanan
kapiler mempunyai pengaruh yang penting dalam reservoir minyak maupun
gas, yaitu :
Mengontrol distribusi saturasi di dalam reservoir
Merupakan mekanisme pendorong minyak dan gas untuk bergerak atau
mengalir melalui pori-pori reservoir dalam arah vertical.
6. Wettabilitas
Didefinisikan sebagai suatu kecenderungan dari adanya fluida lain yang
tidak saling mencampur. Apabila dua fluida bersinggungan dengan benda
padat, maka salah satu fluida akan bersifat membasahi permukaan benda
padat tersebut, hal ini disebabkan adanya gaya adhesi.
Selain itu, setiap sumur yang terbukti mengandung migas, harus dilakukan uji
produksi untuk melihat kontinuitas uji alir dengan mempertimbangkan berapa lama
tekanan aliran menurun. Bila volume minyak atau gas bumi yang mengalir relatif stabil,
atau bahkan cenderung meningkat, berarti volume cadangan hidrokarbonnya cukup
besar. Namun, bila tekanan alirnya menurun, berarti cadangan hidrokarbonnya kecil.
Hasil pengeboran sumur eksplorasi selanjutnya menjadi acuan untuk melakukan
pengembangan lapangan. Jika cadangannya besar, kegiatan dilanjutkan dengan tahap
berikutnya, yakni penyiapan infrastruktur fasilitas produksi untuk mendukung kegiatan
eksploitasi atau produksi.
Perkiraan reservoir merupakan suatu langkah untuk dapat mengidentifikasi
reservoir, sehingga dapat dilakukan pembuktian apakah reservoir tersebut dapat
dikatakan prospek atau tidaknya. Perkiraan reservoir ini meliputi perkiraan cadangan
7

yang digunakan untuk memperkirakan ultimate recovery. Untuk memperkirakan


cadangan dapat dilakukan dengan tiga metoda yang umum digunakan yaitu metoda
volumetris, metoda material balance, dan decline curve. Perkiraan produktifitas formasi
dapat digunakan untuk memperkirakan rate produksi optimum agar tercapai ultimate
recovery-nya. Selain itu dari metode-metode diatas berhubungan erat dengan perilaku
reservoir dimana akan terkait langsung dengan mekanisme pendorong yang berasal dari
reservoir tersebut yaitu Water Drive, Gas Cap Drive, Depletion Drive, Segregation
Drive dan Combination Drive.

Gambar I.2 Water Drive Reservoir

Gambar I.3 Gas Cap Drive Reservoir

Gambar I.4 Depletion Drive Reservoir


Perkiraan reservoir ini sangat berperan terhadap perencanaan penyebaran sumursumur

produksi.

Dalam

perencanaan

penyebaran

sumur

produksi

umumnya

berhubungan dengan beberapa masalah antara lain berapa jumlah sumur yang dapat
dibor, spasi sumur tersebut, dan pola penyebaran sumurnya, sehingga kandungan
hydrocarbon dalam reservoir dapat terkuras secara maksimal dan menghasilkan
keuntungan ekonomis yang maksimal. Untuk mencapai hal-hal tersebut, maka harus
dipahami faktor-faktor yang mempengaruhi penentuan penyebaran sumur yaitu,
distribusi cadangan termasuk geometri (bentuk dan ukuran) cadangan, distribusi
produktivitas, struktur geologi dan posisi struktur serta mekanisme pendorong reservoir.

C.2 Produksi
Kegiatan produksi adalah mengangkat migas ke permukaan bumi. Aliran migas
akan masuk ke dalam sumur, lalu dinaikkan ke permukaan melalui tubing (pipa salur
yang dipasang tegak lurus). Pada sumur yang baru berproduksi, proses pengangkatan ini
dapat memanfaatkan tekanan alami, tanpa alat bantu. Namun, bila tekanan formasi tidak
mampu memompa migas ke permukaan, maka dibutuhkan metode pengangkatan buatan.
Migas yang telah diangkat akan dialirkan menuju separator (alat pemisah minyak, gas,
dan air) melalui pipa salur. Separator akan memisahkan minyak (liquid) dan gas. Liquid
selanjutnya akan dialirkan menuju tangki pengumpul, sedangkan gas akan dialirkan
9

melalui pipa untuk selanjutnya dimanfaatkan, atau dibakar, tergantung pada volume,
harga, dan jarak ke konsumen gas.
C.2.1 Hidrokarbon
Gas alam yang dihasilakan sering disebut sebagai gas bumi atau gas rawa, adalah
bahan bakar fosil berbentuk gas yang terutama terdiri dari metana (CH4). Ia dapat
ditemukan di ladang minyak, ladang gas bumi, dan juga tambang batu bara.
Metana (CH4) merupakan salah satu contoh hidrokarbon. Hidrokarbon adalah
sebuah senyawa yang terdiri dari unsur atom karbon (C), dan atom hidrogen (H).
Seluruh hidrokarbon memiliki rantai karbon dan atom-atom hidrogen yang berikatan
dengan rantai tersebut.
Komponen utama dalam gas alam adalah metana (CH4), yang merupakan
molekul hidrokarbon rantai terpendek dan teringan. Gas alam juga mengandung
molekul-molekul hidrokarbon yang lebih berat seperti etana (C2H6), propana (C3H8), dan
butana (C4H10), selain juga gas-gas yang mengandung sulfur (belerang).
C.2.2 Tipe-tipe hidrokarbon :
Klasifikasi hidrokarbon yang dikelompokkan oleh tatanama organik adalah:
1. Hidrokarbon jenuh/tersaturasi (alkana) adalah hidrokarbon

yang paling

sederhana. Hidrokarbon ini seluruhnya terdiri dari ikatan tunggal dan terikat
dengan hidrogen. Rumus umum untuk hidrokarbon tersaturasi adalah
CnH2n+2. Hidrokarbon jenuh merupakan komposisi utama pada bahan bakar fosil
dan ditemukan dalam bentuk rantai lurus maupun bercabang. Hidrokarbon
dengan rumus molekul sama tapi rumus strukturnya berbeda dinamakan isomer
struktur.
2. Hidrokarbon tak jenuh/tak tersaturasi adalah hidrokarbon yang memiliki satu
atau lebih ikatan rangkap, baik rangkap dua maupun rangkap tiga. Hidrokarbon
yang mempunyai ikatan rangkap dua disebut dengan alkena, dengan rumus
umum CnH2n. Hidrokarbon yang mempunyai ikatan rangkap tiga disebut alkuna,
dengan

rumus

umum

10

CnH2n-2.

3. Sikloalkana adalah hidrokarbon yang mengandung satu atau lebih cincin karbon.
Rumus umum untuk hidrokarbon jenuh dengan 1 cincin adalah CnH2n.
4. Hidrokarbon aromatik, juga dikenal dengan arena, adalah hidrokarbon yang
paling tidak mempunyai satu cincin aromatik.

Gambar I.5 Model Tiruan Dari Molekul Metana (CH4)


C.2.3 Penggunaan Hidrokarbon
Hidrokarbon adalah salah satu sumber energi paling penting di

bumi.

Penggunaan yang utama adalah sebagai sumber bahan bakar. Dalam bentuk padat,
hidrokarbon adalah salah satu komposisi pembentuk aspal.
Metana dan etana berbentuk gas dalam suhu ruangan dan tidak mudah dicairkan
dengan tekanan begitu saja. Propana lebih mudah untuk dicairkan, dan biasanya dijual di
tabung-tabung dalam bentuk cair. Butana sangat mudah dicairkan, sehingga lebih aman
dan sering digunakan untuk pemantik rokok.
Pentana berbentuk cairan bening pada suhu ruangan, biasanya digunakan di
industri sebagai pelarut wax dan gemuk. Heksana biasanya juga digunakan sebagai
pelarut kimia. Heksana, heptana, oktana, nonana, dekana, termasuk dengan alkena dan
beberapa sikloalkana merupakan komponen penting pada bensin, nafta, bahan bakar jet,
dan pelarut industri. Dengan bertambahnya atom karbon, maka hidrokarbon yang
berbentuk linear akan memiliki sifat viskositas dan titik didih lebih tinggi, dengan warna
lebih

gelap.

11

C.3 Fasilitas Produksi Gas


Fasilitas produksi gas menghasilkan produk berupa gas alam yang dialirkan
melalui pipa bawah laut, LPG (propana dan butana), LNG (C1,C2) serta kondensat.
Berikut adalah diagram alir gas sektor hulu dan hilir.

Gambar I.6 Diagram Alir Gas Sektor hulu dan hilir


Produk berawal dari sumur migas di kepala sumur (well head platform)
dialirkan menuju tangki penyimpanan produksi melalui beberpa tahapan pemrosesan,
diantaranya :

Pemisahan / Separasi minyak, air, dan gas.

Penekanan gas tekanan rendah

12

Pengolahan gas sweetening untuk menghilangkan CO2 dan H2S menggunakan


sistem amine.

Penghilangan merkuri menggunakan katalis

Penghilangan air menggunakan sistem Molsieve

Gas plant untuk pendinginan sebagai penyiapan umpan gas menuju fraksinasi
LPG.

Fraksinasi LPG untuk menghasilkan Propana dan Butana

C3.1 Teori Pemisahan LPG dan Kondensat dari Gas


C3.1.A Kolom Destilasi
Kolom destlasi berfungsi untuk memisahkan komponen hidrokarbon dengan
memanfaatkan perbedaan titik uap dari masing-masing komponen, terdiri dari kolom
distilasi, pemanas dan pendingin sebagaimana diilustrasikan pada gambar berikut :

Gambar I.7 Kolom Destilasi

13

Pada saat beroperasi kolom distilasi melakukan pemisahan suatu komponen


tertentu yang mana komponen tersebut terdistribusi pada masing-masing fasa (uap dan
cair) dengan cara mempertemukan fasa uap dan fasa cair sehingga terjadi perpindahan
massa antar komponen sampai mencapai pada kondisi kesetimbangannya.
Di dalam aplikasi industri minyak dan gas, umumnya kondisi kesetimbangan
uap-cair ini dibutuhkan lebih dari satu tahap kesetimbangan sehingga proses destilasi
memerlukan lebih dari satu tahap untuk melakukan pemisahan komponen tertentu.
C3.1.B Operasi Kolom Destilasi
Dalam operasi kolom destilasi, tabel I.1 di bawah ini mengilustrasikan sifat fisik
dari komponen hidrokarbon. Semakin jauh perbedaan tekanan uap dan titik embun dari
dua komponen hidrokarbon yang berbeda semakin mudah mereka dipisahkan,
sebaliknya semakin dekat lebih sulit untuk dipisahkan.
Tabel I.1 Tekanan Uap dan Titik Embun Hidrokarbon
Komponen

Tekanan Uap

Tekanan Embun

Hidrokarbon

@ 100 F

@ 14.696 psia

C1 Methana

5000 psia

-258.72 F

C2 Ethana

800 psia

-127.46 F

C3 Propana

188 psia

-43.73 F

IC4 Iso-Butana

72.5 psia

10.78 F

NC4 N-Butana

51.7 psia

31.08 F

IC5 Iso-Pentana

20.45 psia

82.09 F

Beberapa hal yang paling berpengaruh pada pengoperasian kolom destilasi yaitu:
1. Tekanan
2. Temperatur
3. Jumlah tray
4. Komposisi gas umpan
5. Rasio refluks

14

Efek dari Tekanan


Kebanyakan kolom di set pada tekanan tertentu dan tidak diatur secara regular.
Jika terjadi perubahan tekanan, misalkan jika tekanan naik, dibutuhkan panas yang lebih
pada reboiler di bawah kolom. Naiknya tekanan akan menaikkan titik didih sehingga
tentu temperaturenya pun dibutuhkan lebih tinggi untuk laju alir yang sama, sebaliknya,
jika tekanan berkurang, temperature yang dibutuhkan juga berkurang.
Efek dari temperature
Pengontrolan spesifikasi produk yang diinginkan utamanya terletak pada
penentuan temperature reboiler di bagian bawah kolom. Temperature harus di set secara
tepat shingga diperoleh produk yang diinginkan. Pada kolom deethanizer maka
temperatur reboiler harus di set pada suatu angka sehingga C1 dan C2 naik ke atas
kolom Deethanizer dan C3,C4, C5+ akan jatuh ke bagian bawah kolom. Pada kolom
depropanizer, temperature reboiler harus harus di set pada suatu angka sehingga C3 naik
ke atas kolom Depropanizer dan C4,C5+ jatuh ke bagian bawah kolom. Demikian juga
pada kolom Debutanizher maka temperatur reboiler juga harus di set pada suatu angka
sehingga C4 naik ke atas kolom Debuthanizher dan C5+ jatuh ke bagian bawah kolom.
Efek dari Jumlah Tray
Pada setiap tray terjadi perhitungan flash (Flash calculation). Semakin banyak
jumlah tray terjadi perhitungan flash yang semakin bertingkat-tingkat. Semakin tinggi
kemurnian produk yang diinginkan maka dibutuhkan jumlah tray yang lebih tinggi.
Namun semakin tinggi tray dibutuhkan kalor baik di reboiler maupun di kondenser yang
lebih besar dan mengakibatkan tidak efisien. Jumlah tray yang efisien jika disetiap tray
terjadi kondisi flash yang efisien
Efek dari Refluks
Refluks sangat penting dalam pemisahan fraksinasi karena semakin besar refluks
semakin tinggi kemurnian produk, namun harus dilakukan dengan hati-hati karena
kolom dapat menjadi tidak efisien jika terlalu banyak, dikarenakan perbedaan tekanan di
kolom menjadi tidak efisien karena perbedaan tekanan kolom akan semakin besar yang
akan mengakibatkan penambahan panas yang banyak pada reboilernya. Rasio refluks
15

adalah laju alir molar dari refluks dibandingkan dengan kuantitas produk yang
dikeluarkan dari bagian atas kolom. Rasio refluks mengindikasikan banyaknya produk
yang dibalikkan kembali ke atas kolom.
C3.1.C Separator
Fungsi utama separator adalah memisahkan gas dari cairan yang terproduksi dari
sumur. Kerja separator ini memisahkan fluida atas dasar fisik fluida produksi. Hal yang
perlu diketahui tentang alat separator ini adalah komponen, jenis dan perencanaan
kapasitas dan tekanan separator.
Secara garis besar separator terdiri dari empat komponen penting, yaitu :

Gambar I.8 Separator


1. Bagian Pemisah Utama
Berfungsi sebagai pemisah cairan / slug cairan yang masuk separator juga butirbutir cairan yang terbawa oleh gas akan dipisahkan secara cepat.
2. Bagian Pemisah Cairan
Berfungsi untuk tempat menampung cairan yang telah terpisahkan. Bagian ini
harus cukup besar untuk menampung cairan dan harus sedemikian rupa sehingga fluida
yang

telah

terpisahkan

tidak

terganggu

16

oleh

aliran

gas.

3. Bagian Pemisah Kedua


Bagian ini memisahkan butir-butir cairan yang sangat kecil, yang tidak
terpisahkan pada bagian pertama. Prinsip kerja bagian ini adalah gravity settling dari
aliran gas.

4. Mist Extraction Section


Sisa cairan yang terbentuk kabut dapat dipisahkan secara efektif dari aliran gas
dengan menggunakan mist extractor. Pemisahan antara butiran cairan yang berbentuk
kabut dengan gas dipengaruhi beberapa hal seperti beda densitas antara gas dengan
minyak, kecepatan aliran gas, dan waktu yang tersedia. Bila kecepatan aliran gas cukup
rendah maka pemisahan butir cairan gas dapat berlangsung dengan baik tanpa
memerlukan mist extractor. Prinsip kerja mist extractor ada bermacam-macam: secara
tumbukan, perubahan aliran, perubahan kecepatan aliran, gaya sentrifugal dan juga
filter.

Jenis-jenis separator
Jenis separator dapat dibedakan berdasarkan bentuk dan jumlah fasa yang

dihasilkan serta tekanan operasinya. Berdasarkan jumlah fasanya separator dibagi


menjadi dua, yaitu :

Separator dua-fasa

Separator tiga-fasa
Berdasarkan bentuknya separator dibedakan menjadi tiga macam, yaitu :

Separator vertikal

Separator horizontal

Separator spherical
Berdasarkan tekanan operasinya dibedakan menjadi tiga macam, yaitu :

Low pressure

Medium pressure

Hight pressure

17

C3.2 Gas Processing


Untuk memudahkan handling gas alam, terutama dari segi transportasi, storage
(penyimpanan) dan pendistribusian kepada konsumen, gas ini biasanya dicairkan
terlebih dahulu dengan tujuan agar mempermudah saat pengangkutannya dengan volume
yang relatif lebih kecil. Proses pencairan ini dilaksanakan dalam suatu pabrik pencairan
gas alam atau sering disebut dengan NGL Plant.
Gas alam yang (LNG) yang sudah dicairkan pada suhu -160C akan mengalami
penyusutan volume sebesar kurang lebih 1/600 kali dari volume gas mula-mula serta
untuk LPG akan mengalami penyusutan antara 230-260 kali dari volume semula.
Selain sebagai sumber energi, LPG produk dapat dimanfaatkan untuk keperluan
lainnya. Untuk memudahkan di dalam transformasi dan penyimpanan, maka dilakukan
pencairan untuk merubah bentuk dari fasa gas menjadi fasa cair, dengan jalan
menaikkan tekanan dan menurunkan temperature, dimana fase cairnya dinamakan LPG
(Liquified Petroleum Gas). Indonesia memiliki peluang yang besar untuk memanfaatkan
potensi hidrokarbon yang dimiliki, saat ini propana dan butana dan campuran dari
keduanya dimanfaatkan untuk bahan bakar industri.
C3.2.1 Sumber Gas Untuk Pembuatan LPG
1. Gas yang diproduksi di lapangan migas bagian hulu, dimana gas yang telah
dipisahkan dari minyaknya kemudian dialirkan ke kilang LPG untuk diproses
lanjut hingga menghasilkan produk LPG.
2. Gas yang pada mulanya larut di dalam minyak ketika sampai di tanki penampung
di kilang minyak bagian hilir. Ketika diproses di kilang minyak (refinery),
minyaknya mengalami pemanasan cukup tinggi sehingga gas yang mulanya
masih larut di dalam minyak kemudian menguap dan memisahkan diri menjadi
gas sampingan yang komposisi hydrocarbonnya sesuai untuk menghasilkan LPG.
Gas ini kemudian diproses lanjut untuk menghasilkan LPG di bagian hilir.

18

Tabel I.2 Produk LPG yang memenuhi spesifikasi standar kira-kira sebagai
berikut:
Komponen
Komposisi
C2H6

2 % Volume Maximal

Total C3H8 dan C4H10

97.5 %

C5H12

2 % Maximal

Maximum vapor pressure

120 psig

C3.2.2 Contoh Proses Pembuatan LPG di lapangan KAJI Medco


Setelah gas yang diproduksi bersama minyaknya dipisahkan melalui "Oil and
Gas Separator", kemudian gasnya dialirkan melalui perpipaan ke LPG Process Plant.

Gambar I.9 Flow Diagram LPG Plant Lapangan KAJI Medco (tidak untuk
dipublikasikan)

a. Proses Pendinginan dan Pemisahan

19

Gas yang keluar dari booster compressor mengalir ke unit pengolahan yang
terdiri dari 2 train, masing-masing train mempunyai kapasitas 10 MMscfd. Pertama gas
masuk ke unit pendingin dan pemisah, di mana gas tadi didinginkan di dalam chiller

20

sampai temperaturnya (minus) - 25 F. Pendinginan dilakukan dengan menggunakan


media pendingin "propane refrigerant. Penginjeksi glycol diaplikasikan ke aliran gas
dengan tujuan untuk menghindari terbentuknya hydrate. Gas dan liquid hydrocarbon
kemudian dipisahkan.
b. Proses Liquid Fractionation - De-ethanizer dan De-butanizer
Liquid hydrocarbon masuk ke De-ethanizer tower, di mana di bagian atas tower
terdapat overhead condenser yang berfungsi untuk mendinginkan fluid dibagian atas
menara. Liquid dari bagian bawah menara dipanaskan melalui hot oil reboiler, untuk
menguapkan komponen ringannya yang tidak diinginkan. Liquid dari bagian bawah Deethanizer masuk ke menara De-butanizer yang mengalami proses fraksinasi. Di bagian
atas menara fluid yang keluar didinginkan melalui condenser sehingga menjadi liquid
sebagai produk akhir yaitu Liquid Petroleum Gas, yang kemudian ditampung di dalam
Tangki Penampung LPG. Liquid dari bagian bawah De-butanizer dipanaskan di dalam
hot oil reboiler untuk memproduksi condensate yang stabil, yang kemudian dikirim ke
penampung condensate yang ada di Stasiun Penampung Kaji.
c. Penampungan Produksi dan Pengiriman LPG
LPG yang dihasilkan ditampung di beberapa tangki penampung horizontal
dengan kapasitas total 460 ton. Sistem ini dilengkapi dengan beberapa unit pompa LPG
dengan 2 unit loading-arm, untuk pengisian ke dalam truck LPG yang berkapasitas
antara 7,5 sampai 15 ton/unit, dan diangkut ke daerah pemasaran Pertamina.
Sebuah jembatan timbang disediakan untuk penimbangan LPG yang dimasukkan ke
dalam masing-masing truk tangki.
d. Fasilitas Pendukung dan Pengaman
Pembangkit Tenaga Listrik
Untuk kebutuhan daya listrik kilang sendiri, dibangun pembangkit daya listrik
yang terdiri dari 2 unit gas engine driven generating set yang masing masing
berkapasitas 600 KW, dan 2 unit diesel engine driven generating set yang berkapasitas
200 KW/unit, sebagai back-up, berikut Control Center, Switchgear dan sistem distribusi.

21

e. Process Control System


Distributed Control System (DCS) dirancang untuk memberikan kemampuan
control dan monitor secara otomatis terhadap semua data proses.
f. Sistem Fire & Gas
Sistem Fire & Gas (F&G) dirancang untuk dapat memonitor bila timbul api dan
kebocoran gas di dalam kilang, dengan kemampuan pengecekan sensor secara internal
dan kemudian dapat mengaktifkan sirine bilamana terjadi kebakaran ataupun ada deteksi
kebocoran.
g. Pemanfaatan Residu gas
Setelah komponen utamanya yaitu Propane dan sedikit Butane dipisahkan untuk
dijadikan LPG, maka komponen gas hydrocarbon yang tidak diperlukan seperti Methane
dan Ethane dialirkan keluar dari plant melalui pipeline untuk dimanfaatkan sesuai
keperluan. Komponen Methane dan Ethane mengandung nilai panas relatif lebih rendah
akan tetapi bersih dan non poluted untuk dipakai sebagai bahan bakar. Di Kaji, gas
residu ini dipakai terutama sebagai bahan bakar internal combustion engine untuk
generator listrik yang ada di Kaji/Semoga dan sebagian besarnya dialirkan ke PLTG
Talang Dukuh, untuk pasokan bahan bakar Gas Turbine Engine.

22

BAB II
PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK

A. WAKTU PELAKSANAAN
Kerja praktek diharapkan dapat dilaksanakan dalam waktu 1 (satu) bulan,
dimulai pada tanggal 02 Januari sampai 31 Januari 2017.
Minggu keKegiatan

1. Pengenalan
profil
perusahaan
(Sejarah
dan
Manajemen
Perusahaan)
2. Pengenalan proses pengolahan dan
peralatan industri
3. Pengenalan, quality control, cara
kerja, dan cara pemeliharaan
4. Pengumpulan Data
5. Pembuatan laporan

B. RUANG LINGKUP KERJA PRAKTEK


Dalam melaksanakan kerja praktek ini, kami menyusun program kegiatan yang
akan dilakukan, yaitu :
1. Orientasi umum
Kegiatan pendahuluan berupa pengenalan hal-hal umum yang berkaitan dengan
perusahaan.
2. Studi kepustakaan
Observasi dan pembelajaran literatur yang ada mengenai industri oil dan gas dan
proses pengolahannya.
23

3. Studi lapangan
Pengamatan dan pembelajaran dari dekat unit-unit pemrosesan yang ada
dilapangan, cara kerja serta kondisi operasi yang digunakan.

4. Pengumpulan data yang mencakup :


a) Data primer : mencakup pengamatan langsung aktivitas di industri migas.
Khususnya mengenai proses pembuatan LPG.
b) Data sekunder : mencakup studi literatur, laporan dan penelitian sebelumnya.
5. Pengerjaan tugas khusus.
6. Penyususnan laporan.

C. PESERTA KEGIATAN
Berikut ini adalah data mengenai peserta yang akan melaksanakan Kerja Praktek
di Saka Indonesia Pangkah Ltd. :
1) Nama

: Dina Adelina

NRP

: 2315106003

Jurusan

: Teknik Kimia

Tempat / Tanggal Lahir : Purworejo, 6 November 1994


No. Telepon/HP

: 085 325 552 888

Alamat

: Keputih Gang 1 No.6A, Surabaya

Email

: dikdinaadelina@yahoo.co.id

Selama melakukan Kerja Praktek saya akan mengikuti semua peraturan yang
ditetapkan oleh perusahaan.

24

BAB III
PENUTUP
Demikian proposal ini saya susun dengan harapan, saya dapat melaksanakan
kerja praktik di Saka Indonesia Pangkah Ltd. dan proposal ini dibuat dengan harapan
dapat memberikan gambaran singkat dan jelas tentang maksud dan tujuan diadakan kerja
praktek. Besar harapan saya akan bantuan segenap direksi dan karyawan Saka
Indonesia Pangkah Ltd. demi kelancaran serta suksesnya pelaksanaan kerja praktik
yang akan saya laksanakan.
Semoga pelaksanaan kerja praktik ini memberikan manfaat yang besar, baik bagi
saya selaku mahasiswa, pihak Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknologi Industri ITS,
maupun bagi pihak Saka Indonesia Pangkah Ltd.
Semoga Tuhan Yang Maha Esa selalu melimpahkan rahmat dan petunjuk Nya
kepada kita semua. Demikian atas bantuan dan kerja sama semua pihak yang terkait
kami sampaikan terima kasih.

Surabaya, 20 Juli 2016


Hormat Saya,

Penyusun

25

DAFTAR PUSTAKA
1. Hawkins, B.C. Craft M. , Applied Petroleum Reservoir Engineering
Second Edition
2. Amix, J.W., Bass, D.M.Jr., Whiting, R.L., Petroleum Reservoir
Engineering, Toronto London, Mc. Graw-Hill Book Co., 1960
3. Austin, George T., Industri Proses Kimia , Erlangga., 1996
4. Newalbar.blogspot.co.id/
5. Mulyono, Tri., Liquefied Petroleum Gas (LPG) for Surface Facilities
Engineering Training Program., Medco Energi
6. https://id.wikipedia.org/wiki/Hidrokarbon

26

Anda mungkin juga menyukai