Perbaikan Makalah
Perbaikan Makalah
INSUFISIENSI
STENOSIS AORTA
Kelompok 5
1. ABI YAZID (010113A001)
2. AGUNG RISWANTO (010113A003)
3. AHMAD FAISOL (010113A002)
4. ANGGI P (010113A012)
5. ARASDA FEBI KURNIAWAN (010113a014)
6. DANAR ARDIANSYAH (010113A018)
7. EMA (010113A030)
8. FITRIA H (010113A039)
9. LUSIANI (010113A062)
10.
KADEK CHRISTIANA (010113A056)
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Selain itu, oleh tubuh bakteri tersebut dianggap antigen yang menyebabkan
tubuh membuat antibodinya. Hanya saja, strukturnya ternyata mirip dengan
katup mitral yang membuat kadangkala antibodi tersebut malah menyerang
katup mitral jantung. Hal ini dapat membuat kerusakan pada katup mitral.
Pada proses perbaikannya, maka akan terdapat jaringan fibrosis pada katup
tersebut yang lama kelamaan akan membuatnya menjadi kaku. Pada saat
terbuka dan tertutup akan terdengar bunyi yang tidak normal seperti bunyi
S1 mengeras, bunyi S2 tunggal, dan opening snap, juga akan terdengar
bising jantung ketika darah mengalir. Apabila kekakuan ini dibiarkan, maka
aliran darah dari atrium kiri ke ventrikel kiri akan terganggu. Ini membuat
tekanan pada atrium kanan meningkat yang membuat terjadi pembesaran
atrium kanan. Keregangan otot-otot atrium ini akan menyebabkan terjadinya
fibrilasi atrium.
Sebagai tenaga medis diharapkan bisa menginformasikan kepada
mayarakat tentang pencegahan dan cara hidup sehat sebagai upaya
pencegahan gangguan kardiovaskuler khususnya stenosis dan insufisiensi
mitral.
B.
Rumusan Masalah
a. Apa definisi stenosis, insufisiensi mitral & Stenosis Aorta?
b. Apa yang menjadi etiologi dari stenosis, insufisiensi mitral & Stenosis
Aorta?
c. Apa manifestasi klinis dari stenosis, insufisiensi mitral & Stenosis Aorta?
d. Bagaimana patofisiologi stenosis, insufisiensi mitral & Stenosis Aorta?
e. Bagaimana pemeriksaan diagnostik pada stenosis, insufisiensi mitral &
Stenosis Aorta?
f. Bagagaimana penatalaksanaan untuk stenosis, insufisiensi mitral &
Stenosis Aorta?
g. Apa komplikasi dari stenosis, insufisiensi mitral & Stenosis Aorta?
C.
Tujuan
a. Mahasiswa dapat mengetahui definisi stenosis, insufisiensi mitral &
Stenosis Aorta
b. Mahasiswa dapat mengetahui apa yang menjadi etiologi dari stenosis,
insufisiensi mitral & Stenosis Aorta
c. Mahasiswa dapat mengetahui apa saja manifestasi klinis dari stenosis,
insufisiensi mitral & Stenosis Aorta
d. Mahasiswa dapat mengetahui patofisiologi stenosis, insufisiensi mitral &
Stenosis Aorta
e. Mahasiswa dapat mengetahui pemeriksaan diagnostik pada stenosis,
f.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
a. Stenosis Mitral
stenosis mitral dapat diartikan sebagai blok aliran darah pada
tingkat katup mitral, akibat adanya perubahan struktur mitral leafleats,
yang menyebabkan tidak membukanya katup mitral secara sempurna
pada saat diastolik. (Arjanto Tjoknegoro. 1996).
Mitral Stenosis (MS) adalah sumbatan katup mitral yang
menyebabkan penyempitan aliran darah ke ventrikel karena tidak
membuka dengan sempurna. Pasien dengan MS secara khas memiliki
daun katup mitral yang menebal, kommisura yang menyatu, dan korda
tendineae yang menebal dan memendek. Diameter transversal
jantung biasanya dalam batas normal, tetapi kalsifikasi dari katup
mitral dan pembesaran atrium kiri dapat terlihat.
b. Insufisiensi Mitral
Insufisiensi mitralis merupakan keadaan dimana terdapat refluks
darah dari ventrikel kiri ke atrium kiri pada saat sistolik sebagai akibat
dari tidak sempurnanya penutupan katup mitral.
Fungsi katup mitral yang baik tergantung dari koordinasi yang
normal dari aparatus mitral. Adapun aparatus mitral ialah dinding
atrium kiri, annulus mitralis, daun katup, korda tendinae, m. Papilaris
dan dinding ventrikel kiri. Apabila satu atau lebih dari ventrikel
tersebut disfungsi karena penyakit, maka penutupan katup (koaptasi)
tidak sempurna dan terjadilah insufisiensi mitral.
c. Stenosis Aorta
Stenosis Katup Aorta (Aortic Stenosis) adalah penyempitan pada
lubang katup aorta, yang menyebabkan meningkatnya tahanan
terhadap aliran darah dari ventrikel kiri ke aorta (Stewart WJ and
Carabello BA, 2002: 509-516).
Aortic stenosis adalah penyempitan abnormal dari klep (katup)
aorta (aortic valve). Sejumlah dari kondisi-kondisi menyebabkan
2.
3.
c. Stenosis Aorta
Stenosis katup aorta adalah suatu penyempitan katup aorta
sehingga menghalangi darah masuk ke aorta. Penyebab atau etiologi
dari stenosisi ini bisa bermacam-macam. Namun yang paling sering
adalah RHD (Rheumatic Heeart Disease) atau yang biasa kita kenal
dengan demam rematik. Berikut etiologi stenosis katup aorta lebih
lengkap :
1. Kelainan congenital
Tidak banyak bayi lahir dengan kelainan kongenital berupa
penyempitan katup aorta .sedangkan sebagian kecil lainnya dilahirkan
dengan katup aorta yang hanya mempunyai dua daun (normal katup
aorta terdiri dari tiga daun). Pada katup aorta dengan dua daun dapat
tidak menimbulkan masalah atauupun gejala yang berarti sampai ia
C. Manifestasi Klinis
a. Mitral stenosis
Timbulnya keluhan pada pasien stenosis mitral adalah akibat
peninggian tekanan vena pulmonal yang diteruskan ke paru. Gejala-
gejala yang timbul pada pasien mitral stenosis antara lain dispnea,
orthopnea, paroxysmal nocturnal dyspnea, hemoptisis, palpitasi, dan
nyeri dada. Gejala-gejala yang muncul tergantung dari derajat MS :
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Fibrilasi atrium
c. Stenosis Aorta
Stenosis katup aorta dapat terjadi dari tahap ringan hingga
berat. Tipe gejala dari stenosis katup aorta berkembang ketika
Nyeri dada
Nyeri dada adalah gejala pertama pada sepertiga dari pasien-
Punggung
cuaca dingin
stres emosional.
Pingsan (syncope)
Pingsan (syncope) yang berhubungan dengan aortic stenosis
Sesak napas
Sesak nafas dari gagal jantung adalah tanda yang paling tidak
D. Patofisiologis
a. Mitral stenosis
Bakteri Streptococcus Beta Hemolitikus Group A dapat menyebabkan
terjadinya demam rheuma. Selain itu, oleh tubuh bakteri tersebut dianggap
antigen yang menyebabkan tubuh membuat antibodinya. Hanya saja,
strukturnya ternyata mirip dengan katup mitral yang membuat kadangkala
antibodi tersebut malah menyerang katup mitral jantung. Hal ini dapat
membuat kerusakan pada katup mitral. Pada proses perbaikannya, maka akan
terdapat jaringan fibrosis pada katup tersebut yang lama kelamaan akan
membuatnya menjadi kaku. Pada saat terbuka dan tertutup akan terdengar
bunyi yang tidak normal seperti bunyi S1 mengeras, bunyi S2 tunggal, dan
opening snap, juga akan terdengar bising jantung ketika darah mengalir.
Apabila kekakuan ini dibiarkan, maka aliran darah dari atrium kiri ke ventrikel
kiri akan terganggu. Ini membuat tekanan pada atrium kanan meningkat yang
b. Insufisiensi mitral
Insufisiensi mitral akibat reuma terjadi karena katup tidak bisa menutup
sempurna waktu sistolik. Perubahan pada katup meliputi kalsifikasi,
penebalan, dan distorsi daun katup. Hal ini mengakibatkan koaptasi yang tidak
sempurna waktu sistolik. Selain pemendekan korda tendinea mengakibatkan
katup tertarik ke ventrikel, terutama bagian posterior, dapat juga terjadi
dilatasi anulus atau ruptur korda tendinea. Selama fase sistolik, terjadi aliran
regurgitasi ke atrium kiri, mengakibatkan gelombang V yang tinggi di atrium
kiri, sedangkan aliran ke aorta berkurang. Pada saat diastolik, darah mengalir
dari atrium kiri ke ventrikel. Darah tersebut, selain yang berasal dari paru-paru
melalui vena pulmonalis, juga terdapat darah regurgitan dari ventrikel kiri
waktu sistolik sebelumnya. Ventrikel kiri cepat distensi, apeks bergerak ke
bawah secara mendadak, menarik katup, korda, dan otot papilaris. Hal ini
menimbulkan vibrasi membentuk bunyi jantung ketiga. Pada insufisiensi mitral
E. Pemeriksaan diagnosis
Dengan menggunakan stetoskop, akan terdengar murmur jantung
yang khas ketika darah mengalir/menyembur melalui katup yang
menyempit dari atrium kiri. Tidak seperti katup normal yang membuka
tanpa suara, pada kelainan ini katup sering menimbulkan bunyi gemertak
ketika membuka untuk mengalirkan darah ke dalam ventrikel kiri.
Diagnosis biasanya diperkuat dengan pemeriksaan:
a. Elektrokardiogram
Pemeriksaan Elektrokardiogrampada stenosis mitral mempunyai beberapa
aspek :
Membantu menegakkan diagnosis stenosis mitral.
Adanya perubahan pada EKG tidak merupakan suatu indicator
akan beratnya perubahan hemodinamik
Dapat mendeteksi kondisi lain disamping adanya stenosis mitral.
b. Rontgen dada (menunjukkan pembesaran atrium atau ventrikel)
Hal-hal yang terlihat pada pemeriksaan radiologis adalah :
Left atrial appendage dan atrium kiri membesar.
pulmonal menonjol, terutama terlihat pada bising jantung
Lapangan baru memperlihatkan tanda-tanda bendungan, kadangkadang terlihat garis pada septum interstitial pada daerah
kostofrenikus.
c. Echocardiography
(teknik penggambaran jantung dengan menggunakan gelombang
ultrasonik).
Stenosis mitral umumnya mudah didiagnosis dengan perekaman
ekokardiografi M mode, tetapi pemeriksaan ini tidak dapat digunakan
untuk menduga derajat stenosis mitral.
Kadang perlu dilakukan kateterisasi jantung untuk menentukan luas dan
jenis penyumbatannya.
F. Penatalaksanaan
a. Pencegahan
Stenosis katup mitral dapat dicegah hanya dengan mencegah
terjadinya demam rematik, yaitu penyakit pada masa kanak-kanak
yang kadang terjadi setelah strep throat (infeksi tenggorokan oleh
streptokokus) yang tidak diobati.
b. Pengobatan
i. Terapi medika mentosa
Obat-obat seperti beta-blocker, digoxin dan verapamil dapat
memperlambat denyut jantung dan membantu mengendalikan
fibrilasi atrium. Jika terjadi gagal jantung, digoxin juga akan
memperkuat denyut jantung.
i.
Terapi pembedahan
Jika terapi obat tidak dapat mengurangi gejala secara
G. Komplikasi
a. Mitral stenosis
Stenosis mitral akan menyebabkan hipertensi arteri pulmonalis,
hipertensi ventrikel kanan sehingga dapat mengakibatkan gagal jantung
kanan.
b. Insufisiensi Mitral
Fibrilasi Atrium
i. Emboli sistemik
ii. Hipertensi pulmonal
iii. Dekompensasi kordis kiri ( LVF)
iv. Endokarditis
c. Stenosis Aorta
i. Gagal jantung
ii. Hipertensi sisitemik
iii. Nyeri dada (angina pectoris)
iv. Sesak nafas
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
3.1. Pengkajian
1.
1)
Data Demografi
a.
Anamnesa
- Nama
- Usia
- Jenis Kelamin
- Suku/ bangsa
- Agama
- Pendidikan
- Pekerjaan
- Alamat
2)
3)
4)
5)
b.
1.
c.
Pengkajian Psikososial
1)
2)
Aktivitas terbatas
3)
4)
1)
d.
Pemeriksaan Diagnostik
2)
a)
b)
4)
5)
Tujuan
Kriteria hasil:
Intervensi
rasional
letargi, pinsan).
dingin/lembab, catat
dalam
Pantau pernafasan.
abdomen, konstipasi.
Tujuan
Kriteria Hasil :
Intervensi
Rasioanal
pengeluaran, catat
keseimbangan cairan
hari.
pembatasan.
pemasukan/pilihan diet
yang tepat.
Kolaborasi :
1. Berikan deuritik, contoh
indikasi
intravena)
1. Pola napas tidak efektif b.d. perembesan cairan, kongesti paru akibat
sekunder dari perubahan membran kapiler alveoli dan retensi cairan
intertestial.
Tujuan
Kriteria hasil
Intervensi
Rasional
(crackles)
toleransi kardiovaskuler.
Kolaborasi :
1. Berikan diet tanpa garam
furosemide, sprinolakton,
hidronclakton.
1. Tindakan pembedahan
komisurotomi
Tujuan
Kriteria hasil:
Intervensi
Rasional
kuku.
Tujuan
Kriteria hasil
Intervensi
Rasional
oksigen miokardium.
aktivitas.
Menurunkan kerja
miokardium/konsumsi oksigen.
Anjurkan menghindari
Mengejan mengakibatkan
penignkatan tekanan
saat defekasi
berlebihan.
vena.
klien.
Pertahankan penambahanU
oksigen sesuai instruksi.
untuk meningkatkan
oksigenasi jaringan.
natrium).
kontraktilitas jantung.
Tujuan
Kriteria hasil
Intervensi
Rasional
mengidentifikasi penyebab
menentukan derajat/adanya
ketidaknyamanan pasien
adanya nyeri.
kebutuhan.
Kolaborasi :
nitrogliserin, nifedipin
(vasodilator).
BAB IV
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Stenosis mitral adalah sumbatan katup mitral yang menyebabkan
penyempitan aliran darah ke ventrikel, sedangkan insufisiensi mitral adalah
keadaan dimana terdapat refluks darah dari ventrikel kiri ke atrium kiri pada
saat sistolik sebagai akibat dari tidak sempurnanya penutupan katup mitral.
Insufisiensi mitralis merupakan akibat katup mitral tidak menutup
secara sempurna. kelainan katup mitralis yang disebabkan karena tidak
dapat menutupnya katup dengan sempurna pada saat systole. Jika hal ini
terjadi maka curah jantung akan berkurang dan menyebabkan kurang
efektifnya pendistribusian oksigen ke seluruh tubuh.
Aortic stenosis adalah penyempitan abnormal dari klep (katup) aorta
(aortic valve). Sejumlah dari kondisi-kondisi menyebabkan penyakit yang
berakibat pada penyempitan dari klep aorta. Ketika derajat dari penyempitan
menjadi cukup signifikan untuk menghalangi aliran darah dari bilik kiri ke
arteri-arteri, yang mengakibatkan persoalan-persoalan jantung berkembang.
Penyebab tersering terjadinya stenosis mitral adalah demam reumatik
(lebih dari 90%). Berdasarkan guidelines American College of Cardiology
1998 tentang manajemen penyakit jantung katup, hanya 40% yang
DAFTAR PUSTAKA
Arthur C. Guyton and John E. Hall ( 1997), Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi 9,
Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta
Mansyur, Arif. 2003. Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta
Marylin E. Doengoes, Mary Frances Moorhouse, Alice C. Geissler (2000), Rencana
Asuhan Keperawatan: Pedoman Untuk Perencanaan dan
Pendokumentasian Perawatan Pasien Edisi 3, Peneribit Buku Kedokteran
EGC, Jakarta
Price, Sylvia Anderson and Lorraine McCarty Wilson. 1995. Patofisiologi Konsep
Klinis Proses-proses penyakit.Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC.