Anda di halaman 1dari 8

Borang Portofolio

Nama Peserta: dr. Anisa Tri Astuti


Nama Wahana: RSU BERKAH PANDEGLANG
Topik: Demam Berdarah Dengue grade III
Tanggal (kasus): 22 juni 2016

No. RM: 444356

Nama Pasien: Tn.SI


Nama Pendamping: dr. Desi Suzana

Tanggal Presentasi:
Tempat Presentasi: RSU BERKAH PANDEGLANG
Obyektif Presentasi

Keilmuan

Keterampilan

Penyegaran

Diagnostik

Manajemen

Masalah

Neonatus

Bayi

Anak

Remaja

TinjauanPustaka

Dewasa

Istimewa
Lansia

Bumil

Deskripsi: Tn, 19th, Demam Berdarah Dengue grade II


Tujuan: Penegakkan diagnosis dan penatalaksanaan Demam Berdarah Dengue grade II, serta
mencegah komplikasi dan terjadinya serangan kembali, edukasi kepada keluarga pasien.
Bahan bahasan:

Tinjauan Pustaka

Riset

Cara membahas:

Diskusi

Presentasi dan diskusi

Data pasien:

Nama: Tn. Si Usia: 19 tahun

Nama klinik: RSU Berkah Pandeglang

Kasus
Email

Audit
Pos

Nomor Registrasi: 444356


Terdaftar sejak: 22 Juni
2016

Data utama untuk bahan diskusi:


Diagnosis / Gambaran Klinis:
Keluhan utama

: Demam

Pasien mengeluh demam, demam dirasakan sudah hari ke-4. Demam tinggi 3 hari terus
menerus, tidak turun setelah diberi penurun panas. Pasien mengeluh nyeri seluruh badan. Pasien
juga mengeluh mimisan sebanyak 1x. Disertai mual dan muntah 2 kali berisi makanan. Nafsu
makan menurun. BAK tidak ada kelainan. BAB berwarna hitam disangkal. Makan dan minum
berkurang sejak 1 hari.

Riwayat Pengobatan: Paracetamol tablet


Riwayat Alergi : (-)
Kondisi lingkungan sosial dan fisik (rumah, lingkungan): Pasien tinggal bersama kedua
orang tua dan kondisi ventilasi rumah baik. Dan memiliki sumur dibelakang rumah.
Riwayat penyakit dahulu : Pasien tidak pernah mengalami hal seperti ini sebelumnya.
Daftar Pustaka:
1. Departemen Kesehatan RI. Tatalaksana Demam Berdarah Dengue di indonesia. Jakarta:

2009.
2. Riyanto BS, Hisyam B. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi 4. Demam Berdarah

Dengue. Jakarta: Pusat Penerbitan Departemen IPD FKUI, 2006. p. 984-5.


3. PB PAPDI. Panduan Pelayanan Medik. Jakarta: Pusat Penerbitan Departemen IPD
FKUI, 2006. p. 105-8
Hasil Pembelajaran:

1. Diagnosis DHF Stadium II


2. Tatalaksana DHF Stadium II
3. Menentukan pencegahan, untuk mengurangi angka kekambuhan

Diagnosis dan penilaian DHF Stadium II


Penatalaksanaan DHF Stadium II
Edukasi kepada pasien dan keluarga untuk membantu mencegah terjadinya DHF kembali

Rangkuman Hasil Pembelajaran Portofolio:


1. Subjektif
Pasien mengeluh demam, demam dirasakan sudah hari ke-4. Demam tinggi 3 hari terus menerus,
tidak turun setelah diberi penurun panas. Pasien mengeluh nyeri seluruh badan. Pasien juga
mengeluh mimisan sebanyak 1x. Disertai mual dan muntah 2 kali berisi makanan nafsu makan
menurun. BAK tidak ada kelainan dan BAB berwarna hitam disangkal. Makan dan minum
berkurang sejak 1 hari.
2. Objektif
Hasil pemeriksaan fisik: GCS 15, Keadaan Umum: lemah, TD 100/60 mmHg Nadi:
110x/menit, RR: 24x/menit,S: 38,7C, kepala/leher: faring normal, epistaksis (+). thorax:
dalam batas normal, abdomen: nyeri tekan epigastrium (+), extremitas: edema (-), akral
hangat, CRT 2.
Lab:
DL (lab tgl 22/07/2015)
Hb: 14,1
Hct: 54,3
Leukosit: 6.500
Trombosit: 47.000
MCV: 67,5
MCH: 20,9

IgM Salmonella: (-)

Pada kasus ini diagnosis ditegakkan berdasarkan:


Anamnesa: px mengeluh demam hari ke-4.demam 3 hari terus menerus, tidak turun
diberi penurun panas, mimisan sebanyak 1x, nyeri seluruh badan
Pemeriksaan fisik: KU lemah, suhu 38,7C, N : 110x/menit lemah, TD: 100/60,
nyeri tekan epigastric (+)
Pemeriksaan penunjang: trombosit : 47.000 , Hb : 14,1, Hct: 54,3
3.

Assessement

Definisi
Adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus Dengue dan ditularkan melalui gigitan
nyamuk Aedes Aegypti
Etiologi
Virus dengue termasuk dalam kelompok arbovirus B., dan sekarang dikenal
sebagai genus flavivirus, famili flaviviridae yang memiliki 4 serotipe virus dengue ( den-1, den2, den-3, den-4). Infeksi salah satu serotipe akan menimbulkan antibody terhadap serotipe yang
bersangkutan, sedangkan antibody yang terbentuk terhadap serotipe lain

sangat kurang,

sehingga tidak dapat memberikan perlindungan terhadap yang memadai terhadap serotipe lain
tersebut. 2
Sabin adalah orang pertama yang berhasil mengisolasi virus dengue, yaitu dari darah penderita
sewaktu terjadi epidemi demam dengue di Hawaii dengan diberi nama tipe I, sedangkan virus
dari penderita demam dengue yang berasal dari New Guinea diberi nama tipe 2. Dari serum
penderita yang diserang Philippine hemoragic fever yang terjadi di Manila pada tahun 1953
dapat diisolasi tipe virus dengue baru yang diberi nama virus dengue tipe 3 dan 4.
Terdapat tiga factor yang berperan pada penularan infeksi dengue yaitu manusia, virus dan
vektor perantara. Nyamuk aedes aegypti dapat menularkan virus dengue pada manusia secara
langsung dan tidak langsung.
Secara langsung: setelah menggigit orang yang

sedang mengalami viremia, secara tidak

langsung setelah melalui masa inkubasi dalam tubuhnya selama 8-10 hari (periode inkubasi

ekstrinsik), pada manusia diperlukan waktu 4-6 hari (periode inkubasi intrinsic) sebelum menjadi
sakit setelah virus masuk dalam tubuh.
Pada nyamuk sekali virus masuk dan berkembang biak maka nyamuk tersebut seumur hidupnya
dapat menularkan virus. Tapi pada manusia penularan hanya dapat terjadi saat tubuh dalam
keadaan viremia antara 3-5 hari.
Di Indonesia dikenal 2 jenis nyamuk Aedes, yaitu :
1. Aedes aegypti

Paling sering ditemukan baik di kota maupun di desa

Nyamuk hidup dan berkembang biak melalui air bersih dan tidak langsung
berhubungan dengan tanah,seperti : Bak mandi/ WC, minuman burung, air
tempayan/gentong, kaleng, ban bekas, dll.

Nyamuk ini sepintas nampak berlurik, berbintik-bintik putih.

Tersebar luas di pelosok Tanah Air kecuali ketinggian > 1000 m d p

Daur hidup nyamuk: 10-12 hari ( telur dewasa )

Hanya nyamuk betina yang menggigit dan menghisap darah terutama pagi dan sore
hari .Umur nyamuk Betina: 2 minggu 3 bulan , dengan rata-rata 1,5 bulan
tergantung suhu dan kelembaban udara.

Kemampuan terbang: 40-100m dari tempat perkembang biakkannya.

Tempat istirahat: benda-benda yang

tergantung dalam rumah seperti

gordyn,

kelambu, pakaian di kamar gelap dan sembab.


2. Aedes albopictus
Nyamuk jenis ini kurang berperan menyebarkan penyakit demam berdarah,hal ini karena
hidup dan berkembang biaknya di kebun atau semak-semak,dimana tertampung air ujan
yang bersih yaitu pohon pisang, pandan, dll.menggigit pada siang hari dan jarak
terbangnya hanya 50 meter.
Patogenesis
Saat ini didominasi 2 teori besar :
1. Teori Virulensi virus
-

Dikeluarkan oleh Sabin (1931)

Diantara serotipe dan diantara strain sendiri juga mempunyai susunan protein
yang berbeda

Infeksi tergantung dari jumlah dan virulensi virus yang mengalahkan pertahanan
tubuh

Tidak membedakan secara tegas antara DD dan DBD. 3

2. Teori Imunopatologi
-

Reaksi imun mempunyai dua aspek : respon kekebalan atau malah menyebabkan
penyakit.

Sesudah mendapat infeksi virus dengue satu serotipe kekebalan terhadap


serotipe tersebut tapi tidak untuk serotipe lain.

Jika terkena infeksi dengan serotipe berbeda maka akan timbul infeksi yang berat.

Teori ini disebut secondary heterologous infection oleh Halstead. 3

Beberapa teori lain yaitu teori antigen antibodi, teori infection enhancing antibody, dan teori
mediator

Klasifikasi
Demam Dengue

Gejala
Keterangan
Demam disertai 1 atau lebih gejala: nyeri Rawat Jalan
kepala,nyeri

belakang

mata,

nyeri

DBD Derajat I

otot,nyeri sendi
Gejala diatas di tambah uji bendung / Rawat Observasi

DBD Derajat II

rumple leed (+)


Gejala diatas

DBD Derajat III

spontan
Gejala diatas ditambah tanda-tanda: nadi Rawat inap

ditambah

Rawat jalan
perdarahan Rawat inap

cepat, penurunan TD, ujung-ujung tangan


DBD Derajat IV

dan kaki dingin


Syok berat.

Keterangan :
1. Derajat I dan II disebut DBD tanpa renjatan

Rawat inap

2. Derajat III dan IV disebut DBD dengan renjatan atau DSS.


KRITERIA DIAGNOSIS DBD WHO (1997)
Kriteria klinis
- Demam 2-7 hari,timbul mendadak ,tinggi terus menerus tanpa sebab yang jelas
- Manifestasi pendarahan ,baik karena manipulasi ( uji torniquet ) maupun karena
spontan ( petekia, purpura, ekimosis, epistaksis dan perdarahan gusi ), hematemesis, melena.
- Pembesaran hati
- Syok: nadi kecil dan cepat dengan tekanan nadi < 20 mmHg, atau hipotensi
menjadi 80 mmHg , akral dingin, penurunan kesadaran, sianosis sirkumoral. 1
Kriteria laboratorik
1. Trombositopenia: jumlah trombosit 100.000/mm3
2. Hemokonsentrasi: meningginya nilai hematokrit > 20 % dari normal. 1

Diagnosis di tegakkan bila di dapat 2 gejala klinik disertai trombositopenia dengan atau tanpa
hemokonsentrasi. 1
Plan:
Pengobatan:
Pasien didiagnosa dengan DHF grade II
PDx : DPL serial, Ns-1, IgM Dengue,IgG dengue
PTx : o2 2L lpm nasal canul
ivfd Ringer Laktat 20 tpm
Inj Antiemetik ( Ondansentron ) 3x 4 mg iv
Anti piretik ( Parasetamol infus ) 3 x 1 gr iv
PPI ( Omeprazole) 2x 40 mg iv
Bila DHF grade III atau DSS terapi cairan sebagai berikut :
IVFD Ringer Asering 20 cc/kgBB dalam 15 menit pertama , bila BB 18 kg maka
pemberian cairan :
360cc/15 menit

pantau ttv
syok teratasi ( nadi teraba kuat, tekanan nadi > 20mmHg, akral hangat)
Cairan dan tetesan disesuaikan
IVFD RA 10cc/kgBB /1jam
180cc/1jam
evaluasi ketat tanda vital, tanda pendarahan, diuresis
IVFD RA 5cc/kgBB/ 1jam
90cc/1 jam
IVFD RA 3cc/kgBB/ 2jam
55cc/2jam
cek pcv post resusitasi
IVFD RA 1400cc/ 24 jam cairan maintenance
Pendidikan:

Tujuan edukasi pada pasien DHF :


1. Mengenal perjalanan penyakit dan pengobatan
2. Melaksanakan pengobatan yang maksimal
3. Mencapai aktivitas yang optimal
4. Meningkatkan kualitas hidup

Secara umum bahan edukasi yang harus diberikan adalah :


1. Pengetahuan dasar tentang DHF
2. Cara pencegahan perburukan penyakit
3. Menghindari pencetus

Konsultasi dan Rujukan:


Pasien memerlukan konsultasi dokter spesialis penyakit dalam.

Anda mungkin juga menyukai